PTK 037 2017 Plan of Development PDF
PTK 037 2017 Plan of Development PDF
Nomor: PTK-037/SKKMA0000/2017/S0
(REVISI-01)
TENTANG
PLAN OF DEVELOPMENT (POD)
JAKARTA
PEDOMAN TATA KERJA
TENTANG Halaman i
PLAN OF DEVELOPMENT
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ii
BAB I : UMUM 1
1. Maksud dan Tujuan 1
2. Ruang Lingkup 1
3. Dasar Hukum 2
4. Referensi Hukum 2
5. Pengertian Istilah 4
BAB V : SANKSI 24
BAB VI : PENUTUP 25
LAMPIRAN 26
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
UMUM
2. Ruang Lingkup
2.1. PTK POD ini mencakup seluruh tahapan proses penyusunan, prosedur
pengajuan, evaluasi, persetujuan dan Monitoring POD.
2.2. Penyusunan dan persetujuan POD dilakukan berdasarkan data dan informasi
yang dimiliki pada saat POD tersebut disusun, diajukan, dievaluasi dan disetujui.
2.3. Dalam perkembangan suatu POD, dimungkinkan terdapat tambahan data dan
informasi baru, baik dari aspek sub-surface, Fasilitas Produksi di permukaan
(surface production facilities), serta perubahan asumsi biaya dan komersial, serta
perkembangan harga Minyak dan Gas Bumi.
2.4. Pengawasan atas perubahan data dan informasi yang terdapat dalam butir 2.3
bab ini selanjutnya merupakan bagian dari mekanisme Monitoring POD.
2.5. Khusus untuk perubahan data dan informasi yang terjadi dalam perkembangan
POD Selanjutnya/ POP, maka hasil Monitoring POD sebagaimana dimaksud
dalam butir 2.4 menjadi bagian dari persetujuan POD Selanjutnya/ POP
sebelumnya.
3. Dasar Hukum
3.1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (“UU
Nomor 22 Tahun 2001”).
3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi (“PP Nomor 35 Tahun 2004”).
3.3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012 tentang Pengalihan Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
3.4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (“Perpres Nomor 9
Tahun 2013”).
3.5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 53 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 17 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
3.6. Kontrak Kerja Sama (“KKS”) / Cooperation Contract.
4. Referensi Hukum
4.1. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat
Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Peraturan Pemerintah
Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan
Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
4.2. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 3 Tahun 2008
tentang Pedoman dan Tata Cara Pengembalian Wilayah Kerja yang Tidak
Dimanfaatkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama Dalam Rangka Peningkatan
Produksi Minyak dan Gas Bumi.
4.3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 22 Tahun 2008
tentang Jenis-Jenis Biaya Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Yang
Tidak Dapat Dikembalikan Kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
4.4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 6 Tahun 2010
tentang Pedoman Kebijakan Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.
4.5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 8 Tahun 2017
tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split sebagaimana terakhir diubah dengan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 52 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split.Pedoman Tata
Kerja Nomor PTK-017/PTK/III/2005 tentang Pedoman Pemberian Keterangan
Keadaan Darurat, Pedoman Program Pengembangan Masyarakat, dan
Pedoman Kehumasan untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama di Lingkungan
Kegiatan Usaha Hulu Migas dan perubahannya.
4.6. Pedoman Tata Kerja Nomor 040/PTK/XI/2010 tentang Abandonment and Site
Restoration dan perubahannya (“PTK ASR”).
4.7. Pedoman Tata Kerja Nomor PTK-058/SKKO0000/2015/S0 tentang Peningkatan
Recovery Factor Melalui Kegiatan Pilot Tertiary Recovery dan perubahannya
(“PTK EOR”).
4.8. Pedoman Tata Kerja Nomor PTK-059/SKKO0000/2015/S0 tentang Kebijakan
Akuntansi Kontrak Kerja Sama Untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi dan perubahannya (“PTK Kebijakan Akuntansi KKS”).
4.9. Pedoman Tata Kerja Nomor PTK-007/SKKO0000/2017/S0 tentang Pengelolaan
Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama Buku Kedua tentang Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Revisi 04 dan perubahannya (“PTK 007 Buku
Kedua”).
