Anda di halaman 1dari 4

Siti Malichah

16030194052
PKU 2016
Halaman 446-448

Ada beberapa pendekatan untuk memperoleh informasi dari diagram


Tanabe-Sugano. Salah satunya adalah untuk menyesuaikan rasio energi transisi
yang diamati dengan diagram dan dengan demikian memperoleh nilai untuk ∆
/B. Akurasi yang dapat dilakukan dengan manual tergantung pada ketepatan
diagram Tanabe-Sugano yang digunakan. Dengan versi kecil seperti yang
disajikan dalam Gambar 11.42 dan Lampiran G, akurasi terbatas, namun demikian
mereka dapat digunakan untuk menggambarkan prinsip penggunaannya. Spin
yang rendah dari kompleks [Co(en)3]3+ akan digunakan sebagai contoh.
Spektrumnya (Gambar 11.43) menunjukkan dua pita, pada 21.550 cm-1 dan
29.600 cm-1 yang ditentukan sebagai berikut :
1
A1g  1T1g 21.550 cm-1
1
A1g  1T2g 29.600 cm-1
Rasio dari kedua energi ini, diberikan dengan
1 1
A 1 g → ❑T 2 g 29.600 cm −1

1 1 = = 1,37
❑ A 1 g → ❑T 1 g 21.550 cm −1
(11.8)
bisa disesuaikan terhadap diagram (Gambar 11.42) dengan menggeser penggaris
sepanjang absis sampai titik ditemukan di mana pemisahan tingkat energi yang
diukur memiliki rasio yang sama. Ini dicapai pada saat ∆ /B = 40. Pada titik
ini, nilai E/B (sebenarnya E/B) untuk energi transisi terendah bisa dibaca dari
diagram adalah 38, atau :
1 1
A 1 g → ❑T 1 g 21.550 cm −1

= = 38
B' B'
(11.9)
Penyelesaian untuk B’ dihasilkan 570 cm-1, di mana hasil tersebut lebih kecil
daripada B untuk ion bebas Co3+ (11000 cm-1) yang diberikan pada Tabel 11.18.
Akhirnya, ∆ dapat dihitung dari ∆ /B ' (40) dan B (570 cm-1). Hasilnya,
23.000 cm-1, dalam kesesuaian yang sangat baik dengan nilai yang lebih presisi
(23.160 cm-1) ditemukan pada Tabel 11.6.
Spektra dari kompleks tiga Cr3+ ditunjukkan dalam Gambar 11.13 dapat
dianalisis dengan cara serupa. Pemisahan dari istilah 4F dan 4P, termasuk
mencampur kedua keadaan, ditunjukkan dalam Gambar 11.44. Nilai dari ∆
didapatkan langsung dari spektrum sebagai energi dari energi transisi terendah
(v1). Ketika ketiga transisi diamati, maka itu merupakan masalah yang sederhana
untuk mendapatkan nilai dari B karena persamaan berikut harus diperhatikan:
15B = v3 + v2 – 3v1 (11.20)
dimana frekuensi absorbsi meningkat dengan urutan v 1<v2<v3. Sebagai contoh,
nilai dari B untuk kompleks fluoro adalah:
1 −1

B '= [ 34,400+22,700−3 ( 14,900 ) ]=827 cm (11.21)


15
Jika hanya dua transisi yang diamati (sebagai contoh, pada Gambar 11.13b
dimana v3 disamarkan oleh transfer muatan pita), masih ada kemungkinan untuk
menentukan nilai B dengan metode lain.

Gambar 11.44 Pemisahan dari


istilah 4F dan 4P pada bidang
oktahedral. Catatan
4
pencampuran T1g.

