Anda di halaman 1dari 20

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIKALANGAN REMAJA

Atih Nurhayanti
atihnurhayanti30@gmail.com
ABSTRAK
Istilah narkoba sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Maraknya
penyalahgunaan yang dilakukan oleh para remaja menjadi salah satu bukti
bahwa pergaulan remaja saat ini sangat memprihatinkan. Bahkan saat ini banyak
remaja yang menghalalkan segala cara dengan menyalahgunakan obat-obat yang
mudah didapat hanya untuk mendapat sensasi mabuk, seperti PCC, Komix, Lem
Aibo, Jamur ceria dan sebagainya. Adapun faktor yang melatar belakangi hal itu
antara lain faktor dari individu, faktor dari obat atau zat, serta faktor dari
lingkungan. Tahapan penyalahgunaan yang dilewati oleh pengguna yang
pertama adalah tahap eksperimen/coba-coba, tahap sosial, tahap instrumental,
tahap pembiasaan dan tahap kompulsif. Jika sudah seperti itu, pengguna akan
menerima efek yang ditimbulkan dari kandungan obat yang disalahgunakan, yaitu
berbagai penyakit yang berat hingga berpotensi mengakibatkan kematian. Hal
tersebut dimulai dari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, seperti merokok.
Kata kunci : Remaja, Narkoba, Merokok

PENDAHULUAN
Jika dilihat dari perkembangannya, baik secara psikis, kognisi, biologis
(seksual), nilai-nilai sosial maupun emosional, masa remaja merupakan masa
dalam masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, namun belum
mencapai kematangan jiwa. pada masa ini,mereka berada dalam proses pencarian
jati diri, mencari kelompok yang bisa menerima keadaan mereka,dan mencoba
menjalin hubungan sosial. Umumnya, kondisi mereka belum stabil, reaktif, dan
rasa ingin tahunya sangat tinggi, sehingga mereka cenderung menyuki hal-hal
yang baru tanpa memikirkan dampaknya, seperti balapan liar tanpa pelindung,
menggunakan narkoba dan lain sebagainya.
Saat ini penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja dan generasi muda
sudah seakin meningkat dan sangat memprihatinkan. Menurut data dari UNDCP
(United Nation Drug Control Programe), lebih dari 200 juta orang diseluruh
dunia telah menyalahgunakan narkoba. Mulai dari menghirup bahan-bahan kimia
oleh anak-anak jalanan yang biasa disebut ngelem, pemakaian ekstasi dikalangan
remaja, sampai pecandu heroin atau putaw ( Yusuf, 2010: 33). Banyak faktor

1
yang menjadi pintu gerbang masuknya narkoba terhadap kehidupan remaja,
seperti pergaulan bebas, dan merokok. Fenomena remaja dengan narkoba seperti
fenomena gunung es, dimana bagian dasar bawah laut yang tidak telihat lebih
besar ukurannya dibanding bagian atas permukaan laut yang nampak. Hanya
sebagian kecil data-data yang mampu diungkap, sedangkan pada realitasnya
masih banyak remaja disekitar kita yang sudah terjerat dalam penyalahgunaan
narkoba.
Seperti rayap menggerogoti balok kayu pada sebuah bangunan, perlahan-
lahan akhirnya ambruk juga. Begitupun narkoba dapat menggerogoti jiwa para
pemakainya dan segenap struktur masyarakat bila dibiarkan begitu saja. Maka
dari itu, berdasarkan uraian diatas penulis rasa perlu adanya penelitian dengan
judul Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja.
KARAKTERISTIK REMAJA
Menurut Kartono (2006:25) remaja adalah suatu periode transisi dimana
awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja
bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan
yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya
suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu diluar keluarga.
Adapun pendapat lain mengatakan bahwa masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita, dan 13
tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Dalam masa peralihan ini remaja
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisik dan psikisnya
(Soekanto, 1987:44).
Perubahan-perubahan fisik dan psikis yang dialami remaja menjadikan
tingkah lakunya tidak stabil penuh gejolak, emosi, dan gelisah. Dan mudah

2
terpengaruh oleh lingkungan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja
secara umum terlihat sebagai berikut :
1. Perubahan jasmani yang demikian pesatnya yang jelas berbeda dengan masa
sebelumnya
2. Perkembangan intelektual lebih mengarah ke pemikiran tentang dirinya dan
refleksi diri
3. Perubahan-perubahan dalam hubungan antara anak-anak dan orang tua dan
orang lain dalam lingkungan dekatnya
4. Perubahan dalam perilaku dan kebutuhan seksual
5. Timbulnya perubahan dalam perilaku dan kebutuhan seksual
6. Banyaknya perubahan dalam penyesuaian diri dan usaha untuk memadukan
perubahan tersebut
Perubahan-perubahan yang menyebabkan kegoncangan pada remaja
dapat menjadikan remaja menjadi terombang ambing, remaja menginginkan
sesuatu tapi dia sendiri kadang-kadang tidak mengerti apa yang diinginkannya. Ia
juga merasa kesepian dan menganggap seolah-olah orang lain tidak memahami
perasaannya. Oleh karena itu, remaja mudah terpengaruh lingkungan dan
diombang-ambingkan oleh keadaan karena munculnya beberapa hal dalam
dirinya, antara lain
1. Kekecewaan dan penderitaan
2. Meningkatnya konflik pertentangan-pertentangan dan krisis penyesuaian
3. Impian dan khayalan
4. Pacaran dan percintaan
5. Keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma kehidupan.

NARKOBA YANG DIKENAL OLEH REMAJA


Narkoba merupakan singkatan dari Narkotik dan obat-obat yang
berbahaya yang sering diartikan NAZA (Narkotik, Alhkohol dan Zat Adiktif) atau
Napza (Narkotik, Alkohol Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) (Apandi, 2010 :
5). Secara umum narkoba dapat diidentifikasi menjadi 3 golongan, yakni narkotik,
psikotropika, dan obat atau zat yang berbahaya (zat adiktif).
1. Narkotik

3
Dalam Undang-undang Republik Indonesia NO.22/1997 narkotik adalah
suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya.
Narkotik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Narkoun yang berarti membuat
lumpuh atau mati rasa. Narkotik digolongan menjadi dua golongan, antara
lain :
a. Narkotik Alami
Yaitu narkotika yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, adapun yang termasuk
kedalam narkotik alami adalah opium, ganja, dan kokain.
b. Narkotik Sintesis
Yaitu narkotika yang bukan dihasilkan dari tumbuhan melainkan diolah
secara kimia. Yang termasuk kedalam jenis ini antara lain morfin, heroin, dan
methadon.

2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun sintesis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melaluyi pengaruh selektif pada susunan syaraf
pusat (SSP) yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dari
perilaku ( UU RI NO.5/1997).
Obat-obat psikotropika dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
a. Psikotropika golongan I : psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat.
b. Psikotropika golongan II : psikotropika yang berkhasiat terapi, tetapi
dapat menimbulkan ketergantungan.
c. Psikotropika golongan III : psikotropika dengan efek ketergantungannya
sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
d. Psikotropika golonan IV : Psikotrpika yang efek ketergantungannya
ringan.
3. Zat-zat adiktif

4
Zat-zat adiktif yaitu zat yang dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati dan
perilaku seseorang. Namun tidak tergolong dalam narkotik maupun obat-obat
psikotropika, serta berpotensi menimbulkan ketergantungan. Yang termasuk
zat adiktif, antara lain alkohol (minuman keras), jamur yang mengandung
Psilosibina dan Psilosina, kecubung, serta solvents.
Adapun narkoba yang dikenal sekaligus diburu dikalangan remaja terbagi
menjadi dua jenis, yaitu jenis lama dan jenis terbaru. Jenis lama antara lain,
komix, dextro, lem aibon dan kamlet. Sedangkan jenis terbaru antara lain tramadol
(TM), Somadril, PCC, jamur ceria(jamur kotoran sapi), dan minuman
beralkohol.
1. Tramadol
Firnasrudin Rahim, dkk dalam jurnal Tramadol and Somadril Abuse
within Gay Community Sex Behavior in Makassar City mengatakan bahwa
pengetahuan tentang obat sebagai bahan atau paduan bahan, termasuk produk
biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi, untuk manusia; penggolongan obat menurut Departement of
Health and Human Services yang dibagi menjadi empat golongan (obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan psikotropika, psikotropika).
Pemahaman kegunaan obat Tramadol dan Somadril sesuai buku
Farmakoterapi yang diindikasikan untuk mengobati dan mencegah nyeri yang
sedang hingga berat, seperti nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca
bedah dengan, derivat meprobamat yang bekerja sebagai relaksan otot yang
diduga terkait dengan efek sampingnya, merileksasikan otot, anti nyeri,
terutama pada otot karena trauma atau terkilir; efek samping Tramadol tidak
sejalan dengan pendapat dari Compton yang menjelaskan bahwa efek
samping yang dapat terjadi: mual, muntah, dispepsia, obstipasi, 6 lelah,
sedasi, pusing, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering dan sakit kepala,
meskipun Tramadol berinteraksi dengan reseptor apiat sampai sekarang
terbukti insidens ketergantungan setelah penggunaan Tramadol, ringan. Hal

