Anda di halaman 1dari 7

1. Apa yang dimaksud dengan tersedak?

Tersedak adalah masuknya benda asing ke arah paru-paru dan menyumbat


jalan napas. Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang oleh benda asing,
muntah, darah, atau cairan lain. Tersedak merupakan keadaan darurat medis.
Tersedak adalah masuknya benda asing misalnya makanan atau minuman
ke dalam tenggorokan. Tersedak adalah masuknya makanan atau benda lain
kedalam tenggorokan, misalnya mainan kecil yang tertelan tanpa sengaja.
2. Jelaskan proses terjadinya tersedak!
Kita terdesak jika makanan menuju jalan yang salah dan tenggorokan
berusaha mengeluarkannya. pada saat menelan makanan, katup tenggorokan
(epiglotis) akan menutup bagian atas tenggorokan, akibatnya makanan meluncur
ke kerongkongan. jika pada saat menelan, kita menarik napas, maka katup
tenggorokan akan terbuka,makanan dapat masuk kedalam tenggorokan, akibatnya
kita merasa tercekik dan pada akhirnya akan terdesak.

3. Jelaskan bagaimana cara menanganinya!Bedakan antara anak-anak dan


dewasa
 Cara mencegah anak agar tidak tersedak:
a. Meletakkan semua benda berbahaya di tempat yang tidak terjangkau anak,
misalnya : kancing baju, kacang atau biji bijian yang logam, tulang ikan.
b. Memangku bayi saat diberi makan.
c. Sesaat setelah makan, anak-anak atau bayi harus didudukkan dulu selama 10
menit untuk mengeluarkan udara dari lambung sehingga resiko muntah dan
masuk dalam saluran nafas mengecil
d. Tak membiarkan bayi sendiri ketika diberi susu botol.
e. Hindari memberi susu atau makanan saat anak lagi menangis atau tertawa
karena lebih mudah tersedak.
f. Terutama pada anak kecil hindari menyusu atau makan dengan posisi
berbaring
g. Juga tidak memaksa bayi makan ketika sedang menangis
ataumemperlihatkan sikap tak mau makan.
h. Hindari makan terlalu kenyang terutama pada bayi sehingga resiko
dimuntahkan kembali dan tersedak jadi kecil
i. Menggunakan dot yang tidak dapat dibongkar dengan mudah oleh bayi.
j. Tidak menggunakan dot yang dikalungkan dengan rantai atau tali
padalehernya.
k. Tidak meninggalkan kantong plastik didekat bayi karena
kecendrunganmereka untuk menutupi kepala mereka dengan kantong tersebut
sehinggamenyebabkan terjadinya kesukaran bernapas.
l. Menggunakan kasur yang keras dan tidak ditutupi dengan plastik.
m. Tidak menggunakan bantal dan meletakkan boks bayi jauh dari peralatanlain
atau pemanas (menghindarkan bayi memanjat dan demikian jatuh
sertamenimbulkan cidera kepala).
n. Mainan tidak boleh terdiri dari potongan kecil yang mudah
dimasukkankedalam mulut.
o. Jangan tinggalkan bayi sendiri didalam bak mandi (walaupun hanyasedikit
mengandung air).
 Cara menangani tersedak untuk dewasa :
a. Berdiri di belakang penderita, lalu tahan dadanya dengan satu tangan dan
condongkan tubuh pasien ke depan agar benda yang menghalangi saluran
pernapasan dapat keluar dari mulut dan bukan makin masuk lebih jauh.
Beri lima pukulan dengan tumit tangan di antara kedua tulang
belikat pasien. Tumit tangan terletak di antara telapak tangan dan
pergelangan tangan. Selanjutnya, perhatikan kondisi penderita, apakah
benda asing yang menyumbat sudah hilang.
b. Jika masih ada yang menyumbat, maka bantulah dengan cara berdiri di
belakang pasien yang tersedak, letakkan kedua lengan Anda di sekeliling
pinggang pasien seperti sedang memeluknya dengan erat dengan salah satu
kepalan tangan diletakkan di atas pusar. Kemudian dorong kepalan tangan
ke atas dan dalam. Lakukan dengan sentakan dan ulangi gerakan ini
hingga lima kali. Teknik ini disebut dengan teknik Heimlich. Di sisi lain,
terdapat risiko dorongan di perut bisa menimbulkan cedera serius sehingga
dokter harus memeriksa pasien tersebut sesudahnya.
c. Jika pasien tidak bisa bernapas atau tidak sadarkan diri, maka harus
dilakukan CPR (resusitasi jantung dan paru-paru) dengan menekan dada.
1. Bagaimana mekanisme kerja defibrillator saat henti jantung?
Ada banyak jenis AED di pasaran namun demikian cara penggunaannya tetap
sama dan tentunya dibuat mudah bagi masyarakat awam untuk bisa
menggunakannya.
Temukan ketiga benda ini pada AED sebelum anda mulai menggunakannya:
1. Tombol ON/OFF untuk mematikan dan menghidupkan. AED akan
membimbing anda dengan mengeluarkan suara perintah dan aba-aba
(prompt) langkah apa yang harus anda lakukan.
2. Sticker Pad atau bantalan tempel berbentuk seperti sticker yang harus
dilepaskan lapisan stickernya sebelum direkatkan; satu pada dada sebelah
kanan korban sekitar 5 cm di bawah tulang bahu, dan satu lagi di area
bawah ketiak dekat perut sebelah kiri korban.
3. Tombol Shock. Tombol ini ditekan saat mesin AED memerintahkan anda
dengan aba-aba “Shocking Advised.”

