Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg.
Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan, dan disebut tekanandiastole. Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dapat diukur dengan dua metoda :

1. Metoda Langsung (Direct Method).

Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh
darah dan dihubungkan dengan manometer. Metoda ini merupakan cara yang sangat tepat
untuk pengukuran tekanan darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan ketrampilan khusus.

2.Metoda tidak langsung (Indirect Method).

Metoda ini menggunakan shpygmomanometer (tensi meter).

1.2. TUJUAN

 Untuk Mengetahui Tekanan Darah Normal

 Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat berbaring

 Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Berdiri

 Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Otak Bekerja

 Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Otot Bekerja.


BAB II
TEORI
2.1. Tekanan Darah

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg.
Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan, dan disebut tekanandiastole. Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :

a . Cara Palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.

b. Cara Auskultasi, dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.

Penyakit pada tekanan darah, yaitu :

1. Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi

2. Hipotensi adalah penyakit tekanan darah rendah

3. Hipotensi Orthostatik Hipotensi orthostatik adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan kejatuhan dalam tekanan darah ketika seseorang berdiri
(orthostatic= sikap tubuh yang tegak lurus, hypo= kurang + tension=tekanan).
BAB IV
ISI
A. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg.
Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan, dan disebut tekanandiastole. Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-
anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu
dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya
mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

B. Jenis Tekanan Darah

 Tekanan sistolik
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung.Istilah ini
secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi
kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi
disebut systole.
Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan
angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan
sistolik pada nilai 120 mmHg.

 Tekanan diastolik
Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi
atau beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang
digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung.

 Tekanan Darah

Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada baiknya Anda mengenal
terlebih dahulu tentangtekanan darah. Saat Anda melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan
klinis ke dokter, biasanya ada alat khusus yang digunakan oleh dokter untuk memeriksa tekanan
darah. Alat untuk memeriksa tekanan darah disebutsphigmomanometer atau dikenal juga
dengan tensimeter. Ada tensimeter digital dan ada juga tensimeter air raksa yang masih umum
digunakan untuk pemeriksaan klinis.

C. Cara Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah sangat mudah dilakukan dengan cara palpasi, kita dapat
melakukan sendiri. Di samping itu dengan perkembangan teknologi saat ini dapat
menggunakan alat elektronik yang canggih.

Tekanan darah dapat diukur dengan dua metoda :

1. Metoda Langsung (Direct Method).

Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh
darah dan dihubungkan dengan manometer. Metoda ini merupakan cara yang sangat tepat
untuk pengukuran tekanan darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan ketrampilan khusus.

2.Metoda tidak langsung (Indirect Method).

Metoda ini menggunakan shpygmomanometer (tensi meter).

Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :

a . Cara Palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.

b. Cara Auskultasi, dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.

Setelah mengetahui tekanan darah, pasti Anda ingin mengetahui apakah tekanan darah Anda
termasuk rendah, normal atau tinggi. Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil
pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolik:
Sistolik(angka Diastolik(angka
Tekanan Darah
pertama) kedua)

Darah rendahatauhipotensi Di bawah 90 Di bawah 60

Normal 90 - 120 60 - 80

Pre-hipertensi 120 - 140 80 - 90


.
Darah 90 - 100
tinggi atauhipertensi(stadium 140 - 160
1)

Darah
tinggi atauhipertensi(stadium Di atas 160 Di atas 100
2 / berbahaya)

Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa

Tekanan Tekanan
Kategori Darah Darah
Sistolik Diastolik

Dibawah Dibawah 80
Normal
120 mmHg mmHg

120-139 80-89
Pre-Hipertensi
mmHg mmHg

140-159 90-99
Stadium 1
mmHg mmHg

160 mmHg 100 mmHg


Stadium 2
atau lebih atau lebih

Hipertensi
Mendesak diatas 180 diatas 110
(tanpa disertai mmHg mmHg
gejala
kerusakan
organ)

Hipertensi
maligna
220 mmHg 120 mmHg
(disertai gejala
atau lebih atau lebih
kerusakan
organ)

E. Faktor- faktor Fisiologis yang Dapat Mempengaruhi Tekanan Darah

1. Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena. Jika
darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada
fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh
perdarahan berat. Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi
horizontal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan
mudah. Tapi, ketika berdiri aliran darah vena kembali ke jantung mengalami tahanan lain,
yaitu gravitasi. Tedapat tiga mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena,
yakni konstriksi vena, pompa otot rangka, dan pompa respirasi.

2. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan
kontraksi jantung meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi
saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak akan
terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan
menurun.

3. Resistensi perifer. Yaitu resisitensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena
biasanya sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastol normal.

4. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri
besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat
menyerap sebagain gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini menyebabkan
tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi,
dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada di
batas normal.

5. Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah
dan protein plasma, terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada
seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah,
sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena dan
perokok berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia, akan
menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat kekurangan, mekanisme
penjaga tekanan darah seperti vasokonstriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan
darah normal.

6. Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat donor darah, akan
menyebabkan penurunan tekanan darah sementara, yang akan langsung dikompensasi
dengan peningkatan tekanan darah dan peningkatan vasokonstriksi. Akan tetapi, setelah
perdarahan berat, mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk mempertahankan
tekanan darah normal dan aliran darah ke otak. Walaupun seseorang dapat selamat dari
kehilangan 50% dari total darah tubuh, kemungkinan terjadinya cedera otak meningkat
karena banyaknya darah yang hilang dan tidak dapat diganti segera.

7. Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya, pada saat
stress, medula kelenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang
keduanya akan menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah.
Selain dari vasokonstriksi, epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart rate dan gaya
kontraksi. Hormon lain yang berperan adalah ADH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis
posterior saat tubuh mengalami kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorpsi
cairan pada ginjal sehingga tekanan darah tidak akan semakin turun. Hormon lain,
aldosteron, memiliki efek serupa pada ginjal, dimana aldosteron akan mempromosikan
reabsorpsi Na+, lalu air akan mengikuti ion Na+ ke darah.

F. Pengendalian Tekanan Darah

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karenaarteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu
jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormon di dalam darah.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga
tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
1. aktivitas memompa jantung berkurang
2. arteri mengalami pelebaran
3. banyak cairan keluar dari sirkulasi
maka tekanan darah akan menurun.
G. Penyakit Pada Tekanan Darah

1. Hipertensi

a. Gejala Hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

 sakit kepala

 kelelahan

 mual

 muntah

 sesak nafas

 gelisah

 pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap
200 penderita hipertensi.
b. Penyebab Darah Tinggi

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanandarah tinggi. Ada faktor
penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda
kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:

 Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang
memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih
besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar
identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti
gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
 Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang
bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa
tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat
mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
 Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan.Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat
pada beberapa orang, khususnya bagi penderitadiabetes, penderita hipertensi ringan, orang
dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
 Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan.Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan
kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel
berikut:kolesterol.
 Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan.Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat
badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
 Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan.Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu
tekanan darah tinggi.
 Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan.Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke.
Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi,
merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan darah.
 Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan.Kafein yang terdapat pada kopi, tehmaupun minuman cola
bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
 Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan.Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan
tekanan darah tinggi.
 Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan.Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi
Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini
dikenal sebagai hipertensi esensial atauhipertensi primer. Hipertensi esensial
kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh
darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika
penyebabnya diketahui, maka disebuthipertensi sekunder.

Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.


Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin)
atau norepinefrin (noradrenalin).

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal
- Stenosis arteri renalis
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma

3. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut.

c. Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi

Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun
mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka saran praktis
berikut ini dapat Anda lakukan:

 Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi
sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
 Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan
kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
 Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi,
sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan.
 Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per
hari sedangkan wanita 15 ml per hari.
 Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan
darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang.
Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
 Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon,
dan jeruk.
 Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.
 Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
 Kendalikan kadar kolesterol Anda.
 Kendalikan diabetes Anda.
 Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda
menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak meningkatkan tekanan
darah.
d. Pengobatan

Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah
terjadinya komplikasi.

Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:

1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk


menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol
darah tinggi.
Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium
klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup)
dan mengurangi alkohol.
3. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu
membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
4. Berhenti merokok.
e. Pemberian Obat
Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati
hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan
di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran
pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang
diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.

Diuretik sangat efektif pada:


- orang kulit hitam
- lanjut usia
- kegemukan
- penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
Misal : Hydrochlorothiazide,Chlorthalidone, Metolazone, Indapamide,Spironolactone, Amiloride,
Triamterene,Furosemide, Bumetanide, Ethacrynic acid.

Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-
blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf
simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera kan memberikan respon terhadap stres, dengan cara
meningkatkan tekanan darah.

Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
- penderita usia muda
- penderita yang pernah mengalami serangan jantung
- penderita dengan denyut jantung yang cepat
- angina pektoris (nyeri dada)
- sakit kepala migren.
Misal : Atenolol, Metoprolol, Propranolol,Nebivolol, Esmolol, Labetalol, Carvedilol,Bisoprolol

Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan


tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.

Obat ini efektif diberikan kepada:


- orang kulit putih
- usia muda
- penderita gagal jantung
- penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau
penyakit ginjal diabetik
- pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.
Misal : captopril, enalapril, Ramipril,Lisinopril, Aliskiren, Benazepril , Moexipril ,Perindopril

Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme


yang mirip dengan ACE-inhibitor.
Misal
: Losartan, Valsartan, Olmesartan,Eprosartan, Azilsartan, Irbesartan ,Candesartan ,Telmisartan .

Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang


benar-benar berbeda.
Sangat efektif diberikan kepada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- penderita angina pektoris (nyeri dada)
- denyut jantung yang cepat
- sakit kepala migren.
Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine,Felodipine, Diltiazem, Verapamil

Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini
hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.

Kedaruratan hipertensi (misalnyahipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan


tekanan darah tinggi dengan segera.

Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan
secara intravena (melalui pembuluh darah):
- diazoxide
- nitroprusside
- nitroglycerin
- labetalol.

Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-
oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi
secara ketat.
f. Pengelolaan Hipertensi Sekunder

Pengobatan hipertensi sekunder tergantung kepada penyebabnya. Mengatasi penyakit


ginjal kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau paling tidak menurunkan
tekanan darah.

Penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya
terpasang balon dan mengembangkan balon tersebut. Atau bisa dilakukan pembedahan
untuk membuat jalan pintas (operasi bypass). Tumor yang menyebabkan hipertensi (misalnya
feokromositoma) biasanya diangkat melalui pembedahan.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara merubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan
tekanan darah tinggi.

2. Hipotensi

g. Pengertian Hipotensi

Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Telah
dijelaskan pada artikel sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal tekanan darah
seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara
umum adalah 120/80 mmHG.

Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar
110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang menampakkan
beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Apabila
kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu
menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak namun kurang
minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan
perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi)
90/60 mmHg.

h. Gejala Hipotensi

Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah Seseorang yang mengalami tekanan darah
rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan
terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu
berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang
berulang.
Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak
pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan tubuh.

i. Penyebab Penyakit Darah Rendah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah,
hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

- Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari
jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah.
Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung
abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka
berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.

- Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat
(luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan,
buang air kecil atau berkemih berlebihan.

- Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan menurunnya


tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas,
diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).

j. Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah renda
(hipotensi), diantaranya :

- Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali
minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan
meningkat
- Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam

- Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat
membantu mengurangi timbulnya gejala

- Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis


- Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi
yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan
memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi
penderita.

Mengenai image masyarakat yang sebagian besar berpikir bahwa dengan mengkonsumsi
daging kambing bagi penderita hipotensi dapat meningkatkan tensi darah sebenarnya belum
jelas, Namun dibenarkan kalau hal itu akan meningkatkan kandungan haemoglobin (Hb)
dalam darah. Sekali lagi harus dipahami bahwa tekanan darah rendah artinya suplai darah
tidak maksimal keseluruh bagian tubuh. Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa
kandungan Hb sebagai zat pengikat oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang
akibatnya penderita bisa pucat (anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak
kurang), merasa cepat lelah dan sebagainya.

Dalam kasus Hipotensi yang benar-benar diperlukan pemberian obat, biasanya ada beberapa
jenis obat yang biasa dipakai seperti fludrocortisone, midodrine, pyridostigmine, nonsteroidal
anti-inflammatory drugs (NSAIDs), caffeine dan erythropoietin.

