Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Pernafasan

SLEEP APNEA

(Gangguan Bernafas Saat Tidur)

1. Definisi

Sleep Apnea adalah timbulnya episode abnormal pada frekuensi napas yang berhubungan
dengan penyempitan saluran napas atas pada keadaan tidur, dapat berupa henti napas (apnea) atau
menurunnya ventilasi (hypopnea).

Tipe apnea/hipopnea :

1) Tipe Obstruktif ( Obstructive Sleep Apnea/OSA )


Tipe ini paling sering terjadi. OSA terjadi bila ventilasi menurun atau tidak ada ventilasi yang
disebabkan oklusi parsial atau oklusi total pada saluran napas atas selama paling tidak 10
detik tiap episode yang terjadi. Episode henti napas (apnea) sering berlangsung antara 10
detik sampai 60 detik

2) Tipe Sentral ( Central Sleep Apnea/CSA )


Tipe ini lebih jarang terjadi. Ciri khas CSA adalah menurunnya frekuensi napas atau henti
napas akibat menurunnya ventilasi atau tak ada ventilasi selama paling tidak 10 detik atau
lebih. Keadaan ini abnormal bila terjadi lebih dari 5 kali perjam. Penyebab utamanya adalah
kelainan pada sistem kardiorespirasi. Pada keadaan ini, sistem saraf pusat gagal mengirim
impuls saraf pada saraf otot diafragma dan otot-otot pernapasan di dada.

3) Tipe Campuran ( Mixed Sleep Apnea/MSA )


Terjadinya MSA diawali dengan CSA kemidian diikuti OSA.

2. Epidemologi

Pada bangsa kaukasia, pria usia pertengahan pravalensi sebesar 4% dan perempuan 2%.
Bangsa cina di Hongkong pria usia pertengahan sebesar 4% dan perempuan 2%. Populasi usia di atas
usia 65 tahun pravalensinya lebih dari 10%.

3. Patofisiologi

OSA merupakan hasil dari proses dinamik penyempitan atau lumpuhnya (collaps) saluran
napas atas selama tidur. Tempat paling sering terjadi obstruksi pada populasi dewasa adalah
belakang ovula dan velofaring (palatum molle), kemudian pada oropharynx, atau kombinasi
keduanya. Patensi saluran napas atas sebagian besar diatur oleh otot-otot faring, yang
diklasifikasikan menjadi 2 bagian.
1) Otot fase inspirasi, misalnya musculus genioglossus yang mengatur kontraksi regular dengan
menyesuaikan pada gerakan pernapasan. Fungsinya seperti diafragma. Tonus otot pada
kelompok ini diatur selama periode tidur.
2) Otot yang tonus ritmiknya konstan, misalnya musculus palatinus tensi. Tonus otot ini
konstan, yang dapat hilang atau menurun tonusnya pada keadaan tidur.

1.Anatomi paru

2. Fisiologi paru

3. Histologi, jaringan yg ada di paru

4. Patologi

5.Patogenesisnya

6. Penatalaksanaannya

7. Pencegahan

8. Istilah istilah

9. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai