Anda di halaman 1dari 12

Daftar Isi

Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester I, II dan III ............................... 2


A. Tidur ................................................................................... 2
B. Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Bayi ................................. 3
C. Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasinya ............................... 6
D. Persiapan Laktasi ................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................... Error! Bookmark not defined.

1
Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester I, II dan III

A. Tidur
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan
jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau
berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat
untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Tidur yang cukup dapat
memainkan peranan dalam membantu tubuh kita untuk pulih dari
penyakit atau luka. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur
mengakibatkan kehilangan kekuatan, kerusakan pada sistem kekebalan
dan meningkatkan tekanan darah (Nancy W, 2006).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami oleh


seseorang, yang dapat dibandingkan kembali dengan indra atau
rangsangan yang cukup (Robert Priharjo, 1993).

Ibu hamil dianjurkan untuk tidur malam sekitar 8 jam dan tidur
siang ± 1 jam. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan
baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan
kesehatan jasmani, dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan
pertumbuhan janin.

1. Posisi Tidur Ibu Hamil

Menghabiskan waktu tentu menguras energi, semua


aktifitas pasti membakar kalori dan menjadikan tubuh lemas.
Maka, satu-satunya hal yang dapat dilakukan untuk memulihkan
tenaga adalah istirahat.Pada kehamilan trimester awal wanita
hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi, yang
terpenting adalah dapat memberikan rasa nyaman. Posisi tidur
yang nyaman akan sulit didapat oleh wanita hamil yang usia
kehamilannya pada trimester ketiga dimana uterus mulai
membesar sehingga sulit dalam menentukan posisi tidur.

Beberapa posisi tidur ibu hamil:

a. Posisi Telentang
Dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu wanita hamil
untuk tidak tidur telentang, karena dengan tidur posisi
telentang meletakan seluruh berat rahim ke bagian belakang,
usus, dan vena cava inferior. Tidur dengan posisi telentang
juga dapat meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir,
gangguan pencernaan, menganggu pernafasan dan sirkulasi.
Posisi tidur telentang pada trimester ke dua dan tiga juga
dapat mempengaruhi tekanan darah. Seperti turunnya
tekanan darah yang menimbulkan sakit kepala. Sedangkan
wanita yang memiliki tekanan darah tinggi, posisi ini sama
sekali tidak dianjurkan (Suririnah, 2004)

b. Posisi Miring Ke Kanan

Posisi ini juga aman bagi wanita hamil, sehingga


dapat berganti posisi dari miring ke kiri atau kekanan,
tergantung kenyamanannya. Jika posisi punggung bayi
kebetulan berada di sebelah kanan, pada saat tidur miring

2
kekiri maka janin akan "memberontak" terus-menerus. Hal
ini karena posisi janin seolah-olah jatuh tertelungkup, untuk
mengatasinya dianjurkan untuk tidur miring kekanan
(Musbikin, 2005)

c. Posisi Miring Ke Kiri

Di kehamilan usia lanjut, saat perut telah begitu


besar, ibu akan merasakan kondisi kurang nyaman, seperti
kram, sering buang air kecil, kontraksi palsu, tendangan
bayi, dan peningkatan asam lambung yang membuat ibu
kerap terbangun dan mengubah posisi tidur beberapa kali.
Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang
aman untuk wanita hamil, tapi para pakar menganjurkan
bahwa saat kehamilan 16 minggu, sebaiknya wanita hamil
tidur dengan posisi miring ke sisi kiri. Posisi tidur ini
dianjurkan selama kehamilan, karena posisi tidur miring ke
kiri dapat membantu mengoptimalkan aliran darah, oksigen
dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena
cava inferior di bagian belakang sebelah kanan spina yang
akan mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke
jantung, dengan mengurangi tekanan pada vena kava
asenden (hipotensi supine). Posisi ini juga membantu ginjal
membuang sisa produk dan cairan dari tubuh, sehingga
mengurangi pembengkakkan di kaki, pergelangan kaki dan
tangan. (Bobak, 2004) (Musbikin,2005)

Menurut Sulistyawati (2009) posisi tidur miring ke kiri


juga dapat mengurangi rasa nyeri pada perut yaitu dengan
cara badan ibu miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan
sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal pada perut
bawah sebelah kiri. Untuk membuat ibu nyaman letakkan
bantal diantara dengkul dan satu di punggung atau memilih
bantal tidur untuk ibu hamil.

