TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gipsum
Gipsum adalah batu putih yang terbentuk karena pengendapan air laut.
Gipsum merupakan mineral terbanyak dalam batuan sedimen dan lunak bila
murni. Merupakan bahan baku yang dapat diolah menjadi kapur tulis. Dalam
perdagangan biasanya gipsum mengandung 90% CaSO4. H2O (Habson, 1987).
Kata gipsum itu sendiri berasal dari bahasa Yunani mageirenw,yang
berarti memasak. Disebut demikian karena didaerah Montmartre Paris, pada
beberapa abad yang lalu orang-orangnya membakar gypsum untuk berbagai
keperluan dan material itu kemudian disebut plester. Karena gypsum merupakan
mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gypsum
jarang ditemukan dalam bentuk butiran atau pasir, kecuali yang ditemukan di
White Sands National Moument di New Mexico AS terdapat 710 km2 pasir
gypsum putih yang cukup sebagai bahan baku untuk industry dry wall selama
1000 tahun. Gypsum banyak ditemukan diberbagai daerah di dunia yaitu,
Jamaika, Iran, Thailand, Spanyol (Penghasil gypsum terbesar di Eropa). Jerman,
Italia, inggris, Irlandia, Ontario, Canada, New York, Michigan, Indiana, Texas,
Lowa, Kamsas, Oklahoma, Arizona, New Mexico, Corolado, Utah, Nevada,
Paris, California, New South Wales Kalimantan dan Jawa Barat.
Gipsum dapat berubah secara perlahan – lahan menjadi hemihidrat (CaSO 4.
0.5H2O) pada suhu 900C. Bila dipanaskan atau dibakar pada suhu 1900C –
2000C akan menghasilkan kapur gipsum atau stucco yang dikenal dalam
perdagangan sebagai plester paris. Pada suhu yang cukup tinggi yaitu lebih
kurang 5340C akan dihasilkan anhydrite (CaSO4) yang tidak dapat larut
dalam air dan dikenal sebagai gipsum mati.
Bahan perekat
Saat ini gipsum sebagai bahan bangunan digunakan untuk membuat papan
gypsum dan propil pengganti triplek dari kayu. Papan gypsum propil adalah salah
satu produk jadi setelah material gypsum diolah melalui proses pabrikasi menjadi
tepung. Papan gypsum propil digunakan sebagai salah satu elemen dari dinding
partisi dan plafon.
2.4 Poliuretan
Poliuretan merupakan bahan polimer yang mengandung gugus fungsi uretan
(-NHCOO-) dalam rantai utamanya. Gugus uretan terbentuk dari reaksi antara
gugus isosianat dengan gugus hidroksil, seperti nampak dalam persamaan reaksi
berikut :
Pada awalnya banyak poliuretan yang dipatenkan adalah dari hasil reaksi diamin
dan biskloroformat pada temperatur rendah. Setelah itu berkembang metode
polimerisasi lelehan (melt polymerization method) dan metode larutan temperatur
tinggi (hightemperaturesolution method) yang meliputi reaksi diisosianat dengan
diol. Metode yang meliputi reaksi diisosianat dengan diol berkembang lebih
pesat melebihi metode biskloroformat-diamin karena lebih sederhana dan tidak
menghasilkan produk samping. Henrie Ulrich (1982) dalam studinya mengenai
poliol, melaporkan bahwa poliol polieter dan poliester biasa digunakan untuk
sintesis poliuretan. Poliol polieter merupakan polimer berat molekul rendah yang
diperoleh dari reaksi pembukaan cincin pada polimerisasi alkilen oksida. Poliol
poliester diperoleh dari reaksi polimerisasi glikol dengan asam dikarboksilat.
Jadi- pada dasarnya, poliuretan dibuat dari reaksi polimerisasi antara monomer-
monomer diisosianat dengan poliol polieter atau poliester. Elastomer poliuretan
memiliki formasi kopolimer blok (A-B)n yang terdiri atas segmen keras dan
segmen lunak. Elastomer umumnya terbentuk dengan cara mereaksikan
Dengan :
Dengan :
Mb = Massa basah (gr)
Mk = Massa kering (gr)
2. 6 Uji mekanik
2.6.1 Kekuatan Impak
Kekuatan material terhadap beban kejut dapat diketahui dengan cara
melakukan uji impak. Dari hasil pengujian akan dapat diperoleh tingkat
kegetasan material tersebut. Kekuatan impak komposit rata-rata masih dibawah
kekuatan impak logam. Kekuatan impak komposit sangat tergantung pada ikatan
antar molekulnya semakin kuat ikatan antar molekulnya maka akan semakin
tinggi pula kekuatan impaknya.
Pengujian impak komposit dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu flat
impact method (impak depan) dan edge impact method (impact samping).
Pengujian impak dari samping akan menghasilkan kekuatan impak yang lebih
rendah dibandingkan dengan pengujian dari depan. Pada penelitian ini
menggunakan metode flat impact method, hal ini dilakukan karena
pertimbangan aplikasinya sebagai dinding panel interior.
Untuk pengujian impak core kayu Sengon Laut mengacu pada standar
ASTM uji impak material plastik. Hal ini dikarenakan belum ditemukannya
standar uji impak izod untuk material kayu.
Pada pengujian impak, energi yang diserap oleh benda uji saat diberi beban
kejut oleh pendulum dapat diketahui dengan persamaan 2.3 (Instruction Manual
Toyo Seiki Izod impact tester ).
'
é æa+böù
E=serapWR0,098067 (cosb-cosa)-(cosa-cosa)ç ê '
÷……….(2.3)
ú
èa+aø
ë û
Eserap = energi serap (J)
A = luas, (cm2)
Tegangan yang didapatkan dari kurva tegangan teoritik adalah tegangan yang
membujur rata-rata dari pengujian tarik. Tegangan tersebut diperoleh dengan cara
membagi beban dengan luas awal penampang lintang benda uji itu.
s=F/Ao ............... 2.5
Gambar 2.5 Cara Pembebanan Pengujian kuat lentur dan kuat patah
Tetapi apabila terjadi hanya perubahan base line atau membentuk tinggi
puncak endotermik maupun eksotermik yang kecil maka hal itu kemungkinan
hanya terjadi transisi glass dan penyerapan panas. Dari beberapa hasil
penelitian telah diperoleh bahwa adanya fenomena yang disebabkan oleh
perubahan sifat fisika atau kimia yang menyebabkan
Fenomena Kondisi
Eksotermis Endotermis
Peristiwa Fisika
Adsorbsi x -
Desorpsi - x
Transisi x x
Kristal x -
Kristalisas - x
Pelelehan - x
Penguapan - x
Penyublim
an