Anda di halaman 1dari 42

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Batuan
Batuan,
Batuan, merupakan
merupakan agregasi (kumpulan
(kumpulan)) dari berbagai macam mineral
ataupu
ataupun
n mineral
mineral sejeni
sejenis.
s. Andes
Andesit
it (serin
(sering
g disebu
disebutt batu
batu candi)
candi) tersus
tersusun
un oleh
oleh
mineral-mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan
marmer
marmer termasu
termasuk
k batuan
batuan metamo
metamorf
rf yang
yang oleh
oleh mineral
mineral kalsit
kalsit yang
yang mengal
mengalami
ami
 perubahan (Ansori
(Ansori,, 2008).
Berdasarkan proses pembentukannya batuan dikelompokkan menjadi tiga
 jenis batuan:
1. Batuan beku (igneous rocks)
 Igneous Rocks atau sering disebut Batuan Beku terbentuk dari satu atau
 beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
2.  Batuan sedimen (sedimentary rocks)
Sedimentary rocks atau sering disebut
disebut Batuan Sediment.
Sediment. Batuan sedimen
terbentuk
terbentuk secara alamiah
alamiah di permukaan Bumi dari fragmen-fragmen
fragmen-fragmen batuan yang
kembali
kembali memadat
memadat dan mengeras menjadi batuan. Contohnya
Contohnya adalah batu pasir,
 batu gamping dan batu lempung.
3.  Batuan malihan (metamorphic rocks)
Metamorphic Rock  atau   Batuan Malihan terbentuk
  Metamorphic terbentuk dari batuan-batu
batuan-batuan
an
sebelumnya yang mengalami perubahan mineral dan struktur akibat pengaruh
tekana
tekanan
n dan temper
temperatu
atur.
r. Pemben
Pembentuk
tukan
an batuan
batuan metamo
metamorf
rf berlan
berlangsu
gsung
ng dalam
dalam
keadan
keadan padat
padat (tanpa
(tanpa memben
membentuk
tuk larutan
larutan batuan
batuan).
). Contoh
Contohnya
nya adalah
adalah marmer 
marmer 
(marble ), sekis ( schist ),
), serpentinit, eklogit dan filit. (Ansori
(Ansori,, 2008).
Andesit mampunyai kenampakan fisik berwarna abu-abu sampai hitam,
trakit berwana abu-abu,
abu-abu, kompak,
kompak, porfiritik
porfiritik sedangkan
sedangkan basalt  mempunyai
mempunyai sifat
fisik, berwarna abu-abu tua, struktur kompak, tekstur afanitik (Takdir, 2007).
Adapun siklus batuan dapat ditunjukkan paga gambar 2.1 sebagai berikut:
0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200
000000050000000c02c305b40
000000050000000c02c305b408040000002e01
8040000002e0118001c000000fb0
18001c000000fb021000070000
2100007000000
00
0000bc020000000001020222
0000bc02000000000102022253797374656
53797374656d0005b408000
d0005b40800003ad80000fc5b11
03ad80000fc5b110004
0004
ee833990b3ea0d0c0200000400000
ee833990b3ea0d0c020000040000002d01000004
02d01000004000000020101
000000020101001c000000fb02
001c000000fb029
9
cff000000000000900100000000
cff000000000000900100000000044000125469
0440001254696d6573204e657
6d6573204e657720526f6d616e0
720526f6d616e00
0
00000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902000000
020d000000320a5900ffff010004000
020d000000320a5900ffff0100040000000000b108c3
0000000b108c30520692d0004
0520692d00040000002d010
0000002d010
000030000000000

Gambar.2.1. Siklus
Siklus batuan (Bowles, 1989)

Batuan candi yang selama ini telah terekskavasi mempunyai karakteristik 


yaitu jenis batuannya adalah andesit. Nilai suseptibilitas magnetik adalah 0.0135
emu yang terdapat pada candi Plaosan Lor (Arafah, 2006). Nilai resistivitasnya
adalah 102 – 10 4 Ohm m. Selama ini sebagian besar batuan yang digunakan untuk 
membuat bangunan candi adalah ada tiga tipe, yaitu batu hitam (batuan beku),
  batu
batuan
an puti
putih
h (kap
(kapur
ur)) dan
dan batu
batu merah
merah (bat
(batu
u bata
bata).
). Batu
Batuan
an beku
beku yang
yang serin
sering
g
ditemukan pada bangunan candi adalah andesit seperti pada situs candi Plaosan
Lor (Arafah, 2006). Untuk batuan kapur ditemukan pada situs candi kalasan dan
untuk batu bata ditemukan di daerah Jawa Timur.

2.2. Kemagnetan batuan


Sifat magnetik pada mineral alamiah dikaji secara mendalam dalam bidang
 paleomagnetisme atau kemagnetan purba. Stabil tidaknya magnetisasi pada suatu
 batuan sangat tergantung
tergantung pada jenis mineral
mineral dan ukurannya. Sifat magnetik pada
 batuan ini juga berperan dalam metode geomagnetik untuk eksplorasi. Ditinjau
dari sifat magnetiknya, mineral umumnya dikelompokan menjadi diamagnetik,

  paramagnetik
paramagnetik dan feromagne
feromagnetik
tik (termasuk
(termasuk ferimagn
ferimagnetik
etik dan antiferomagn
antiferomagnetik).
etik).
 Namun istilah mineral magnetik biasanya digunakan bagi mineral yang tergolong
feromag
feromagneti
netik
k dalam
dalam batuan
batuan dan tanah
tanah ( soils
 soils ), keluar
keluarga
ga besi-t
besi-tita
itaniu
nium
m oksid
oksida,
a,
sulfida-besi, dan hidrooksida besi (Bijaksana, 2002).
Contoh mineral-mineral magnetik yang termasuk keluarga besi-titanium

oksida
oksida antara lain magnetite (Fe3O4 ) atau
antara lain karatt (α Fe2O3) dan maghemite
atau kara

(γ  Fe2O3). Mineral-mineral magnetik dari keluarga sulfida-besi antara lain  pyrite

(FeS2) dan  pyrrhotite (Fe7S8),


(Fe7S8), sementara
sementara yang tergolong hidroksida
hidroksida besi antara

lain  goethite (α FeOOH). Dahulu, hanya mineral magnetite dan maghemite yang
dikaji secara luas, khususnya dalam bidang paleomagnetisme, karena keduanya
 pembawa magnetisasi yang stabil. Namun demikian, akhir-akhir ini kajian yang
mendal
mendalam
am juga
juga dilaku
dilakukan
kan pada
pada minera
mineral-mi
l-miner
neral
al magnet
magnetik
ik karena
karena inform
informasi
asi
tentang fasa dan kelimpahannya ( abundance) dapat digunakan sebagai indikator 
masalah-masalah lingkungan (Bijaksana, 2002).
Dari segi kuantitas, kelimpahan mineral magnetik pada batuan dan tanah
sangat
sangat kecil.
kecil. Umumny
Umumnya,
a, kuanti
kuantitas
tas mineral
mineral magnet
magnetik
ik hanya
hanya sekitar
sekitar 0,1%
0,1% dari
dari
massa total batuan atau tanah. Namun demikian, sifat magnetik batuan terkadang
cukup rumit karena batuan atau tanah dapat mempuyai beberapa jenis mineral
magnet
magnetik
ik secara
secara sekali
sekaligus
gus.. Kerumit
Kerumitan
an juga
juga bertam
bertambah
bah karena
karena sifat
sifat dari
dari suatu
suatu
minera
minerall magnet
magnetik
ik juga
juga dipeng
dipengaru
aruhi
hi oleh
oleh bentuk
bentuk dan ukuran
ukuran dari
dari bulir-b
bulir-buli
ulir 

( grains
 grains) mineral tersebut, aspek bentuk dan ukuran bulir disebut dengan istilah
granulomet
granulometri.
ri. Misalnya,
Misalnya, bentuk
bentuk mineral
mineral magnetik
magnetik akan berpengaruh
berpengaruh terhadap
medan demagnetisasi pada mineral tersebut. Singkat kata, bulir berbentuk lonjong
akan mempunyai sifat- sifat yang berbeda dengan bulir berbentuk bola. Di lain
  pihak
pihak,, bentuk
bentuk minera
minerall magnet
magnetik
ik sangat
sangat dipeng
dipengaru
aruhi
hi oleh
oleh proses
proses genesa
genesa dari
dari
5

mineral tersebut (Bijaksana, 2002).


