DASAR TEORI
2.1. Batuan
Batuan,
Batuan, merupakan
merupakan agregasi (kumpulan
(kumpulan)) dari berbagai macam mineral
ataupu
ataupun
n mineral
mineral sejeni
sejenis.
s. Andes
Andesit
it (serin
(sering
g disebu
disebutt batu
batu candi)
candi) tersus
tersusun
un oleh
oleh
mineral-mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan
marmer
marmer termasu
termasuk
k batuan
batuan metamo
metamorf
rf yang
yang oleh
oleh mineral
mineral kalsit
kalsit yang
yang mengal
mengalami
ami
perubahan (Ansori
(Ansori,, 2008).
Berdasarkan proses pembentukannya batuan dikelompokkan menjadi tiga
jenis batuan:
1. Batuan beku (igneous rocks)
Igneous Rocks atau sering disebut Batuan Beku terbentuk dari satu atau
beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
2. Batuan sedimen (sedimentary rocks)
Sedimentary rocks atau sering disebut
disebut Batuan Sediment.
Sediment. Batuan sedimen
terbentuk
terbentuk secara alamiah
alamiah di permukaan Bumi dari fragmen-fragmen
fragmen-fragmen batuan yang
kembali
kembali memadat
memadat dan mengeras menjadi batuan. Contohnya
Contohnya adalah batu pasir,
batu gamping dan batu lempung.
3. Batuan malihan (metamorphic rocks)
Metamorphic Rock atau Batuan Malihan terbentuk
Metamorphic terbentuk dari batuan-batu
batuan-batuan
an
sebelumnya yang mengalami perubahan mineral dan struktur akibat pengaruh
tekana
tekanan
n dan temper
temperatu
atur.
r. Pemben
Pembentuk
tukan
an batuan
batuan metamo
metamorf
rf berlan
berlangsu
gsung
ng dalam
dalam
keadan
keadan padat
padat (tanpa
(tanpa memben
membentuk
tuk larutan
larutan batuan
batuan).
). Contoh
Contohnya
nya adalah
adalah marmer
marmer
(marble ), sekis ( schist ),
), serpentinit, eklogit dan filit. (Ansori
(Ansori,, 2008).
Andesit mampunyai kenampakan fisik berwarna abu-abu sampai hitam,
trakit berwana abu-abu,
abu-abu, kompak,
kompak, porfiritik
porfiritik sedangkan
sedangkan basalt mempunyai
mempunyai sifat
fisik, berwarna abu-abu tua, struktur kompak, tekstur afanitik (Takdir, 2007).
Adapun siklus batuan dapat ditunjukkan paga gambar 2.1 sebagai berikut:
0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200
000000050000000c02c305b40
000000050000000c02c305b408040000002e01
8040000002e0118001c000000fb0
18001c000000fb021000070000
2100007000000
00
0000bc020000000001020222
0000bc02000000000102022253797374656
53797374656d0005b408000
d0005b40800003ad80000fc5b11
03ad80000fc5b110004
0004
ee833990b3ea0d0c0200000400000
ee833990b3ea0d0c020000040000002d01000004
02d01000004000000020101
000000020101001c000000fb02
001c000000fb029
9
cff000000000000900100000000
cff000000000000900100000000044000125469
0440001254696d6573204e657
6d6573204e657720526f6d616e0
720526f6d616e00
0
00000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902000000
020d000000320a5900ffff010004000
020d000000320a5900ffff0100040000000000b108c3
0000000b108c30520692d0004
0520692d00040000002d010
0000002d010
000030000000000
Gambar.2.1. Siklus
Siklus batuan (Bowles, 1989)
paramagnetik
paramagnetik dan feromagne
feromagnetik
tik (termasuk
(termasuk ferimagn
ferimagnetik
etik dan antiferomagn
antiferomagnetik).
etik).
Namun istilah mineral magnetik biasanya digunakan bagi mineral yang tergolong
feromag
feromagneti
netik
k dalam
dalam batuan
batuan dan tanah
tanah ( soils
soils ), keluar
keluarga
ga besi-t
besi-tita
itaniu
nium
m oksid
oksida,
a,
sulfida-besi, dan hidrooksida besi (Bijaksana, 2002).
Contoh mineral-mineral magnetik yang termasuk keluarga besi-titanium
oksida
oksida antara lain magnetite (Fe3O4 ) atau
antara lain karatt (α Fe2O3) dan maghemite
atau kara
(γ Fe2O3). Mineral-mineral magnetik dari keluarga sulfida-besi antara lain pyrite
lain goethite (α FeOOH). Dahulu, hanya mineral magnetite dan maghemite yang
dikaji secara luas, khususnya dalam bidang paleomagnetisme, karena keduanya
pembawa magnetisasi yang stabil. Namun demikian, akhir-akhir ini kajian yang
mendal
mendalam
am juga
juga dilaku
dilakukan
kan pada
pada minera
mineral-mi
l-miner
neral
al magnet
magnetik
ik karena
karena inform
informasi
asi
tentang fasa dan kelimpahannya ( abundance) dapat digunakan sebagai indikator
masalah-masalah lingkungan (Bijaksana, 2002).