3. Hipotesi Orthostatik

k. Devinisi Penyakit Hipotensi Orthostatik

Ketika seseorang berdiri dari duduk atau berbaring, tubuh harus bekerja untuk menyesuaikan
pada perubahan posisi itu. Adalah terutama penting bagi tubuh untuk mendorong darah
keatas dan mensuplai otak dengan oksigen. Jika tubuh gagal untuk melakukan ini dengan
cukup, tekanan darah jatuh/turun, dan orang itu mungkin merasa pusing atau bahkan pingsan.
Hipotensi orthostatik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kejatuhan dalam
tekanan darah ketika seseorang berdiri (orthostatic= sikap tubuh yang tegak lurus, hypo=
kurang + tension=tekanan).

Suplai darah yang cukup ke organ-organ tubuh tergantung pada tiga faktor-faktor:

1. jantung yang cukup kuat untuk memompa,


2. arteri-arteri dan vena-vena yang mampu untuk mengerut atau menyempit, dan
3. cukup darah dan cairan didalam pembuluh-pembuluh.
Ketika tubuh merubah posisi, keanekaragaman dari aksi-aksi terjadi yang melibatkan semua
bagian-bagian dari sistim kardiovaskular serta sistim syaraf autonomic (autonomic nervous
system) yang membantu mengatur fungsi mereka.
Autonomic nervous system dapat dipertimbangkan untuk "berlari dilatar belakang" dari tubuh,
mengatur proses-proses tubuh yang kita ambil sebagai yang diberikan. Ada keseimbangan
antara sympathetic system(syaraf-syaraf adrenergic), yang mempercepat berbagai hal-
hal, dan parasympathetic system(syaraf-syaraf cholinergic) yang memperlambat
berbagai hal-hal. Nama-nama ini berdasarkan pada tipe dari kimia yang digunakan untuk
mengirim sinyal-sinyal pada ujung-ujung syaraf.

 Adrenaline (dari sympathetic nervous system) mengizinkan tubuh untuk merespon pada stress.
Bayangkan melihat seekor beruang dalam hutan; jantung anda bedenyut lebih cepat, telapak-telapak
tangan anda berkeringat, mata-mata anda membesar, dan rambut-rambut anda berdiri pada ujungnya.
 Acetylcholine adalah kimia yang adalah anti-adrenaline dan terlibat pada parasympathetic
nervous system.
Kedua sistim-sistim ini berada dalam keseimbangan, dan tetap perlu untuk merespon pada
perubahan-perubahan yang rutin dalam tubuh yang terjadi sepanjang hari.
 Ketika tubuh bergerak ke posisi berdiri, monitor-monitor tekanan (sel-sel baroreceptor) yang
berlokasi pada arteri-arteri carotid dan aorta merasakan kejatuhan yang hampir tak kentara dalam tekanan
darah karena gaya berat, yang menyebabkan darah mengalir menuju kaki-kaki.
 Hampir dengan seketika, sympathetic system distimulasi, menyebabkan denyut jantung
meningkat, otot jantung berkontraksi atau menekan lebih kuat, dan pembuluh-pembuluh darah mengerut
atau menyempit.
 Semua dari aksi-aksi ini melayani untuk meningkatkan tekanan darah sehingga jumlah darah
yang cukup masih dapat dipompa ke otak dan organ-organ lain.
 Tanpa perubahan-perubahan ini, gaya berat akan menyebabkan darah tetap pada baian yang
paling bawah dari tubuh dan jauh dari otak, menyebabkan gejala-gejala kepeningan atau bahkan pingsan.
Hipotensi orthostatik bukanlah penyakit atau keluhan dari individu; ia adalah perubahan yang
abnormal dalam tekanan darah dan denyut jantung yang berhubungan dengan penyakit.
j. Penyebab Hipotensi Orthostatik

Hipotensi orthostatik mempunyai banyak sebab-sebab yang potensial, beberapa


mempengaruhi hanya satu bagian dari sistim yang mensuplai darah ke otak, dan yang lain-
lain mempengaruhi dua atau tiga.

Kehilangan cairan didalam pembuluh-pembuluh darah adalah sebab yang paling umum untuk
mengembangkan gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Cairan mungkin adalah air atau
darah tergantung pada penyebabnya.