Ukuran bulir mejadi penting karena berkaitan dengan apa yang disebut
domain magnetik. Bulir magnetik yang kecil akan cenderung untuk memiliki satu
domain dan karenanya disebut bulir berdomain tunggal atau  single domain (SD).
Bulir yang lebih besar, sebaliknya, akan mempunyai domain yang banyak dan
karenanya disebut bulir berdomain jamak atau multi domain (MD). Bulir-bulir SD
mempunyai sifat magnetik yang sangat berbeda dengan bulir-bulir MD. Stabilitas
magnetisasi pada bulir-bulir SD, misalnya, jauh lebih baik dibanding hal yang
sama pada bulir- bulir MD. Selain bulir- bulir SD dan MD, ada juga bulir-bulir 
yang berukuran transisi. Mereka mempunyai 2- 3 domain saja, tetapi kelakuannya
lebih mirip SD dibanding MD. Bulir-bulir ini disebut sebagai bulir berdomain
tunggal semu atau  pseudo- single domain ( PSD) (Bijaksana, 2002).
Melalui
Melalui serangkaian
serangkaian metode magnetik dan non magnetik,
magnetik, mineralogi
mineralogi dan
granulometri dari mineral magnetik batuan dapat dianalisis dan dikaitkan dengan
masalah
masalah lingkungan
lingkungan maupun arkeologi
arkeologi yang ingin dipecahkan.
dipecahkan. Metode-metod
Metode-metodee
magnetik
magnetik tersebut
tersebut antara lain pengukuran
pengukuran suseptibilitas
suseptibilitas magnetik,
magnetik, pengukuran
pengukuran
kurva histerisis,
histerisis, pengukuran
pengukuran magnetisasi
magnetisasi,, pengukuran
pengukuran temperatur 
temperatur  Curie serta
 pengukuran anisotropi magnetik (Bijaksana, 2002).

Tabel 2.1. Sifat magnetik dari sejumlah batuan dan mineral magnetik (Hunt dkk.,
dkk.,
1995)
Batuan/ Mineral Massa Suseptibilitas Magnetik 
Jenis (10 3 Tc
kg m-3) (0C)

Volume (k) Massa ( χ  )


(10-6 SI) (10-8m3kg-1)
Batuan beku

 Andesite 2,61 170.000 6.500

 Basalt  2,99 250-180.000 8,4-6.100

 Diorite 2,85 630-130.000 22-4.400

Gabbro 3.03 1.000- 24-30.000


90.000
Granite 2,64 0-50.000 0-1.900

Batuan Beku Asam 2,61 38-82.000 1,4-3.100


(rata-rata)
Batuan Beku Basa 2,79 550-120.000 20-4.400
( rata-rata)
Batuan Sedimen

Lempung 1,70 170-250

Batu Bara 1,35 25 1,9

Gamping 2,11 2-25.000 0,1-1.200

Batu Pasir 2,24 0-20.900 0-931

Batu Sedimen (rata- 2,19 0-50.000 0-2.000


rata)
Batuan Malihan

 Amphibolite 2,96 750 25

Gneiss 2,80 0-25.000 0-900

Quartzite 2,60 4.400 170

Schist  2,6 26-3.600 1-110

Slate 2,79 0-35.000 0-1.00

Batuan Malihan 2,76 0-73.000 0-2.600


(rata-rata)
Mineral Magnetik 

Magnetite (Fe3O4; 5.18 1.000.000- 20.000- 575-


5

Ferimagnetik) 5.700.000 140.000 585

 Hematite 5.26 500-40.000 10-760 675


(Fe2O3;canted
antiferomagnetik)
Maghematite (Fe2O3 4.90 2.000.000- 40.000- -600
; ferimagnetik) 2.500.000 50.000
 Ilmenite (FeTiO3; 4.72 2.000- 45-80.000 -233
antiferomagnetik) 3.800.000-
 Pyrite (FeS2) 5.02 35-5.000 1-100

 Pyrrhotite (Fe7S8; 4.62 3.200.000 69.000 320


ferimagnetik)
Goethite (FeOOH; 4.27 1.100- 26.280 -120
antiferomagnetik) 12.000
Mineral non- magnetik 

Kuarasa(SiO2) 2.65 -(13-17) -(0.5-0.6)

Kalsit(CaCO3) 2.83 -(7.5-39) -(0.3-1.4)

 Halite (NaCl) 2.17 -(10-16) -(0.48-0.75)

Galena(PbS) 7.50 -33 -0.44

Dalam bidang arkeologi kemagnetan batuan memberi peran penting untuk 


menentukan jenis batuannya. Dewasa ini telah banyak dilakukan eksplorasi situs
arkeologi dengan metode magnetik terutama situs candi. Dengan menggunakan
metode
metode magnetik ini dapat mengetahui
mengetahui adanya
adanya anomali medan
medan magnetik pada
daerah yang dieksplorasi. Seperti yang dilakukan pada situs candi Plaosan Lor 
desa Bugisan, Prambanan Klaten menemukan anomali berupa pagar dan dinding
  parit.
parit. Dari hasil penelitian ini jenis batuan dari situs candi Plaosan
Plaosan Lor adalah
Andesit
Andesit (Arafah , 2006).
2006). Menurut
Menurut Arafah penelitian
penelitian juga dilakukan
dilakukan oleh Brainer 
Brainer 
dan Coe (1972) di situs olmec san Lorenzo, Veracruz, Mexico. Anomali yang
dipero
diperoleh
leh yaitu
yaitu sebuah
sebuah altar
altar yang
yang berben
berbentuk
tuk perseg
persegii panjan
panjang
g dengan
dengan medan
medan
magnet yang besar dan tugu dengan Medan magnet kecil yang diduga sebagai
tempat upacara bangsa olmec 1200-400 SM.
Suseptibilitas magnetik juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
  batuan, masih utuh atau sudah mengalami kerusakan. Kerusakan batuan yang
sering terjadi adalah berupa retak dan pelapukan yang menyebabkan kemagnetan
kemagnetan
 batuan berkurang. Sifat kemagnetan batuan dapat berkurang ini ditunjukkan pada
candi Siwa Prambanan yaitu pengukuran pada puncak stupa pada gapura yang
meng
mengha
hada
dap
p ke Barat
Barat yang
yang sala
salah
h satu
satuny
nyaa reta
retak.
k. Pada
Pada stup
stupaa yang
yang retak
retak nila
nilaii
suseptibilitasnya 2591 x10 -5 SI dan stupa yang utuh sebesar 3178 x10 -5 SI. Stupa
yang retak nilai suseptibilitasnya lebih rendah dari stupa yang utuh, kemungkinan
dise
diseba
babk
bkan
an masu
masukn
knya
ya air pada
pada celah
celah reta
retaka
kan
n sehi
sehing
ngga
ga meny
menyeb
ebab
abka
kan
n nila
nilaii
kemagn
kemagnetan
etannya
nya berkur
berkurang
ang.. Apabil
Apabilaa terjadi
terjadi terus
terus meneru
meneruss akan
akan menyeb
menyebabk
abkan
an
ankor
ankor besi
besi pengai
pengaitny
tnyaa berkar
berkarat
at dan batu-b
batu-batu
atunya
nya akan
akan mudah
mudah lepas.
lepas. Hal ini
membuktikan pada batuan yang retak nilai suseptibilitasnya rendah (Sudarmaji
dan Siswanto, 2005).

2.3. Suseptibilitas Magnetik 


Atom-atom memiliki momen dipol magnetik akibat gerak elektronnya. Di
samping itu setiap elektron memiliki suatu momen dipol magnetik intrinsik yang
dikaitkan dengan putarannya. Momen magnetik total suatu atom bergantung pada
susunan elektron di dalam atomnya
atomnya (Tipler, 2001).
Elektron
Elektron yang bergerak mengelilingi
mengelilingi inti akan menimbulk
menimbulkan
an adanya
adanya arus
listrik  I (A) yang besarnya adalah sebagai berikut:
dq
 I  =
dt  (2.1)
ω 
 I  = e
2π  (2.2)
ω 
dengan e adalah muatan elektron dan 2π  adalah frekuensi sudut dari gerak 
elektron mengelilingi inti atom.
Momen magnetik  µ 
 µ  yang ditimbulkan oleh elektron tersebut adalah:
 µ  =  IA (2.3)
Dengan  A adalah
adalah luasan
luasan yang
yang disapu
disapu oleh
oleh elektr
elektron
on ketika
ketika mengel
mengelili
ilingi
ngi inti,
inti,
sehingga persamaan tersebut menjadi
er 2ω 
 µ  =
2 (2.4)
Apabil
Apabilaa suatu
suatu bahan
bahan ditemp
ditempatk
atkan
an dalam
dalam medan
medan magnet
magnetik
ik kuat,
kuat, seperti
seperti
medan
medan magnet
magnetik
ik solen
solenoid
oida,
a, medan
medan magnet
magnetik
ik soleno
solenoida
ida terseb
tersebut
ut cender
cenderung
ung
menyearahkan momen dipol magnetik ( permanen atau induksi) di dalam bahan
itu,
itu, dan bahann
bahannya
ya disebu
disebutt dimagn
dimagnetk
etkan.
an. Bahan
Bahan yang
yang dimagn
dimagnetk
etkan
an diurai
diuraikan
kan
dengan pemagnetan M, yang didefinisikan sebagai momen dipol magnetik  m  per 
volume satuan bahan:
dm
M  =
dV  (2.5)
Suatu solenoida panjang dengan n lilitan per panjang satuan, menyalurkan
arus I. Medan magnetik akibat arus dalam solenoida tersebut disebut sebagai

