PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ibu “J”
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Pendidikan : Tidak ada
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinanan : Kawin
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Jelantik Mamoran, Kec. Klungkung, Kab,
Klungkung
Tanggal masuk : 29 Agustus 2017
Tanggal pengkajian : 4 Agustus 2017
No RM : 212047
Sumber informasi : Wawancara dengan keluarga pasien dan
catatan medis pasien
Sumber biaya : Umum
Penganggung
Nama penanggung jawab : Ibu “P”
Umur :
Agama : Hindu
Alamat : Tojan, Klungkung
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan pasien : Sepupu
2. Alasan Dirawat
1) Keluhan Utama saat MRS : Nyeri pada luka di punggung dan paha kanan
2) Diagnosa medis : Ulkus decubitus + Close Fraktur
intertrochanter femur
3) Keluhan saat ini : Nyeri pada luka decubitus di punggung, nyeri
pada paha kanan setelah jatuh 3 minggu yang
lalu
4) Riwayat Penyakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada luka di bagian punggung. Pasien sebelumnya
hanya tidur di kamar. DM (-), penyakit jantung (-), alergi obat (-).
6) Data Bio-Psiko-Sosio-Spiritual
Pola fungsi kesehatan (11 Pola Fungsional Gordon)
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak langsung dibawa ke rumah sakit
ketika pasien jatuh dan mengalami patah tulang, tapi pasien dipijat. Pasien baru
dibawa ke rumah sakit 3 minggu kemudian.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Keluarga pasien mengatakan pasien makan sedikit-sediki tapi sering. Kadar albumin
pasien rendah dan oleh ahli gizi pasien dianjurkan untuk memakan telur puyuh.
c. Pola eliminasi
Keluarga pasien mengatakan pasien terakhir kali BAB dua hari yang lalu. Pasien
menggunakan kateter urine dan pempers. Pasien tidak mampu menjangkau toilet.
d. Pola Akivitas dan Latihan
1) Kemampuan parawatan Diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi √ √
Berpakaian/berdandan √ √
Eliminasi/toileting √ √
Mobilitas di tempat tidur √ √
Berpindah √ √
Berjalan √ √
Naik tangga √ √
Berbelanja √ √
Memasak √ √
Pemeliharaan rumah √ √
Tabel 1. Kemampuan perawatan diri
Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain &alat
1 = alatbantu 4 = tergantung/tidakmampu
2 = dibantu orang lain
2) Kebersihan diri
Pasien dimandikan di atas tempat tidur setiap pagi dan sore. Pasien tidak pernah
menggosok gigi selama dirawat di rumah sakit.
3) Aktivitas Sehari-hari
Pasien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal dan hanya berbaring
di tempat tidur sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit.
4) Rekreasi
Pasien tidak pernah lagi melakukan rekreasi selama sakit.
5) Olahraga
Pasien tidak mampu untuk melakukan olahraga selama sakit.
e. Pola tidur dan istirahat
Keluaraga pasien mengatakan pasien jarang bisa tidur nyenyak akibat rasa nyeri di
punggungnya. Pasien tampak mengigau saat tidur dan meracau tidak jelas.
f. Pola kognitif, persepsi, sensori
Pasien berbicara dengan tidak jelas. Pasien mengatakan nyeri di bagian punggung bawah
dan paha kanan. Skala nyeri 4 (1-10)
P / Provoking : Apabila melakukan pergerakan dan bergesekan
Q / Quality : Tajam, perih, dan gatal
R / Region : Dekat pinggang dan Paha kanan atas
S / Severiy : Sedang
T / Time : Setiap saat terutama malam hari
g. Pola Konsep Diri
1) Body Image : Pasien menglami ulkus decubitus di bagian punggung bawah
2) Role / Peran : Pasien berperan sebagai istri dan ibu dari tiga orang anak. Pasien
tidak memiliki overload peran.
3) Identity : Pasien menyadari keadaanya dan merasa sudah tidak mampu lagi
melakukan apa-apa.
4) Self Esteem : Pasien tidak memiliki rasa minder.
