Disusun Oleh :
Farida Fajrin
Gian Septian
Hilma Amalia
Ihsan Hadi
Indra Wijaya
Isti Istiharoh
Kiki Krismayanti
Lisa Agustina
Mega Maulana
Mita Ayu R
B. Tujuan
- Tujuan Umum
Penulisan makalah ini berjudul tentang Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
memenuhi tugas Asuhan Keperawatan Jiwa.
- Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Pengertian TAK
b. Untuk mengetahui Fungsi TAK
c. Untuk mengetahui Tujuan TAK
d. Untuk mengetahui Kerangka Teoritis Kelompok
e. Untuk mengetahui Komponen dan Perkembangan Kelompok
f. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi Kelompok
g. Untuk mengetahui Pengorganisasian Kelompok
h. Untuk mengetahui Jenis-jenis TAK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Terapi Kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok klien bersama-sama
dengan jalan berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan
jiwa yang terlatih. (Direktorat Kesehatan Jiwa)
Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk menstimulasi semua
pancaindera (sensoori) agar memberi respon yang adekuat (Keliat, 2009)
Terapi aktivitas kelompok : stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan untuk
memberikan stimulasi pada sensori klien, kemuadian diobservasi reaksi sensori klien berupa
ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan.Terapi aktivitas
kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami kemunduran fungsi
sensoris.Tekhnik yang digunakan meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan kemampuan
mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).
B. Fungsi
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagai pengalaman dan saling membantu satu sama
lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium
tempat mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan
perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya
oleh anggota kelompok yang lain.
C. Tujuan
Tujuan Umum:
a. Meningkatkan kemampuan uji realitas
b. Membentuk sosialisasi
c. Meningkatkan fungsi psikologis : meningkatkan kesadaran tentanghubungan antara
reaksi emosional dengan perilaku defensive
d. Membangkitkan motivasi bagi kemampuan fungsi kognitif dan afektif
Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan identitas diri
b. Menyalurkan emosi
c. Keterampilan hubungan social
Tujuan Rehabilitatif:
a. Meningkatkan kemampuan hidup mandiri
b. Soialisasi di tengah masyarakat
c. Empati
d. Meningkatkan pengetahuan problema hidup dan penyelesaian.
G. Jenis-jenis TAK
Terapi aktifitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling banyak
ditemukan ditemukan dikelompok sebagai berikut:
1. TAK Sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada tahap mampu
berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik).
2. TAK Stimulasi Sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sansori).
3. TAK Orientasi Realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol halusinasinya, klien
waham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik).
4. TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi (Untuk Klien Dengan Halusinasi)
5. TAK Peningkatan Harga DM (Untuk Klien Dengan HDR)
6. Penyaluran Energy (untuk klien perilau kekerasan yang telah dapat mengekspresikan
marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang dapat berhubungan dengan orang
lain secara bertahap dan sehat secara fisik)
H. Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dibedakan berdasarkan kegiatan kelompok sebagai tindakan keperawatan
pada kelompok dan terapi kelompok. Menurut kelliat, 2005 membagi kelompok menjadi tiga
yaitu:
1. Terapi Kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu
tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi kelompok
adalah membuat sadar diri, peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan
atau ketiganya.
2. Kelompok Terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis, tumbuh
kembang, atau penyesuaian social, misahiya kelompok ibu hamil yang akan menjadi ibu,
individu yang kehilangan, dan penyakit terminal. Banyak kelompok terapeutik
dikembangkan menjadi self-help-group. Tujuan dari kelompok ini adalah sebagai berikut
: mencegah masalah kesehatan, mendidik dan mengembangkan potensi anggota
kelompok, meningkatkan kualitas kelompok. antara anggota kelompok saling membantu
dalam menyelesaiakan masalah.
3. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas
sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompoLHasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternative penyelesaian masalah.Tujuan umum terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi adalah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Sedangkan tujuan khususnya adalah klien
dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat, klien dapat
menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami. Aktivitas terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi dibagi dalam empat bagian yaitu :
a. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari
Klien yang mempunyai indikasi aktivitas ini adalah klien dengan perubahan
perubahan persepsi sensori dan klien menarik diri yang telah mengikuti terapi
aktivitas kelompok sosialisasLAktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu aktivitas menonton televisi, aktivitas membaca
majalah/Koran/artikel dan aktivitas melihat gambar.
b. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan
Klien yang mempunyai indikasi aktivitas ini adalah klien dengan perilaku kekerasan
yang telah kooperatif. Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu : aktivitas mengenal kekerasan yang biasa dilakukan, aktivitas
mencegah kekerasan melalui kegiatan fisik, aktivitas mencegah perilaku kekerasan
melaluiinteraksisocialasertif,aktivitasmencegah
perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum obat, aktivitas mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan ibadah.
c. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyatayangmenyebabkanharga diri rendah
Klien yang mempunyai indikasi aktivitas ini adalah klien gangguan konsep diri :
harga diri rendah. Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu : aktivitas mengidentifikasikan aspek yang membuat harga diri
rendah dan aspek positif kemempuan yang dimiliki selama hidup (di rumah dan di
rumah sakit), aktivitas melatih kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit dan
di rumah
d. Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam
kehidupan Klien
yang mempunyai indikasi aktivitas ini adalah klien yang mengalami perubahan
persepsi sensori : halusinasi. Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak
dapat dipisahkan, yaitu : aktivitas mengenal halusinasi, aktivitas
mengusir/menghardik halusinasi, aktivitas mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan, aktivitas mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap, aktivitas
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
A. Kesimpulan
Terapi Kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok klien bersama-sama
dengan jalan berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan
jiwa yang terlatih. (Direktorat Kesehatan Jiwa)
Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk menstimulasi semua
pancaindera (sensoori) agar memberi respon yang adekuat (Keliat, 2009)
B. Saran
Kami selaku penyusun merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
PREPLANNING TERAPIAKTIFITAS KELOMPOK(TAK)
TAK STIMULASIPERSEPSI: HALUSINASI
Pembagian Tugas
1 Leader :M
1 Co Leader :I
1 Observer :I
1 Fasilitator :H
E. METODE
1. DiskusidanTanyajawab
2. Bermain peran/ simulasi.
F. ANTISIPASI MASALAH
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasiterhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100% klien dapat mengenal halusinasi.
b. 98 % klien mengenal waktu terjadi halusinasi.
c. 95 % klien mengenal situasi terjadi halusinasi.
d. 95 % klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
H. PROSES EVALUASI
1. Observer mengobservasi & mencatat respon anggota (klien)
2. Observer mencatat semua proses yg terjadi& semua perubahan perilaku anggota
(klien)
3. Observer memberikan umpan balik pada kelompok
I. MEDIA/ALAT
1. Spidol
2. Kertas HVS
3. Tikar
J. SETTING
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Keterangan:
Leader
Co Leader
Observer
Pasien
Fasilitator
K. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
A. Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi (contoh : klien dengan perubahan sensori
persepsi: halusinasi)
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat, tempat dan setting pertemuan.
B. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi dan validasi: menanyakan perasaan klien saat ini Menanyakan apakah
klien masih mendengar suara-suara
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengenal suara-suara yang datang
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
L. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Sesi 1 :
Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sesi 2 : Mengontrol halusinasi dengan menghardik
A. TOPIK
TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan menghardik
B. TUJUAN
Klien dapat menjelaskan cara selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
C. KRITERIA KLIEN
Klien dengan halusinasi yang sudah mengenal halusinasi
D. METODE
1. Diskusi dan tanggung jawab
2. Bermain peran / stimulasi
E. ANTISIPASI MASALAH
1. Jika ada peserta yang hendak keluar dari kelompok maka harus izin terlebih dahulu
kepada terapis, kemudian terapis menanyakan siapa namanya dan alasannya
mengapa keluar dari ruangan, kemudian terapis akan bertanya kepada anggota
kelompok lain boleh/tidak klien tersebut keluar dari ruangan.