medan yang dikerahkan,  Bapp.. Bahan berbentuk silinder kemudian ditempatkan di

dalam solenoida. Medan yang dikerahkan solenoida ini akan memagnetkan bahan
tersebut sehingga bahan tersebut memiliki magnetisasi M . Medan magnet resultan
 B di suatu titik di dalam solenoida
solenoida dan di tempat yang jauh dari ujung-uju
ujung-ujungny
ngnyaa
akibat arus dalam solenoida ditambah bahan yang dimagnetkan ini ialah
 B =  Bapp +  µ 0 M 
(2.6)
 B =  µ 0 H  + µ 0 M  (2.7)
Untuk bahan paramagnetik dan feromagnetik, M  mempunyai arah yang

yang sama dengan  Bapp. Untuk bahan paramagnetik dan feromagnetik pemagnetan

adala
adalah
h berb
berban
andi
ding
ng luru
luruss deng
dengan
an meda
medan
n magn
magnet
etik
ik yang
yang dike
dikerah
rahka
kan
n untu
untuk 

meng
mengha
hasi
silk
lkan
an peny
penyear
earah
ahan
an dipo
dipoll magn
magneti
etik
k dalam
dalam baha
bahan
n ters
terseb
ebut
ut.. Deng
Dengan
an
demikian dapat ditulis
  Bapp  
M  =  χ m   
 
   µ 0   (2.8)
 χ m
Dengan merupakan bilangan tanpa dimensi yang disebut suseptibilitas
magnetik. Persamaan 2.6 dengan demikian dapat dituliskan
 B =  Bapp +  µ 0 M  =  Bapp (1 + χ m )
(2.9)
(Tipler, 2001).
Suseptibili
Suseptibilitas
tas magnetik
magnetik adalah ukuran dasar bagaimana sifat kemagnetan
kemagnetan
suatu bahan yang merupakan sifat magnet bahan yang ditunjukkan dengan adanya
respon terhadap induksi medan magnet yang merupakan rasio antara magnetisasi
dengan intensitas medan magnet. Dengan mengetahui nilai suseptibilitas magnetik 
suatu bahan, maka dapat diketahui sifat-sifat magnetik lain dari bahan tersebut.
M  = κ 
 H  (2.10)

Kuantitas κ  adalah suseptibilitas


suseptibilitas magnetik
magnetik volume.
volume. Karena M  dan  H 

memi
memilik
likii satu
satuan
an yang
yang sama
sama (Am
(Am-1), maka
maka κ  tidak
tidak mempun
mempunyai
yai dimens
dimensi.
i.
Suseptibilitas magnetik sebagian besar material tergantung pada temperatur, tetapi
  beberapa
beberapa material
material (feromagneti
(feromagnetik
k dan ferrite ) tergantung pada  H . Secara umum
dapat ditulis sebagai berikut:
 B =  µ 0 ( H  + M ) =  µ 0 H (1 + κ ) =  µ 0 µ 
 H 
(2.11)
Kuatitas µ  = (1 + κ ) adalah permeabilitas magnetik dari material, tidak memiliki

dimensi,  µ  0 adalah permeabilitas ruang hampa (4π x10-7). Logam feromagnetik 

memilik
memilikii permea
permeabil
bilita
itass magnet
magnetik
ik sangat
sangat tinggi
tinggi,, mineral
mineral dan batuan
batuan memilik
memilikii

magnetik  µ  ≈ 1 .
suseptibiltas kecil dan permeabilitas magnetik 
 χ m
Untuk
Untuk bahan
bahan parama
paramagne
gnetik
tik,,   ber
berup
upaa bila
bilang
ngan
an posi
positi
tiff keci
kecill yang
yang