5) Self Ideals : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah tidak bisa berpikir
normal dan tidak ingin berusaha selama sakit.
h. Pola Seksual dan Reprduksi
Pasien sudah mengalami menopause.
i. Pola Peran Hubungan
Suami pasien mengatakan pasien sudah tidak bekerja sejak 10 tahun. Hubungan pasien
dengan keluarga baik. Pasien dirawat oleh suaminya. Anak-anaknya sudah menikah dan
bekerja di pesiar.
j. Pola Manajemen Koping Stress
Pasien terus mengeluh terhadap penyakitnya. Pasien juga sudah pasrah dengan
keadaannya.
k. Pola keyakinan-nilai
Pasien tidak mampu melakukan ibadah selama sakit. Namun pasien terlihat sering
menyebut nama Tuhan ketika sedang kesakitan.
7) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Tingkat kesadaran : Compos mentis
GSC : F4, V5, M6
Pernafasan : 20x / menit
Nadi : 70x/ menit
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 360 C
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, rambut beruban, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
Mata
Inspeksi : Simetris, conjungtiva pucat, sklera merah, pupil isokor
Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut
Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor,
Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada alat bantu pendengaran
Leher
Inspeksi : Tidak ada odema, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada oedema, tidak ada nyeri
Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan normal (24 x/menit)
Perkusi : Suara dada sonar
Abdomen:
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Distensi (-), Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka), tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)
Perkusi : Tympani
Punggung
Inspeksi : terdapat ulkus decubitus di area punggung bawah dekat pantat
Palpasi : tidak ada benjolan
Genetalia
Inspeksi : Terpasang kateter
8) Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan hematologi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Analisa Data
NO DATA FOKUS DATA STANDAR POHON MASALAH MASALAH
1 DS : Gangguan pola tidur Gangguan pola
- Px - Px dapat teridur tidur
mengatakan dengan pulas Px kesulitan untuk
kesulitan tidur nyanyak, px
untuk bisa sering terjaga saat
tidur malam hari, meracau
nyenyak saat tidur, pola tidur
tidak normal.
DO :
- Px sering - Px tidak terjaga Merangsang system
terjaga saat sepanjang aktivasi reticular
malam hari. malam (SAR) menurunkan
- Px sering - px tampak pengeluaran serotonin
meracau saat tenang saat
tidur. tidur. Merangsang korteks
- Pola tidur - Pola tidur serebral unuk
tidak normal normal meningkatkan
pengeluaran seroton
Nyeri
Faktor fisiologis
2) Analisa Masalah
DS : Px mengatakan kesulitan untuk bisa tidur nyenyak
DO : Px sering terjaga saat malam hari. Px sering meracau saat tidur. Pola tidur tidak normal
P : Gangguan Pola Tidur
E : Faktor fisiologis
S : Px kesulitan untuk tidur nyanyak, px sering terjaga saat malam hari, meracau saat tidur,
pola tidur tidak normal.
Proses terjadinya :
Faktor fisiologis (diantaranya nyeri) meransang korteks serebral untuk meningkatkan
pengeluaran seroton. Kemudian proses ini akan meransang system akivasi retikuler (SAR)
untuk meningkatkan pengeluaran serotonin, yang ditandai dengan gejala kesulitan untuk
tidur, sering terjaga saat malam dan menracau tidak jelas, serta pola tidur yang tidak normal.
Akibat jika tidak ditangani : Gangguan pola tidur kronis
3) Rumusan Diagnosa
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan factor fisiologis (nyeri) ditandai dengan
kesulitan untuk tidur, sering terjaga saat malam hari, meracau saat tidur, dan pola
tidur tidak normal
C. RENCANA KEPERAWATAN
5. Kaji pola
tidur pasien.
5. Mengatahui
perkembangan
pola tidur
pasien.
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Putu Agus Sukma Karisma, A.Md.Kep. Ni Luh Putu Desy Trisna Ekayanti
Nama Pembimbing / CT
NIP 196106061988031002
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ISIRAHAT DAN TIDUR
DI RUANG APEL RSUD KLUNGKUNG
Tanggal 7 s/d 9 September 2017
OLEH
NI LUH PUTU DESY TRISNA EKAYANTI
NIM P07120216006
TINGKA 2A SMT III/ D-IV KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA