Anda di halaman 1dari 2

“panjang efektif kolom” pada dasarnya adalah cara interpertasi perilaku elemen dari suatu

struktur yang kompleks jadi perilaku kolom tunggal sederhana untuk dikaitkan dengan
rumus Euler.
Dengan mempelajari deformasi struktur saat terjadi tekuk, dapat diketahui bahwa bracing
dan balok membuat titik c-e dan titik d-f akan mengikat kolom a-c-e dan b-d-f sedemikian
hingga segmen c-d-e-f seakan-akan menjadi balok yang sangat kaku. Karena bagian
tumpuannya adalah sendi, bisa berortasi, maka kolom a-c atau b-d jadi berperilaku seperti
kolom kantilever. Akibatnya kolom c-e dan d-f berperilaku seperti jepit (bawah) dan jepit
elastis (nilai kekakuannya antara sendi dan jepit). Dengan argumentasi seperti itu maka
besarnya K untuk masing-masing kolom dapat diprediksi sebagai berikut, lihat gambar 5.10
kanan.

Sistem struktur gambar 5.10 jika dimodifikasi bentuknya, yaitu tidak lagi dapat dipasang
bracing, perilakunya berubah secara signifikan. Bracing atau sistem rangka yang terdiri dari
pola-pola segitiga menyebabkan struktur akan bekerja sebagai sistem truss yang kaku,
karena mengandalkan kekakuan aksial. Jika bracing dihilangkan, sistem berubah dari
struktur truss (rangka batang) menjadi struktur frame (portal). Itu berarti ada perubahan
dari sistem dengan kekuan aksial menjadi sistem dengan kekakuan lentur, yang tentu saja
relatif tidak kaku.
Kekakuan struktur portal di pengaruhi oleh [1] kekakuan balok (𝐸𝐼𝑏 ⁄𝐿𝑏 ); [2] kekakuan
kolom (𝐸𝐼𝑐 ⁄𝐿𝑐 ); dan [3] kondisi sambunngan balok dan kolomnya itu sendiri.
Untuk membayangkan betapa signifikan pengaruh perubahan geometri struktur terhadap
kapasitas dukung kolomnya (diwakili oleh nilai K), maka dapat dibandingkan sistem struktur
sebelumnya dengan sistem truktur portal pada gambar 5.11 berikut

Pada sistem rangka batang (truss) yang merupakan rangka tidak bergoyang, maka nilai
0.5 ≤ 𝐾 ≤ 1.0. itu berarti panjang efektif kolom atau KL tidak melebihi dari panjang kolom
yang sebenarnya. Jika kemudian dilakukan modifikasi menjadi sistem portal (frame) yang
merupakan rangka-bergoyang, maka kekakuan sistem strukturnya berubah draktis dari
kekakuan aksial menjadi kekakuan lentur yang relatif tidak terlalu kaku. Sebagai akibatnya
adalah pada nilai 𝐾 ≥ 1, bahkan pada kondisi tertentu bisa saja menjadi 𝐾 = ∞, jika
kekakuan sistem tidak cukup (tidak stabil).
Dapat memprediksi nilai K yang tepat untuk rangka-bergoyang adalah penting karena
menentukan kekutan kolom. Sekarang ini cara manual perhitungan nilai K untuk portal,
yang umum dipakai adalah Alignment chart, yang ada di Commentary Appendix 7 :
Alternative Methods of Design for Stability (AISC 2010). Meskipun sudah lama dikenal, cara
ini hanya pendekatan, karena banyak keterbatasan yang mungkin tidak cocok dengan
kondisi yang ada. Adapun persyaratannya adalah: [1] kolom kondisi elastis; [2] penampang
konstan; [3] sambungan balok-kolom rigid; [4] pada rangka tidak bergoyang, rotasi momen
pada kedua ujung kolom sama besar dan arah berlawanan agar kelengkungannya tunggal;
[5] pada rangka bergoyang, rotasi momen kedua ujung kolom.

Anda mungkin juga menyukai