2. Hal-hal yang membuat ibu susah tidur :

a. Sering berkemih , karena janin dan plasenta membesar,


lalu menekan kandung kemih.
b. Kram kaki dan nyeri punggung.
c. Rasa tidak nyaman akibat perut membesar.
d. Perubahan hormon yang menimbulkan ketidaknyamanan.

B. Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Bayi

1. Pengertian persiapan persalinan dan kelahiran bayi

Persalinan dan kelahiran merupakan fisiologi yang normal.


Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu
dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah
proses membuka dan menipiskan serviks, dan janin turun kedalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir.

3
Persiapan persalinan dan kelahiran yaitu suatu tahap dalam masa
persalinan, dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk
melahirkan anaknya. Rencana persalinan adalah rencana tindakan
yang dibuat ibu, anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya
rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan
pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu
akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.
Persiapan persalinan bukan hanya persiapan fisik semata, tapi
persiapan psikologi seorang ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi yang menjadi anggota baru dalam keluarga adalah
penting juga direncanakan dan diupayakan terpenuhi setelah waktu
kehamilan telah mendekati waktu persalinan. Untuk persiapan
persalinan ini, bukan hanya ibu yang berperan, tapi suami dan
keluarga juga perlu untuk kelancaran proses persalinan sesuai yang
telah dirancanakan. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi
bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapat
pelayanan/asuhan antenatal agar supaya perencanaan persalinan
dapat dibuat dengan melihat perkembangan ibu dan bayinya untuk
mengupayakan persalinan nanti berjalan lancar, baik, dan aman.

Tujuan Asuhan Antenatal

 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan


ibu dan tumbuh kembang bayi.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan sosial ibu dan bayi.
 Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian asi eksklusif.
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2. Trimester ke-1

Pada masa kehamilan ini, seorang ibu dalam masa adaptasi


dengan kehamilannya dan sebagian besar ibu hamil pada trimester
pertama mengalami mual muntah, ngidam, psikologisnya
mengalami perubahan dan lain-lain. Sehingga untuk perencanaan
persalinan dan kelahiran pada saat ini sepertinya belum tersusun
sempurna, karena lebih memperhatikan terhadap kondisi ibu serta
kesehatan bayi dalam kandungannya.
Untuk Perencanaan awal pada trimester pertama adalah
kebutuhan gizi selama hamil, dengan upaya :
 Cukup kalori, protein, vitamin, mineral dan cairan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin, dan plasenta.
 Memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal
sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan
berhasil, dan melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental
yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk menyusui
serta merawat bayi kelak.

4
 Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan
kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada
anaknya selama hidup.

3. Trimester ke-2

Pada masa kehamilan ini, seorang ibu mulai terbiasa dengan


kehamilannya. Dengan dukungan dan perhatian dari keluarga
berpengaruh terhadap perubahan psikologis ibu pada trimester ke-
2.
Ada 5 langkah yang termasuk dalam perencanaan yaitu :
a. Membuat rencana persalinan
Setiap keluarga seharusnya membuat rencana persalinan
dari awal pada trimester pertama. Tapi kebanyakan keluarga
biasanya membuat perencanaan persalinan bersama di saat usia
kandungan pada trimester 3 dengan melihat perkembangan
keadaan ibu dan janin pada antenatal care (ANC). Setelah
mengetahui kondisi ibu dan janin maka dibuat keputusan
mengenai hal-hal yang dalam perencanaan persalinan adalah :
 Tempat persalinan (BPS,RS dll)Memilih tenaga kesehatan
yang terlatih
 Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
 Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan
 Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
 Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
mengumpulkan biaya tersebut
 Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
b. Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi
kegawat daruratan pada saat mengambil keputusan utama tidak
ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan:
 Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?
 Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat
keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan?
c. Mempersiapkan sistem transportasi jika kegawatdaruratan.
Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan
harus terdiri dari elemen-elemen dibawah ini:
 Dimana ibu akan bersalin (desa, fasilitas kesehatan, rumah
sakit)
 Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih
lanjut jika terjadi kegawatdaruratan?
 Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk?
 Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat
daruratan?
 Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial?
d. Membuat rencana/pola menabung
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang
relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus
dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang
lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui
apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu
berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala
kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati. Bila
diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa
berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila
dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa

5
lebih teratasi. Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung
sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan
selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak
sekali kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau
mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana
yang diperlukan.
e. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya
untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan
barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun dan
seprei dan menyimpannya untuk persiapan persalinan.

