Anda di halaman 1dari 14

2.1.

Bensin

Salah satu bahan terpenting adalah bensin. Dipasaran bensin tersedi dalam berbagai
jenis yaitu premium, premix dan pertamax yang mempunyai harga berbeda-beda sesuai
dengan mutunya. Mutu bensin ditentukan oleh efektifitas pembakarannya dalam mesin.
Bahan bakar yang baik bila didalam mesin tidak menimbulkan ketukan (knocking) atau
mempunyai angka oktan/ angka efisien yang tinggi.

Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan
bermoto roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin, yaitu premium,
petamax, dan peamax plus. Ketiganya mempunyai mutu atau peformance yang berbeda.
Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang
ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya, semakin baik
mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu pembakaran menjadi
terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin
menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu
”isooktana” dan n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara banyak macam senyawa
yang tedapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan ketukan palin sedikit dan dibei nilai
oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu setara denagn campuran
92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan 88. sedangakan pertamax
plus mempunyai nilai 94.
Seperti diketahui, bahan bakar minyak (BBM) mengambil porsi 52% dalam
kebutuhan energi nasional. Sebagian besar BBM adalah bersubsidi, bahkan pada tahun 2006
besar subsidi berjumlah 60,6 triliun dan sekitar 43% kebutuhan BBM dalam negeri masih
diimpor. (Timmas BBN, 2006). Pada tahun 2006 volume BBM mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2005, sebagai dampak Peraturan Presiden No. 5 tanggal 30
September 2005 yang menaikkan harga premium 188%, solar 20,5% dan minyak tanah
286%.

Bensin dan premium merupakan BBM peringkat kedua terbesar penggunaannya setelah
minyak solar dengan kebutuhan yang meningkat dari tahun ke tahun. Dengan pertumbuhan
sebesar 7%. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI memperkirakan kebutuhan
bensin (premium) di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 21 juta kilometer.

Bensin mengandung energi kimia. Energi ini diubah menjadi energi panas melalui proses
pembakaran (oksidasi) dengan udara didalam mesin atau motor bakar. Energi panas ini
meningkatkan temperatur dan tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi tersebut
berekspansi melawan mekanisme-mekanisme mesin. Ekspansi itu diubah oleh mekanisme
link menjadi putaran carnkshaft sebagai output dari mesin tersebut. Selanjutnya carnkshaft
dihubungkan kea system transmisi oleh sebuah poros untuk mentransmisikan daya atau
energy putaran mekanis. Energi ini kemudian dimanfaatkan sesuai dengan keperluan,
misalnya untuk menggerakkan roda motor atau mobil.

Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia
CnH2n+2, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan Cn. Dengan kata lain, bensin terbuat dari
molekul yang hanya terdiri dari hydrogen dan karbon saling terikat satu dengan lainya
sehingga membentuk rantai.

Molekul hidrokarbon sengan panjang yang berbeda memiliki sifat dan kelakuan berbeda pula.
CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”, bertambahnya atom C dalam rantai
tersebut membuatnya semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana,
etana, propane dan pbutana.Pada temperature dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas
dengan titik didih masing-masing -107o , -67o, -43o, dan -18oC. Berikutnya dari C5 sampai
C18 berwujud cair dan mulai dari C19 keatas berwujud padat.

Di Indonesia terdapat beberapa bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu
pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ditemukan berdasarkan nilai RON
(reserch octane number).
· Premium (RON 88) Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kuning
jernih. Warna tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Umumnya, premium
digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan
motor tempel. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.