2. Apabila ada anggota kelompok lain di luar yang ingin mengikuti TAK maka leader
akan meminta persetujuan dari semua anggota kelompok boleh/ tidak klien tersebut
masuk ke dalam anggota kelompoknya.
3. Jika diperbolehkan maka leader akan menjelaskan tujuan terapi dan peraturan yang
hams dipatuhi oleh semua anggota kelompok.
F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planing TAK sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan.
b. Alat dan tempat siap.
c. Perencanaan penentuan terapi aktifitas kelompok sesuai dan tepat.
d. Sudah dibentuknya struktur organisasi atau pembagian tugas.
e. Terapis danklien siap.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % Klien dapat menjelaskan cara selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
b. 95 % Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c. 90% Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
4. PROSES EVALUASI
a. Observer mengobservasi & mencatat respon anggota (klien)
b. Observer mencatat semua proses yg terjadi& semua perubahan perilaku anggota
(klien)
c. Observer memberikan umpan balik pada kelompok
G. MEDIA/ALAT
1. Tikar
2. Botol
3. Jadwal kegiatan klien
H. SETTING
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien.yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat, tempat dan setting pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi dan validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu, situasi,
dan perasaan
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu dengan
latihan salah satu cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
(b) Lama kegiatan45 menit.
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
(d) Putar music yang asik sebagai back sound, cara permainan yang akan
dilakukan pada sesi ke 2 yaitu memutar botol untuk menunjuk salah satu
pasien untuk melakukan cara menghardik halusinasi, caranya botol
ditidurkan laku diputar dan siapa yang tertujuk dengan botong bagian
atas maka dialah yang akan
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara
yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya dan perasaan klien
saat terjadi.
b. Putar music edarkan balon searah jarum jam, apabila music berhenti klien yang
memegang balon terakhir dianjurkan untuk menceritakan isi halusinasi, kapan
tejadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi
halusinasi, lakukan hingga semua peserta mendapat giliran.
c. Hasilnya tulis di kertas HVS
d. Beri pujian ketika klien melakukannya dengan baik.
e. Kasih kesempatan klien lain untuk bertanya
f. Ulangi kegiatan tsb sampai semua anggota mendapat giliran
g. Simpulkan isi,waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang
biasa didengar.
h. Beri reinforcement positif
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
Terapis meminta klien melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya jika
terjadi halusinasi
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara menggontrol halusinasi
dengan menghardik
2) Menyepakati waktu dan tempat.
mendapat giliran untuk memperagakan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
5. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukanya pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran
b. Terapis mempersiapkan botol ditengaah-tengah peserta yang mengikuti TAK,
botol dimiringkan, botol siap untuk diputar. Terapis memutar botol tersebut,
hingga botol berhenti dan botol bagian atas menunjuk kepada salah satu peserta
maka peserta itulah yang akan maju dan memperagakan cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik.
c. Hasilnya tulis di kertas HVS
d. Beri pujian ketika klien melakukannya dengan baik.
e. Kasih kesempatan klien lain untuk bertanya
f. Ulangi kegiatan tsb sampai semua anggota mendapat giliran
g. Simpulkan isi,waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang
biasa didengar.
h. Beri reinforcement
i. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
saat halusinasi muncul
j. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: "pergi janggan
ganggu saya, kamu palsu"
k. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai dari klien yang mau mendapat giliran pertama jika tidak mau
maka terapis menunjuk klien sampai semua peserta mendapatkan giliran
l. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi
6. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
2) Memasukan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datng
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
J. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Sesi 2 :
Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi
No Aspek yang dinilai Nama klien
1. Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan
mengatasi
halusinasi
2. Menyebutkan
efektivitas cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi
halusinasi dengan
menghardik
4. Memperagakan
menghardik
halusinasi