4. Trimester ke-3

Pada waktu kursus ibu diterangkan apa yang terjadi pada


kehamilan yang sudah tua, kira-kira pada waktu dua minggu
sebelum persalinan. Pada waktu itu ibu akan merasa lebih mudah
bernafas karena dasar rahim agak menurun berhubung kepala janin
pada kehamilan pertama mulai masuk dalam pintu atas panggul.
Ibu sering buang air kecil, Ibu merasa perut kadang-kadang
mengencang dan menegang.
Pada waktu ini yang berperan adalah suami atau keluarga,
mempersiapkan barang-barang keperluan sebagai berikut:
 Pakaian bayi untuk bayi yang akan dilahirkan.
 Pakaian untuk ibu khususnya kain bulanan (cawat) yang
dibuat dari bahan yang dapat meresap.
 Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi
persalinan.
Persiapan alat-alat baik untuk kepeluan ibu maupun bayi pada
masa persalinan dan sesudahnya sangat penting. Terutama untuk
menjamin kelancaran proses persalinan dan nifas serta
pemeliharaan bayi. Dalam melakukan persalinan ini dapat secara
bertahap, agar tidak terasa terlalu berat. Alat yang paling pokok
dan perlu waktu membuatnya disiapkan terlebih dahulu, kemudian
menyusul yang lainnya. Ada baiknya apabila ibu dapat membuat
sendiri terutama pakaian bayinya, agar merasa lebih puas dan
dekat dengan bayinya. Sangat dianjurkan persiapan telah lengkap
pada usia kehamilan 8 bulan.

C. Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasinya


Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu
yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun
psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan
mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis
namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan.
Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebagai
berikut.

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi


• Tingkatkan kebersihan dengan
Keputihan. mandi setiap hari
1.
Trimester I, II dan III • Memakai pakaian dalam dengan
bahan katun dan mudah

6
menyerap
• Cara cebok yang benar yaitu
dari arah vagina ke belakang
• Selalu keringkan vulva setelah
BAB dan BAK
• Ganti celana dalam tiap kali
basah
• Tingkatkan daya tahan tubuh
dengan makan buah dan sayur
• KIE tentang penyebab sering
BAK
• Kosongkan kandung kemih
ketika ada dorongan untuk
kencing.
• Perbanyak minum pada siang
Sering Buang Air
hari.
2. Kencing
• Jangan kurangi minum dimalam
Trimester I dan III
hari, kecuali mengganggu tidur
dan mengalami kelelahan
• Batasi minum kopi, teh soda.
• Berbaring miring ke kiri saat
untuk tidur untuk meningkatkan
diuresis
• Hindari konstipasi
• Makan makanan yang berserat
dan banyak minum
• Gunakan kompres es atau air
hangat
Hemoroid • Dengan perlahan masukkan
3.
Trimester II dan III rektum kembali ke dalam
• Jika perlu, dapat digunakan
salep obat luar untuk
memperingan/ anestesi sesaat,
astringen wirchhazel, calamine
dan oksida seng.
• Tingkatkan intake cairan dan
serat, misalnya buah, sayuran,
minum air hangat.
• Istirahat cukup
Sembelit • Senam hamil
4.
Trimester II dan III • BAB secara teratur dan segera
setelah ada dorongan
• Hindari minyak, mineral,
lubrican, perangsang, saline,
hiperosmosis dan castor oil.
• Hindari bau dan faktor penyebab
lainnya
• Makan biskuit kering atau roti
bakar sebelum bangun dari
Mual dan Muntah tempat tidur dan bangun secara
5.
Trimester I perlahan
• Makan sedikit tetapi sering
• Makan makanan kering di antara
waktu makan.
• Jangan langsung gosok gigi