· Pertamax (RON 92), Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mensyaratkan penggunaan
bahan bakar beroktan tinggi tanpa timbel (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk
kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi
setara dengan electronic fuel injection dan xatalytic converters.Pertamax Plus (RON 95),
jenis BBM ini mempunyai nilai oktan tinggi (95). Pertamax dan Pertamax Plus dipasarkan
sejak 10 Desember 2002. Pertamax Plus ditujuka untuk kendaraan berteknologi mutakhir
yang mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan.
Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio lebih
besar dari 10,5 dan menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable valve
timing (VVT-I pada Toyota, VVT pada Suzuki, VTEC pada Honda dan VANOS/Valvetronic
pada BMW), turbochargers, serta catalic converters

Untuk bensin sebagai istilah kimia, lihat Benzena.


Sebuah toples berisi bensin
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan
bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian
besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat
digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat.
Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana
atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan
etanol sebagai bahan bakar alternatif.

Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia yang semakin dinamis.
Bahkan orang Amerika menggunakan 1,36 miliar liter bensin setiap hari.

Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut
komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari Oktan setiap campuran. Di Indonesia,
bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar: campuran standar, disebut premium, dan
bensin super.

2.2. Komposisi Bensin dan Bilangan Oktan

Angka okatan atau bilangan oktan adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan
komposisi antara rantai lururs (n-heptana) dan rantai bercabang (isooktana). Karana
komposisi bensin terdiri dari n-heptana dan isooktana, yang mempunyai struktur sebagai
berikut
Bilangan oktan mempunyai nilai nol (untuk n-heptana) sampai seratus (untuk isooktana).
Bensin perdagangan diantaranya premium dengan angka oktan 82 yaitu mengandung 82% iso
oktana dan 18 % n-heptana.
Berdasarkan keterangan diatas,
a. Pertamax mempunyai nilai oktan 92, berarti terdiri dari ….% n-heptana dan ….%
isooktana
b. Pertamax plus mempunyai bilangan oktan …. Yang terdiri dari 95 % isooktana dan ….%
n-heptana.

2. Zat Additif Bensin


Bensin yang merupakan hasil penyulingan minyak bumi mempunyai bilangan oktan yang
rendah(< 60), karena sebagian besar terdiri alkana rantai lurus. Bilangan oktan yang rendah
dapat ditingkatkan dengan menambahkan zat additive anti ketukan yaitu yang memproses
pengubahan alkana rantai lurus menjadi rantai bercabang. Zat anti ketukan yang sudah
digunakan diantaranya adalah :
a. Tetra Etil Lead (TEL)
Rumus molekul Pb(C2H5)4 . TEL dilarang penggunaannya karena saat penggunaannya pada
pembakaran bensin dapat menghasilkan oksida timah (PbO) yang menempel pada komponen
mesin. Agar (PbO) tidak menempel penggunaan TEL (65%) ditambahkan dengan 1,2-
dibromo etana dan 1,2-dikloro etana yang mengubah Pb menjadi PbBr2 (mudah menguap)
yang keluar dari knalpot. Zat ini dapat mencemari udara dan jika masuk ke dalam tubuh akan
mengakibatkan anemia, sakit kepala dan bila dalam kadar tinggi dapat menimbulkan
kematian.
b. Ethyl Tertier Butil Ether (ETBE)
Rumus Molekul CH3O(C2H5)3
c. Tertier Amil Metil Eter (TAME)
Rumus molekul CH3 O (CH3) C2H5
d. Metil Tertier Butil Eter (MTBE)
Rumus Molekul CH3O(CH3)3
Additive yang paling banyak digunakan sampai saat ini. Namun penggunaannya juga dibatasi
karena beracun dan penyebab kanker. Bensin premix menggunakan campuran MTBE dan
TEL.
Gas buangan kendaraan yang mungkin menghasilkan CO, CO2, SO2 dan NOx. Gas
COsangat berbahaya kalau terhirup terlalu banyak dapat menyebabkan kematian, sebab
mengganggu proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin.

2.3. Sifat Kimia Bensin

Bensin atau solar merupakan bahan bakar tak terbarukan yang terbuat dari minyak bumi.
Terbentuk dari sisa-sisa tanaman dan binatang (diatom) yang hidup ratusan juta yang disebut
fosil. Sisa-sisa jasad renik inilah yang kemudian ditutupi dengan lapisan sedimen dari waktu
ke waktu.

