Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

PERBEDAAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN)


ANTARA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH
KERJA POSYANDU PUSKESMAS KAWANGKOAN
Mitha Megawati Laloan
Amatus Yudi Ismanto
Yolanda Bataha
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Email: megawati.mith@yahoo.com
Abstract:Child development is the result of maturation of organs, especially the central
nervous system. In the development there are steps that must be passed by the child to get to
adulthood. The most important stage is in the first 3 years, because at this time grows rapidly
developing and determining the future of children someday. (IDAI, 2009). Objective: to know
difference of toddler age children (1-3 years) between working mother and not working in
posyandu work area of Kawangkoan Health Center. Sample: taken by total sampling
technique, that is 30 people. Research Design: Compositional analytic and sampling
technique 30 people using observation sheet. Results: Wilcoxon test was obtained with
significant values (0.04 or <0.05). Conclusion: There is a significant relationship between
working mother and not working with the development of toddler age children in posyandu
work area of Kawangkoan Health Center
Keywords: Toddler (1-3 years), Working Mother, Mother Not Working

Abstrak:Perkembangan anak merupakan hasil maturasi organ-organ terutama susunan saraf


pusat. Dalam perkembangan terdapat tahapan yang harus dilalui anak untuk menuju dewasa.
Tahapan yang terpenting adalah pada masa 3 tahun pertama, karena pada masa ini tumbuh
kembang berlangsung dengan pesat dan menentukan masa depan anak kelak (IDAI, 2009).
Tujuan: mengetahui perbedaan perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun) antara ibu
bekerja dan tidak bekerja di wilayah kerja posyandu Puskesmas Kawangkoan. Sampel:
diambil dengan teknik pengambilan total sampel, yaitu berjumlah 30 orang. Desain
Penelitian: analitik komporatif dan teknik pengambilan sampel 30 orang dengan
menggunakan lembar observasi. Hasil Penelitian: Uji Wilcoxon didapatkan dengan nilai
signifikan (0,04 atau < 0.05). Kesimpulan: ada hubungan yang bermakna antara ibu bekerja
dan tidak bekerja dengan perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun) di wilayah kerja
posyandu Puskesmas Kawangkoan.
Kata Kunci: Anak Usia Toddler (1-3 tahun), Ibu Bekerja, Ibu Tidak Bekerja