5
tersebut sesuai dengan pamahaman informan mengenai efek samping dari
obat Somadril yang tidak sejalan dengan informasi obat Somadril (pusing,
mengantuk, lemah, mual, gangguan koordinasi motorik, gangguan
konsentrasi, hipotensi, depresi pernafasan, koma dan alergi).
Adapun tindakan penyalahgunaan obat Tramadol merupakan respon atau
reaksi konkret seseorang terhadap stimulus atau objek seperti: konteks dan
dosis dalam menggunakan obat-obat sesuai dengan penelitian pada jurnal ini
menyatakan bahwa untuk mendapatkan efeknya, mereka mampu
mengkonsumsi dalam dosis tinggi yaitu empat butir pil, dua sampai enam
butir pil, atau setengah dari papan obat apotek yang mereka konsumsi bahkan
sampai lima puluh tablet sekali minum.
2. PCC
Dilansir dari Dinas Kesehatan Prov Banten obat PCC merupakan obat
yang mempunyai kandungan bahan aktif generik yang terdiri paracetamol
atau acetaminofen + caffeine + carisoprodol. 3 komponen obat tersebut
masing-masing memberikan efek kerja yang berbeda namun saling berkaitan
untuk mendukung masing-masing efek kerja obat
a. Paracetamol
Obat paracetamol sudah bukan menjadi obat asing untuk masyarakat.
Obat ini diperjual belikan secara bebas dan dapat diperoleh di warung
kecil hingga apotik. Paracetamol masuk dalam golongan obat analgetik
antipiretik, yaitu obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan demam.
Namun, paracetamol mempunyai kerja yang lebih kuat pada kondisi
demam dibandingkan dengan nyeri. Sehingga obat ini dikenal sebagai
analgesik lemah.
Paracetamol dibatasi penggunaan maksimalnya 4 gram dalam sehari
pada orang dewasa. Artinya diatas daripada dosis tersebut akan
memberikan efek samping yang fatal. Bahaya efek samping utama dari
obat ini apabila digunakan dalam jangka panjang atau dosis berlebihan
dapat menyebabkan kerusakan hati yang berat. Kondisi berbahaya lainnya
adalah reaksi alergi yang menyebabkan kondisi kulit melepuh yang

6
memenuhi seluruh badan atau biasa disebut dengan sindrom steven
jonshon.
Seseorang yang dalam kondisi sudah mempunyai penyakit hati, gagal
ginjal atau menggunakan alkohol akan memperberat dan mempercepat
kejadian efek samping berbahaya tersebut. Sehingga perlu perhatian
khusus pada pasien yang sedang mengalami kondisi ini. Mengonsumsi
paracetamol saat dalam pengaruh alkohol, atau sedang mengonsumsi
alkohol sangat tidak direkomendasikan.
b. Caffein
Obat kafein sering digunakan mengembalikan kewaspadaan mental
dan pasien lelah. Obat ini diindikasikan pada pasien yang mengalami
masalah pada sistem saraf pusat (SSP). Kafein juga banyak digunakan
pada masalah sakit kepala dan migrain. Penggunaan obat cafein dengan
dosis berlebihan akan meningkatkan risiko pada masalah jantung dan
sistem saraf pusat. Kondisi insomnia, kecemasan, tremor pun akan
meningkat akibat penggunaan obat ini secara belebihan. Efek samping lain
adalah kondisi kejang dapat terjadi akibat over dosis cafein.
Menggunakan kafein perlu perhatian khusus selain pada kondisi
diatas, masalah lambung dan usus serta kelainan kadar gula darah dapat
terjadi. Penurunan kadar glukosa dibawah normal serta peningakatan gula
darah pernah dilaporkan terjadi. Pada kondisi penyakit hati dan gagal
ginjal juga membutuhkan kehati-hatian jika menggunakan obat ini.
c. Carisoprodol
Carisoprodol digolongkan sebagai obat pelemas otot yang bekerja
secara sentral dan digunakan untuk mengatasi nyeri otot, seperti nyeri
punggung bawah, atau nyeri akibat cedera otot. Obat Carisoprodol bekerja
dengan cara menangkan saraf yang berkaitan dengan otot sehingga
memberikan penurunan efek nyeri. Obat dengan merek
dagang Somadril ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka
panjang (paling lama 2-3 minggu), karena belum ada bukti kuat mengenai
efektivitasnya jangka panjang.