Pastikan kedua hal ini pada korban sebelum menggunakan AED:


1. Korban tidak bernafas, tidak sadarkan diri atau tidak bernafas dengan
normal seperti mendengkur atau mengeluarkan suara-suara yang tidak
normal lainnya.
2. Korban tidak berbaring di area yang basah sebab Shock atau kejutan yang
dihasilkan AED mengandung listrik.
Tata cara penggunaan AED:
1. Pastikan anda dan korban tidak berada dalam situasi yang bisa
membahayakan hidup anda berdua seperti misalnya pada korban yang
tersengat listrik, pastikan aliran listrik yang masih menempel pada korban
telah diputuskan terlebih dahulu. Korban kecelakaan yang berada di
tengah keramaian lalu lintas harus dipinggirkan ke tempat yang aman
sebelum mulai diberikan pertolongan pertama.
2. Cek respon dengan menepuk-nepuk bahu korban sambil berteriak apakah
korban baik-baik saja.
3. Mintalah bantuan dengan berteriak minta tolong dan perintahkan pada
seeorang untuk menghubungi ambulan maupun paramedik serta
mengambil AED.
4. Bila korban tidak memberikan respon periksa apakah korban yang tidak
sadarkan diri ini bernafas; dengan cara melihat pergerakan dada dan
mendengarkan suara-suara yang keluar dari mulut korban.
5. Aktifkan AED dengan menekan tombol ON.
6. Ambil stiker pad, tempelkan pada dada korban dan pastikan pad
menempel kuat dengan kulit dada korban (alat pencukur jenggot tersedia
dalam paket plastik kecil di kotak AED, termasuk handuk kecil untuk
mengeringkan dada korban apabila basah).
7. Ikuti perintah yang diberikan AED yaitu lakukan Resusitasi Jantung Paru
atau CPR sampai selama kurang lebih 2 menit. AED kemudian akan
memeriksa kondisi detak jantung korban dan memerintahkan semua orang
yang terlibat untuk tidak menyentuh korban: “Don’t Touch Patient
Analyzing.”
8. AED akan memutuskan bila korban membutuhkan shock atau tidak
dengan menganalisa detak jantung korban. Apabila AED menemukan
salah satu dari dua jenis detak jantung ini yaitu Ventricular Febrillation
(tidak teratur), Ventricular Tachycardia (sangat cepat), AED akan
memerintahkan penolong untuk menekan tombol Shock dengan perintah:
“Shocking Advised”.
9. Saat penolong menekan tombol Shock, AED akan memberikan sengatan
listrik ke jantung korban dan penolong tidak boleh menyentuh korban saat
pemberian sengatan berlangsung.
10. Bila hal ini tidak berhasil membuat korban bernafas/sadarkan diri
(biasanya ditandai dengan pergerakan pada tangan dan mata korban, AED
akan memerintahkan penolong untuk kembali melanjutkan RJP/CPR
dengan perintah: “Continue CPR”.
11. Penolong harus terus melanjutkan set yang sama sesuai perintah AED
sampai paramedik datang memberikan bantuan tambahan dan mengambil
alih proses pertolongan pertama.
12. AED tidak akan memberikan perintah berhenti RPJ atau “Stop CPR” atau
memberitahu penolong bahwa korban sudah meninggal. AED akan terus
memerintahkan penolong untuk tetap melakukan RJP/CPR sampai korban
sadarkan diri.