7
setelah makan
• Duduk tegak setiap kali selesai
makan
• Hindari makanan yang
berminyak.
• Jika terlalu parah beri terapi
dengan vitamin B6
• Makan sedikit-sedikit tetapi
sering
Panas Perut (Heartburn) • Hindari makanan berlemak dan
Mulai bertambah sejak berbumbu tajam
6.
Trimester II. Hilang • Hindari berbaring setelah
pada waktu persalinan makan.
• Hindari minum air putih saat
makan
• Hindari makanan yang
mengandung gas
Perut Kembung
7. • Mengunyah makanan secara
Trimester II dan III
sempurna
• Lakukan senam secara teratur
Berdebar-debar
• Jelaskan bahwa hal ini normal
8. (Palpitasi Jantung)
pada kehamilan
Mulai akhir Trimester I
• KIE tentang penyebab fisiologis
• Bantu cara untuk mengatur
pernapasan
• Mendorong postur tubuh yang
Sesak Napas baik untuk pernapasan
9.
Trimester II dan III interkostal
• Istirahat teratur
• Merentangkan tangan di atas
kepala serta menarik napas
panjang
• Gunakan Emolien topikal atau
Striae Gravidarum antiprurutik menurut indikasinya
10. Tampak jelas pada • Gunakan pakaian longgar yang
bulan ke 6-7 dapat menopang payudara dan
abdomen
Keringat Bertambah • Pakai pakaian yang tipis dan
Secara perlahan terus longgar.
11.
meningkat sampai akhir • Tingkatkan asupan cairan.
kehamilan • Mandi secara teratur.
• Kurangi konsumsi fosfor tinggi
supaya terjadi relaksasi pada
Kram (terutama pada otot-otot kaki.
kaki) • Latihan dorsofleksi pada kaki
12.
Setelah usia kehamil 24 dan meregangkan otot yang
minggu terkena
• Konsumsi cukup kalsium
• Beri kompres hangat pada kaki
• Bangun secara perlahan dari
Pusing sampai pingsan
posisi istirahat
13. (Syncope)
• Hindari berdiri terlalu lama
Trimester II dan III
• Hindari berbaring dengan posisi

8
supine
• Hindari lingkungan yang terlalu
ramai dan berdesak-desakan.
• Gunakan mekanisme tubuh
yang baik
• Gunakan kasur yang keras
untuk tidur
• Gunakan bantal ketika tidur
Sakit Punggung Atas
untuk meluruskan punggung
14. dan Bawah
• Senam hamil
Trimester II dan III
• Hindari epatu hak tinggi, hindari
pekerjaan dengan beban yang
terlalu berat
• Masase daerah pinggang dan
punggung.
• KIE mengenai peneyebab nyeri
• Tekuk lutut ke arah abdomen
Nyeri ligamentum • Gunakan bantalan untuk
15. rotundum menopang uterus dan bantal
Trimester II dan III lainnya letakkan di antara lutut
sewaktu dalam posisi berbaring
miring
• Tinggikan kaki sewaktu
berbaring
• Hindari berdiri atau duduk
Varises pada Kaki
16. terlalu lama
Trimester II dan III
• Senam untuk melancarkan
peredaran darah.
• Hindari pakaian yang ketat.
• Yakinlah bahwa ini normal pada
awal kehamilan
Kelelahan/ Fatigue • Anjurkan ibu untuk sering
17.
Trimester I istirahat
• Namun, hindari istirahat yang
berlebih

D. Persiapan Laktasi

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga


dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan untuk proses
menyusui/laktasi.
ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh
kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari
berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama
periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar
protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui. Juga terjadi variasi
dari hari ke hari selama periode laktasi. Keberhasilan
laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi
sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir
dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara
mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari
lobuloalveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran payudara