7
Ketika menggunakan obat ini, kemungkinan efek samping dapat
muncul seperti pusing, mengantuk, kondisi jantung berdebar, dan
penurunan tekanan darah dibawah normal. Reaksi obat carisoprodol
apabila digunakan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kram pada
perut, insomnia, pusing, mual dan muntah. Menggunakan obat ini dalam
pengaruh alkohol ataupun mengemudi tidak dianjurkan.
Pada penggunaannya sebelum 2014, obat ini banyak disalahgunakan
pada mereka yang pecandu obat, sehingga pada tahun tersebut, badan
POM melakukan penarikan terkait obat ini dengan alasan salah satunya
adalah penyalahgunaan obat.
Adapun penyalahgunaan obat carisoprodol menimbulkan risiko
overdosis yang dapat menyebabkan masalah susunan saraf pusat (SSP),
depresi pernafasan, hipotensi, kejang, hingga kematian. Dilansir melalui
ndrugs.com, obat ini banyak disalahgunakan khususnya bagi mereka yang
mempunyai ketergantungan obat. Gejala yang dilaporkan akibat
penyalahgunaan obat carisoprodol insomnia, muntah, kram perut, sakit
kepala, tremor, otot berkedut, ataksia, halusinasi, dan psikosis. Metabolit
meprobamate yang terkandung didalamnya dapat menyebabkan
ketergantungan.
Dalam penggunaan obat yang tepat, sangat disarankan untuk
melakukan konsultasi obat dengan apoteker. Apoteker tidak mendiagnosa
penyakit, namun dapat membantu setiap pasien untuk menemukan obat
yang tepat terkait penyakit yang pasien derita. Mintalah petunjuk
penggunaan obat, efek samping, hal-hal yang harus dihindari selama
minum obat, dan pertanyaan lain seputar obat. Meskipun apoteker tidak
menuliskan resep untuk penyakit, tetapi mereka mempunyai wewenang
dalam mengganti obat yang tepat jika memenuhi syarat ganti obat.
3. Komix
obat komix merupakan salah satu obat yang dijual bebas dikalangan
masyarakat. Obat ini berfungsi meringankan gejala batuk. Adapun cara
kerja obat adalah sebagai antitusif, atihistamin dan ekspetoran. Indikasinya

8
adalah untuk meredakan batuk dan dosisnya adalah 3x sehari bagi orang
dewasa 1-2 sachet.
Penyalahgunaan obat ini dilakukan dengan cara mengkonsumsi langsung
dalam dosis jumlah besar. Seharusnya dianjukan maksimal 3 sachet untuk
1 hari, namun pada praktiknya para pecandu obat komix mampu
mengkonsumsi 10-15 sachet sekali minum untuk mendapatkan efek
mabuk dan fly. `
Adapun efek setelah mengkonsumsi dalam dosis besar akan
mengakibatkan gagal hati dan ginjal, karena obat batuk mengandung
dextrometrhopan yang terdiri dari campuran obat tersebut.
Faktor-faktor remaja menyalahgunakan obat komix antara lain :
a. Pergaulan
b. Harga yang murah dan efek yang cepat
c. Mudah didapatkan dimana saja
d. Tidak dicurigai
4. Lem Aibon
Lem aibon merupakan lem yang serbaguna , untuk melekatkan berbagai
alat atau barang. Lem ini akan berguna untuk merekatkan barang dari
bahan karet, tembaga, besi dan lain-lain. zat adiktif yang terdapat dari lem
aibon ini sifatnya berbahaya dan mudah didapatkan karena keberadaannya
yang legall. Hal ini menyebabkan adanya penyalahgunaan dikalangan
masyarakat, baik itu dewasa maupun remaja yang kurang mampu untuk
membuat mabuk, karena lem aibon ini termasuk kedalam zat adiktif yang
berbahaya yan disebut inhelensia atau solven yaitu bahan yang mudah
menguap dan dihirup.
Salah satu efek yang ditimbulkan jika menghirupnya yaitu kanker. Karena
dalam lem aibon terdapat zat Trichoroethylene yang berfungsi
memberikan efek akut dan kronis. Trichoroethylene yang masuk ke dalam
tubuh manusia akan menyerang sistem syaraf pusat manusia dengan
symptoms seperti kehilangan keseimbangan, sakit kepala, mudah bingung,
euforia, hilangnya gairah/semangat, dan lemah/lesu (kompasiana, 2016).