4.10. Surat Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 2537/13/DME/2016
tanggal 25 Februari 2016 tentang Kebijakan Terhadap Persetujuan Put On
Production.
5. Pengertian Istilah
5.1. Abandonment and Site Restoration (“ASR”) adalah sebagaimana dimaksud
dalam PTK ASR.
5.2. Biaya Kapital dan Liquefied Natural Gas (“LNG”) adalah sebagaimana
dimaksud di dalam PTK Kebijakan Akuntansi KKS.
5.3. Biaya Operasi, Operator, Plan of Development (POD) dan Work Program
and Budget (WP&B) adalah sebagaimana dimaksud di dalam KKS.
5.4. Eksploitasi, Eksplorasi, Minyak Bumi, Gas Bumi, Minyak dan Gas Bumi,
Kegiatan Usaha Hulu, Kontrak Kerja Sama (“KKS”) dan Wilayah Kerja
(“WK”) adalah sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 22 Tahun 2001.
5.5. Fasilitas Produksi adalah semua fasilitas yang digunakan untuk kegiatan
produksi dalam kegiatan hulu operasi Minyak dan Gas Bumi
5.6. Fungsi adalah satuan unit kerja setingkat divisi di SKK Migas yang memiliki
tugas pokok, kompetensi, dan sasaran kinerja tertentu.
5.7. Internal Rate of Return (“IRR”) adalah indikator tingkat efisiensi dari suatu
investasi. IRR merupakan nilai suku bunga/faktor diskon yang menyebabkan
akumulasi nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan akan menyamai
nilai akumulasi nilai sekarang dari pengeluaran investasi dan biaya operasi. IRR
5.8. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (“KKKS”) adalah sebagaimana dimaksud
dalam PP Nomor 35 Tahun 2004.
5.9. Liquefied Petroleum Gas (“LPG”) adalah gas hidrokarbon yang dicairkan
dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan
penanganannya.
5.10. Marginal Attractive Rate of Return (MARR) adalah IRR minimum
kontraktor dimana kontraktor masih mau melaksanakan suatu proyek
pengembangan lapangan.
5.11. Monitoring POD adalah kegiatan untuk mendapatkan gambaran terkini yang
mencakup planning dan outlook (actual dan forecast) dari suatu rencana
pengembangan lapangan dibandingkan dengan persetujuan POD tersebut
dan/atau Monitoring POD sebelumnya.
5.12. Net Present Value (“NPV”) adalah total nilai sekarang (Present Value) dari
suatu arus kas selama periode tertentu.
5.13. New Field adalah penemuan struktur baru yang mengandung hidrokarbon dan
BAB II
KETENTUAN USULAN POD I, POD SELANJUTNYA, DAN POP
1. Jenis-Jenis POD
1.1. POD Pertama (“POD I”)
1.1.1. POD I wajib mendapat persetujuan Menteri ESDM berdasarkan
pertimbangan dari SKK Migas.
1.1.2. Persetujuan POD I menandakan perubahan status WK dari periode
Eksplorasi menjadi periode Eksploitasi.
1.1.3. Jika terdapat perubahan terhadap POD I, maka usulan yang
disampaikan untuk persetujuan Menteri ESDM adalah mengenai aspek
yang berubah beserta perhitungan keekonomian secara keseluruhan
berdasarkan perubahan tersebut.
Penemuan Penentuan
Studi Pembahasan Persetujuan Monitoring
Minyak dan Status
Pengembangan POD POD POD
Gas Bumi Eksplorasi
3. Perubahan Operator
Dalam hal POD telah memperoleh persetujuan dan kemudian terjadi perubahan
Operator, maka Operator yang baru wajib melaksanakan dan melanjutkan POD
tersebut.
4. Persetujuan POD
4.1. POD dapat disetujui apabila telah melalui hasil Pembahasan POD yang meliputi
aspek teknis dan keekonomian.
