Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan
dan mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau
bahan yang dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan
untuk memperoleh tenaga atau energi. Selama dalam proses pencernaan makanan
dihancurkan menjadi zat-zat sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian
digunakan oleh jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim
yang terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai
tugas khusus dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh
terhadap jenis makanan lainnya. Agar makan itu berguna bagi tubuh, maka
makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai pada sel-sel di seluruh
tubuh Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna
yang dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan
yang letaknya di luar saluran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu system pencernaan ?
2. Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?
3. Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?
4. Gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan
antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya
sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran
pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan
yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan
sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa
- sisa makanan melalui anus.

B. Proses Pencernaan
Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan
makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut
makanan dipotong-potong oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham ,
sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Walaupun zat
makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi belum
dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah menjadi
sari makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim
pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang
diserap oleh jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari
makanan hanya dapat diserap dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut
di dalamnya, kemudian makanan tersebut didistribusikan ke bagian tubuh yang
membutuhkannya.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua
macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung.

2
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi
molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam
mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun
proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh
melalui anus.

C. Alat Pencernaan
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung,
usus halus, usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan
terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.

1. Rongga Mulut
Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses
pencernaan, yaitu: gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam
ronggga mulut, makanan menggalami pencerrnaan secara mekanik dan
kimiawi.
a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan
menjadi halus. Gigi dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri,
gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham belakang. Secara umum,
gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher gigi
(kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi

3
yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi
geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar
berlekuk-lekuk dan gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing
berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan
permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk
mengunyah.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi,
sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum gigi (pulpa), merupakan
rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah.
Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama
yang tumbuh disebut gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya
20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham.
b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut
dan membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah
juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin,
pahit, dan asam.
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar
ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:
1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
2. Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah.
3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu,
lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan
basah. Rangsang untuk pembentukan saliva (air liur) adalah: adanya
makanan dalam mulut, dan melihat, mencium dan memikirkan makanan.
Fungsi saliva (ludah) adalah untuk membantu pembentukan bolus makanan
dan berperan sebagai pelumas untuk mempermudah menelan.

4
Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat
karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana ( maltosa ). Maltosa mudah
di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekeja dengan
baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

2. Tekak (pharynk)
Pharynk merupakan pertemuan saluran pernafasan antara rongga
hidung dengan tenggorokan dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan
kerongkongan. Lubang yang menuju tenggorokan disebut glotis dan ditutup
oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu proses menelan.

3. Kerongkongan (esophagus)
Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang
panjangnya 25 cm, dimulai dari farink sampai pintu masuk kardiak lambung
di bawah. Esophagus memiliki fungsi sebagai pen ghantar makanan dari
farynk ke lambung.
Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara
rongga mulut dengan lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan
makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada kerongkongan
tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga
dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini
di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis
kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung.

4. Lambung
Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak
disebelah kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau
kantung nasi.
Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian
tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak
berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus

5
berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak
dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan keluarnya
makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar,
memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung
berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan
baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai
kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung
mengandung air lendir ( musin ), asam lambung, enzim renim, dan enzim
pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam
lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri
yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi
pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu
(kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin
menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi-
selain menghasilkan enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan
hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah
lambung.
Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan,
makanan umumnya dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung ,
makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter
pilorus.

5. Hati
Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu
untuk menetralkan racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga
memegang peranan penting pada metabolisme tiga bahan makanan yang
dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi oleh tubuh dari usus, bahan
makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.

6
6. Usus Halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar
6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyaklipatan yang disebut vili atau jonjot-
jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang
berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Usus halus terbagi
menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini
merupakan tempat bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu.
Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam usus dua belas jari
pada suatu lobang yang disebut ampula hepatopankreatika atau ampula
pateri. Saluran empedu menghasilkan getah empedu (bilus) yang dihasilkan
oleh hati. Getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas
yang terdapat di bawah lambung menghasilkan getah pankreas, getah
pankreas menghasilkan enzim pencernaan seperti amilase, tritsin, dan
lipase

b. Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,


Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga
terjadi pencernaan secara kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya
menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang dihasilkan pankreas.

c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.


Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap,
makanan akan diserap oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin,
garam mineral, akan diangkut oleh kapiler darah, sedangkan asam lemak
dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil (pembuluh getah bening).
Pembuluh getah bening usus menuju ke pembuluh balik besar bawah
selangka.
Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus
menuju, lumeu usus. Getah usus halus ini berwarna kuning jernih, dan
mengandung berbagai enzim misalnya peptidase, maltase, sukrase,
ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada permukaan sel

7
epitel sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau di
dalam sel-sel epitel. Sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflek otonom,
hormon sekretin, dan kolesistokinin.
Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari
lambung. Isinya yang cair digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltik
yang cepat. Di samping gerakan peristaltik ada juga gerakan lain yaitu
gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus satu
dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus duabelas jari
(duodenum) melalui saluran-saluran, empedu dan getah pangkreas (dari
pangkreas). Empedu digunakan untuk pencernaan lemak yang dipecahkan
dalam bagian-bagian kecil, dengan demikian membantu kerja lipase.
Empedu ini sifatnya alkalis dan membuat makanan yang keluar dari
lambung yang asam menjadi netral. Garam empedu mengurangi
ketegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk emulsi dari
lemak yang dimakan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak
bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu
proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang
terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah
pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah
pankreas, dan getah usus.

d. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan
tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam
empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu
tersusun atas bahan-bahan berikut:
a. Air, berguna sebagai pelarut utama.
b. Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar
tidak terjadi iritasi pada dinding usus.

8
c. Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan
empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan
tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar
pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem
pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat
penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari
darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah
pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin
untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke
usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses
pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi
dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi
menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin
pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.

e. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini
berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke
dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel
berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini
berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes
melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas
masuk ke usus halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu
lipase yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam
pemecahan protein, dan amylase membantu dalam pemecahan pati.

9
f. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu
menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti
berikut.
1. Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa
menjadi dua molekul glukosa.
3. Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa.
4. Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil
pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui
dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum. Selain itu
vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin
yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-
jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil
(limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap dan
diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus,
sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu
membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke
dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian
asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak
yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan
garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi
menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan
didorong menuju usus besar (kolon).

10
7. Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas
kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara
intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat
sekum (usus buntu).
Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks
(umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam
imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama
dengan lendir akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar
juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses
pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu
(apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan
pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan oleh
otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di
pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air besar)
dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan
mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta rektum,
akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum
akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat
adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan
mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses
pencernaan telah selesai dengan sempurna.

D. Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah
sebagai berikut:
1. Diare : feces encer karena adanya gangguan absorbsi air

11
2. Sembelit (konstipasi) feces menjadi lebih padat dan sukar keluar sehingga
nmenimbulkan rasa sakit pada perut .
3. Peritonitis : rasa sakit pada saluran pencernaan kaerena terjadi peradangan
selaput perut (peritonium).
4. Apendisitas : terjadinya peradangan appendiks (umbai cacing)
5. Kolik : timbulnya perasaan nyeri karena salah cerna
6. Ulkus : lukanya dinding lambung akibat produksi HCL yang berlebih
sehingga bila kena gesekan menimbulkan rasa nyeri.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan
makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses tersebut di
mulai dari rongga mulut. Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat
dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu
pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di
lambung. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi
molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung,
usus halus, usus besar, dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan
terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.
Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh system pencernaan adalah:
diare, sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.

B. Kritik dan Saran


Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik
maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan
semoga makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002


Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2001.
Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992.
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya,
2005.
Green, J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara,
2002.

14
iii

Anda mungkin juga menyukai