9
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIKALANGAN REMAJA
A. Latar belakang penyalahgunaan
Dilansir dari Kompas, jumlah pengguna narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya dikalangan remaja cenderung meningkat. Pengguna
Narkoba diperkirakan sekitar 5 juta orang atau 2,8 persen dari total
penduduk Nusa Tenggara Timur yang mencapai 4,6 juta jiwa. pengguna
remaja yang berusia 12-21 tahun ditaksir sekitar 14.000 orang dari jumlah
remaja di Indonesia sekitar 70 juta orang.
Banyak faktor yang melatarbelakangi penggunaan obat terlarang.
Diantaranya adalah :
1. Faktor Individu
Penyalahgunaan obat dipengaruhi oleh keadaan mental, fisik, dan
psikologis seseorang. Kondisi mental seperti gangguan kepribadian, depresi,
dan gangguan mental dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk
menyalahgunakan narkotika. Faktor individu pada umumnya ditentukan
oleh dua aspek, yaitu :
a. Aspek biologis
Schuchettada dalam kompas (2006:9) menemukan bukti bahwa faktor
genetik berperan pada alkoholisme serta beberapa bentuk perilaku yang
menyimpang, termasuk penyalahgunaan zat.
b. Aspek psikologis
Sebagian besar penyalahgunaan obat dimulai pada masa remaja.
Beberapa ciri perkembangan masa remaja dapat mendorong seseorang
untuk menyalahgunakan obat terlarang, yaitu kepercayaan diri yang kurang,
ketidakmampuan mengelola stress, coba-coba dan berpeluang untuk
mmperoleh pengalaman baru yang semua itu dapat menyebabkan seorang
remaja terjerumus kedalam penyalahgunaan narkoba.
Pada sebagian remaja, penyalahgunaan obat merupakan alat interaksi
sosial, yaitu agarn diterima oleh teman sebaya atau merupakan perwujudan

10
dari penentangan terhadap orang tua dalam rangka membentuk identitas diri
dan supaya dianggap sudah dewasa.
Ada seorang pakar Nurco yang mengemukakan ada lima faktor (yang dapat
berdiri sendiri atau bergabung satu sama lain) untuk menjelaskan mengapa
seseorang bisa menjadi pnyalahguna obat terlarang, sedang orang lain tidak,
yaitu (Kompas, 2006:11) :
a) Kebutuhan untuk menekan frustasi dan dorongan agresif serta
ketidakmampuan menunda kepuasan.
b) Tidak ada identifikasi seksual yang jelas.
c) Kurang kesadaran dan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang bisa
diterima secara sosial.
d) Sebagai perilaku untuk menunjukkan kemampuan diri.
e) Menekan rasa bosan
2. Faktor Obat/zat
a. Adanya perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan zaman
sehubungan dengan arti dan alasan penggunaan zat-zat psikoaktiva,
misalnya obat tidur. Sekarang banyak digunakan tanpa resep dokter
untuk membantu seseorang yang mempunyai kesulitan tidur.
b. Dalam kenyataannya, ada beberapa jenis obat yang digunakan
sebagai tolak ukur status sosial tertentu. Dengan dmeikian, mereka
yang tidak menggunakan akan mengalami tekanan sosial yang kuat
(biasanya dari teman sebaya) untuk mencoba dan memakainya.
c. Adanya keyakinan bahwa obat dapat membantu meningkatkan rasa
percaya diri dan mengurangi beban masalah yang dihadapi.
d. Sifat dari obat golongan narkotika dan psikotropika adalah adiksi
dan toleransi
e. Peredaran semakin banyak dan lebih gampang untuk didapatkan.
3. Faktor lingkungan
Faktor sosiologis yang dianggap dapat menyebabkan penyalahgunaan
obat atau zat antara lain :
a. Hubungan Keluarga

11
Biasanya hubungan keluarga yang tidak harmonis mempunyai masalah
dengan penyalahgunaan obat/zat, misalnya ibu terlalu dominan,
overprotektif, ayah yang otoriter atau yang acuh tak acuh dengan
keluarga. Atau orang tua yang memaksakan kehendak pada anak yang
mendorong anak melarikan diri nke alam impian melalui obat. Kualitas
hubungan keluarga yang buruk dapat menyebabkan penyalahgunaan
obat/zat terlarang meningkat. Penyalahgunaan obat/zat terlarang juga
dipengaruhi oleh kebiasaan anggota keluarga yang lain, seperti orang
tua dan kakak yang juga obat/zat terlarang tersebut.
b. Pengaruh teman
Pengaruh teman terjadinya penyalahgunaan obat/zat terlarang ini sangat
besar. Hukuman oleh kelompok teman sebaya, terutama bagi mereka
yang mencoba berhenti, dirasakan lebih berat dari penggunaan obat itu
sendiri (50%) .
B. Tahapan penyalahgunaan Narkoba
Para ahli mengemukakan ketergantungan penyalahgunaan narkoba
dibagi menjadi lima tahapan yang saling berhubungan (Afandi, 2010: 34),
yaitu
1. Tahap eksperimen /Coba-coba (the experimental stage )
Pada tahap ini, motif utama dari memakai narkoba adalah rasa
ingin tahu dan keinginan untuk mengambil resiko. Keduanya merupakan
ciri-ciri khas kebutuhan remaja untuk mencoba memiliki peranan yang
besar dalam kehidupan sosial. Efek emosi yang muncul pada tahap ini
adalah perubahan mood akibat zat kimia.
2. Tahap sosial (the social stage)
Tahap ini berkaitan dengan aspek sosial dan pengguna. Motif
utama pemakai dalam tahap ini adalah penerimaan dari kelompok atau
sebagai fasilitas sosial agar bisa cocok dengan kelompok lain (fitting in).
Kelompok teman merupakan fasilitator dalam penggunaan sosial,
narkoba dibagikan secara gratis. Penggunaan narkoba pada tahap ini