Dengan tekanan ekstrim dan suhu tinggi selama jutaan tahun, sisa organisme ini akan
menjadi campuran hidrokarbon cair (senyawa kimia organik dari hidrogen dan karbon) yang
kita sebut sebagai minyak mentah. Kilang memecah hidrokarbon ini menjadi produk yang
berbeda. Pemilahan produknya ini termasuk diantaranya bensin, solar, residu, dan produk
sejenis.

Karena dari fosil bumi maka jumlahnya lama kelamaan menipis otomatis harganya pun dari
waktu kewaktu kian melambung tinggi. Apalagi yang disebut Bensin atau solar yang
berkualitas tinggi, kelak harganya selangit dan kita berat menjangkaunya.Saat ini saja sudah
tembus pada kisaran harga 9500 sampai 12000.

Sebagaimana sifat kimiawi tetap dari bensin atau solar itu sendiri bahwa pada saat bensin
atau solar meninggalkan kilang minyak ( Refinery ) maka bensin atau solar tersebut
mengalami perubahan, yaitu penurunan ( degradasi ) kualitas dan kehilangan energy
potensialnya – yang disebabkan oleh proses oksidasi dan pertumbuhan mikroorganisme.

Pada awalnya bensin atau solar yang terdegradasi tidak bisa dilihat dengan kasat mata.
Dengan masa penyimpanan yang lama dan pengaruh lingkungan maka bensin atau solar akan
berubah menjadi semacam pernis yang mengental. Bensin atau solar yang kualitasnya turun
ini positif menimbulkan masalah serius pada kendaraan.

Jenis Bensin dan Oktan di Indonesia

 Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88


 Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
 Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.
 Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100.
 Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.
 Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.
 Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.
 Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.

Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu :

1. Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana kualitasnya
tergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar. Bila mengandung banyak
aromatik-aromatik dan napthen-naphten akan menghasilkan bensin yang tidak
mengetok (anti knocking).
2. Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyak gas
dan residu.
3. Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik.
4. Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah.

Bensin biasanya digunakan sebagai :

1. Bahan bakar motor

Sebagai bahan bakar motor ada beberapa sifat yang diperhatikan untuk menentukan baik atau
tidaknya bensin tersebut.

 Keadaan terbang (titik embun)

Gangguan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalam karburator dari
sebuah motor yang disebabkan oleh adanya kadar yang terlalu tinggi dari fraksi-fraksi yang
sangat ringan dalam bensin. Hal ini terutama disebabkan oleh terlalu banyaknya propana dan
butana yang berasal dari bensin. Gelembung gelembung gas yang terdapat dalam keadaan
tertentu dapat menutup lubang-lubang perecik yang sempit dan pengisian bensin akan
terhenti.
 Kecendrungan mengetok (knocking)

Ketika rasio tekanan dari motor relatif tinggi, pembakaran bisa menyebabkan peletusan
(peledakan) didalam silinder, sehingga :

- Timbulnya kebisingan knock

- Kekuatan berkurang

- Menyebabkan kerusakan mesin

Hidrokarbon rantai bercabang dan aromatik sangat mengurangi kecendrungan dari bahan
bakar yang menyebabkan knocking, misalnya 2,2,4 -trimetil pentana (iso-oktan) adalah anti
knock fuels. Harga yang tinggi dari bilangan oktan mengakibatkan makin baik melawan
knocking. Mesin automibil modern memerlukan bahan bakar dengan bilangan oktan antara
90 dan 140, semakin tinggi rasio penekanan (compression) maka diperlukan bilangan oktan
yang tinggi pula. Bilangan oktan dapat dinaikkan dengan menambahkan beberapa substansi,
antara lain fefraefyl lead (TEL) dan feframefyl lead (l-MI) yang ditambahkan dalam bensin
dengan kuantitas yang kecil karena dikuatirkan apabila ditambahkan terlalu banyak efek
timah bagi lingkungan. TEL (Pb(C2Hs)4) dibuat dari campuran timah hitam dengan natrium
dan eti!klorida, reaksinya :