2. Bagaimana mekanisme kerja RJP/CPR saat henti jantung?

1. Sebelum menolong korban, pastikan lingkungan sekitar aman untuk Anda


maupun orang lain. Jangan dekati korban bila melihat bahaya, seperti
kabel listrik yang menjuntai, percikan api, longsoran batu, dan lainnya.

2. Cek respons atau kesadaran korban. Jika tingkat kesadaran korban


menurun, tepuklah bahunya. Jika korban masih tidak merespons, mintalah
bantuan orang sekitar untuk menelepon ambulans, mengambilkan kotak
P3K, dan alat Automated External Defibrillator (AED).

3. Sembari menunggu bantuan, lanjutkan dengan mengecek napas korban


selama 5-10 detik. Jika tidak bernapas segera lalukan resusitasi jantung
dan paru atau CPR dengan kompresi dada. Agar kompresi dada efektif,
korban harus dalam posisi terlentang pada permukaan yang rata dan keras.

4. Berikan 30 kali kompresi dada pada pertengahan dada (pertengahan


bagian bawah tulang sternum), dengan kecepatan minimal 100-120 kali
per menit.

5. Setelah memberikan 30 kali kompresi dada, buka jalan napas dengan


metode head tilt - chin lift. Caranya letakkan tangan di dahi korban dan
tengadahkan kepala korban. Letakkan ujung jari di bawah dagu, dan
angkat dagu korban. Pastikan tidak ada sisa makanan sekitar area mulut.

6. Berikan dua kali bantuan napas. Tutup hidung dengan ibu jari dan
telunjuk. Tiup sekitar 1 detik untuk membuat dada terangkat, kemudian
lanjutkan dengan tiupan berikutnya.

7. Lanjutkan 30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas dalam 2


menit atau sekitar 5 kali pengulangan. Setiap 2 menit, lakukan
pengecekan napas kembali.

8. CPR baru bisa dihentikan saat korban memberi respon (biasanya


terbatuk) atau mulai bernapas lagi, saat penolong tidak mampu lagi
memberikan pertolongan, saat tim medis sudah datang, atau sudah ada
keputusan dari dokter.

9. Jika korban mulai bernapas setelah diberikan CPR, lakukan posisi


pemulihan. Tarik lengan terjauh korban melewati dada, dan punggung
tangannya menempel pada pipi. Dengan tangan satunya, tekuk lutut kaki
bagian terjauh korban. Balikkan atau miringkan korban ke arah penolong.
Biarkan lutut kaki yang sudah ditekuk tetap dalam posisi demikian.
Tengadahkan kepala korban untuk mempertahankan jalan napas. Pantau
keadaan korban hingga bantuan medis tiba.
3. Apakah persamaan dan perbedaan kedua mekanisme tersebut?
Perbedaan nya adalah defibrillator menggunakan alat dan alat tersebut
memberikan sengatan listrik ke jantung korban dan penolong tidak boleh
menyentuh korban saat pemberian sengatan berlangsung sedangkan RJP/CPR
tidak menggunakan alat tetapi menggunakan kompresi dada korban.
Persamaannya adalah defibrillator dan RJP/CPR cara mekanisme kerja
pada saat korban kehilangan fungsi jantung secara mendadak atau jantung tidak
dapat berkontraksi.

Anda mungkin juga menyukai