12
bertujuan untuk mengubah mood untuk menyesuaikan dengan
lingkungan sosialnya.
3. Tahap instrumental (the instrumental stage)
Pada tahap ini pengguna melalui pengalaman coba-coba dan
meniru. Pengguna narkoba pada tahap ini memanipulasi emosi dan
tingkah laku untuk menemukan bahwa pemakaian narkoba dapat
mempengaruhi perasaan dan aksi. Pengguna mnjadi mood akibat
memakai dan mulai memakai obat secara bertujuan. Ada dua tipe
pemakai pada tahap ini, yaitu tipe hedonistik dan kompensasi. Pemakai
tersebut mereflesikan motivasi yang berbeda.
a. Pemakai hedonistik
Alasan utama tipe pemakai hedonistik adalah rasa ingin tahu dan
mencari kesenangan. Pemakai biasanya mulai dari konteks sosial
hingga berlanjut sampai pemakaian secara individu. Hal tersebut
dimotivasi oleh keinginan untuk menjadi paling tinggi dan
menampilkan tingkah laku tertentu, misalnya supaya menjadi lebih
berani dan mengurangi rasa malu.
b. Pemakai kompensasi
Alasan utama tipe pemakai kompensasi adalah untuk menekan
emosi seperti kemarahan, kecemasan, rasa malu, dan rasa bersalah.
4. Tahap pembiasaan (habitual stage)
Pada tahap ini mulai muncul gejala ketergantungan. Tahap ini
merupakan batas antara pemakaian intrumental dan kompulsif. Gaya
hidup pemakai sudah terpusat pada pemakaian yang bertujuan untuk
mengatasi masalah dan kesenangan. Pemakaian narkoba sudah menjadi
kebiasaan dan pengguna sudah mulai memilih kelompok teman bermain.
Pada tahap ini jika pemakai tidak menemukan obat yang bisa digunakan,
ia akan mencari narkoba lain untuk menghindari putus obat atau zat.
5. Tahap kompulsif (the compulsive stage)
Pada tahap ini, pemakaian sudah secara komplit dan total, semua
keinginan dan minat dialihkan pada pemakaian narkoba. Jangkauan

13
perhatian untuk hal-hal lain sangat terbatas atau sama sekali tidak ada
hubungannya dengan orang tua, teman, kerabat, dan lain sebagainya.
Semua menjadi hancur karena sikap acuh tak acuh mereka dan karena
mereka sering kali memanipulasi orang-orang disekitarnya. Satu-satunya
minat yang ada hanyalah pada narkoba, itulah pilihannya.
C. Karakteristik remaja pengguna narkoba
Pengguna narkoba dapat diketahui dari berbagai aspek, salah satunya
dengan menidentifikasi kepribadiannya, baik itu fisik maupun psikis.
Berikut ciri-ciri dari pengguna narkoba (Afandi, 2010: 37) :
1. Ciri-ciri fisik
a. Berat badan menurun karena nafsu makan yang tidak menentu
b. Muka pucat/kuyu
c. Mata merah/cekung
d. Bibir hitam pucat
e. Bicara cadel
f. Keadaan kurang terurus
g. Sukar buang air besar dan kecil
h. Tangan dan lengan ada bekas tusukan jarum(seperti gigitan
nyamuk), bengkak dan merah goresan jaringan.
2. Ciri-ciri emosi pengguna narkoba
a. Sifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan destruktif
b. Mempunyai perasaan rendah diri
c. Suka mencari sensasi dengan melakukan hal-hal yang
mengandung resiko bahaya yang berlebihan
d. Cepat merasa bosan dan merasa tertekan sehingga kehidupan
sehari-hari kurang berfungsi
e. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu
kberhasilan dalam pendidikan maupun pekerjaan
f. Prestasi belajar menurun

14
g. Timbulnya sikap atau perilaku yang menyimpang, misalnya putus
sekolah, tindakan kekerasan, agresivitas, sering berbohong, dan
malas sekolah
h. Perasaan stress yang memuncak.