Dari segi kuantitas, kelimpahan mineral magnetik pada batuan dan tanah
sangat
sangat kecil.
kecil. Umumny
Umumnya,
a, kuanti
kuantitas
tas mineral
mineral magnet
magnetik
ik hanya
hanya sekitar
sekitar 0,1%
0,1% dari
dari
massa total batuan atau tanah. Namun demikian, sifat magnetik batuan terkadang
cukup rumit karena batuan atau tanah dapat mempuyai beberapa jenis mineral
magnet
magnetik
ik secara
secara sekali
sekaligus
gus.. Kerumit
Kerumitan
an juga
juga bertam
bertambah
bah karena
karena sifat
sifat dari
dari suatu
suatu
minera
minerall magnet
magnetik
ik juga
juga dipeng
dipengaru
aruhi
hi oleh
oleh bentuk
bentuk dan ukuran
ukuran dari
dari bulir-b
bulir-buli
ulir
r
( grains
grains) mineral tersebut, aspek bentuk dan ukuran bulir disebut dengan istilah
granulomet
granulometri.
ri. Misalnya,
Misalnya, bentuk
bentuk mineral
mineral magnetik
magnetik akan berpengaruh
berpengaruh terhadap
medan demagnetisasi pada mineral tersebut. Singkat kata, bulir berbentuk lonjong
akan mempunyai sifat- sifat yang berbeda dengan bulir berbentuk bola. Di lain
pihak
pihak,, bentuk
bentuk minera
minerall magnet
magnetik
ik sangat
sangat dipeng
dipengaru
aruhi
hi oleh
oleh proses
proses genesa
genesa dari
dari
5
Tabel 2.1. Sifat magnetik dari sejumlah batuan dan mineral magnetik (Hunt dkk.,
dkk.,
1995)
Batuan/ Mineral Massa Suseptibilitas Magnetik
Jenis (10 3 Tc
kg m-3) (0C)
dalam solenoida. Medan yang dikerahkan solenoida ini akan memagnetkan bahan
tersebut sehingga bahan tersebut memiliki magnetisasi M . Medan magnet resultan
B di suatu titik di dalam solenoida
solenoida dan di tempat yang jauh dari ujung-uju
ujung-ujungny
ngnyaa
akibat arus dalam solenoida ditambah bahan yang dimagnetkan ini ialah
B = Bapp + µ 0 M
(2.6)
B = µ 0 H + µ 0 M (2.7)
Untuk bahan paramagnetik dan feromagnetik, M mempunyai arah yang
yang sama dengan Bapp. Untuk bahan paramagnetik dan feromagnetik pemagnetan
adala
adalah
h berb
berban
andi
ding
ng luru
luruss deng
dengan
an meda
medan
n magn
magnet
etik
ik yang
yang dike
dikerah
rahka
kan
n untu
untuk
k
meng
mengha
hasi
silk
lkan
an peny
penyear
earah
ahan
an dipo
dipoll magn
magneti
etik
k dalam
dalam baha
bahan
n ters
terseb
ebut
ut.. Deng
Dengan
an
demikian dapat ditulis
Bapp
M = χ m
µ 0 (2.8)
χ m
Dengan merupakan bilangan tanpa dimensi yang disebut suseptibilitas
magnetik. Persamaan 2.6 dengan demikian dapat dituliskan
B = Bapp + µ 0 M = Bapp (1 + χ m )
(2.9)
(Tipler, 2001).
Suseptibili
Suseptibilitas
tas magnetik
magnetik adalah ukuran dasar bagaimana sifat kemagnetan
kemagnetan
suatu bahan yang merupakan sifat magnet bahan yang ditunjukkan dengan adanya
respon terhadap induksi medan magnet yang merupakan rasio antara magnetisasi
dengan intensitas medan magnet. Dengan mengetahui nilai suseptibilitas magnetik
suatu bahan, maka dapat diketahui sifat-sifat magnetik lain dari bahan tersebut.
M = κ
H (2.10)
memi
memilik
likii satu
satuan
an yang
yang sama
sama (Am
(Am-1), maka
maka κ tidak
tidak mempun
mempunyai
yai dimens
dimensi.
i.