1
e-journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

PENDAHULUAN Keluarga merupakan suatu sistem


Perkembangan anak merupakan hasil kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan
maturasi organ-organ tubuh terutama di antara anggotanya dan rasa saling
susunan saraf pusat. Dalam perkembangan memiliki. Di lingkungan keluarga inilah
terdapat tahapan yang harus dilalui anak terjadi proses pengasuhan demi terbentuknya
untuk menuju usia dewasa. Tahapan yang pribadi yang matang untuk dapat menjalani
terpenting adalah pada masa 3 tahun pertama, kehidupan sesuai yang diharapkan. Salah
karena pada masa ini tumbuh kembang satu sosok yang paling berperan dalam
berlangsung dengan pesat dan menentukan pembentukan kepribadian tersebut tentunya
masa depan anak kelak (IDAI, 2009). adalah orang tua. Orang tua menjadi
Sekitar 5 – 10% anak diperkirakan pendamping utama dalam setiap
mengalami keterlambatan perkembangan. perkembangan anak-anak mereka. Orang tua
Data angka kejadian keterlambatan menjadi contoh pertama dan yang paling
perkembangan umum belum diketahui utama bagi anak. Orang tua melakukan
dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1 – “investasi dan komitmen dalam kehidupan
3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami anak” untuk memberikan tanggung jawab
keterlambatan perkembangan umum yang dan perhatian. Oleh karena itu, peran orang
meliputi perkembangan motorik, bahasa, tua dalam proses pengasuhan sangat penting
sosio–emosional, dan kognitif (Medise, terutama seorang ibu (Brooks,
2013). Keterlambatan dalam kecakapan 2011).Interaksi ibu dengan anak ditentukan
motorik merupakan presentasi yang umum oleh seberapa berkualitasnya kebersamaan
dijumpai pada gangguan perkembangan. yang terjalin diantara mereka. Ibu yang
Pendapat ini dapat dibuktikan dari hasil bekerja meski dengan keterbatasan waktu
berbagai penelitian diantaranya penelitian di yang dimilikinya, namun bila ia mampu
dua tempat penitipan anak di Piracicaba, SP, memanfaatkan dengan maksimal waktu yang
Brazil tahun 2010 mendapatkan 30% anak dihabiskan bersama anak-anaknya hasilnya
mengalami keterlambatan perkembangan jauh akan lebih optimal dibandingkan dengan
motorik kasar dan motorik halus pada anak ibu yang tidak bekerja namun kurang pandai
berusia 12 – 17 bulan (Gunarsa, 2007). dalam mengelola waktu bersama anak-
Anak perlu mendapat stimulasi anaknya. Oleh karena itu setiap ibu baik ia
perkembangan sedini mungkin dan terus- seorang yang bekerja atau tidak bekerja,
menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi kemampuan menghabiskan waktu yang
tersebut merupakan kegiatan merangsang berkualitas bersama anak-anaknya menjadi
kemampuan dasar anak agar tumbuh dan salah satu kemampuan yang wajib dimiliki
berkembang secara optimal. Kurangnya dan terus dikembangkan (Priastuti,2008).
stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan Penelitian terkait yang dilakukan oleh
tumbuh kembang anak bahkan gangguan Adhi, 2010 tentang perbedaan perkembangan
yang menetap. Hal tersebut menuntut peran anak balita pada ibu bekerja dan ibu tidak
ibu sebagai penentu pola asuh anak untuk bekerja penilaian menggunakan metode
merawat dan melindungi anak guna Denver II didapatkan Sebagian besar subjek
mencapai pertumbuhan dan perkembangan penelitian pada kelompok anak balita dengan
yang optimal. Orang tua baik ayah maupun ibu bekerja memiliki perkembangan motorik
ibu yang sama-sama bekerja menyebabkan halus yang normal, hanya 1 subjek yang
interaksi mereka dengan anak menjadi mengalami perkembangan tidak normal.
berkurang. (Depkes RI, 2010). Sekitar 16% Demikian pula pada kelompok anak balita
dari anak usia di bawah lima tahun (balita) di dengan ibu tidak bekerja. Perbedaan
Indonesia mengalami gangguan perkembangan motorik halus pada kedua
perkembangan saraf dan otak mulai ringan kelompok secara statistik bermakna ( p
sampai berat (Depkes, 2006). =0,003 )
2
e-journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

METODE PENELITIAN HASIL dan PEMBAHASAN


Pengumpulan data dan informasi pada Hasil Penelitian
responden peneliti menggunakan alat Tabel 1. Distribusi berdasarkan
pengumpulan data dalam bentuk kuesioner karakteristik umur responden
test Denver II untuk menilai perbedaan Umur anak n %
perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun) 1 tahun 4 26.7
yang terbagi atas 3 bagian yang pertama 2 tahun 7 46.7
untuk anak berusia 1 tahun kedua anak 3 tahun 4 26.7
berusia 2 tahun, dan yang ketiga anak berusia Total 15 100.0
3 tahun. Dalam menilai berbagai sektor serta Sumber: Data Primer, 2018
respon anak dengan pilihan jawaban lulus
dan tidak lulus dan lembar observasi untuk Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa usia
ibu yang bekerja dantidak bekerja. Dalam responden sebagian besar anak usia 2 tahun
penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 7 anak (46.7)
sebanyak 30 orang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Analitik Komparatif yaitu Tabel 2. Distribusi berdasarkan
dilakukan dengan cara membandingkan karakteristik jenis kelamin anak
persamaan dan perbedaan sebagai fenomena Jenis Kelamin n %
untuk mencari faktor-faktor apa, atau situasi Laki-laki 8 53.3
Perempuan 7 46.7
bagaimana yang menyebabkan timbulnya
Total 15 100.0
suatu peristiwa tertentu, kemudian
Sumber: Data Primer, 2018
melakukan analisis terhadap data yang
dikumpulkan (Notoadmodjo, 2007).
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa jenis
Dalam penelitian ini peneliti
kelamin anak sebagian besar laki-laki 8
membandingkan kemudian menganalisa
(53.3)
perbedaan perkembangan anak usia Toddler
(1-3 tahun) antara ibu bekerja dan tidak
Tabel 3. Distribusi berdasarkan
bekerja di wilayah kerja posyandu
karakteristik umur anak
Puskesmas Kawangkoan. Sebelum
Umur anak n %
melakukan penelitian, peneliti mengajukan
ijin ke Kepala Desa kemudian ke Puskemas 1 tahun 4 26.7
Kawangkoan. Setelah mendapatkan izin, 2 tahun 8 46.7
3 tahun 3 26.7
selanjutnya peneliti menemui orang tua atau
Total 15 100.0
wali yang mengasuh anak usia toddler (1-3
tahun) di wilayah kerja Puskesmas Sumber: Data Primer, 2018
Kawangkoan dengan cara peneliti hadir
dalam kegiatan Posyandu. Selanjutnya Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa anak
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan usia 8 tahun (53.3) dengan nilai yang
penelitian kepada orang tua atau wali yang terbanyak
mengasuh anak usia toddler (1-3 tahun).
Setelah orang tua atau wali setuju menjadi Tabel 4. distribusi berdasarkan
responden, kemudian peneliti memberikan karakteristik jenis kelamin anak
Jenis Kelamin n %
Informed Consent selanjutnya peneliti
memberikan kuisioner dan melakukan Laki-laki 6 40.0
Perempuan 9 60.0
penilaian perkembangan pada anak dengan
Total 15 100.0
denver II, ibu yang bekerja dan tidak bekerja.
Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa


dalam ruang lingkup ibu bekerja dengan nilai

3
e-journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

terbanyak 9 (60.0) yaitu jenis kelamin dengan perkembangan anak yaitu nilai 0.000
perempuan atau < α 0.05 yang berarti ada hubungan
yang bermakna antara Ibu Tidak Bekerja
Tabel 5. Distribusi berdasarkan Dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di
perkembangan anak di wilayah kerja Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan.
posyandu puskesmas kawangkoan (Ibu Penelitian ini juga berhasil
tidak bekerja) mengidentifikasi pengasuh pengganti ibu
Karakteristik selama ibu bekerja, dimana dari 30 subjek
ibu tidak n % penelitian, sebagian besar di asuh oleh
bekerja neneknya. Hal ini menunjukkan bahwa
Suspect 5 33.3 terdapat perbedaan pengasuhan yang
Normal 10 66.7 diterima anak balita ketika ibu bekerja tidak
Total 15 100.0 mempengaruhi kualitas perkembangan anak
Sumber: Data Primer, 2018 balita. Meskipun asuhan yang diberikan
langsung oleh ibu tentu sangat berbeda
Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa dengan asuhan yang diberikan orang lain.
sebanyak 10 anak (66.7) yaitu Normal dengan Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar
nilai paling banyak anak memiliki dampak bagi perkembangan
anaknya. Apabila peran ibu kurang atau tidak
Tabel 6. distribusi berdasarkan anak di berhasil maka anak akan mengalami
wilayah kerja posyandu Puskesmas gangguan pertumbuhan dan perkembangan,
Kawangkoan (Ibu Bekerja) namun apabila peran ibu berhasil maka anak
Karakteristik dapat bertumbuh dan berkembang sesuai
n % dengan usianya (Werdiningsih & Astarani,
ibu bekerja
Suspect 9 60.0 2012).pengasuhan anak didefinisikan sebagai
Normal 6 40.0 perilaku yang dipraktekkan oleh pengasuh
Total 15 100.0 (ibu, bapak, nenek, atau orang lain) dalam
Sumber: Data Primer, 2018 memberikan makanan, pemeliharaan
kesehatan, memberikan stimuli serta
Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa 9 dukungan emosional yang dibutuhkan anak
anak (60.0) Suspect dengan nilai paling untuk tumbuh-kembang. Juga termasuk di
banyak. dalamnya tentang kasih sayang dan
tanggung-jawab orang-tua. Pengasuhan yang
Tabel 7. distribusi berdasarkan perbedaan baik sangat penting untuk dapat menjamin
ibu bekerja dan tidak bekerja di wilayah tumbuh-kembang anak yang optimal.
kerja posyandu Puskesmas Kawangkoan Perilaku ibu seperti cara memelihara
kebersihan rumah, higiene makanan,
Perkembangan n Mean mean pv kebersihan perorangan, dan praktik
Anak rank psikososial adalah faktor-faktor penting yang
Ibu yang 15 10.00 160.0 berpengaruh terhadap proses tumbuh-
bekerja kembang anak tidak dapat tergantikan oleh
0.003 pengasuh lainnya.
Ibu yang tidak 15 10.00 30.00
bekerja
B. Ibu Tidak Bekerja
Pembahasan: Berdasarkan hasil penelitaian tentang
A. Ibu Bekerja perbedaan perkembangan anak usia toddler
Berdasarkan hasil penelitaian tentang (1-3 tahun) didapatkan ada hubungan yang
perbedaan perkembangan anak usia toddler bermakna antara ibu yang tidak bekerja
(1-3 tahun) didapatkan ada hubungan yang dengan perkembangan anak yaitu nilai 0.04
bermakna antara ibu yang tidak bekerja atau < α 0.05 yang berarti ada hubungan

4
e-journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

yang bermakna antara Ibu Tidak Bekerja tahun) di wilayah kerja posyandu Puskesmas
Dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Kawangkoan . berdasarkan hasil penelitian
Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan. tentang perbedaan perkembangan anak usia
Hasil penelitian ini sependapat dengan toddler (1-3 tahun).
Rusmil (2008) dan Soetjiningsih,(1995) Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian
bahwa perkembangan anak balita sangat besar perkembangan anak ibu tidak bekerja
dipengaruhi oleh faktor, psikososial seperti berada pada kategori suspect 10 anak
stimulasi, cinta dan kasih sayang, serta (66.7%) begitu juga sebagian besar
kualitas interaksi anak dengan orang tua. perkembangan anak ibu yang tidak bekerja
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah berada pada kategori suspect 9 anak
dan teratur akan lebih cepat berkembang (60.0%).Penelitian ini tidak sejalan
dibandingkan dengan anak yang kurang denganpenelitian yang dilakukan oleh
mendapat stimulasi. Anak juga memerlukan Sabriana, 2014 tentang perkembangan
kasih sayang dan perlakuan yang adil dari motorik anak toddler pada ibu bekerja dan
orang tuanya, agar kelak kemudian hari ibu tidak bekerja bahwa sesuai dengan hasil
menjadi anak yang tidak sombong dan bisa Uji statistik untuk mengetahui signifikansi
membanggakan orang tua. perbandingan perkembangan motorik anak
Ibu tidak bekerja dalam menjalankan toddler usia 1 – 3 tahun pada ibu bekerja dan
perannya dalam menstimulasi perkembangan ibu tidak bekerja adalah dengan
anak akan lebih mudah untuk menggunakan uji Mann – Whitney,
mengembangkan kreativitasnya dalam kemudian didapatkan hasil untuk
melakukan aktifitas bersama anak sehingga perkembangan motorik halus nilai p = 0,06.
berdampak positif pada perkembangan anak Hasil untuk perkembangan motorik kasar
sesuai dengan tahapan usianya. Ibu yang didapatkan nilai p = 0,313. Sehingga baik
tidak bekerja juga dapat menjalankan perkembangan motorik kasar maupun halus
perannya secara maksimal, karena dengan didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti H1
waktu ibu yang selalu di ditolak yaitu tidak ada perbedaan yang
rumah untuk mengasuh anaknya dengan signifikan antara perkembangan motorik
baikHal ini disebabkan oleh adanya varibel anak toddler usia 1 – 3 tahun pada ibu
luar yang tidak dapat dikendalikan seperti bekerja dan ibu tidak bekerja di Kecamatan
faktor genetik, perbedaan kuantitas dan Mulyorejo.
intensitas perhatian, kasih sayang, interaksi
anak-ibu, stimulasi dini dan faktor-faktor SIMPULAN :
psikososial lain yang diterima oleh anak Berdasarakan hasil penelitian yang telah
balita. Faktor-faktor perancu tersebut dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai
mungkin berbeda pada kelompok anak balita berikut :
dengan ibu bekerja dan pada kelompok anak
balita dengan ibu tidak bekerja, sehingga 1. Sebagian besar perkembangan anak dari
menutupi perbedaan perkembangan yang ibu yang bekerja berda pada kategori
sesungguhnya. Normal di wilayah kerja Posyandu
Puskesmas Kawangkoan
C. Perbedaan Perkembangan Anak Ibu 2. Sebagian besar perkembangan anak dari
Bekerja dan Tidak Bekerja ibu tidak bekerja berada pada kategori
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Suspect di wilayah kerja posyandu
uji Wilcoxon menunjukan bahwa ada Puskesmas Kawangkoan
hubungan bermakna antara ibu yang tidak 3. Terdapat perbedaan yang bermakna
bekerja dengan perkembangan anak yaitu perkembangan anak antara ibu bekerja
nilai 0.003 atau < α 0.05 yang berarti ada dengan ibu tidak bekerja di wilayah kerja
hubungan yang bermakna antara ibu bekerja posyandu Puskesmas Kawangkoan
dengan perkembangan anak usia toddler (1-3