BAB III
PROSEDUR USULAN POD I/POD SELANJUTNYA/POP
11 Local Content
13 Conclusion
submission;
1.2.10.1.1.2. POD I/POD Selanjutnya/POP approval;
1.2.10.1.1.3. Perizinan lingkungan;
1.2.10.1.1.4. Pengeboran dan komplesi;
1.2.10.1.1.5. Workover;
1.2.10.1.1.6. Fasilitas Produksi; dan
1.2.10.1.1.7. Onstream.
1.2.10.1.2. Project Schedule dibuat dalam bentuk gant chart dan
milestone.
1.2.10.2. Organisasi
1.2.10.2.1. Sub-bab ini menjelaskan gambaran organisasi secara
umum yang dapat melaksanakan seluruh lingkup
kerja POD I/POD Selanjutnya/POP dengan tetap
memperhatikan efisiensi dan efektivitas dalam
pengembangan lapangan.
1.2.10.2.2. KKKS wajib mengutamakan penggunaan tenaga
kerja Warga Negara Indonesia dengan
memperhatikan pemanfaatan tenaga kerja setempat
sesuai dengan standar kompetensi yang
dipersyaratkan.
1.2.11. Local Content (Tingkat Komponen Dalam Negeri/TKDN)
1.2.11.1. Bab ini menjelaskan mengenai rencana penggunaan barang dan
jasa dalam negeri dengan menyebutkan perkiraan persentase
TKDN terhadap total biaya berdasarkan basis hasil studi Pre-
FEED/Conceptual Engineering Design.
1.2.11.2. KKKS wajib mengoptimalkan penggunaan barang dan jasa
dalam negeri dengan merujuk kepada PTK 007 Buku Kedua.
1.2.11.3. Perkiraan TKDN disampaikan dalam bentuk penggolongan
barang dan jasa untuk pengeboran dan Fasilitas Produksi yang
menjadi ruang lingkup kegiatan POD I/POD Selanjutnya/POP.
1.2.12. Economics & Commercial
1.2.12.1. Bab ini menjelaskan biaya pengembangan lapangan yang
merupakan rangkuman atas biaya pada Bab V Bab VI, dan
Bab IX, serta penjelasan Biaya Operasi dan Sunk Cost sebagai
berikut:
1.2.12.1.1. Sunk cost/pre production cost (khusus untuk POD I).
Untuk KKS yang menggunakan ring fencing POD
basis, hal ini berlaku untuk seluruh POD;
1.2.12.1.2. Biaya pengeboran dan komplesi serta workover;
1.2.12.1.3. Biaya Fasilitas Produksi: onshore/offshore oil
processing facilities, onshore/offshore gas processing
facilities, utilities, other facilities;
1.2.12.1.4. Biaya ASR; dan
1.2.12.1.5. Biaya Operasi sesuai masa produksi dan atau biaya
yang timbul dari kegiatan sharing facilities (Biaya
Operasi langsung dan tidak langsung).
1.2.12.2. Project Economics
1.2.12.2.1. Bagian ini menjelaskan mengenai hal-hal perhitungan
dan kepastian manfaat bagi Pemerintah dan KKKS
atas:
1.2.12.2.1.1. Rencana pengembangan lapangan
(stand alone calculation);
1.2.12.2.1.2. Rencana suatu pengembangan
lapangan sebagai bagian dari kegiatan
investasi tambahan pada WK Produksi
eksisting dengan ring fencing block
basis (incremental economic
calculation), jika diperlukan; dan
1.2.12.2.1.3. Rencana pengembangan lapangan
pada WK dengan ring fencing POD
basis (termasuk sunk cost).
1.2.12.2.2. Manfaat yang dimaksud di atas tercermin dalam
indikator-indikator keekonomian bagi Pemerintah dan
KKKS. Indikator keekonomian tersebut dihitung
menggunakan model keekonomian berdasarkan KKS
yang bersangkutan.
BAB IV
Monitoring POD I/POD Selanjutnya/POP
Catatan:
Dalam diagram POD Life Cycle, POP dapat berada di dalam tahap II atau III.
BAB V
SANKSI
1. SKK Migas dapat memberikan sanksi kepada KKKS dalam hal KKKS yang telah
mendapatkan persetujuan POD Selanjutnya/ POP melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1.1. Tidak menyampaikan laporan monitoring POD Selanjutnya/ POP minimal
1 (satu) kali dalam setahun; dan/atau
1.2. Tidak melaksanakan kegiatan utama (pengeboran dan/atau pekerjaan
fasilitas produksi) pengembangan lapangan selama 2 (dua) tahun sejak
diperoleh Persetujuan POD Selanjutnya/ POP.