 χ m
  bergantun
bergantung
g pada temperatur.
temperatur. Untuk bahan diamagnetik,
diamagnetik, berupa
berupa konstanta
konstanta
negatif kecil yang tidak bergantung pada temperatur. Persamaan (2.8) dan (2.9)

 χ m
tidak terlalu berguna untuk bahan feromagnetik karena bergantung pada  Bapp

dan pada keadaan pemagnetan


pemagnetan bahan itu sebelumnya
sebelumnya (Tipler, 2001).
Di dalam sistem cgs dan SI konstanta  χ  tidak berdimensi tetapi berbeda
nilainya sebesar 4 π  . Suseptibilitas dalam cgs adalah 4 π  kalinya dari suseptibilitas
dalam SI.
Dalam sistem cgs.
 B =  H  + 4π M 
=  H  + 4π  H 
χ 
= (1 + 4π χ 
) H 
 B = µ  H 
 µ  = 1 + 4π  (2.12)
Dalam SI
 B = µ 0 ( H  + M )
=  µ 0 ( H  + χ  H )
=  µ 0 (1 + χ ) H 
 B = µ  H 
 µ  =  µ 0 (1 + χ )
(2.13)
(Telford dkk., 1976)
Dari
Dari sini
sinila
lah
h lant
lantas
as baha
bahan
n yang
yang ada
ada di alam
alam dapa
dapatt dikl
diklas
asif
ifik
ikas
asik
ikan
an
 berdasarkan tinggi-rendahnya nilai suseptibilitas magnetik dari bahan tersebut.

2.4. Kemagnetan Bahan


Berdasarkan perilaku molekulnya di dalam Medan magnetik luar, bahan
terdir
terdirii atas
atas tiga
tiga katego
kategori,
ri, yaitu
yaitu parama
paramagne
gnetik
tik,, feromag
feromagnte
nteik
ik dan diamag
diamagnet
netik.
ik.
Sebagian
Sebagian besar mineral
mineral di alam bersifat diamagnetik
diamagnetik atau paramagnetik.
paramagnetik. Namun,
ada bebera
beberapa
pa minera
minerall yang
yang bersif
bersifat
at feromag
feromagneti
netik.
k. Minera
Mineral-mi
l-miner
neral
al ini yang
yang
umumnya tergolong dalam oksida besi- titanium, sulfide besi dan hidrooksida besi
yang disebut sebagai mineral magnetik. Dari segi kuantitas keberadaan mineral-
minera
minerall ini sangat
sangat kecil.
kecil. Meskip
Meskipun
un demiki
demikian,
an, keberad
keberadaan
aan mineral
mineral-- mineral
mineral
ters
terseb
ebut
ut pada
pada tana
tanah
h atau
atau batu
batuan
an,, fasa
fasany
nya,
a, ukur
ukuran
an dan
dan bent
bentuk
uk buli
bulirn
rnya
ya erat
erat
kaitannya dengan ganesa serta perubahan lingkungan yang dialami oleh tanah atau
 batuan tersebut.

2.4.
2.4.1.
1. Fero
Feroma
magn
gnet
etik 
ik 
Feroma
Feromagne
gnetik
tik merupa
merupakan
kan bahan
bahan yang
yang memili
memiliki
ki nilai
nilai suseptib
suseptibili
ilitas
tas

 χ m
magnetik  positif, yang sangat tinggi. Dalam bahan ini sejumlah kecil medan
magnetik
magnetik luar dapat menyebabka
menyebabkan
n derajat
derajat penyearahan
penyearahan yang tinggi pada momen
dipol
dipol magnetik
magnetik atomnya. Dalam beberapa
beberapa kasus,
kasus, penyearahan
penyearahan ini dapat bertahan
sekalipun Medan pemagnetannnya telah hilang. Ini terjadi karena momen dipol
magnetik atom dari bahan- bahan feromagnetik ini mengerahkan gaya- gaya yang
kuat pada atom tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang sempit momen ini
disearahkan satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada lagi. Daerah ruang
tempat momen dipol magnetik disearahkan ini disebut daerah magnetik. Dalam
daerah
daerah ini,
ini, semua
semua momen
momen magnet
magnetik
ik diseara
disearahka
hkan,
n, tetapi
tetapi arah penyea
penyearah
rahann
annya
ya
  beragam dari daerah ke daerah sehingga momen magnetik total dari kepingan
mikroskopik bahan feromagnetik ini adalah nol dalam keadaan normal (Tipler,
2001).
Pada temperatur tertentu bahan feromagnetik akan berubah menjadi bahan
  param
paramagn
agnetik
etik,, temper
temperatu
aturr transis
transisii ini dinama
dinamakan
kan temper
temperatur  curie. Diatas
atur 
temperatur  curie orientasi momen magnetik akan menjadi acak, dan suseptibilitas
magnetiknya diberikan oleh persamaan:

 χ  =
T  − T  f 
(2.14)
Dimana C  adalah tetapan Curie dan T  f  adalah temperatur  Curie. Persamaan 2.14

merupakan hukum Curie- Weiss , besar tetapan Curie adalah


T  f 
C  =
λ  (2.15)
 µ 0 N ( g µ  B ) 2
C  =
k  B (2.16)
Dimana λ  adalah konstanta Weiss yang besarnya
k  BT  f 
λ  = − 2
 µ 0 N ( g  µ  B )
(2.17)
0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200
000000050000000c02c305b40
000000050000000c02c305b408040000002e01
8040000002e0118001c000000fb0
18001c000000fb021000070000
2100007000000
00
0000bc020000000001020222
0000bc02000000000102022253797374656
53797374656d0005b408000
d0005b40800003ad80000fc5b11
03ad80000fc5b110004
0004
ee833990b3ea0d0c0200000400000
ee833990b3ea0d0c020000040000002d01000004
02d01000004000000020101
000000020101001c000000fb02
001c000000fb029
9
cff000000000000900100000000
cff000000000000900100000000044000125469
0440001254696d6573204e657
6d6573204e657720526f6d616e0
720526f6d616e00
0
00000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902000000
020d000000320a5900ffff010004000
020d000000320a5900ffff0100040000000000b108c3
0000000b108c30520692d0004
0520692d00040000002d010
0000002d010
000030000000000

Gambar 2.2.Grafik hubungan antara


magnetik χ terhadap temperatur T pada bahan
feromagnetik (Kittel, 1996)

2.4.
2.4.2.
2. Feri
Ferima
magn
gnet
etik 
ik 
Pada bahan yang bersifat, dipole yang berdekatan memiliki arah yang
  berlawanan tetapi momen magnetiknya tidak sama besar. Bahan ferrimagnetik 
memiliki nilai suseptibilitas tinggi tetapi lebih rendah dari bahan feromagnetik,
 beberapa contoh dari bahan ferimagnetik adalah  ferriete dan magnetite .
Dalam aplikasi modern ferriete lebih berguna dibanding semua jenis bahan
magnetik, karena selain dari sifat magnetiknya, bahan ini juga merupakan isolator 
yang baik (Omar, 1993).

2.4.
2.4.3.
3. Anti
Antife
fero
roma
magn
gnet
etik 
ik 
Jika jumlah
jumlah momen magnetik
magnetik dari sub-doma
sub-domain
in paralel dan antiparale
antiparalell
mengga
mengganti
nti satu
satu sama
sama lain
lain pada
pada materia
materiall yang
yang seharu
seharusny
snyaa feroma
feromagne
gnetik
tik,, nilai
nilai
susept
suseptibi
ibilita
litasny
snyaa sangat
sangat kecil,
kecil, mendek
mendekati
ati subtan
subtansi
si parama
paramagne
gnetik
tik.. Materia
Materiall ini
disebut antiferomagnetik dan contohnya hematite (Telford dkk.,1976 ).

2.4.
2.4.4.
4. Diam
Diamag
agne
neti
tik 

Bahan diamagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas
negatif
negatif dan sangat kecil. Sifat diamagneti
diamagnetik
k ditemukan
ditemukan oleh Faraday
Faraday pada tahun
1846
1846 keti
ketika
ka seke
sekepi
ping
ng bism
bismut
uth
h dito
ditola
lak
k oleh
oleh kedu
keduaa kutu
kutub
b magn
magnet
et,, hal
hal ini
ini

Anda mungkin juga menyukai