9
ini hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang
berperan dalam produksi ASI.
Sekresi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin.
Prolaktin menghasilkan ASI dalam alveolar dan bekerjanya prolaktin ini
dipengaruhi oleh lama dan frekuensi pengisapan (suckling). Hormon
oksitosin disekresi oleh kelenjar pituitary sebagai respon adanya
suckling yang akan menstimulasi sel-sel mioepitel untuk mengeluarkan
( ejection) ASI. Hal ini dikenal dengan milk ejection reflex atau let down
reflex yaitu mengalirnya
ASI dari simpanan alveoli ke lacteal sinuses sehingga dapat
dihisap bayi melalui puting susu. Terdapat tiga bentuk ASI dengan
karakteristik dan komposisi berbeda yaitu kolostrum, ASI transisi, dan
ASI matang (mature). Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang
berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang
dengan volume 150 – 300 ml/hari. ASI transisi adalah ASI yang
dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari) dimana kadar lemak dan
laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah.
ASI matang adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah
melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300 – 850 ml/hari
tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Volume ASI pada
tahun pertama adalah 400 – 700 ml/24 jam, tahun kedua 200 – 400
ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam. Dinegara industri rata-
rata volume ASI pada bayi dibawah usia 6 bulan adalah 750 gr/hari
dengan kisaran 450 – 1200 gr/hari (ACC/SCN, 1991). Pada studi
Nasution.A (2003) volume ASI bayi usia 4 bulan adalah 500 – 800
gr/hari, bayi usia 5 bulan adalah 400 – 600 gr/hari, dan bayi usia 6
bulan adalah 350 – 500 gr/hari.
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi
pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain :


1. Frekuensi Penyusuan
Pada ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi. ASI
akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari
selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan
karena bayi prematur belum dapat menyusu. Studi lain yang dilakukan
pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi
penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah
melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup.
Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali
perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini
berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar
payudara.

2. Berat Lahir
Mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal
ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua
dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap
yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang
mendapat formula. Menemukan hubungan positif berat lahir bayi
dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah
lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap
ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500

10
gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi
dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir
normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan
oksitosin dalam memproduksi ASI.

3. Umur Kehamilan saat Melahirkan


Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat
disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi
organ.

4. Umur dan Paritas


Umur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya
dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap
ASI.Menemukan bahwa pada ibu menyusui usia remaja dengan gizi
baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22
bayi dari 25 bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali,
produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi
dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.

5. Stres dan Penyakit Akut


Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga
mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.
Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks
dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari
berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah
terhadap produksi ASI. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut
yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

6. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan
mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI.
Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan
menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson,
(1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok
dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara
langsung.
Ada dua cara untuk mengukur produksi ASI yaitu penimbangan
berat badan bayi sebelum dan setelah menyusui; dan pengosongan
payudara. Kurva berat badan bayi merupakan cara termudah untuk
menentukan cukup tidaknya produksi ASI, meliputi protein, karbohidrat,
dan lemak berasal dari sintesis dalam kelenjar payudara dan transfer
dari plasma ke ASI, sedangkan vitamin dan mineral berasal dari
transfer plasma ke ASI. Semua fenomena fisiologi dan biokimia yang
mempengaruhi komposisi plasma dapat juga mempengaruhi komposisi
ASI. Komposisi ASI dapat dimodifikasi oleh hormon
yang mempengaruhi sintesis dalam kelenjar payudara
Aspek gizi ibu yang dapat berdampak terhadap komposisi ASI
adalah intik pangan aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam
penggunaan zat gizi. Perubahan status gizi ibu yang mengubah
komposisi ASI dapat berdampak positif, netral, atau negatif terhadap
bayi yang disusui. Bila asupan gizi ibu berkurang tetapi kadar zat gizi

11
dalam ASI dan volume ASI tidak berubah maka zat gizi untuk sintesis
ASI diambil dari cadangan ibu atau jaringan ibu. Komposisi ASI tidak
konstan dan beberapa faktor fisiologi dan faktor non fisiologi berperan
secara langsung dan tidak langsung. Faktor fisiologi meliputi umur
penyusuan, waktu penyusuan, status gizi ibu, penyakit akut, dan pil
kontrasepsi. Faktor non fisiologi meliputi aspek lingkungan, konsumsi
rokok dan alkohol (Matheson, 1989).

12

Anda mungkin juga menyukai