ROKOK, PINTU GERBANG NERKOBA DIKALANGAN REMAJA


Rokok telah menjadi salah satu penyebab kematian tersebar didunia.
Diperkirakan ada kurang lebih 3 juta orang diseluruh dunia meninggal setiap
tahunnya akibat rkok, 90% kasus kanker paru-paru bekaitan dengan kebiasaan
merokok. Merokok merupakan masalah serius yang menyangkut banyak aspek,
salah satuya aspek kesehatan.
Menurut penelitian sebuah lembaga survei anti rokok usia muda di bawah
Badan Kesehatan Dunia (WHO), Global Youth Tobbaco Survey, usia perokok di
Indonesia semakin muda. Dulu, anak pertama kali merokok adalah SMP, sekarang
banyak dijumpai anak kelas 4 SD sudah merokok. Data dari survey tersebut
ditemukan bahwa 78,2% perokok adalah kaum remaja. Jumlahnya naik dua kali
lipat dari tiga tahun sebelumnya. Angka tertinggi perokok remaja adalah pada usia
15-19 tahun.
Bagi para remaja, merokok merupakan tahap uji coba, yang sebenarnya
mereka sendiri tidak bisa mengerti, mengapa mereka mengambil keputusan untuk
menjadi seorang perokok. Mereka memutuskan merokok lebih kepada dorongan
emosional, rasa ingin tahu serta dorongan dari kelompoknya atau hanya sekedar
pembuktian bahwa dirinya adalah lelaki jantan (Apandi, 2010:41).
Selain berpengaruh terhadap kebiasaan hidup, merokok juga sangat
berpengaruh terhadap kepribadian serta kesehatan penggunanya. Sifat rokok yang
menyebabkan kecanduan (adiktif) secara permanen yang menyebabkan kebiasaan
merokok menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk dihilangkan. Nurrahmah dalam
jurnalnya mengeaskan bahwa kebiasaan merokok menyebabkan seseorang
menjadi lebih egois, hal ini dapat ditunjukkan dengan kebiasaan merokok didepan
umum atau diruang publik. Perokok mengabaikan aturanaturan (norma) dilarang
merokok ditempat umum. Kebiasaan ini sangat merugikan kesehatan orang lain

15
karena menjadikan orang lain sebagai perokok pasif yang jauh lebih berbahaya
dibandingkan dengan perokok aktif. Resiko terkena penyakit lebih besar pada
perokok pasif karena mereka tidak mempunyai filter dalam menyerap seluruh
asap rokok yang dikeluarkan perokok aktif.
Partodiharjo dalam Kartasasmita (2008) menjelaskan terdapat beberapa ciri
orang yang mempunyai kemungkinan besar mengalami gangguan penggunaan
zat:
(a) sifat mudah kecewa dan kecenderungan menjadi agresif dan destruktif;
(b) perasaan rendah diri (low self-esteem);
(c) tidak dapat menunggu atau bersabar 8 yang berlebihan;
(d) suka mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung risiko berbahaya
yang berlebihan;
(d) cepat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak sanggup
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari;
(e) mengalami hambatan atau penyimpangan psikoseksual dengan akibat
kegagalan membentuk identifikasi seksual yang memadai;
(f) keterbelakangan mental (retardasi mental) terutama yang tergolong pada taraf
perbatasan;
(g) kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan dalam
pendidikan atau pekerjaan atau dalam lapangan kegiatan lainnya;
(h) prestasi belajar menunjukkan hasil yang cenderung rendah;
(i) kurang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler; dan
(j) cenderung memiliki gangguan jiwa seperti kecemasan, obsesi, apatis, menarik
diri dalam pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi stres atau sebaliknya
hiperaktif.
Selain itu didapatkan juga adanya perilaku yang menyimpang, seperti
hubungan seksual pada usia dini, putus sekolah, perilaku anti sosial pada usia
sangat dini, seperti tindakan kekerasan, mencuri, agresifitas, berbohong, dan
kenakalan remaja lainnya. Remaja yang mempunyai kecenderungan untuk
terjurumus dalam narkoba juga mempunyai perilaku sebagai berikut:
(a) suka tidur pada malam hari atau tidur larut malam