Pb + 4Na + 4C2H5Cl -> Pb(C2H5)4 + 4 NaCl

 Keadaan “damar” dan stabilitas penyimpanan

Damar dapat terbentuk karena adanya alkena-alkena yang mempunyai satu ikatan ganda
sehingga berpotensi untuk berpolirherisasi membentuk molekulmolekul yang lebih besar.
Pembentukan damar ini dipercepat oleh adanya zat asam di udara, seperti peroksiden.
Kerugian yang disebabkan oleh pembentukan damar ini antara lain :

 Bahan ini dapat menempel pada beberapa tempat dalam motor, antara lain saluran-
saluran gas dan pada kutub yang dapat mengakibatkan kerusakan pada motor.
 Menurunkan bilangan oktan karena hilangnya alkena-alkena dari bensin.

Pembentukan damar dapat dicegah dengan penambahan senyawa-senyawa dari tipe


poliphenol dan aminophenol, seperti hidroquinon dan p-aminophen.

 Titik beku
Jika dalam bensin terdapat prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik tertentu maka pada
waktu pendinginan, aromatik itu akan mengkristal dari mengakibatkan tertutupnya lubang-
lubang alai penyemprotan dalam karburator. Titik beku ini terutama dipengaruhi oleh benzen
(titik beku benzen murni ± 5ºC).

 Kadar belerang

Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah :

- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.

- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagi

2.4. Proses Pembuatan BBM (Bensin, Solar, Avtur, Minyak tanah)


Bahan Bakar Minyak adalah salah satu produk kimia yang paling sukses di dunia,
produk ini mulai diperkenalkan setelah penemuan mesin Carnot (berbahan bakar Bensin) dan
Mesin Diesel (awalnya berbahan bakar minyak dari kacang kemudian diganti dengan
Automotive Diesel Oil atau lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan minyak solar). Dua
mesin ini berguna untuk penggerak kendaraan pengganti kereta kuda dan kereta api uap.
Saat ini penggunaan BBM didominasi oleh penggunaan bensin untuk keperluan
kendaraan pribadi berupa mobil dan motor. Minyak diesel juga banyak dipakai oleh PLN
sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) khususnya untuk
pembangkitan di luar pulau Jawa dan Bali. Keunggulan PLTD ini adalah dapat dimatikan dan
dihidupkan secara cepat dan mudah, seperti halnya kita men-starter mobil/motor. Kenapa
harus PLTD? Karena, masyarkat di luar jawa jauh lebih banyak menggunakan listrik di waktu
malam saja untuk penerangan dan melihat TV. Ini jauh berbeda dengan masyarakat di Jawa,
dimana pemakaian di waktu siang dan malam-malam tidak begitu berbeda, karena siang hari
listrik dipakai untuk mesin pabrik dan AC perkantoran.

Berikut skema proses pembuatan BBM:


Proses diawali dengan pencarian minyak bumi, lalu kalau sudah ketemu minyaknya dan
isinya cukup banyak, dilanjutkan dengan pemompaan. Tentunya prosesnya tak hanya
dipompa saja, setelah itu masih perlu pemisahan dengan air dan kotoran lainnya. Untuk
sumur-sumur yang sudah tua dan hasil minyak sudah menurun, perlu ditambahkan teknologi
untuk mengambil sisa-sisa minyak yang masih terperangkap di batu-batuan. Teknologinya
disebut Enhanched Oil Recovery bisa dengan penambahan uap panas, cairan surfaktan, gas
Karbon Dioksida atau bahan kimia lain.

