Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL SEMINAR

”PALIATIVE CARE PADA ODHA”

DISUSUN OLEH :

Tim ilmiah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS


JAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita/pasien baik dewasa maupun anak-anak dan keluarga dalam
menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan rasa sakit yang
dirasakan oleh pasien/penderita melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual
World Health Organization (WHO, 2016).
Menurut WHO (2016) beberapa penyakit yang termasuk dalam perawatan paliatif,
seperti penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi 38.5%, kanker 34%, penyakit pernapasan
kronis 10.3%, HIV/AIDS 5.7%, diabetes 4.6% dan memerlukan perawatan paliatif sekitaR
40-60%. Sebanyak 29 juta orang pasien dengan kasus penyakit yang membutuhkan
perawatan paliatif meninggal dunia pada tahun 2011.Sebanyak 60% pasien yang
membutuhkan perawatan paliatif dengan usia 60 tahun, 25% pada usia dewasa (15-59 tahun).
Sedangkan 6% pada usia 0 – 14 tahun).
HIV & AIDS merupakan salah satu penyakit salah satu masalah beberapa tahun ini.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Sebuah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia yang berdampak pada sistem kekebalan tubuh sehingga
menimbulkan satu penyakit yang disebut AIDS (Depkes, 2014). AIDS singkatan dari Acuired
Immune Deficiency Sindrome. Aids muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan
tubuh kita selama 5-10 tahun atau lebih. Sistem kekbalan tubuh menjadi lemah, satu atau
lebih penyakit dapat timbul. Lemahnya sistem kekebalan tubuh ini menyebabkan, beberapa
penyakit menjadi lebih parah daripada biasanya (Black, 2014).
Berdasarkan data statistik di Indonesia yang dilaporkan dari 1 January sampai
dengan 30Maret 2017 menurut Ditien P2P dan PL Kemenkes RI bahwa jumlah HIV
sebanyak 10.376 dan AIDS sebanyak 673. Secara kumulatif HIV AIDS dari tanggal 1 april
1987 sampai dengan 30 Maret 2017 didapatkan data total penderita HIV 242.699, jumlah
penderita AIDS 87.453 dan yang meninggal karena AIDS menurun dari 1,11% pada tahun
2015 menjadi 0,08% maret 2017. Hasil survey menyatakan bahwa persentase AIDS
terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 48.977 sedangkan perempuan sebanyak 27.458 dan
unknown sejumlah 10.345. Presentase HIV tertinggi yang dilaporkan pada kelompok usia
dibawah 15 tahun sebanyak 2.980, kelompok umur 15-39 tahun sebanyak 56.162, dan
kelompok umur diatas 40 tahun sebanyak16.246 dan unknown sebanyak 11.392.
Jumlah kumulatif kasus AIDS menurut faktor risiko didapatkan data bahwa
heteroseksual menempati angka paling tinggi sebanyak 59.295, homosexual sebanyak 3.697,
IDU sebanyak 9.099, dari tranfusi darah sebanyak 231, penularan melalui perinatal sebanyak
2.604 dan unknown sebanyak 11.689. Pada stadium lanjut pasien dengan penyakit kronis
tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak napas, penurunan berat
badan, gangguan aktivitas, tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya (Black, 2014). Kebutuhan pasien pada
stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga
pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis sosial dan spiritual yang dilakukan
dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan palliative (Doyle &
Macdonald, 2003).
Berdasakan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 812/MENKES/SK/VII/2007
tentang Palliative Care di di Indonesia. Tujuan umum dari kebijakan adalah sebagai payung
hukumdan arahan bagi perawatan paliatif di Indonesia, sedangkan tujuan khususnya adalah :
a) Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh
Indonesia, b) Tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak perawatan paliatif, c)
Tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih, d) Tersedianya sarana dan prasarana
yang diperlukan. Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat
disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker penyakit degeneratif,
penyakit paru obstrutif kronis, sistik fibrosis, stroke, parkinson, gagal jantung, penyakit
genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS memerlukan perawatan palliative,
disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Namun saat ini pelayanan
kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit
disembuhkan tersebut, terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya
pada penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi
pasien dan keluarganya.
Perawatan palliative merupakan pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup klien
dan keluarga mereka dalam menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan penyakit yang
mengancam kehidupan, melalui tindakan mencegah dan meringankan penderitaan dengan
cara mengidentifikasi dan mengkaji secara sempurna serta menangani nyeri maupun masalah
fisik, psikososial, dan spiritual lainnya (WHO, 2014). Perawatan palliative tidak hanya
sebatas aspek fisik dari penderita itu yang ditangani tetapi juga aspek lain seperti psikologis,
sosial, dan spiritual. Titik central perawatan adalah pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan
hanya penyakit yang dideritanya. Untuk itu metode pendekatan yang terbaik adalah
pendekatan terintegrasi dengan mengikutsertakan beberapa profesi terkait antara lain dokter,
perawat, terapis, petugas sosial medis, psikolog, rohaniwan, relawan dan profesi lain yang
diperlukan.
Perawatan paliative adalah perawatan penunjang untuk meningkatkan mutu hidup,
meringankan penderitaan penyakit, dan juga harus disediakan pada tahap yang tidak dapat
disembuhkan. Perawatan tersebut mungkin dibutuhkan dari masa bayi dan untuk bertahun-
tahun untuk beberapa anak, sementara yang lain baru memerlukannya setelah mereka lebih
tua, dan untuk jangka waktu yang singkat (Nuhomi, 2010). Berdasarkan uraiaan tersebut,
kelompok tertarik untuk membahas peraawatan paliatif pada pasien dengan HIV dan AIDS.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar tentang Paliative Care pada ODHA peserta seminar
diharapkan mampu memahami dan melaksanakannya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tujuan perawatan paliatif
b. Mengatahui filosofi perawatan paliatif
c. Mengetahui permasalahan dan tantangan dalam perawatan paliatif pada HIV/AIDS.
d. Mengetahui tata laksana perawatan paliatif pada ODHA.

DAFTAR PUSTAKA

Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Teexbook of Palliative Medicine. Oxford medical
Publication (OUP). 3rd end 2003.

Black, 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Elsevier. Jakarta


KEMENKES RI Nomor : 812/MENKES/SK/VII/2007. Paliatife Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.

KEMENKES RI DITJEN P2P. 2017. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Kementian


Kesehatan Republik Indonesia.

Nuhomi,dkk. (2010). Bunga Perawatan Paliatif; badan Penerbit FKUI Jakarta.

www.spiritia.or.id/dokspiritia.php

www.pusdatin.kemenkes.go.id

http://www.slideshare.net/mobile/ghearizqyoliviacarmanita/perawatan-paliatif-pada -odha.com

Anda mungkin juga menyukai