16
(b) kurang suka berolahraga
(c) cenderung makan berlebihan
(d) suka melancarkan protes sosial
(e) mempunyai persepsi bahwa hubungan dalam keluarga kurang dekat walaupun
seringkali kenyataannya tidak demikian
(f) adanya anggota keluarga lain yang tergolong peminum alkohol yang berat atau
pemakai obat yang secara berlebihan,
(g) berteman dengan orang yang tergolong peminum berat atau pemakai obat
yang berlebihan,
(h) sudah mulai merokok pada usia yang lebih dini daripada rata-rata perokok
lainnya, dan
(i) kehidupan keluarga atau dirinya kurang religius.
McKim (2000) menambahkan bahwa perokok akan lebih mudah
menggunakan obat-obatan, seperti kafein dan terutama alkohol dibandingkan
dengan mereka yang bukan perokok. Perokok lebih mudah mengganti pekerjaan
mereka, cepat memutuskan untuk menikah dan kemudia bercerai, lebih sering
mengalami kecelakaan lalu lintas, lebih pemberontak, pendidikan akademik yang
rendah, dan lebih aktif secara seksual dibandingkan dengan mereka yang bukan
perokok.
PENUTUP
Remaja merupakan masa transisi, atau masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Pada tahap ini, remaja memiliki karakteristik yang unik
dimana semua karakteristiknya bisa menuntun remaja tersebut untuk melakukan
hal baik atau sebaliknya. Dengan hal itu, banyak diantara remaja yang terjerumus
ke dalam pergaulan yang salah dan menjadi pecandu narkoba. Hal ini dilatar
belakangi oleh banyak faktor, yaitu faktor individu yang meliputi faktor biologis
dan psikologis ini berkaitan dengan perkembangan masa remaja yang dapat
mendorong seseorang untuk menyalahgunakan obat terlarang, yaitu kepercayaan
diri yang kurang, ketidakmampuan mengelola stress, coba-coba dan berpeluang
untuk mmperoleh pengalaman baru yang semua itu dapat menyebabkan seorang
remaja terjerumus kedalam penyalahgunaan narkoba. Selain itu, ada pula faktor

17
obat/zat dimana saat ini keberadaan obat mudah didapatkan, yang terakhir adalah
faktor lingkungan, entah itu teman, keluarga dan lain-lain.
Sebelum terjadi hal seperti ini, sebaiknya ada tindakan pencegahan dimulai dari
hal-hal yang bisa mengakibatkan seseorang terjerumus kedalam dunia narkoba,
salah satunya adalah merokok. Saat ini rokok sudah banyak digunakan dikalangan
remaja bahkan anak-anak. Pola pikir yang merasa bahwa seseorang yang merokok
itu gaul menjadi salah satu alasan terbesar mengapa seseorang menjadi pecandu
rokok. Bagaimanapun lingkungan akan membentuk kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang yang merokok antara lain mempunyai sifat mudah kecewa
dan kecenderungan menjadi agresif dan destruktif; perasaan rendah diri (low self-
esteem); tidak dapat menunggu atau bersabar 8 yang berlebihan; suka mencari
sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung risiko berbahaya yang berlebihan;
cepat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak sanggup
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi. Hal-hal inilah yang
menjadi pintu gerbang seseorang terjerat penyalahgunaan narkoba.

18
DAFTAR PUSTAKA

Apandi, yusuf. 2010. Katakan tidak pada narkoba. Bandung : Simbiosa retakama
Bagaskara, Dinar Hastha. 2013. Pengaruh Terapi Keluarga Model Sirkumpleks
Untuk Menurunkan Frekuensi Zat Adiktif Dalam Lem
https://dinkes.bantenprov.go.id/.../PENYALAHGUNAAN-OBAT-JENIS-PCC-
Paracet... Diakses tanggal 28 November 2017
Https://www.Kompasiana.com
Kartono, K. 2006. Patologi Sosial 2 kenakalan remaja. Jakarta : Bumi Aksara
Maylinda, Yonir Wenny. 2016. MOTIF PEMABUK (Studi Kasus Kebiasaan
Mabuk Menggunakan Media Obat Batuk Komix pada Remaja di
Kelurahan Purwanegara) Nururrahmah. Pengaruh Rokok Terhadap
Kesehatan dan Pembentukan Karakter Manusia. Vol. 01, No. 1.
Medika Kompas. 2006. Keluarga anti N. Jakarta : kompas media nusantara.
Rahim, Firnasrudin.dkk. Studi Kasus Penyalahgunaan Obat Tramadol Dan
Somadril Terhadap Perilaku Seks Berisiko Komunitas Gay Kota Makassar
Sarjono, Soekanto.1987. Remaja dan Masalah-masalahnya.Yogyakarta : Kanisius

19
20

Anda mungkin juga menyukai