 Dehidrasi terjadi ketika pemasukan cairan tidak dapat menandingi jumlah cairan yang hilang
oleh tubuh. Muntah, diare, demam, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (contohnya,
kelelahan karena panas atau heat stroke) adala sebab-sebab yang umum seseorang kehilangan jumlah
cairan yang signifikan. Diuretics atau pil-pil air yang digunakan untuk mengontroltekanan darah
tinggi adalah juga penyebab lain dari jumlah cairan yang berkurang dalam tubuh.
 Kehilangan darah dan sebab-sebab lain dari anemia mengurangi jumlah sel-sel darah merah
yang mengangkut oksigen dalam aliran darah, dan ini mungkin menjurus pada gejala-gejala dari hipotensi
orthostatik. Perdarahan mungkin timbul dari satu kejadian yang besar atau mungkin terjadi perlahan-lahan
melalui periode waktu. Dengan perdarahan yang perlahan, tubuh mungkin mampu untuk
mengkompensasi, menggantikan volume yang hilang dari sel-sel darah merah dengan air didalam aliran
darah. Bagaimanpun, sesaat kemudian kehilangan dari kapasitas darah mengangkut oksigen akan
menyebabkan gejala-gejala untuk berkembang. Sebagai tambahan pada kepeningan-kepeningan, mungkin
ada kelemahan, sesak napas, ataunyeri dada.
 Obat-Obat yang mempengaruhi autonomic nervous system mungkin juga menyebabkan
hipotensi orthostatik.
 Obat-obar Beta blocker seperti metoprolol (Inderal) menghalangibeta-adrenergic
receptors dalam tubuh, mencegah jantung menjadi lebih cepat, mencegah jantung berkontraksi dengan
kuat, dan membesarkan pembuluh-pembuluh darah. Semua ketiga efek-efek ini mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk bereaksi pada perubahan-perubahn posisi. Disamping tekanan darah tinggi dan
penyakit jantung, obat-obat ini juga digunakan untuk kontrol sakit kepala dan pencegahan ketakutan.
 Sildenafil (Viagra), vardenafil (Levitra), dan tadalafil (Cialis) memperbesar pembuluh-pembuluh
darah, dan golongan obat ini mungkin menyebabkan hipotensi orthostatik. Efeknya dapat diperbesar jika
dikonsumsi dengan nitrates, obat-obat yang dignakan untuk merawat angina [contohnya, nitroglycerin
(Nitrostat, Nitroquick, Nitrolingual, Nitro-Dur, Minitran, Nitro-Bid dan lain-lain), isosorbide mononitrate
(Imdur, Ismo, Monoket)], alkohol, atau obat-obat nyeri narkotik.
 Obat-obat lain yang digunakan untuk kontrol tekanan darah tinggi mungkin adalah penyebab
yang potensial dari hipotensi orthostatik, bahkan jika dikonsumsi seperti yang diresepkan.
 Hipotensi orthostatik adalah efek sampingan dari banyak obat-obat psychiatric, termasuk
tricyclic antidepressants [amitriptyline (Endep, Elavil), nortriptyline (Pamelor, Aventyl), phenothiazines
(Thorazine, Mellaril, Compazine), dan MAO inhibitors (Nardil, Parnate)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 KESIMPULAN

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg.
Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan, dan disebut tekanandiastole. Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :

a . Cara Palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.

b. Cara Auskultasi, dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.

Penyakit pada tekanan darah, yaitu :

1. Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi

2. Hipotensi adalah penyakit tekanan darah rendah

3. Hipotensi Orthostatik Hipotensi orthostatik

1.2 SARAN

Dengan mempelajari tekanan darah pada manusia, kita dapat mengetahui berapa skala

tekanan untuk darah normal, hipertensi (tekanan darah tinggi), hipotensi (tekanan darah

rendah). Sehingga kita di anjurkan untuk berpola hidup sehat mulai dari makanan yang sehat

dan rajin berolah raga.


DAFTAR PUSTAKA

 http://thegoebbeiz.wordpress.com ( diakses 03 April 2012 @ 16.00)

 http://www.sentra-edukasi.com(diakses 03 April 2012 @ 16.20)

 Kimbal, Jhon W.1999.Biologi edisi 5.Jakarta : Erlangga

 Evelyn.2000.Anatomi Fisiologi Manusia.Jakarta : Gramedia

 www. Wikipedia.com (diakses 03 April @16.25)

 http://tulisanmuti.blogspot.com/2010/01/tekanan-darah-tinggi-penyakit-

akibat.html (diakses 03 April @ 16.30)

 http://www.infogue.com/article/2011/07/04/penyakit_hipotensi

(diakses 03 April @ 16.35)

Anda mungkin juga menyukai