Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KOMUNITAS

Nama : Puji Rahayu N

NIM : 151001036 (2A)

Saya Puji Rahayu Ningsih dilahirkan dari keluarga yang sederhana dan anak pertama dan
terakhir bisa dibilang anak tunggal. Banyak yang bilang anak tunggal itu di manja tetapi tidak
semua anak tunggal di manja yang kebanyakan di luar sana. Kedua orang tua saya mengajarkan
saya mandiri dalam hal apapun seperti bersih-bersih rumah, cuci baju dan mengambil keputusan.
Ayah dan ibu adalah seorang yang pekerja keras, sehari harinya di habiskan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan saya dan kebutuhan sehari-hari. Kesederhanaan ini membuat kami bahagia
walaupun satu rumah berisi hanya 3 orang yaitu ayah ibu dan aku kami sangat melengkapi. Kami
sering bercanda bareng, bercerita atau curhat masalah temannya ibu ayah ataupun teman saya.
Setiap tahun baru aku ayah ibu selalu berwisata, kami antusias sekali ibu menyiapkan bekal
makan untuk di makan di tempat wisata bersebut meskipun hanya sebentar tetapi kita bahagia
dengan keluarga kecil kami. Setiap hari ibu dan ayah selalu berbincang-bincang didepan tv dan
sambil lihat tv tersebut terkadang ibu meminta ayah untuk memijati tubuh ibu yang kelelahan itu
begitu bahagia aku sebagai seorang anak yang orang tuanya akur sama umurku mencapai 20
tahun ini.

Waktu terus berjalan ayahku mulai berubah yang dulunya tidak pernah memegang HP
kemanapun sekarang HP tidak pernah jauh dari tubuh ayah. Aku mulai curiga pada saat itu, HP
yang biasanya di atas kulkas sekarang tidak ada, HP tersebut di sembunyikan, diam-diam saya
ambil ketika ayah saya pergi ke musholah untuk menjalankan sholat mahgrib, HP saya buka say
abaca satu persatu ternyata ayah saya sms an sama perempuan lain saya disitu nangis jengkel
benci campur aduk, saya salin nomer tersebut dan saya pinjam HP temenku untuk menelpon
nomer tersebut ternyata yang menggangkat seorang ibu-ibu. Saya berharap kejadian ini yang tau
hanya saya saja tetapi berjalannya waktu ibu saya mulai curiga dengan kelakuan ayah saya,
ibuku mulai bertanya kenapa HP ayah saya selalu tidak ada di atas kulkas dan ibu curiga lagi
ayah jam 19.30 WIB sudah tidur biasanya tidurnya sekitar jam 21.00. Ibuku mulai bertanya ke
ayah dan mulai saat itu HP nya di bawah ibu. Pada saat malam hari ibu nangis sekenceng-
kencengan ibu bilang ayah tega, jahat, tidak saying ibu lagi. Masalah ini saya kira sudah selesai
ternyata dugaan saya salah, bapak punya HP lagi yang beli rombengan, ibuku mempergoki ayah
yang sedang telfon-telfonan di musholah, ibu saat itu marah, nangis, ibu bilang mau keluar dari
rumah ini, karena kelakuan ayah saya ternyata tidak berubah, ayahku meminta maaf ke ibu saat
itu keadaan ibu lagi drop dadanya sakit tidak mau makan nangis terus-menerus tiap hari selama 3
hari. HP yang beli di rembengan itu di buang ayah. Mulai saat itu saya tidak lagi percaya sama
ayah saya. Dalam hatiku aku sudah benci, jengkel, jahat karena orang yang melahirkan saya di
hianati, di bohongi. Kejadian tersebut membuat ayah sering marah-marah, tidak mau disalahkan,
dan tidak mau dituduh-tuduh. Jujur dari dalam hati saya sudah takut di bohongi ayah lagi,
kasihan ibu saya yang banting tulang membantu perekonomian keluarga kami tapi ayah tidak
pernah berterima kasih pada ibu kelakuannya tersebut seperti orang yang tidak berpendidikan.

sejak kejadian itu saya mulai waspada dan kepercayaan saya terhadap ayah saya sudah
hilang, pikiranku ayah adalah tukang bohong. Tetapi Alhamdulillah ayah sudah berubah tidak
seperti itu lagi kelakuannya, kami sering berkumpul bareng, bercanda, suasana rumah pun seperti
dulu. Tapi dalam hati, saya masih tidak percaya kepada ayah lagi bisa dibilang trauma dengan
kejadian waktu itu yang selalu membayangiku setiap hari. Itu lah sedikit cerita dari saya Puji
Rahayu N dari keluarga yang sederhana. Terima kasih….

Anda mungkin juga menyukai