Kemudian minyak bumi diangkut ke pabrik pengolahan minyak bumi (kilang), disana minyak
akan dipisahkan dengan penyulingan I (Distilasi), yang akan menghasilkan 3 produk yaitu
Fraksi LPG I, Fraksi Sedang I, dan Fraksi Berat I.

Fraksi LPG dari penyulingan I sebagian masuk reaktor Isomerisasi menjadi Bensin, sebagian
lagi masuk ke reaktor Reforming menjadi bensin dan kondensat.

Fraksi sedang I masuk reaktor hydroteating menjadi minyak tanah, avtur dan minyak
diesel/solar.
Lalu Fraksi berat I masuk Alat Penyulingan/Distilasi II menghasilkan Fraksi LPG II, Fraksi
Sedang II, dan Fraksi Berat II. Fraksi LPG II inilah yang banyak kita pakai untuk masak di
dapur sekarang ini.

Fraksi sedang 2 sebagian masuk reaktor Hidrocracking kemudian menghasilkan minyak


tanah, avtur dan minyak diesel/solar.

Fraksi Berat 2 kemudian masuk proses Coking yang menghasilkan dua produk yaitu aspal
dan petroleum Coke (petcoke/kokas). Kokas ini juga bisa sebagai bahan bakar padat seperti
batu bara.

Sekian cerita proses pembuatan BBM ini, begitu mudah ternyata.

2.5. Kualitas Bensin


Bensin atau sering disebut gasoline terdiri dari campuran isomer heptana dan oktana.
Merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar mesin dan
kendaraan bermotor.
Mutu bensin ditentukan ditentukan oleh jumlah ketukan (knocking) pada mesin yang
ditimbulkan. Jumlah ketukannya dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin tinggi mutu bensin,
berarti jumlah ketukan semakin sedikit dan nilai oktannya semakin tinggi. Sebagai
pembanding dalam penentuan nilai oktan pada bensin digunakan nilai n –heptana dan
isooktana. Isooktana memberikan ketukan paing sedikit diberi nilai oktan 100 dan n-heptana
menghasilkan ketukan paling sedikit diberi nilai oktan nol ( 0 ). Dengan demikian bila suatu
bensin mempunyai nilai oktan 80 artinya sebanding dengan 80% isooktana dan 20% n-
heptana.
Salah satu jenis bensin, misalnya premix mempunyai nilai oktan 94 dan premium
mempunyai nilai oktan 80 – 85 sedangkan super TT mempunyai nilai oktan 98. Bensin pada
umumnya banyak menimbulkan ketukan karena sebagian besar bensin yang merupakan hasil
penyulingan terdiri dari alkana rantai lurus. Bensin yang berantai hidrokarbon lurus
kualitasnya kurang baik karena mengakibatkan penyalakan/ ketukan / knocking pada mesin
sehingga mesin cepat rusak. Namun knocking dapat dikurangi dengan menambahkan TEL
(Tetra Ethyl Lead) karena zat tersebut dapat meningkatkan nilai oktan pada bensin. Tetapi
kekurangan TEL adalah dihasillkan logam timbal yang berbahaya bagi makhluk hidup dalam
dosis yang tinggi serta menghasilkan oksida timah hitam yang keluar bersama asap kendaraan
bermotor atau menempel pada mesin. Sehingga sebagai alternatif dapat digunakan MTBE
(Methyl Tersier Buthyl Ether).
Struktur dari TEL dan MTBE adalah sebagai berikut :

