Oleh:
Ni Nyoman Junitri Suari
1313031059
VI C
1
PENENTUAN KADAR VITAMIN C DENGAN METODE TITRASI IODIMETRI
Abstrak
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel padat dan sampel cair. Sampel padat
yang digunakan adalah tablet vitacimin dan vitamin C IPI. Sampel cair yang digunakan adalah larutan minuman UC-
1000 dan larutan air jeruk (Citrus sp.). Vitamin C (asam askorbat) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat sensitif
terhadap pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator logam.
Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang masih mempunyai keaktivan sebagai
vitamin C. Vitamin C dapat ditemukan di alam hampir pada semua tumbuhan terutama sayuran dan buah-buahan,
terutama buah-buahan segar. Salah satu fungsi utama vitamin C berkaitan dengan sintesis kolagen. Metode yang
digunakan adalah metode eksperimen laboratorium dengan metode titrasi iodimetri.
Abstract
This experiment aims to determine the concentration of vitamin C in solid and liquid sample. Solid sample used
are vitacimin and IPI Vitamin C tablet. Liquid sample used are UC-1000 and orange water (Citrus sp.). Ascorbic acid
(vitamin C) is a derivative of hexoses and classified as a carbohydrate closely related to monosaccharides. Vitamin C
(ascorbic acid) is very sensitive to external influences that cause damage such as temperature, oxygen, enzymes, water
content, and a metal catalyst. Ascorbic acid is very easily oxidized to dehydroascorbic acid which still has activity as
vitamin C. Vitamin C can be found in nature in nearly all plants, especially vegetables and fruits, especially fresh fruits.
One of the major functions of vitamin C is associated with collagen synthesis. In this lab done determination of vitamin
C contained in the product and Vitacimin You-C1000. The method used is the method of laboratory experiments with
Iodimetri titration method.
2
PENDAHULUAN logam seperti Cu, Fe, dan cahaya (Andarwulan,
1992).
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan
molekul 176,13 dengan rumus molekul C6H8O6.
heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat
Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal
yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin
putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair
C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa
pada suhu 190-192°C. Senyawa ini bersifat reduktor
dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan.
kuat dan mempunyai rasa asam. Vitamin C sangat
Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu
mudah larut dalam air (1g dapat larut sempurna
L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam
dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 g larut
dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi
dalam 50 ml alkohol absolut atau 100 ml gliserin)
bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam
dan tidak larut dalam benzena, eter, kloroform,
dehidro askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan
minyak dan sejenisnya. Vitamin C tidak stabil dalam
tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).
bentuk larutan, terutama jika terdapat udara, logam-
O C O C
OH C O O C O
-2H
OH O C
OH C
OH O O H C +2H H C
H
OH C H OH C H
HO OH
H C OH H C OH
H H
Asam L-askorbat Asam L-dehidroaskorbat
(a)
(b)
Gambar 1.(a) Struktur C6H8O6 atau vitamin C dan (b) Asam L-askorbat dan asam L-
dehidroaskorbat
Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat 2003). Kekurangan asupan vitamin C dapat
sensitif terhadap pengaruh luar yang menyebabkan menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut. Bila
kerusakan seperti suhu, oksigen, enzim, kadar air, terjadi pada anak (6-12 bulan), gejala-gejala
dan katalisator logam. Asam askorbat sangat mudah penyakit skorbut ialah terjadinya pelembekan
teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang tenunan kolagen, infeksi, dan demam. Pada anak
masih mempunyai keaktivan sebagai vitamin C. yang giginya telah keluar, gusi membengkak, empuk
Asam dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dan terjadi pendarahan. Pada orang dewasa skorbut
dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi terjadi setelah beberapa bulan menderita kekurangan
asam diketogulonat yang tidak memiliki keaktivan vitamin C dalam makanannya. Gejalanya ialah
vitamin C lagi (Andarwulan, 1992). Vitamin C dapat pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gingivalis,
ditemukan di alam hampir pada semua tumbuhan kaki menjadi empuk, anemia dan deformasi tulang.
terutama sayuran dan buah-buahan, terutama buah- Akibat yang parah dari keadaan ini ialah gigi
buahan segar. Karena itu sering disebut Fresh Food menjadi goyah dan dapat lepas (Winarno, 2002).
Vitamin (Budiyanto, 2004). Kebutuhan harian vitamin C bagi orang dewasa
Salah satu fungsi utama vitamin C berkaitan adalah sekitar 60 mg, untuk wanita hamil 95 mg,
dengan sintesis kolagen. Kolagen adalah sejenis anak-anak 45 mg, dan bayi 35 mg, namun karena
protein yang merupakan salah satu komponen utama banyaknya polusi di lingkungan antara lain oleh
dari jaringan ikat, tulang, gigi, pembuluh darah dan adany bermotor dan asap rokok maka penggunaan
mempercepat proses penyembuhan (Wardlaw,
3
vitamin C perlu ditingkatkan hingga dua kali masing labu Erlenmeyer ditambahkan 3 tetes
lipatnya yaitu 120 mg (Silalahi, 2006). indikator amilum dan 2,5 mL larutan asam sulfat.
Ada beberapa metode dalam penentuan kadar Titrasi dilakukan sebanyak tiga kali dan volume
vitamin C, salah satunya adalah metode titrasi rata-rata titran (larutan I2 dalam KI) yang digunakan
iodimetri. Pada titrasi iodimetri, iodium akan dicatat. Prosedur yang sama dilakukan untuk sampel
mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai air jeruk.
potensial reduksi yang lebih kecil dibandingkan
iodium dimana dalam hal ini potesial reduksi iodum Penentuan Kadar Vitamin C pada Sampel Padat
+0,535 volt, karena vitamin C mempunyai potensial
(Vitacimin dan vitamin C IPI)
reduksi yang lebih kecil ( +0,116 volt) dibandingkan
iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung Sebanyak kurang lebih 1 gram tablet Vitacimin
dengan iodium (Rohman, 2007). Deteksi titik akhir yang sudah digerus ditimbang. Padatan sampel yang
titrasi pada iodimetri ini dilakukan dengan sudah ditimbang dilarutkan dan ditambahkan
menggunakan indikator amilum yang akan akuades hingga tanda batas labu ukur 50
memberikan warna biru kehitaman pada saat ml.Sebanyak 10 mL sampel yang telah ditambahkan
tercapainya titik akhir titrasi (Rohman, 2007). akuades dipipet dan ditempatkan pada tiga labu
Erlenmeyer yang berbeda untuk dilakukan proses
MATERI DAN METODE titrasi. Sebelum titrasi dilakukan, ke dalam masing-
masing labu Erlenmeyer ditambahkan 3 tetes
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Kimia
indikator amilum dan 2,5 mL larutan asam sulfat.
Organik Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas
Titrasi dilakukan sebanyak tiga kali dan volume
Pendidikan Ganesha Singaraja pada tanggal 27 Mei
rata-rata titran (larutan I2 dalam KI) yang digunakan
2015
dicatat. Prosedur yang sama dilakukan untuk sampel
Alat dan bahan vitamin C IPI.
4
O C O C
OH C O O C O
OH C O C
+ I2 + 2H + + 2I -
H C H C
OH C H OH C H
H C OH H C OH
H H
Asam L-askorbat Asam L-dehidroaskorbat
Sebelum dititrasi dengan larutan iodida, sampel indikator amilum, penggunaan indikator amilum
vitamin C baik yang padat maupun yang cair dikarenakan berdasarkan teori larutan kanji dengan
diambahkan asam sulfat (H2SO4). Penambahan asam I2 membentuk kompleks berwarna biru kehitaman
sulfat dimaksudkan untuk mengkondisikan sampel (lihat gambar 3) yang masih sangat jelas, meskipun
pada kondisi asam. Setelah itu ditambahkan jumlah I2 sangat sedikit.
Gambar 3. (a) Hasil sampel Vitacimin dititrasi dengan I2 terbentuk warna biru kehitaman; (b) hasil sampel
vitamin C IPI dititrasi dengan I2 terbentuk warna biru kehitaman; (c) hasil sampel UC-1000 dititrasi dengan
I2 terbentuk warna biru kehitaman; (d) hasil sampel air jeruk dititrasi dengan I2 terbentuk warna biru
kehitaman.
Labu 217,5𝑚𝑔
Volume Titran (mL) (%) Kadar vitamin C = 5026 𝑚𝑔 𝑥 100%
Erlenmeyer
I 9,6 = 4,33%
II 9,8
III 9,7
Rata-rata 9,7 Sampel cair (air jeruk)
Tabel 4. Data Volume Titran yang digunakan pada Berdasarkan volume titran pada tabel 2
Titrasi Sampel Vitacimin dapat ditentukan konsentrasi dan kadar dari vitamin
C pada sampel air jeruk dengan metode iodimetri
Labu yaitu:
Volume Titran (mL)
Erlenmeyer
I 11 M I 2 0,065M
II 11,5
III 11,4 M vit C x Vvit C M I 2 x VI 2
Rata-rata 11,3
M vit C x10mL 0,065M x1,8mL
Sampel cair (UC 1000)
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
MvitC = 0,01235 M 0,177 = 176,12 x 10
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
M= x = 4,33%
𝑀𝑟 𝑉
6
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
0,0735 = 176,12 x 10
Sampel Padat (vitamin CIPI)
DAFTAR PUSTAKA
= 11,1 %
Akhilender. (2003). Dasar-Dasar Biokimia I.
Jakarta: Erlangga
Sampel Padat (Vitacimin) Andarwulan, N., dan Koswara, S. (1992). Kimia
Vitamin. Jakarta: Rajawali Press. Hal. 32 -
Berdasarkan volume titran pada tabel 4 35, 235.
dapat ditentukan konsentrasi dan kadar dari vitamin Budiyanto, A.K.(2004). Dasar-Dasar Ilmu Gizi.
C pada sampel Vitacimin dengan metode iodimetri Edisi III.Malang: UMM-Press. Hal. 52.
yaitu: Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis.
M I 2 0,065M Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.19, 22.
Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional.
M vit C x Vvit C M I 2 x VI 2
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman 52-
M vit C x10mL 0,065M x11,3mL 53.
Wardlaw, G. M. (2003). Contemporary Nutrition
MvitC = 0,0735 M Issues and Insight. Boston: Mc Graw Hill.
Hal. 274.
Massa vitamin C dihitung: Winarno, F.G. (2002). Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal.
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
M= x 119, 132-133
𝑀𝑟 𝑉
7
8