Anda di halaman 1dari 2

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan penderita penyakit Tuberkulosis (TBC) di

Indonesia mencapai 1.020.000. Namun, yang dilaporkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes)


sekitar 450 ribu kasus. Kepala Sub Direktorat Tuberkulosis Kemenkes Asik Surya mengatakan,
penderita TBC di Indonesia pada 2017 menurut estimasi WHO yaitu sekitar 1.020.000.

"Tetapi yang terlaporkan dari sisi program sekitar 450 ribu penderita, jadi sisanya masih tidak
terlaporkan," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (21/3).

Padahal ia mengklaim, Kemenkes sudah memberikan pelayanan kepada sekitar 730.000 orang
penderita atau sekitar 70 persennya. Kemenkes, kata dia, terus berupaya mengeliminasi TBC
pada 2035 bisa diwujudkan. Karena itu, Asik menyebut pemerintah terus berupaya
meningkatkan penemuan kasus ini sebanyak-banyaknya agar langsung mengurangi sumber
penularan.

"Karena sumber penularan terjadi pada pasien TBC, jadi selama masih banyak pasien TBC yang
belum tertangani maka dia masih akan menularkan terus kepada masyarakat," katanya.

Ia menambahkan, kasus ini masih terjadi karena gaya hidup masyarakat yang masih meludah
sembarangan, padatnya penduduk, hidup di daerah kumuh, kurangnya ventilasi hingga terlambat
berobat.

"Itu akan memudahkan penularan TBC yang melalui udara. Sehingga TBC banyak terjadi di
perkotaan dibandingkan pedesaan,"ujarnya.

Namun, ia mengklaim pmerintah telah menyiapkan dari sisi sarana termasuk obat-obatan yang
dijamin cukup. Kemenkes, kata dia, juga sudah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk pembiayaan obat-obatan TBC. Jadi, kata dia,
masyarakat yang positif menderita TBC tidak perlu memikirkan biaya pengobatan karena semua
ditanggung pemerintah.

Selain itu, pihaknya juga berusaha penguatan layanan kesehatan seperti pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas). Sementara itu terkait hari TBC sedunia, Asik menerangkan peringatan
TBC sedunia menerangkan, puncak peringatan TBC pada Sabtu (24/3) besok akan dipusatkan di
Monumen Nasional, Jakarta Pusat (Jakpus).

https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/18/03/22/p5ypg2359-who-2017-
laporkan-penderita-tbc-di-indonesia-1-juta
d. Penyakit Tuberkulosis atau yang sering disebut TB paru adalah
penyakiti n f e k s i m e n u l a r l a n g s u n g ya n g d i s e b a b k a n o l e h M y c o b a c t e r i u m t u b
erculosis

(Permenkes, 2014, 9
).
Kuman ini paling sering menyerang organ paru
dengans u m b e r p e n u l a r a n a d a l a h p a s i e n T B B T A p o s i t i f . S a m p a i s a a t i n i
T B m a s i h menjadi masalah kesehatan yang utama diberbagai Negara di dunia. orld
!ealth"rganitation # !"$ memperkirakan antara tahun %&&%'%&%& akan ada
sekitar satu miliar manusia terinfeksi TB() jika dihitung pertambahan
jumlah pasienT B ( ) a k a n b e r t a m b a h s e k i t a r % ) * ' + ) , j u t a s e t i a p t a h u n d a n - ) -
' % ) % j u t a j i a meninggal setiap tahun
(Anggreini DS. 2011, 4,5).
orld !ealth "rganitation
(WHO)
menyatakan bah a -
/ 0 p e n d u d u k d u n i a t e l a h t e r i n f e k s i k u m a n tuberculosis
(Suharyo,

2013, 86).

1agi laporan
World Health

Organitation(WHO)
2), juta orang sakit karena TB paru) -)+ juta orang meninggal karena TB paru
(
emi!raan "#, 2016, 4)
.
Tuberkulosis dapat menyerang siapa saja) dari semua golongan) segala
usia) jenis kelamin dan semua status sosial'ekonomi. Sekitar 3+4 pasien TB adalahk e l o m p o
k usia yang paling produktif secara ekonomis #-
+ ' + & t a h u n $ . 5iperkirakan seorang pasien TB de asa akan kehilangan rata'rata aktu
kerjanya0'6 bulan. !al tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan
rumahtangganya sekitar %&'0&4. 7ika ia meninggal akibat TB) maka akan
kehilangan pendapatannya sekitar -
+ tahun) selain merugikan secara ekonomis) TB jugam e m b e r i k a n d a m p a k b u r u k l a i
nnya secara sosial) seperti stigma bahkan

Anda mungkin juga menyukai