2.6. Kandungan Bensin dan Solar

Posted by Niken Sasmaya at 5:15 AM . Tuesday, May 27, 2008


Pemantauan kualitas bahan bakar bensin dan solar di 20 kota di Indonesia merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan setiap tahun secara rutin. Dimana dalam kegiatan tersebut bertujuan
untuk mengetahui kualitas dan mengontrol bahan bakar yang ada di Indonesia. Adapun kota-
kota tersebut adalah Jakarta, Medan, Palembang, Padang, Pekanbaru, Batam, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Lombok, Kupang, Banjarmasin, Balikpapan,
Makasar,Manado, Palu, Ambon dan Sorong. Parameter yang di uji untuk jenis bensin adalah
Angka octane, Timbel (Pb) dan untuk jenis solar adalah indeks setan, Belerang, Sulfur
karakteristik distilasi. Hasil pemantauan kualitas bahan bakar di 20 kota di Indonesia yang
diambil dari 87 SPBU di Indonesia yang meliputi 173 unit dengan komposisi bensin jenis
Premium sebanyak 87 contoh uji dan untuk solar sebanyak 86 contoh uji. Analisis bensin dan
solar tersebut adalah : 1. timbel (Pb)
Dimana kota Palembang merupakan kota yang mengandung kadar timbel (Pb) yaitu (0,149
g/l), Yogyakarta (0,070 g/l), Semarang (0,051 g/l), Batam (0,015 g/l), dan Denpasar (0,020
g/l) dimana standart yang diperbolehkan yaitu 0,013 g/l.
2. Angka octane (RON)
Rata-rata RON pada bensin dari 20 kota adalah 89,4, adapun range dari angka oktan tersebut
adalah minimum 87,90 dan maksimum 91,70. Dapat dikatakan bahwa RON pada bensin jenis
premium di Indonesia telah cukup baik. Berdasarkan hasil pemantauan, angka oktana cukup
baik (di dasarkan pada spesifikasi yang dikeluarkan oleh Dirjen Migas) terkecuali ada 1
contoh uji yang diambil dari salah satu SPBU di kota Semarang yang menunjukkan bilangan
oktan tidak mencapai 88 tetapi hanya 87,90.
3. Kadar Belerang dalam Solar
Untuk jenis solar, rata-rata kandungan belerang adalah 1.561 ppm dnegan range minimum
700 ppm sampai dengan maksimum 3.300 ppm. Ada beberapa kota yang mengalami
kenaikan rata-rata belerang dalam bensin yaitu Jakarta, Batam, Palembang dan Yogyakarta,
dan juga terjadi penurunan kadar belerang dalam solar yang cukup signifikan yaitu Bandung,
Surabaya dan Makasar.
4. Indeks Setana
Untuk indeks setana rata-rata 54,5 dengan range minimum 47 dan maxsimum 67. Angka ini
sekalipun sesuai dengan spesifikasi yang di keluarkan oleh Dirjen Migas, Dept. ESDM, harus
ditingkatkan apabila ingin memperbaiki kualitas udara. Angka setana selain mempengaruhi
emisi kendaraan dan konsumsi bahan bakar juga berpengaruh secara signifikan terhadap
emisi Nox terutama pada beban rendah. Peningkatan angka setana dari 50 menjadi 58 akan
menurunkan 26% emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). Dalam kaitanya
dengan konsumsi bahan bakar, kenikan angka setana akan mengurangi konsumsi bahan bakar
dan juga kebisingan mesin.
5. Karakter Distilasi
Temperatur destilasi menyatakan volatilitas atau kecenderungan suatu cairan untuk berubah
menjadi gas. Destilasi minyak solar juga mempengaruhi viskositas, titik nyala, titik swanyala,
angka setana dan densitas dari minyak solar. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas bahan
bakar di 20 kota tahun 2006, rata-rata distilasi dari minyak solar di Indonesia adalah 60 (%
v/v). Agar masyarakat juga mengetahui kualitas bahan bakar bensin dan solar di 20 kota
tersebut maka telah di lakukan pengumuman terhadap kualitas bahan bakar tersebut pada
tanggal 6 September 2006 di Hotel Dharmawangsa Jakarta. Pada acara tersebut telah
menghadirkan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Perhubungan dan Dirjen
komunikasi dan Telematika Departemen Perindustrian dan Kepala Lemigas Departemen
Energi Sumber Daya Mineral.
Telah di keluarkanya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2006 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lainb.
Telah di keluarkanya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2006 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain
Konsumsi dan Komposisi Bensin Nasional
PERTAMINA dan Jenis Bensin Nilai Harga jual Keterangan
beberapa distributor Oktan Per-liter
swasta menjual beberapa (Rp.)
jenis bensin yaitu :
No.
1. Premium 88 1000 Mengandung Pb
2. Premix 94 1300 Mengandung Pb
3. Super TT 98 1400 Tidak mengandung
Pb
4. Bahan Bakar 80 900 Tidak mengandung
2Langkah Pb
(BB2L)

Konsumsi bensin nasional mencapai 11 juta Kl pada tahun 1999 (190.000 bbl/hari).
Konsumsi premium sebesar 90 % sedangkan 10 % lagi Premix dan jenis lainnya. Super TT
diproduksi di Kilang Balongan sebesar 4464 bbl/hari (tahun 1994). Pertumbuhan konsumsi
Premix dan Super TT sebesar 15 % per-tahun.
Premix dihasilkan dari Premium ditambah MTBE 10 % dari volume pencampuran.
Sedangkan Premium dihasilkan dari MOGAS oktan 80 ditambah TEL sebanyak 3-4 cc/US
Gallon. Nilai import TEL Indonesia pada tahun 1995 sebesar US$ 47,5 juta. Penghilangan
TEL memaksa PERTAMINA untuk mengimpor HOMC sebesar 35 MBSD atau senilai US$
530 juta (pada tahun 2000) sebelum reformer berproduksi.
MTBE (Methyl Tertiary Buthil Ether) adalah sejenis oksigenat yang sama dengan Methanol,
Ethanol atau ETBE (Ethyl Tertiary Buthyl Ether). MTBE sudah dikenal dan dipakai secara
luas di dunia karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan oksigenat lain.
Perkembangan terakhir di California (USA) penggunaan MTBE dilarang karena telah
terbukti mencemari air tanah dan saat ini EPA (Environment Protection Agency – USA)
mulai merekomendasikan pemanfaatan oksigenat lain di luar MTBE.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah
cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang
sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin juga
dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat.
Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana
atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan
etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Seperti diketahui, bahan bakar minyak (BBM) mengambil porsi 52% dalam kebutuhan
energi nasional. Sebagian besar BBM adalah bersubsidi, bahkan pada tahun 2006 besar
subsidi berjumlah 60,6 triliun dan sekitar 43% kebutuhan BBM dalam negeri masih diimpor.
(Timmas BBN, 2006). Pada tahun 2006 volume BBM mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun 2005, sebagai dampak Peraturan Presiden No. 5 tanggal 30 September 2005
yang menaikkan harga premium 188%, solar 20,5% dan minyak tanah 286%.

Di Indonesia terdapat beberapa bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu
pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ditemukan berdasarkan nilai RON
(reserch octane number).
· Premium (RON 88) Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kuning
jernih. Warna tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Umumnya, premium
digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan
motor tempel. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol

Anda mungkin juga menyukai

  • Kisi-Kisi Uasbn 2018 PDF
    Kisi-Kisi Uasbn 2018 PDF
    Dokumen148 halaman
    Kisi-Kisi Uasbn 2018 PDF
    Anis Khoirun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Cerpen 4
    Cerpen 4
    Dokumen5 halaman
    Cerpen 4
    Anonymous 41vB67
    Belum ada peringkat
  • Tetap Dalam Jiwa
    Tetap Dalam Jiwa
    Dokumen2 halaman
    Tetap Dalam Jiwa
    Anonymous 41vB67
    Belum ada peringkat
  • B. Arab
    B. Arab
    Dokumen16 halaman
    B. Arab
    Anonymous 41vB67
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Anonymous 41vB67
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Anonymous 41vB67
    Belum ada peringkat