2. Sehubungan dengan butir 1.1 di atas, SKK Migas dapat memberikan surat
peringatan kepada KKKS sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.
3. Dalam hal KKKS setelah diberikan surat peringatan ketiga belum memperbaiki
pelaksanaan kegiatan dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam surat
peringatan tersebut, maka SKK Migas berhak meninjau kembali Persetujuan POD
Selanjutnya/ POP.
BAB VI
PENUTUP
1. PTK ini dibuat dengan mengacu pada ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.
3. Ketentuan lain yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam PTK ini akan
ditetapkan kemudian dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PTK ini.
5. Lampiran dan formulir sehubungan dengan pelaksanaan PTK ini merupakan suatu
kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PTK ini.
Lampiran 1
Penjelasan Aspek Pembahasan POD
6. Penjelasan Pre-FEED
Terdiri dari kajian atas opsi-opsi teknis untuk rencana pengembangan lapangan
termasuk pemilihan teknologi dan perkiraan biaya pada tahapan desain konseptual.
Lampiran 2
Form Checklist Kelengkapan Dokumen POD I/POD Selanjutnya/POP
SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
No. Dokumen :
PEDOMAN TEKNIS DAN PROSEDUR TATA KERJA
Revisi :
PLAN OF DEVELOPMENT (POD)
Tanggal Terbit :
LAMPIRAN II.1. Halaman : 1 dari 1
FORM CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN POD I, POD II dst, POD Phase
Tgl-Bulan Tahun Jam Menit
LAPANGAN/WK :
KKKS :
JENIS POD : KKKS BPMIGAS
TUJUAN : PENYERAHAN DOKUMEN POD (5 copy) (10 copy) (5 copy) (10 copy)
5 . A Executive Summary
5 . C Reservoir Descriptions
5 . F Production Facilities
5 . K Local Content
5 . M Conclusion
* di contreng
Dokumen telah : lengkap belum lengkap Jika dokumen belum lengkap akan dikembalikan.
Keterangan : (diisi apabila belum lengkap)
ttd ttd
Nama :
Jabatan :
Email :
No. Handphone :
SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
No. Dokumen :
PEDOMAN TEKNIS DAN PROSEDUR TATA KERJA
Revisi :
PLAN OF DEVELOPMENT (POD)
Tanggal Terbit :
LAMPIRAN II.2. Halaman : 1 dari 1
FORM CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN POP
Tgl-Bulan Tahun Jam Menit
LAPANGAN/WK :
KKKS :
KKKS BPMIGAS
5 . A Executive Summary
5 . C Reservoir Descriptions
5 . F Production Facilities
5 . K Conclusion
* di contreng
Dokumen telah : lengkap belum lengkap Jika dokumen belum lengkap akan dikembalikan.
Keterangan : (diisi apabila belum lengkap)
ttd ttd
Nama :
Jabatan :
Email :
No. Handphone :
Lampiran 3
Format Pengajuan POD I/POD Selanjutnya/POP
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
Production Rate :
SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
No Dokumen :
PEDOMAN TEKNIS DAN PROSEDUR TATA KERJA
Revisi :
PLAN OF DEVELOPMENT (POD)
Tanggal Terbit :
LAMPIRAN III.2 FORMAT PENGAJUAN POD/POP Halaman : 1 dari …
TABEL RANGKUMAN PERKIRAAN PRODUKSI DAN BIAYA
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
Production Rate :
Total
Lampiran 4
Form Evaluasi Biaya
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
Legend :
White = Fill in
Yellow = Choose from the list
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
Legend :