5
e-journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

DAFTAR PUSTAKA : Hasan M, 2009, PAUD (Pendidikan Anak


Adhi, 2010. Perbedaan perkembangan anak Usia Dini ), cetakan pertama,
balita pada Ibu bekerja dan ibu tidak Jogjakarta: DIVA Press.
bekerja Penilaian menggunakan
metode Denver II, Tesis, Surakarta IDAI., 2009, Perkembangan Anak, jilid 1,
Jakarta: Erlangga
Brooks, J. (2011). The Process of Parenting.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kania, 2006. Stimulasi Tumbuh Kembang
Anak Untuk Mencapai Tumbuh
Depkes RI, 2010, Pedoman Pelaksanaan Kembang yang Optimal.2006. Diakses
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi tanggal 7 September 2017,
DiniTumbuh Kembang Anak Di darihttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, content/
Jakarta uploads/2010/02/stimulasi_tumbuh_
kembang_anak_optimal.pdf
Departemen Kesehatan RI. 2006. 16 Persen
Balita di Indonesia Alami Gangguan Medise, Bernie Endyarni. 2013. Seputar
Perkembangan Saraf. Jakarta: Depkes Kesehatan Anak. (www.idai.or.id),
RI. diakses 8 September 2017.

Gunanti, Inong Retno, 2010, Pengetahuan, Muscari, Mary E. 2010. Keperawatan


Sikap dan Ketrampilan Pembantu Pediatrik Edisi 3.Alih bahasa Alfrina.
Rumah Tangga (PRT) dalam Jakarta : EGC
Pengasuhan Anak serta Hubungannya
dengan Status Gizi dan Perkembangan Notoatmodjo S., 2007, Metodologi Penelitian
Anak usia 2 – 5 tahun. Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?
id=jiptunair-gdl-res-2005 Najmulhayah, 2010, Optimalisasi Proses
gunantiino1593&node=242&start=226 Perkembangan Anak Guna
&PHPSESSID=696b204be303b286f6d MembangunSumber Daya Manusia
82cc4b6cb92eb. Diakses tanggal 14 Yang Lebih
juli 2017, jam 14.15 Wita Baik,http://najmulhayah.wordpress.co
m/2010/02/09/optimalisasi-
Gunarsa, S. D. (2007). Psikologi prosesperkembangan-anak-guna-
Perkembangan Anak dan Remaja. membangun-sumber-daya-manusia-yg-
Jakarta: PT.Tbk Gunung Mulia lebih-baik/, diakses tanggal 28 oktober,
2017.
Harjaningrum, T.A. 2007. Ibu Bekerja
Mencari Solusi. Bandung : CV Mandar Priastuti,2008, Siapa Bilang Ibu Bekerja
Maju Tidak Bisa Mendidik Anak dengan
Baik,Jakarta: PT Elex Media
Hidayat. (2008). Tumbuh Kembang Pada Komputindo.
Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.
Rini, Jecinta F. 2014. Stress Kerja. Jakarta:
Hariweni, T. 2008. Pengetahuan Sikap dan Team e-
Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak psikologi.comhttp://www.epsikologi.co
Bekerja tentang Stimulasi pada m/masalah/stres.htm, diakses tanggal
Pengasuhan Anak Balita. Skripsi. 25 juli 2017, jam 11.16 wita.
Universitas Sumatra Utara.

6
e-journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Rusmil K., 2008, Pertumbuhan dan


Perkembangan Anak,
http://www.aqilaputri.rachdian.com/ind
ex2.php, diakses tanggal 2 November
2017.

Sabriana, 2014. Perkembangan Motorik


Anak Toddler Pada Ibu Bekerja Dan
Ibu Tidak Bekerja, Surabaya. Jurnal

Soetjinigsih. 2010. Bahan ajar Ilmu tumbuh


kembang dan permasalahannya.Jakarta:
Sagung Seto.

Sofia Hartati. (2009). Perkembangan Belajar


Pada Anak Usia dini. Jakarta

Susi Fitriyani,2012 Perbedaan Pola Asuh Ibu


Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja dalam
Pencapaian Tumbuh Kembang Anak 4-
6 tahun di TK Al Hasanah Yogyakarta.
Karya Tulis Ilmiah strata
satu,Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. 2012.

Suwariyah P. 2013. Tes perkembangan


bayi/anak menggunakan DDST.
Jakarta:TIM.

Yusuf, H. Syamsu, 2011."Psikologi


perkembangan anak & remaja ",
Bandung : Remaja Rosdakarya.

Widiarti. 2011. Psikologi Ibu dan Anak.


Jakarta: IKAPI

Wong DL. 2009. Buku ajar keperawatan


pediatrik. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai