Anda di halaman 1dari 7

BAB II

Laporan Kasus

A. Identitas Pasien

Nama : Tn LTM

Umur : 59 Tahun

TTL : Jogjakarta, 15 Desember 1958

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl Manguni Ling II, Ranomuut, Manado

No. HP : 085342582***

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Suku : Jawa

Agama : Kristen Khatolik

Status Perkawinan : Menikah

B. Anamnesis

Keluhan Utama :

Timbul bercak kemerahan yang gatal dikedua kaki sejak ± 2 minggu sebelum

masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien post primary PCI dikonsulkan oleh bagian jantung dengan keluhan

timbul bercak kemerahan dan gatal sejak ± 2 minggu sebelum masuk rumah

sakit. Pasien mengatakan bercak pertama kali muncul setelah pasien sering
menggunakan sandal jepit. Bercak tidak bertambah luas dan hanya timbul

sebatas bagian kaki yang kontak dengan sandal jepit. Awalnya hanya timbul

bercak kemerahan namun lama-kelamaan pasien merasakan gatal. Sebelumnya

pasien memakai sandal yang sama namun tidak pernah merasakan keluhan

seperti ini.keluhan lain serupa dibagian tubuh lain disangkal oleh pasien.

Riwayat Pengobatan :

Pasien mengonsumsi micardis, acarbose gliklazid secara rutin. Pasien

mengatakan sebelumnya sudah pernah satu kali mengoleskan betamethason

krim pada lesi kulit.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien baru pertama kali mengalami gejala seperti ini. Pasien saat ini post

primary PCI atas indikasi STEMI Inferior TIMI 5/14 Kilip I. Pasien

sebelumnya menderita Diabetes Melitus sudah sejak 5 tahun yang dan

Hipertensi sudah sejak 3 tahun yang lalu.

Riwayat Alergi :

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat, udara maupun debu.

Pasien juga mengatakan sebelumnya tidak pernah memiliki keluhan saat

memakai sendal jepit.

Riwayat Atopi :

Pasien tidak memiliki riwayat asma dan riwayat bersin-bersin pada pagi hari.
Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama.

Riwayat Sosial dan Ekonomi :

Pasien bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Pasien tinggal dirumah

permanen milik sendiri yang dihuni oleh lima orang yang terdiri dari istri

pasien, anak dan menantu pasien serta cucu pasien. Rumah pasien beratap

seng, berdinding beton, berlantai keramik dan memiliki ventilasi yang baik.

Riwayat Kebiasaan :

Pasien sebelumnya tidak memiliki keterbatasan fisik dalam melakukan

aktivitas fisik dan pekerjaan. Pasien mengatakan jarang berolahraga

dikarenakan kesibukan pekerjaan. Pasien sering menghabiskan waktu dirumah

dan kantor bersama istri, keluarga dan teman-teman pasien. Kegiatan sehari-

hari pasien tidak membutuhkan pertolongan orang lain. Saat ini pasien lebih

banyak menghabiskan waktu ditempat tidur untuk pemulihan post primary PCI.

C. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Sakit Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 98 x/menit
Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 37,5˚C

Tinggi Badan : 165 cm

Berat Badan : 80 Kg

IMT : 29,4 kg/m2

Status Gizi : Obesitas

Kepala

Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera Ikterik (-)

Hidung : Sekret (-), Edema (-)

Mulut : Karies gigi (-)

Leher

Trakea : Letak tengah

Thoraks : Simetris, retraksi (-)

Cor : SI-SII Reguler, bising (-), gallop (-)

Pulmo : Sp. Vesikuler Rh (-), Wh (-)

Abdomen

Datar, Lemas, Bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)

Hepar/Lien : Tidak teraba

Inguinalis

Pembesaran KGB : (-)

Ekstremitas

Akral hangat, edema (-), CRT ≤ 2 detik, Regional pedis terdapat makula

eritema-hiperpigmentasi
BAB III

PEMBAHASAN

Dermatitis kontak alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat, atau

reaksi imunologi tipe IV, dimediasi terutama oleh limfosit yang sebelumnya

tersensitisasi, yang menyebabkan peradangan dan edema pada kulit. Penyebab

dermatitis kontak alergi adalah bahan-bahan kimia yang termasuk nikel, karet,

latex, pengawet, pewarna, kosmetik parfum dan lain-lain. Setelah kulit terpapar

pertama kali oleh alergen dan telah terjadi proses sensitisasi, bila terpapar

alergen yang sama dikemudian hari, maka akan terjadi proses elisitasi yang

umumnya berlangsung 24-48 jam. Disini akan mulai terlihat perubahan kulit

akibat reaksi imunologi berupa gatal, eritema, kemudian timbul papul, vesikel

atau bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah menyebabkan erosi dan eksudasi.

Pada DKA kronik terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan
Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 7.
mungkin juga fisurra berbatas tidak tegas.
cetakan pertama. tahun 2015. penerbit: badan penerbit FKUI.

Seorang pasien laki-laki berusia 59 tahun datang dengan keluhan timbul bercak

kemerahan yang gatal dikedua kaki sejak ± 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.

Pasien ini di diagnosis dengan Dermatitis Kontak Alergi. Diagnosis ditegakkan

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan ± 2

minggu timbul bercak kemerahan dan gatal. Pasien mengatakan bercak pertama kali

muncul setelah pasien sering menggunakan sandal jepit. Bercak tidak bertambah luas

dan hanya timbul sebatas bagian kaki yang kontak dengan sandal jepit. Awalnya

hanya timbul bercak kemerahan namun lama-kelamaan pasien merasakan gatal.


Sebelumnya pasien memakai sandal yang sama namun tidak pernah merasakan

keluhan seperti ini.

Diagnosis dermatitis kontak alergi didasarkan atas hasil anamnesis yang

cermat dan pemeriksaan klinis yang teliti. Pertanyaan mengenai kontaktan

yang dicurigai berdasarkan pada kelainan kulit yang ditemukan. Misalnya,

pada kelainan kulit berukuran numular disekitar umbilikus berupa

hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka perlu ditanyakan

apakah pasien memakai kancing celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat

dari logam (nikel). Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat

pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika,

berbagai bahan yang diketahui menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah

di alami, riwayat atopi baik yang bersangkutan atau keluarganya.

Pemeriksaan fisik yang sangat penting, karena dengan melihat lokasi dan

pola kelainan kulit sering kali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya.

Misalnya, diketiak oleh deodoran; dipergelangan tangan oleh jam

tangan;dikedua kaki oleh sepatu/sandal. Pemeriksaan hendaknya dilakukan

ditempat yang cukup terang, pada seluruh permukaan kulit untuk melihat

kemungkinan kelainan kulit lain karena berbagai sebab endogen.

Berdasarkan anamnesis faktor-faktor yang menjadi gejala klinis Dermatitis


Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 7. cetakan pertama. tahun 2015. penerbit:
Kontak Alergi adalah :
badan penerbit FKUI.

- Pasien umumnya mengeluh gatal

- Kelainan kulit bergantung pada keparahan dan lokalisasinya


- Lesi akut : bercak eritematosa berbatas tegas, diikuti edema, papulovesikel,

vesikel atau bulla. Vesikel/bulla pecah menyebabkan erosi dan eksudasi

(basah).

- Lesi kronik : kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, fissura. Batasnya

tidak tegas.

Pada pasien ini, didapatkan sesuai dengan teori pasien umumnya mengeluh

gatal, lesi kulit diawali dengan bercak eritematosa berbatas tegas,

timbulnya bercak dikaki disebabkan pasien menggunakan sendal jepit.

Pemeriksaan uji tempel perlu dipertimbangkan untuk menentukan


apakahdermatitis tersebut karena kontak alergi. Tempat untuk melakukan uji
tempel biasanya dipunggung. Untuk melakukan uji tempel diperlukan antigen stan
dar buatan pabrik, misal Finn Chamber System Kit dan T.R.U.E.
Produk yang diketahui bersifat iritan, misalnya detergen, hanya boleh
diuji bila diduga keras penyebab alergi. Apabila sepatu, pakaian, atau sarung tang
anyang dicurigai penyebab alergi, maka uji tempel dilakukan dengan potongan
kecil bahan tersebut yang direndam dalam air garam yan tidak dibubuhi bahan pen
gawet, atau air, dan ditempelkan dikulit dengan memakai finn chamber,dibiarkan
sekurang-kurangnya 48 jam

Anda mungkin juga menyukai