Logam adalah elemen yang dalam larutan air dapat melepas satu atau lebih elektron dan
menjadi kation. Logam memiliki beberapa karateristik penting sebagai berikut:
Reflektivitas tinggi,
Mempunyai kilau logam,
Konduktivitas listrik tinggi,
Konduktivitas termal tinggi,
Mempunyai kekuatan dan kelenturan.
METABOLISME LOGAM
Logam dapat masuk kedalam tubuh manusia lewat inhalasi ataupun oral. Absorpsi per
inhalasi dapat terjadi apabila logam berbentuk debu yang cukup halus antara 2-5 µ. Debu
yang lebih besar tidak akan masuk kedalam paru-paru, tetapi sudah tersaring dibagian hidung,
sedangkan yang sangat kecil akan mudah keluar kembali dengan udara ekspirasi. Efek yang
terjadi tergantung pada jumlah dan tempat absorpsi, sifat kimiawi-fisis racun. Yang bersifat
inert seperti seperti karbon, tidak akan bereaksi dan hanya terkumpul didalamnya.
Sebaliknya, silika sangat reaktif dan bereaksi pada sel paru-paru sehingga rusak dan
terbentuk jaringan ikat atau fibrosis yang sifatnya progresif, sekalipun silika sudah tidak
bertambah jumlahnya. Demikian pula halnya dengan logam yang bersifat radioaktif.
Logam yang diabsorpsi lewat gastero-intestinl, akan berdifusi pasif ataupun katalitis
maupun aktif dan di transpor ke organ target ataupun bereaksi sehingga terjadi berbagai
transformasi senyawa logam, sehingga efeknya menjadi beragam. Logam akan mengalami
proses pinositosis yang secara harfiah diartikan sebagai diminum oleh sel.
Logam bila tidak diakumulasi atau dimanfaat oleh tubuh akan diekskresikan lewat
berbagai organ seperti ginjal, usus, rambut, kuku, perspirasi/keringat, udara ekspirasi, air
susu, dan kulit. Ekskresi lewat ginjal tergantung pada pH dan jumlah protein atau asam amino
yang dapat mengikatnya. Usus dapat secara aktif mengekskresikan logam seperti Cadmium,
Merkuri, dan Timah Hitam dari selaput lendirnya. Khusus untuk metil-Hg, ia mengalami
sirkulasi antara hepar (Hati) dan usus lewat empedu; ia akan terus bersirkulasi sehingga
dalam jumlah kecil dapat menyebabkan kerusakan yang besar. Siklus ini dikenal sebagai
siklus entero-hepatik.
Toksisitas logam dapat bersifat kronis dan akut, tergantung pada berbagai faktor.
Toksisitas akut tergantung pada:
Dosis tinggi sekaligus dalam watu pendek, maka efek bisa akut dan parah.
Waktu pemaparan pendek tetapi pasif.
Organ absorpsi atau protal of entry memungkinkan masuk ke peredaran darah dengan
cepat.
kronis tergantung pada:
Dosis yang tidak tinggi, tetapi paparan yang menahun.
Gejala yang tidak mendadak ataupun sangat gradual/kronis.
Organ dapat seluruhnya terkena.
Berbagai jenis logam juga dapat menimbulkan tumor/kanker, dan menjadi perhatian
khusus, karena sampai saat ini kanker dianggap belum dapat disembuhkan, sehingga
dianggap logam/zat yang tidak mempunyai nilai ambang. Dosis aman hanyalah nilai nol saja.
Gejala yang akan ditimbulkan oleh contoh-contoh logam trace mineral adalah sebagai
berikut:
1) Kalsium (Ca)
Batu ginjal
Kanker prostat
Sulit buang air besar (konstipasi)
Penumpukan kalsium di pembuluh darah
Gangguan penyerapan zat besi dan zink
2) Besi (Fe)
3) Magnesium
4) Aluminium
5) Natrium
6) Mangan
7) Hidrogen
8) Fosfor
9) Silicon
10) Titanium
11) Kalium
TINDAKAN TERHADAP
KERACUNAN LOGAM
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah keracunan logam-logam Trace Mineral
adalah sebagai berikut:
1) Kalsium (Ca)
2) Besi (Fe)
3) Magnesium
4) Aluminium
5) Natrium
6) Mangan
7) Hidrogen
8) Fosfor
9) Silicon
10) Titanium
11) Kalium
PESTISIDA HERBISIDA
Herbisida adalah pestisida yang paling banyak digunakan di Amerika dan menduduki
urutan nomor dua di Indonesia. Termasuk didalamnya berbagai jenis ikatan kimia seperti
karbamat, phenol, triazines, anilin, asam amino, dan lain-lain. Pada umumnya herbisida
menunjukkan toksisitas yang rendah pada vertebrata, tetapi senyawa bispiridil atau biasa
disebut sebagai paraquat dan diquat sangat beracun. Herbisida berupa asam kuat, amin, ester,
atau fenol yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit, bentuk merah pada kulit dan dermatitis.
Gejala yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia dari pestisida herbisida tersebut kepada
manusia apabila terkena bahan toksik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Karbamat
2) Phenol
3) Anilin
4) Asam amino
5) Triazines
Pengawasan binatang pengerat merupakan aspek yang penting pada saat sebelum dan
sesudah panen, juga untuk mengawasi penyakit. Rodentisida ini tersusun dalam berbagai
struktur kimia yang mekanisme kerjanya juga bervariasi tergantung pada spesies targetnya.
Apabila disengaja atau secara kebetulan termakan, Rodentisida menyebabkan keracunan yang
serius dan tidak ada antidotumnya.
Gejala keracunan yang diakibatkan oleh jenis-jenis pestisida Rodentisida adalah sebagai
berikut:
1) Zink phosphide (Zn3P2)
2) Fluoro asetat
3) Alfa naftil tiourea
4) Kumarin/indandion
TINDAKAN TERHADAP KERACUNAN
PESTISIDA RODENTISIDA
CHROM (Cr)
SULFIDA (H2S)
KLORIDA (Cl)