Setelah nilai dari ∆ dan B telah ditentukan, maka mungkin untuk


memperkirakan semua frekuensi transisi untuk sebuah kompleks. Hubungan yang
sesuai untuk oktahedral spin tinggi d3 & d8 dan tetrahedral d2 & d7 antara lain:
v1 = A2x  T2x = ∆ (11.22)
1
v2 = A2x  T1x (F) = 7,5B + 1,5 ∆ - [225B2 + ( ∆ )2 – 18,0B ∆ ]1
2
(11.23)
1
v3 = A2x  T1x (F) = 7,5B + 1,5 ∆ - [225B2 + ( ∆ )2 – 18,0B ∆ ]1
2
(11.24)
Persamaan ini, di mana dapat diselesaikan dengan proses berulang mengarah ke
perkiraan frekuensi transisi yang akurat (Tabel 11.19) dan penyesuaian spektra
yang cukup memuaskan. Persamaan paralel untuk kompleks oktahedral d6 antara
lain:
v1 = ∆ - 4B + 86B2/ ∆ (11.25)
v2 = ∆ + 12B + 2B2/ ∆
(11.26)

Tabel 11.19
Perhitungan dan
percobaan transisi
spektra (cm-1) untuk
kompleks kromium
(III)

Distorsi Tetragonal dari Simetri Oktahedral


Kita telah melihat bahwa spektra elektronik dari kompleks oktahedral ML6
dan tetrahedral ML4 mungkin dianalisis dengan bantuan korelasi yang sesuai,
Orgel, atau diagram Tanabe-Sugano. Ketika kita berpindah dari struktur kubik
tingkat tinggi ke senyawa kompleks yang memiliki simetri lebih rendah, spektra
umumnya menjadi lebih kompleks. Suatu konsekuensi umum dari pengurangan
simetri adalah tingkat energi yang merosot dalam pembagian geometri yang lebih
simetris. Dengan tingkat energi yang lebih, kemungkinan angka transisi
meningkat dan angka pita spektral juga. Pada bab ini kita akan memeriksa
keberangkatan dari simetri oktahedral di enam koordinat kompleks.
Ada beberapa nomor untuk keadaan yang dapat mengarahkan ke sebuah
simetri yang lebih sedikit daripada oktahedral pada sebuah kompleks enam
koordinat. Salah satunya yaitu penggantian sederhana dari beberapa ligan dari
molekul ML6 atau ion dengan tipe ligan yang lain. Sebagai contoh, jika kita
mengganti dua gugus L dengan cis- atau trans- MX2L4, simetrinya menjadi C2x
atau D4h, berturut-turut. Banyak perubahan yang tak kentara dalam simetri sering
terjadi pada kompleks yang memiliki ligan bidentat atau kelat. Sebagai contoh,
kompleks kelat, [Cr(en)3]3+ dan [Cr(ox)3]3- bukan oktahedral sempurna. Karena
cincin – cincinya berikatan dengan ligan bidentat, kompleks ini termasuk simetri
gugus ujung yang lebih rendah D3. Namun, gangguan yang terjadi cukup sedikit
sehingga kita bisa menganalisis spektra dari kompleks ini dengan sukses (Gambar
11.13) lebih dulu mereka adalah oktahedral murni, dan diperkirakan penyerapan
untuk simetri spesi [CrL6]3+ telah diaamati. Akan tetapi, jika satu dari ligan
etilendiamin dari [Cr(en)3]3+ diganti dengan dua ligan F untuk memberi trans-
[Cr(en)2F2]+, perubahan simetri cukup drastis sehingga untuk memperlakukan
kompleks baru sebagai pseudooktahedral tidak cukup valid; terlebih lagi, hal ini
harus dianalisis sebagai spesi tetragonal (D4h). perubahan tingkat energi yang
mengiringi perkembangan dari simetri oktrahedral ke tetragonal ditunjukkan
dalam Gambar 11.45. Setiap degenerasi T dengan perjalanan adalah membagi
menjadi dua istilah baru (E dan A atau B), dengan hasil yaitu enam transisi
sekarang diperkirakan daripada tiga. Keempat energi penyerapan terendah untuk
trans-[Cr(en)2F2]+ ditunjukkan dalam Gambar 11.46.

Anda mungkin juga menyukai