White = Fill in
Yellow = Choose from the list
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
COST OF
NO. PRODUCTION COST
YEAR 1 YEAR 2 YEAR 3 YEAR… TOTAL
1 DIRECT PRODUCTION EXPENSES - OIL
2 Oil Well Operations
3 Oil Production and Processing Facilities
4 Secondary Recovery Operations
5 Storage, Handling, Transportation, Delivery
6 Other Direct Production Expeses - Oil
7 Total Direct Production Expenses - Oil
8 DIRECT PRODUCTION EXPENSES - GAS
9 Gas Well Operations
10 Gas Production Facilities Operations
11 Gas Transportation
12 Other Direct Production Expeses - Gas
13 Total Direct Production Expenses - Gas
14 GAS PROCESSING
15 Gas Plant
16 Storage, Handling, Transportation, Delivery
17 Other Gas Proc. Exp (incl. Flaring cost)
18 Total Gas Processing
19 TOTAL PRODUCTION OPERATIONS
20 FIELD OFFICE, SVCS. AND GENERAL ADMIN.
21 General and Administration
22 Total Field Office, Svcs. And General
23 TOTAL PRODUCTION EXPENSES
24 ALLOCATED TO OIL OPERATIONS
25 ALLOCATED TO GAS OPERATIONS
Legend :
White = Fill in
Yellow = Choose from the list
Lampiran 5
Form Keekonomian
WK Eksisting
(baseline)
WK Eksisting Incremental
No. Parameter Satuan +
(baseline) (Usulan POD)
Incremental
(Usulan POD)
1 Produksi Minyak/Kondensat MMSTB
2 Harga Minyak/Kondensat (WAP) US$/BBL
3 Produksi Gas TBTU
4 Harga Gas (WAP) US$/MMBTU
5 Lama Produksi Tahun
6 Gross Revenue MUS$
7 FTP MUS$
· Contr. FTP MUS$
· Gov. FTP MUS$
8 Investasi MUS$
· Intangible MUS$
· Tangible MUS$
9 Insentif (jika ada) MUS$
· Investment Credit MUS$
10 Total Biaya Operasi MUS$
· Biaya Operasi MUS$
· ASR MUS$
11 · Cost Recoverable MUS$
(% thd. Gross Revenue) %
· Unrecovered Cost MUS$
12 Equity to be Split MUS$
· Contr. Equity MUS$
· Gov. Equity MUS$
13 Contractor:
· Net Contractor Share MUS$
(% thd. Gross Rev.) %
· Contractor Net Cash Flow MUS$
(NCF)(% thd. Gross Rev.) %
· IRR %
· NPV@10% MUS$
· POT year
14 Pemerintah:
· FTP MUS$
· Equity MUS$
· Net DMO MUS$
· Tax MUS$
· Net Government Share MUS$
(% thd. Gross Rev.) %
*) Berlaku untuk POD dengan kondisi sebagai berikut:
- Masih terdapat unrecovered cost dalam WK eksisting
30,000
Contr NCF & Gov Take Profile 300,000
20,000 200,000
10,000 100,000
- -
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Contr CF PSC
(10,000) (M$) (100,000)
Gov Take PSC
(M$)
(20,000) Cum Contr CF PSC (M$) (200,000)
Cum Gov Take (M$)
(30,000) (300,000)
(40,000) (400,000)
(M$)
18,000 Net DMO
16,613
16,594
(M$)
16,365
14,000
13,050
12,000 (M$)
Cash Flow (M$)
10,967
9,877
10,000
8,890
7,998
8,000
7,191
6,461
5,801
6,000
4,000
2,000
1,361
813
117
-
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Lampiran 6
Ilustrasi Klasifikasi POD, POD Selanjutnya dan POP
Keterangan:
Lapangan P, Q, R, S, berada di WK A.
Lapangan U dan V berada di WK B.
Lapangan U dan lapangan Q mempunyai fasilitas lebih yang dapat dimanfaatkan
Lapangan S.
Lapangan W berada di WK A dan WK B, memerlukan unitisasi.
POD I di Lapangan P sebagai Lapangan pertama, pada Formasi/Reservoir X dan Y.
POD Selanjutnya Lapangan P termasuk Formasi/Reservoir Z.
POD Selanjutnya di Lapangan R sebagai Lapangan kedua di WK A sesudah P.
POP di Lapangan S, memanfatkan fasilitas Lapangan U atau fasilitas lain disekitarnya.
X, Y, Z adalah Formasi/Reservoir dari lapangan P.
Lampiran 7
Laporan Monitoring POD I/POD Selanjutnya/POP