Suseptibilitas magnetik sebagian besar material tergantung pada temperatur, tetapi
beberapa
beberapa material
material (feromagneti
(feromagnetik
k dan ferrite ) tergantung pada H . Secara umum
dapat ditulis sebagai berikut:
B = µ 0 ( H + M ) = µ 0 H (1 + κ ) = µ 0 µ
H
(2.11)
Kuatitas µ = (1 + κ ) adalah permeabilitas magnetik dari material, tidak memiliki
dimensi, µ 0 adalah permeabilitas ruang hampa (4π x10-7). Logam feromagnetik
memilik
memilikii permea
permeabil
bilita
itass magnet
magnetik
ik sangat
sangat tinggi
tinggi,, mineral
mineral dan batuan
batuan memilik
memilikii
magnetik µ ≈ 1 .
suseptibiltas kecil dan permeabilitas magnetik
χ m
Untuk
Untuk bahan
bahan parama
paramagne
gnetik
tik,, ber
berup
upaa bila
bilang
ngan
an posi
positi
tiff keci
kecill yang
yang
χ m
bergantun
bergantung
g pada temperatur.
temperatur. Untuk bahan diamagnetik,
diamagnetik, berupa
berupa konstanta
konstanta
negatif kecil yang tidak bergantung pada temperatur. Persamaan (2.8) dan (2.9)
χ m
tidak terlalu berguna untuk bahan feromagnetik karena bergantung pada Bapp
2.4.
2.4.1.
1. Fero
Feroma
magn
gnet
etik
ik
Feroma
Feromagne
gnetik
tik merupa
merupakan
kan bahan
bahan yang
yang memili
memiliki
ki nilai
nilai suseptib
suseptibili
ilitas
tas
χ m
magnetik positif, yang sangat tinggi. Dalam bahan ini sejumlah kecil medan
magnetik
magnetik luar dapat menyebabka
menyebabkan
n derajat
derajat penyearahan
penyearahan yang tinggi pada momen
dipol
dipol magnetik
magnetik atomnya. Dalam beberapa
beberapa kasus,
kasus, penyearahan
penyearahan ini dapat bertahan
sekalipun Medan pemagnetannnya telah hilang. Ini terjadi karena momen dipol
magnetik atom dari bahan- bahan feromagnetik ini mengerahkan gaya- gaya yang
kuat pada atom tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang sempit momen ini
disearahkan satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada lagi. Daerah ruang
tempat momen dipol magnetik disearahkan ini disebut daerah magnetik. Dalam
daerah
daerah ini,
ini, semua
semua momen
momen magnet
magnetik
ik diseara
disearahka
hkan,
n, tetapi
tetapi arah penyea
penyearah
rahann
annya
ya
beragam dari daerah ke daerah sehingga momen magnetik total dari kepingan
mikroskopik bahan feromagnetik ini adalah nol dalam keadaan normal (Tipler,
2001).
Pada temperatur tertentu bahan feromagnetik akan berubah menjadi bahan
param
paramagn
agnetik
etik,, temper
temperatu
aturr transis
transisii ini dinama
dinamakan
kan temper
temperatur curie. Diatas
atur
temperatur curie orientasi momen magnetik akan menjadi acak, dan suseptibilitas
magnetiknya diberikan oleh persamaan:
C
χ =
T − T f
(2.14)
Dimana C adalah tetapan Curie dan T f adalah temperatur Curie. Persamaan 2.14
2.4.
2.4.2.
2. Feri
Ferima
magn
gnet
etik
ik
Pada bahan yang bersifat, dipole yang berdekatan memiliki arah yang
berlawanan tetapi momen magnetiknya tidak sama besar. Bahan ferrimagnetik
memiliki nilai suseptibilitas tinggi tetapi lebih rendah dari bahan feromagnetik,
beberapa contoh dari bahan ferimagnetik adalah ferriete dan magnetite .
Dalam aplikasi modern ferriete lebih berguna dibanding semua jenis bahan
magnetik, karena selain dari sifat magnetiknya, bahan ini juga merupakan isolator
yang baik (Omar, 1993).
2.4.
2.4.3.
3. Anti
Antife
fero
roma
magn
gnet
etik
ik
Jika jumlah
jumlah momen magnetik
magnetik dari sub-doma
sub-domain
in paralel dan antiparale
antiparalell
mengga
mengganti
nti satu
satu sama
sama lain
lain pada
pada materia
materiall yang
yang seharu
seharusny
snyaa feroma
feromagne
gnetik
tik,, nilai
nilai
susept
suseptibi
ibilita
litasny
snyaa sangat
sangat kecil,
kecil, mendek
mendekati
ati subtan
subtansi
si parama
paramagne
gnetik
tik.. Materia
Materiall ini
disebut antiferomagnetik dan contohnya hematite (Telford dkk.,1976 ).
2.4.
2.4.4.
4. Diam
Diamag
agne
neti
tik
k
Bahan diamagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas
negatif
negatif dan sangat kecil. Sifat diamagneti
diamagnetik
k ditemukan
ditemukan oleh Faraday
Faraday pada tahun
1846
1846 keti
ketika
ka seke
sekepi
ping
ng bism
bismut
uth
h dito
ditola
lak
k oleh
oleh kedu
keduaa kutu
kutub
b magn
magnet
et,, hal
hal ini
ini