Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem
saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidak
teraturan pergerakan (movement disorder), tremor padasaat istirahat, kesulitan pada
saatmemulai pergerakan, dan kekakuan otot. (Arif Muttaqin, 2009)
Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James
Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Didalam tulisannya,
James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai
dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khasyakni tremor, kekakuan dan
gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty).
Penyakit Parkinson bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia
mulai terkena penyakit Parkinson adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal padausia 40
tahun atau bahkan sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit
Parkinson's diperkirakan antara 500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke
60.000 terdiagnosa baru setiap tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring
dengan populasi umur penduduk Amerika.
Sementara sebuah sumber menyatakan bahwa Penyakit Parkinson menyerang
sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1dari 100 orang
yang berusia diatas 65 tahun.
Beberapa orang ternama yang mengidap penyakit Parkinson diantaranya adalah
Bajin (sasterawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematik terkenalChina),
Muhammad Ali (mantan peninju terkenal AS.), Michael J Fox (seorang bintang film
Hollywood terkenal) yang kini aktif dengan The Michael J Fox Foundation For Parkinson’s
Research.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Parkinson?
2. Apa Saja Etiologi Dari Parkinson?
3. Apa Saja Manifestasi Klinis Dari Parkinson?

1
4. Bagaimana Patofisiologi Dari Parkinson?
5. Bagaimana Pathway Dari Parkinson?
6. Apa Saja Pemeriksaan Diagnostik Dari Parkinson?
7. Apa Saja Pentalaksanaan Dari Parkinson?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Parkinson?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Parkinson.
2. Untuk Mengetahui Etiologi Dari Parkinson.
3. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Dari Parkinston.
4. Untik Mengetahui Patofisiologi Dari Perkinson.
5. Untuk Mengetahui Pathway Dari Parkinson.
6. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Diagnostic Dari Parkinson
7. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Dari Parkinson.
8. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Dari Parkinson.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti definisi Parkinson disease,
dan lebih mengetahui patofisiologi dari penyakit Parkinson ini.
2. Manfaat Praktisi
Dapat menjadi sumber informasi tentang Parkinson disease, dan dapat
menjadi bahan referensi serta tolok ukur dalam pengklasifikasian Parkinson
disease.
Dapat menjadi sumber informasi tentang Parkinson disease, dan dapat
menjadi bahan referensi serta tolok ukur dalam pengklasifikasian Parkinson
disease.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Parkinson adalah penyakit degenersi neuron nigrostiatal yang berkembang
secara progesif, ditandai dengan tremor dan kekakuan akibat menurunnya kadar
dopamine pada ganglia basal. Menurunnya kadar dopamine yang bertangguang
jawab terhadap penekanan/inhibisi efek eksitasi dari rangsang sistem saraf
cholinergic (direseptor muskarinik) memebuat efek eksitasi lebih dominan, sehingga
terjadilah beberapa gambaran klinis lebih seperti bradikinesia, resting tremor,
rigididtas (kekakuan) kesulitan menelan (disfagia), konstiipasi, gangguan seksual,
keadaan kebingungan, demesia (pikun), dan gangggua tidur.
Penyakit parkinson adalah tipe tersering dari suatu keadaan parkinsonsism,
lebih kurang 80% dari seluruh kasus. Selain itu, penyakit Parkinson juga merupakan
penyakit neurodegenerative tersering kedua setelah demensia Alzhemer.
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang
mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur
gerakan karateristik yang mucul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor
dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002).

2.2 Etiologi
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di
otak dan faktor-faktor lainnya seperti :
1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala
penyakit Parkinson
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik,
toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui
3. Parkinson juga disebabkan oleh obat antara lain:
reserpin (serpasil),phenithiszzives,butjrophenous (contohnya haloperidol)

3
Etiologi Parkinson primer belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, di
antaranya ialah: infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi
abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang
belum diketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra.
Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki
(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan
yang tidak disadarinya.
Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar. Beberapa hal yang
diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut:
1. Usia
Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200 dari
10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial
yang mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra, pada
penyakit parkinson.
2. Geografi
Di Libya 31 dari 100.000 orang, di Buinos aires 657 per 100.000 orang. Faktor
resiko yang mempengaruhi perbedaan angka secara geografis ini termasuk adanya
perbedaaan genetik, kekebalan terhadap penyakit dan paparan terhadap faktor
lingkungan.
3. Periode
Fluktuasi jumlah penderita penyakit parkinson tiap periode mungkin berhubungan
dengan hasil pemaparan lingkungan yang episodik, misalnya proses infeksi,
industrialisasi ataupn gaya hidup. Data dari Mayo Klinik di Minessota, tidak terjadi
perubahan besar pada angka morbiditas antara tahun 1935 sampai tahun 1990. Hal
ini mungkin karena faktor lingkungan secara relatif kurang berpengaruh terhadap
timbulnya penyakit parkinson.
4. Genetik
Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada penyakit -
sinuklein pada lengan panjang parkinson. Yaitu mutasi pada gen kromosom 4
(PARK1) pada pasien dengan Parkinsonism autosomal dominan. Pada pasien dengan

4
autosomal resesif parkinson, ditemukan delesi dan mutasi point pada gen parkin
(PARK2) di kromosom 6. Selain itu juga ditemukan adanya disfungsi mitokondria.
Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan faktor resiko
menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8
kali pada usia lebih dari 70 tahun.jika disebabkan oleh keturunan, gejala
parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.
5. Faktor Lingkungan
a. Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan
kerusakan mitokondria
b. Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
c. Infeksi
Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi
penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan
menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardia
astroides.
d. Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu
mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya,kopi
merupakan neuroprotektif.
e. Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski
peranannya masih belum jelas benar
f. Stress dan depresi
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik.
Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress
dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress
oksidatif.

5
2.3 Manifestasi Klinis
Manifesatasi gejala utama motorik: tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia
(berkurang atau lambatnya suatu gerakan), dan instabilitas postural. Selain itu, pada
PD juga terdapat gejala nonmotorik yang termasuk didalamnya adalah gangguan
sensori dan otonom serta gangguan neurobehavioral (neuropsikiatri), seperti depresi,
ansietas, dan psikosis yang akan penulisan bahasa lebih lanjut di dalam tulisan
1. Hilangnya indera penciuman
Hilangnya bau kerap diikuti dengan hilangnya rasa dopamine adalah pengantar
kimia yang membawa sinyal anatara otak, otot dan saraf diseluruh tubuh. Ketika
dopamine sel mati, indera penciuman menjadi terganggu, dan pesan seperti isyarat
bau tidak sampai.
2. Sulit Tidur
Ahli saraf tetap waspada terhadap kondisi tidur cepat yang dikenal sebagai Rapid
eye-movement Behavior Disorder (RBD). Orang dengan RBD mungkin berteriak,
menendang, atau menggemerretakkan gigi mereka.
Dua masalah tidur lainya yang umumnya berkaitan dengan Parkinson adalah
kandung kemih. Sindrom kaki gelisah (kesemutan atau rasa tusukan di kaki dan
perasaan bahwa harus memindahkan mereka) dan tiba-tiba berhenti bernafas
sejenak saat tidur (sleep apneu). Tidak semua pasien dengan kondisi ini memiliki
pakirson, tetapi sejumlah besar pasien pakirson hingga 40% dalam kasus sleep
apnea memiliki kondisi ini
3. Mengalami sembelit dan problem berkemih
Penyakit Parkinson yang mulai mempengaruhi sistem saraf otonom, yang seperti
yang mengatur aktivitas otot halus, seperti yang bekerja perut dan kandung kemih.
Usus dan kandung kemih dapat menjadi kurang sensitive dan memperlambat
proses pencernaan keseluruhan. Cara untuk membedakan sembelit biasa dan
sembelit disebabkan penyakit Parkinson adalah bahwa yang terakhir sering
disertai dengan perasaan kenyang, bahkan setelah makan sangan sedikit.
4. Kurang Ekspresi wajah
Kehilangan dopamine dapat mempengaruhi otot-otot wajah, memebuat mereka
kaku dan lambat, serta mengakibatkan kurangnya karakteristik ekspresi. Beberapa

6
orang menyebutkan sebagai wajah bantu atau atau wajah poker. Kata ahli saraf
Pam Santamaria, ahli Parkinson di Nebraska Medical Center di Omaha.
5. Nyeri pada leher
Tanda ini sangat sering terjadi pada wanita, setelah mengeluhkan tremor dan
kekakuan. Nyeri leher ini sifatnya terus berlanjut, tidak seperti kram otot bisanya
yang hilang setelah 1 atau 2 hari. Pada beberapa orang, muncul mati rasa dan
kesemutan.
6. Lambat saat menulis
Salah satu gejala Parkinson yang dikenal sebagai bradikinesia, adalah perlambatan
dan hilangnya gerakan spontan dan rutin. Tulisan tangan adalah satu tempat yang
paling umum untuk mengetahui tanda bradikinensia. Mencuci dan berpakaian
juga digunakan untuk menandai kemunculan bradikinensia. Seorang mungkin
butuh waktu lama untuk berdandan atau berurusan dengan kancing dan
pencegahan lainya.
7. Perubahan suara
Suara mulai berubah, sering menjadi jauh lebih lembut dan lebih monoton. Ini
adalah tanda sering dilupakan dokter yang mendiagnosis seseorang dengan
penyaki Parkinson. Otot-otot wajah yang kku membuat lebih sulit megatakan
sesuatu dengan jelas. Beberapa pasien mulai megalami kesulitan membuka mulut
mereka. Kata Rezak, Direktur The American Parikson’s Disease Association
National Young Onset Center.
8. Lengan tidak berayun bebas
Lengan tidak bisa direntangkan dengan bebas, sehingga untuk meraih vas bunga
dirak tertinggi akan mengalami kesulitan. Bisa juga, salah satu lengan tak bebas
berayun seperti lengan lainya.
9. Berkeringat secara bebas
Ketika Parkinson mempengaruhi sistem saraf otot otonom, ia kehilangan
kemampuan untuk engatur tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan pada kulit
dan keenjar keringat. Bebrapa orang menemukan diri mereka berkeringan secara
tak terkendali ketika tidak ada alasan yang jelas, seperti panas atau kecemasan
bagi seorang wanita, serangan ini kabur dengan gejala menopause. Istilah resmi
untuk gejala ini adalah hiperhidrosis.

7
10. Perubahan suasana hati dan kepribadian
Para ahli tidak yakin mengapa, tapi ada berbagai perubahan kepribadian terkait
dengan Parkinson, termasuk kecemasan diucapkan dalam situasi baru, penarikan
social, dan depresi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa depresi pada
seseorang yang sebelumnya tidak mengalaminya adalah tada pertama pada
kebanyakan pasien Parkinson.

2.4 Patofisiologi
Penyakit Parkinson diakibatkan oleh pembusukan dopaminergik neurons
didalam substansia nigra, bagian dari basal ganglia yang menghaslkan dan
menyimpan neurotransmitter dopamine. Substansi nigra memainkan suatu peran
kritis didalam extrapyramidal sistem motor, yang mana bertanggung jawab untuk
mengendalikan postur dan koordinasi dan gerakan volunteer.
Basal ganglia menjadi anggota caudate nucleus, putamen, dan globus pallidus.
Di bawah ini adalah struktur dari nucleus yang lebih kecil, termasuk nucleus yang
subthlamic, nucleus merah, dan substansia nigra. Secara normal rangsang basal
ganglia mengakibatkan perbaikan dari aktivitas motor volunter melalui
keseimbangan neuro transmitter acetylcolin dan dopamine.
Dopamine, yang mana produksi oleh substansi nigra, diteruskan kepada putamen
dan caudate nucleus dan mempunyai suatu efek yang bersifat mencegah pergerakan.
Acetulcoline, yang mana diproduksi sepanjang seluruh basal ganglia, mempunyai
suatu exciatory acetylcoline dan bersifat mencegah dopamine. Penghabisan
dopamine yang relative itu mengakibatkan dominasi oleh aktivitas cholinergic,
menimbulkan karakteristik gejala kekuatan dominasi oleh aktivitas cholinergic,
menimbulkan karakteristik gejala kekakuan otot, tremor, dan bradikinensia
(melambatnya gerakan).

8
Faktor predisposisilesi di substansia nigra: faktor usia, aterosklerotik, post
ensefalatis, induksi obat dan keracunan logam berat.

Dopamin menipis dalam substansia nigra dan korpus striatum

Kehilangan kelola dari substansi nigra

Globus palidus mengeluarkan impuls yang abnormal

Impuls globuspalidus ini tidak melakukan inhibisi terhadap korteks piramidalis dan
ekstrapiramidalis

Kerusakan kontrol gerakan voluntar yang memiliki ketangkasan sesuai dan


gerakan otomatis

Aliran Gangguan Manifestasi Gang. N. Tremor


serebral N. III otonom VIII ritmik
regional
menurun Rigiditas
Gang. Berkeringat, Perubahan
deserebrasi
Kontraksi kulit wajah&sikap
Manifestasi otot-otot berminyak, tubuh
psikiatrik bola mata sering Perubahan
dermatitis, gaya Gang. Citra
rasa lelah berjalan, diri
Perubahan Gang.
berlebihan& kekakuan
kepribadia konvergensi
otot terasa dlm
n, psikosis,
nyeri, beraktivitas
demesia&k
Pandangan Hipotensi
onfusi akut
kabur postural, Hambatan
penurunan mobilitas fisik
Kognitif kemampuan
Perubahan
menurun, batuk efektif Penurunan
persepsi
persepsi aktvitas fisik
sensori
menurun, Risiko tinggi
umum
akut kebersihan jalan
menurun napas tidak Risiko
efektif, risiko konstipasi
Kerusakan komunikasi verbal, penurunan
perubahan proses pikir, koping perfusi perifer, Gang.
individu tidak efektif nyeri, gang ADL Eliminasi
alvi

9
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
1. EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
2. CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar,
hidrosefalua eks vakuo)

2.7 Penatalaksanaan
a. Terapi farmokologik diberikaan bila terdapat gangguan fungsional. Pemilihan
obat di sesuaikaan dengan :
 Usia pasien
 Stadium perjalanaan penyakit
 Efek samping obat
 Biaya
b. Terapi simpomatik dalam tatalaksana Parkinson di bagi menjadi :
 Terapi medis
Terapi famakologis : obat depaminorgi, agnasis dompamim kolonergi,
terapi gejala monotorik.
 Terapi nonfarmakologis : edukasi, self-help group latihan terapi bicara
 Terapi operatif : Ablative/lesioning (thalidotomi, palidektomik)
 Deep brain stimulation (pallidum, nucleus subtamilikus)
Pada tahun 1987, diperkenalkan pengobatan dengan cara memasukkan
elektroda yang memancarkan impuls listrik frekuensi tinggi terus-menerus ke
dalam otak. Terapi ini disebut deep brain stimulation (DBS). DBS adalah
tindakan minimal invasif yang dioperasikan melalui panduan komputer
dengan tingkat kerusakan minimal untuk mencangkokkan alat medis yang
disebut neurostimulator untuk menghasilkan stimulasi elektrik pada wilayah
target di dalam otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan.
Terapi ini memberikan stimulasi elektrik rendah pada thalamus. Stimulasi
ini digerakkan oleh alat medis implant yang menekan tremor. Terapi ini
memberikan kemungkinan penekanan pada semua gejala dan efek samping,
dokter menargetkan wilayah subthalamic nucleus (STN) dan globus pallidus
(GP) sebagai wilayah stimulasi elektris. DBS direkomendasikan bagi pasien

10
dengan penyakit parkinson tahap lanjut (stadium 3 atau 4) yang masih
memberikan respon terhadap levodopa.
 Obat-obatan yang digunakaan sebagai terapi medis :
Dopaminergik
- Levodopa (L-dopal) /benserazide
Levodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di dalam
otak levodopa dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan diubah menjadi
dopamine pada neuron dopaminergik oleh L-aromatik asam amino
dekarboksilase (dopa dekarboksilase). Walaupun demikian, hanya 1-5% dari L-
Dopa memasuki neuron dopaminergik, sisanya dimetabolisme di sembarang
tempat, mengakibatkan efek samping yang luas. Karena mekanisme feedback,
akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen. Carbidopa dan
benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu mencegah
metabolisme L-Dopa sebelum mencapai neuron dopaminergik.
Levodopa mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki gerakan.
Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara
normal. Obat ini diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan
efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya.
Efek samping levodopa dapat berupa:
1) Neusea, muntah, distress abdominal
2) Hipotensi postural.
3) Sesekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang
berusia lanjut. Efek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik dopamine
pada system konduksi jantung. Ini bias diatasi dengan obat beta blocker
seperti propanolol
4) Diskinesia.
Diskinesia yang paling sering ditemukan melibatkan anggota gerak, leher
atau muka. Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik
terhadap terapi levodopa. Beberapa penderita menunjukkan gejala on-off
yang sangat mengganggu karena penderita tidak tahu kapan gerakannya
mendadak menjadi terhenti, membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi
sejenak.

11
5) Abnormalitas laboratorium.
Granulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureum darah yang meningkat
merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada terapi levodopa. Efek
samping levodopa pada pemakaian bertahun-tahun adalah diskinesia yaitu
gerakan motorik tidak terkontrol pada anggota gerak maupun tubuh. Respon
penderita yang mengkonsumsi levodopa juga semakin lama semakin
berkurang.
- Agonis DA: bromocryptine, pramipexole repinirole
- Inhibator MAOB : seligilim
Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga berguna
pada penyakit Parkinson karena neuotransmisi dopamine dapat ditingkatkan
dengan mencegah perusakannya. Selegiline dapat pula memperlambat
memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi levodopa dapat
ditangguhkan selama beberapa waktu. Berguna untuk mengendalikan gejala
dari penyakit parkinson. Yaitu untuk mengaluskan pergerakan.Selegilin dan
rasagilin mengurangi gejala dengan dengan menginhibisi monoamine
oksidase B (MAO-B), sehingga menghambat perusakan dopamine yang
dikeluarkan oleh neuron dopaminergik. Metabolitnya mengandung L-
amphetamin and L-methamphetamin. Efek sampingnya adalah insomnia.
Kombinasi dengan L-dopa dapat meningkatkan angka kematian, yang
sampai saat ini tidak bisa diterangkan secara jelas. Efek lain dari kombinasi
ini adalah stomatitis.
- Inhibator COMT : entacapone, takapone
Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Untuk mengontrol fluktuasi
motor pada pasien yang menggunakan obat levodopa. Tolcapone adalah
penghambat enzim COMT, memperpanjang efek L-Dopa. Tapi karena efek
samping yang berlebihan seperti liver toksik, maka jarang digunakan. Jenis
yang sama, entacapone, tidak menimbulkan penurunan fungsi liver.\
- Antagonis reseptor NMBA : amantadin.
Berguna untuk perawatan akinesia, dyskinesia, kekakuan, gemetaran.
- Antikolinergik : triheksiphenidil (THP)

12
 Pengunaan levodopa jangka panjang dapat menyebabkaan komplikasi
motorik dan non montorik. Komplikasi motorik dapat berupa fluktuasi
motorik dan diskimesia. Komplikasi non motorik dapat berupa, sensorik,
motorik, dan psikidiatrik
 Pembedahan talatomi, palidotomi, stimulasi otak dalam (talamik, validal,
subtalamik, transpaltasi sel punca dopaminergi embrionik.
 Benzotropine (Cogentin), trihexyphenidyl(Artane). Berguna untuk
mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan
pergerakan.
c. Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik.
Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan
diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik
pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi
disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya
perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.Latihan fisik yang
teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam menjaga dan
meningkatkan mobilitas, fleksibilitas, keseimbangan, dan range of motion.
Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti membawa tas, memakai dasi,
mengunyah keras, dan memindahkan makanan di dalam mulut.
d. Terapi Suara
Perawatan yang paling besar untuk kekacauan suara yang diakibatkan oleh
penyakit Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment ( LSVT ).
LSVT fokus untuk meningkatkan volume suara. Suatu studi menemukan bahwa
alat elektronik yang menyediakan umpan balik indera pendengar atau frequency
auditory feedback (FAF) untuk meningkatkan kejernihan suara.
e. Terapi gen
Pada saat sekarang ini, penyelidikan telah dilakukan hingga tahap terapi gen
yang melibatkan penggunaan virus yang tidak berbahaya yang dikirim ke bagian
otak yang disebut subthalamic nucleus (STN). Gen yang digunakan
memerintahkan untuk mempoduksi sebuah enzim yang disebut glutamic acid
decarboxylase (GAD) yang mempercepat produksi neurotransmitter (GABA).

13
GABA bertindak sebagai penghambat langsung sel yang terlalu aktif di STN.
Terapi lain yang sedang dikembangkan adalah GDNF. Infus GDNF (glial-
derived neurotrophic factor) pada ganglia basal dengan menggunakan implant
kathether melalui operasi. Dengan berbagai reaksi biokimia, GDNF akan
merangsang pembentukan L-dopa.

f. Pencangkokan syaraf
Cangkok sel stem secara genetik untuk memproduksi dopamine atau sel stem
yang berubah menjadi sel memproduksi dopamine telah mulai dilakukan.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah randomized double-blind sham-
placebo dengan pencangkokan dopaminergik yang gagal menunjukkan
peningkatan mutu hidup untuk pasien di bawah umur.
g. Operasi
Operasi untuk penderita Parkinson jarang dilakukan sejak ditemukannya
levodopa. Operasi dilakukan pada pasien dengan Parkinson yang sudah parah di
mana terapi dengan obat tidak mencukupi. Operasi dilakukan thalatotomi dan
stimulasi thalamik.
h. Terapi neuroprotektif
Terapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel yang
diinduksi progresifitas penyakit. Yang sedang dikembangkan sebagai agen
neuroprotektif adalah apoptotic drugs (CEP 1347 and CTCT346), lazaroids,
bioenergetics, antiglutamatergic agents, dan dopamine receptors. Adapun yang
sering digunakan di klinik adalah monoamine oxidase inhibitors (selegiline and
rasagiline), dopamine agonis, dan complek I mitochondrial fortifier coenzyme
Q10.
i. Nutrisi
Beberapa nutrient telah diuji dalam studi klinik klinik untuk kemudian
digunakan secara luas untuk mengobati pasien Parkinson. Sebagai contoh, L-
Tyrosin yang merupakan suatu perkusor L-dopa mennjukkan efektifitas sekitar
70 % dalam mengurangi gejala penyakit ini. Zat besi (Fe), suatu kofaktor
penting dalam biosintesis L-dopa mengurangi 10%- 60% gejala pada penelitian
terhadap 110 pasien.THFA, NADH, dan piridoxin yang merupakan koenzim dan

14
perkusor koenzim dalam biosintesis dopamine menunjukkan efektifitas yang
lebih rendah dibanding L-Tyrosin dan zat besi. Vitamin C dan vitamin E dosis
tinggi secara teori dapat mengurangi kerusakan sel yang terjadi pada pasien
Parkinson. Kedua vitamin tersebut diperlukan dalam aktifitas enzim superoxide
dismutase dan katalase untuk menetralkan anion superoxide yang dapat merusak
sel. Belum lama ini, Koenzim Q10 juga telah digunakan dengan cara kerja yang
mirip dengan vitamin A dan E. MitoQ adalah suatu zat sintesis baru yang
memiliki struktur dan fungsi mirip dengan koenzim Q10.

2.8 Komplikasi

1. Pneumonia merupakan radang paru atau infeksi di jaringan paru. Peradangan


yang meluas dapat membuat paru-paru kekurangan pasokan oksigen. Pasien
pneumonia umumnya meninggal karena kegagalan napas.
2. Pasien parkinson juga berisiko mengalami tersedak makanan karena sulit
menelan. Tersedak makanan juga bisa menghambat jalan napas. Komplikasi
lainnya, yaitu tekanan darah menurun, mengalami gangguan tidur, hingga
depresi. Pada tahap lanjut, pasien parkinson bisa mengalami gangguan postur
tubuh sehingga bisa tiba-tiba terjatuh.
3. Sejumlah gangguan gerak pada pasien parkinson itu terjadi karena kurangnya
produksi neurotransmitter dopamin di otak. Dopamin merupakan salah satu
neurotrasmitter yang dibutuhkan untuk memberikan sinyal sel di otak yang
mengontrol gerakan tubuh.

4. Dekubitus (luka lecet dibokong, tumit, punggung akibat lama tertekan)

5. Malnutrisi

6. Luka karena terjatuh

7. Radang paru akibat kesedot makanan/minuman

8. Gangguan BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil)

9. Gangguan fungsi seksual

10. Depressi

11. Demensia

15
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Hal yang menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya
refleks postural
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada anamnesis klien sering mengeluhkan adanya tremor, sering kali salah satu
tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala,
walaupun tremor ini tetap unileteral. Karakteristik tremor dapat berupa: lambat,
gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan tangan dan telapak tangan serta
gerakan ibu jari terhadap jari-jari seoolah-olah memutar sebuah pil daintara jari-
jari. Keadaan ini meningkat jika klien sedang berkonsentrasi/merasa cemas dan
muncul pada saat klien beristirahat.
Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi wajah,
sikap tubuh, dan cara berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserebrasi, terus
berkeringan, kulit berminyak, dan sering menderita dermatitis peboroik, sulit
menelan, konstipasi, serta gangguan kandung kemih yang diperberat oleh obat-
obatan antikolinergik dan hipertrofi prostat.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi, diabetes
miletus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat antikoagulan, aspirin,
vasodilator, dan pengguaan bat-obat antikolinergik dalam jangka waktu yang
lama.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Walaupun penyakit parkinon tidak ditemukan hubungan sebab genetik yang
jelas tetapi pengkajian adanya anggota generasi terdahulu yang menderta

16
hipertensi dan DM diperlukan untuk melihat adanya komplikasi penyakit lain
yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.

B. Pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi
klien terhadap penyakit klien yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam
keluarga klien dan masyarakat serta respon / pengaruhnya dalam kehidupan sehari-
harinya, baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
Apakah ada dampak yang timbul pada klien, yaitu timbul seperti ketakutan akan
kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas secara
optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh). Adanya
perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk
berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri didaatkan klien
merasa tdak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif.
Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit parkinson depresi.
Manifestasi mental muncul dalam bentuk penurunan kognitif, presepsi, dan
penurunan kognitif, presepsi, dan penurunan memori (ingatan). Beberapa manifestasi
psikiatrik (perubahan kepribadian, psikos, dimensia, konfusi akut) umumnya terjadi
pada lansia.

C. Pemeriksaan fisik
Klien dengan penyakit parkinson umumnya tidak mengalami penurunan
kesadaran. Adanya perubahan pada tanda-tanda vital: bradikardia, hipotensi, dan
penurunan fungsi pernafasan.
B1 (breathing)
Gangguan fungsi pernafasan : berkaitan dengan hipoventilasi, intaktifitas, aspirasi
makan/saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.
Inpeksi umum: didapatkan klien batuk/penurunan kemampuan untuk batuk efektif,
peningkatan produksi sputum, sesak napas, dan penggunaan otot bantu napas.
Palpasi: taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi: adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.

17
Auskultasi: bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, sridor, ronchi pada klien
dengan peningkatan produksi sekre dan kemampuan batuk yang menurun yang seing
didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
B2 (blood)
Hipotensi postural: berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga
gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem persarafan otonom. Rasa lelah
berlebihan dan otot rasa nyeri: otot-otot lelah karena rigiditas.
B3 (brain)
Inspeksi umum: didapatkan perubahan pada gaya berjalan, tremor secara umum pada
seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan.

D. Pengkajian Tingkat Kesadaran


Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung pada aliran
darah serebral regional menurun yang mengakibatkan perubahan pada status kognitif
klien.

E. Pengkajian Fungsi Serebral


Status mental: biasanya status mental klien mengalami perubahan yang
berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan
memori baik jangka panjang maupun jangka pendek.

F. Pemeriksaan Saraf Kranial


Pengkajian saraf kranial meliputi pemeriksaan saraf kranial 1-12
1) Saraf I: biasanya pada klien cedera tulang belakang tidak ada kelainan dan
fungsi penciuman tidak ada kelainan
2) Saraf II: tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan, dimana sesuai
tingkat usia biasanya klien dengan penyakit parkinson mengalami penurunan
ketajaman penglihatan.
3) Saraf III,IV dan VI:
Gangguan saraf okulomotorius: sewaktu melakukan kovergensi penglihatan
menjadi kabur karena tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-otot bola
mata. Gerakan kedua bola mata untuk menatapkan mata pada sesuatu tidak

18
selalu berjalan searah, melainkan bisa juga berjalan ke arah yang berlawanan.
Gerakan bola mata yang singkron dengan arah yang berlawanan hanyalah
gerakan kedua bola mata kearah nasal. Dalam gerakan itu, bola mata kiri
bergerak ke kanan dan bola mata kanan bergerak ke kiri. Gerakan kedua bola
mata ke arah nasal dinamakan gerakankonvergen, yang terjadi karena kedua
otot rektus medialis (internus) berkontraksi.
4) Saraf V: pada klien penyakit parkinson umumnya didapatkan perubahan pada
otot wajah. Adanya keterbatasan otot wajah maka terlihat ekspresi wajah
mengalami penurunan dimana saat bicara wajah seperti topeng (sering
mengedipkan mata)
5) NSaraf VII: persepsi mengecapan dalam batas normal
6) Saraf VIII: adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses senilis
dan berhubungan penurunan aliran darah regional
7) Saraf IX, X: didapatkan kesulitan dalam menelan makanan
8) Saraf XI: tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
9) Saraf XII: lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak fasikulasi.
Indra pengecapan normal.

G. Penyajian Sistem Motorik


Inspeksi umum, didapatkan perubahan pada gaya berjalan, tremor secara umum
pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan. Klien sering mengalami regiditas
deserebrasi.
1) Tonus otot, didapatkan meningkat.
2) Keseimbangan dan koordinasi. Didapatkan mengalami gangguan karena adanya
kelemahan otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan, tremor secara umum
pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan.
Manifestasi utama penyakit parkinson adalah gangguan gerakan, kaku otot,
tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Tanda awal
adalah kaku ekstremitas dan kaku pada semua gerakan. Kesulatan dalam memulai,
mempertahankan, dan membentuk aktifitas motorik dan lambat dalam menghasilkan
aktifitas normal. Berlanjutnya penyakit ditandai dengan adanya tremor. Sering kali

19
pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagiaan yang lain, dan akhirnya
pada bagian kepala, walapun tremor ini tetap unilateral.
Karakteristik tremor dapat berupa: lambat, gerakan membalik (pronasi-supinasi)
pada lengan bawah dan telapak tangan, serta gerakan ibu jari terhadap jari-jari
seolah-olah memutar sebuah pil diantara jari-jari.
Karakteristik penyakit ini mempengaruhi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan.
Terdapat kehilangan ayunan tangan normal. Oleh karena hal ini menyebabkan
keterbatasan otot, wajah mengalami sedikit ekspresi ketika berbicara wajah seperti
topeng (sering mengedipkan mata), raut yang ada muncul sekilas terdapat kehilangan
refleks postural dan klien berdiri dengan kepala cenderung kedepan dan berjalan
dengan gaya berjalan seperti di dorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya
keseimbangan (salah satunya kedepan atau kebelakang) dapat menimbulkan sering
jatuh. Pada depresi, belum diketahui apakah depresi sebagai reaksi terhadap
gangguan/berhubungan dengan abnormalitas biokimia di dalam substansia nigra
pada otak.Rigiditas pada penyakit parkinson jelas sekali memperlihatkan tahanan
yang bergelombang sehingga dinamakan ‘cogwheel rigidity’. Pada rigiditas desebersi
terdapat tahanan pada geraka fleksi dan ekstensi pasif anggota gerak yang
mempunyai segispastik juga. Rigiditas deseberasi merupakan manifestasi hilangnya
pengaruh inhibisi dan meningkatnya pengaruh eksitasi terhadap ‘Lengkung Gama’
akibat kerusakan dibagian rostral batang otak. Secara sederhana dapat dinyatakan
bahwa sebenarnya pengaruh inhibisi dari susunan ekstrapiramidal adalah faktor
utama dalam genesis rigiditas deseberasi.
Regiditas deseberasi memperlihatkan juga pengaruh penurunan impuls
vestibularis terhadap sikap tubuh yang serba kaku seluruh tubuh kaku, dengan kedua
lengan dirotasikan pada sendi bahu dan lurus pada sendi siku. Kedua tanagan
bersikap pronasi dengan jari-jari lurus tetapi ditekuk disendi-sendi
metakarpofalameal. Kedua tungkanya bersikap lurus disendi panggul dan lutut,
sedangkan kaki dan jari-jarinya berfleksi kaku. Jika kepala dipitar ke kakan, lengan
kiri akan melakukan gerakan fleksi disendi siku secara reflektorik. Bila kepala
ditengadahkan secara pasif, sikap deseberasi terlukis diatas menjadi berlebihan.

20
Manifestasi otonom penyakit parkinson atara laian berkeringat, kulit berminyk,
dan sering menderita dermatitis seboroik, sulit menelan, konstipasi, dan gangguan
kandung kemih yang diperberat oleh obat-obat antikolinergik dan hipertrofi prostat.

H. Pengkajian refleks
Terdapat kehilangan postural jika klien mencoba untuk berdiri dengan kepala
cendrung kdepan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong. Kesulitan
dalam berputar dan hilangnya keseimbangan ( salahsatunya kedepan atau
kebelakang) dapat menimbulkan sering jatuh.

I. Pengkajian sisitem sensrorik


Sesuai berlanjutnya usia, klien dengan penyakit parkinson mengalami penurunan
terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensori yang ada merupakan
hasil dari neuropati.
B4 (Bladder)
Penurunan refleks kandung kemih area perifer yang dihubungkan dengan
disfungsi kognitif dan presepsi klien secara umum.
Klien mungkin mengalami inkontinensia urin, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan, serta ketidakmampuan menggunakan urinal karena kerusakan control
motorik dan postural. Selama periode ini, dilakukan kateterisasi intermitten dengan
tekhnk steril.
B5 (Bowl)
Pemenuhan nutrisi berkurang sehubungan dengan intake nutrisi yang kurang
karena kelemahan fisik umum, kelelahan otot, dan adanya tremor menyeluruh.
Penurunan aktivitas umum klien sering mengalami konstipasi.
B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot, serta
tremor secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan menyebabkan
masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan aktivitas sehari-hari. Adanya gangguan
keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakan karena perubahan pada
gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma fisik
bila melakukan aktivitas.

21
J. Pengkajian Penatalaksaan Medis
Sasaran tindakan adalah untuk meninggikan transmisi dopamin. Terapi obat-
obatan mencakup antihistamin, antikolinergik, amantidin, levodopa, inhibitor
monoamin oksidasi (MAO), dan antidepresi. Beberapa obat-obat ini menyebabkan
efek samping psikiatrik pada lansia.
1) Antihistamin
Antihistamin mempunyai efek sedatif dan antikoloinergik pusat ringan, dapat
membantu menghilangkan tremor.
2) Terapi Antikolinergik
Agens antikolinergik (triheksifenidil, prosiklidin, dan benzotropin mesilat) efektif
untuk mengontrol tremor dan kekakuan parkinson. Obat-obatan ini dapat digunakan
dalam kombinasi dengan levodopa. Agens ini meniadakan aksi asetilkolin pada
sistem persarafan pusat. Efek samping mencakup penglihatan kabur, wajah
memerah, ruam pada wajah, konstipasi, retensi urine, dan konduksi akut. Tekanan
intraokular dipantau ketat karena obat-obat ini kontraindikasi pada klien dengan
glaukoma sedikit sekalipun. Klien-klien dengan hiperplasia prostatik dipantau
terhadap adanya tanda-tanda retensi urine.
3) Amantadin Hidrokhlorida
Amantadin Hidrokhlorida (symmetrel), agens-agens antivirus yang digunakan
pada awal pengobatan penyakit parkinson untuk menurunkan kekakuan, tremor, dan
bradkinesia. Agens ini diperkirakan bekerja melalui pelepasan dopamin dari daerah
penyimpanan di dalam saraf. Reaksi efek ssamping terdiri atas gangguan psikiatrik
(perubahan perasaan hati, konfusi, halusinasi), muntah, adanya tekanan pada
epigastrium, pusing dan gangguan penglihatan.
4) Terapi Levodopa
Walaupun levodopa bukan u tuk pengobatan, saat ini merupakan agens yang
paling efektif untuk pengobatan pada penyakit parkinson. Levodopa diubah dari
(MD4)L (MD4)-dopa menjadi dopamin pada basal ganglia. Seperti disebutkan diatas
dopamin dengan konsentrasi normal yang terdapat di dalam sel-sel substansia nigra
menjadi hilang yaitu pada klien dengan penyakit parkinson. Gejala dapat hilang
akibat kadar dopamin yang lebih tinggi yang ada bersamaan dengan levodopa.

22
5) Drivar Ergoet-Agonis Dopamin
Agen-agen ini (bromokliktin dan perigolid) diangap menajadi agonis reseptor
dovamin : agen ini bermanfaat bila di tambahkaan pada levodopa dan pada klien
yang mengalami reaksi on-off teradapan fruktuasi klinis ringan
6) Inhibitor MAO
Eldepril adalah perkembangan salah satu dari perkembangan dalam farmakoterapi
penyaktit Parkinson. Obat ini menghambat pemecahaan dovamin sehinggan
meningkataan jumlah dovamin tercapai, tidak seperti bentuk terapi lain agen ini
secara nyata memperlambat progresi penyakit.
7) Antidepresan
Antidepresan trisiklis dapat di berikaan untuk mengurangi depresi dan juga biasa
terjadi pada penyakit Parkinson.

K. Diagnosa keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekauan dan kelemahan
otot
2. Kurang perawatan diri (Makan, minum, berpakaian, hygine) yang berhubungan
dengan tremor dan gangguan motorik
3. Konstipasi berhubungan dengan medikasi dan menurunaan aktivitas
4. Perubahaan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tremor,
pelambataan dalam proses makan, serta nkesulitaan mengunyah dan menelan.
5. Kerusakaan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunaan klien
berbicara, perlambatan bicara, dan ketidak mampuan mengerakaan otot-otot
wajah

23
L. Intervensi
Saran klien dapat mengikuti perbaikan mencapai kemandirian aktivitas kehidupan
mencapai eliminasi. Adekuaat, mencapai dan mempertahankaan kepuasan status
nutrisi, mencapai komunikasi, dan mengembangkaan mekanisme koping.
No Dx Tujuan intervensi Rasional
Hambatan Setelah - Kaji mobilitas - Mengetahui
1.
mobilitas dilakukan yang ada dan tingkat
fisikyang tindakan observasi kemampuan klien
berhubungan keperawatan terhadap dalam melakukan
dengan selama 2x24 peningkatan aktivitas
kekauan dan jam klien kerusakan.kaji
kelemahan mampu secara teratur
otot melaksanakan fungsi motorik
aktivitas fisik
sesuai dengan
kemampuannya. - Lakukan program
- Meningkatkan
Dengan kriteria latihan kordinasai dan
hasil : klien meningkatkan ketangkasan,
dapat ikut serta kekuatan otot meneurunkan
dalam program
kekakuan otot,
latihan, tida
dan memncegah
terjadi
kontraktur bila
kontraktur
otot
sendi,bertambah
- Lakukan latihan - Latihan postural
nya kekuatan
postural untuk melawan
otot, dank lien
kecenderungan
menunjukan
kepala dan leher
tindakan untuk
tertarik ke depan
meningkatkan
dan ke bawah
mobilitas

24
- Teknik berjalan
- Ajarkan teknik
khusus dapat juga
berjala khusus:
dipelajari untuk
8) Ajarkan untuk
mengimbangi
berkonsentrasi
gaya berjalan
pada jalan
menyoret dan
bertegak,
kecenderungan
mempadang lurus
tubuh condrong
kedepan, dan
ke depan
menggunakan
cara berjalan
dengan dasar
lebar misalnya
berjalan dengan
kaki terpisah
9) Klien dianjurkan
untuk latihan
berjalan serupa
dengan barisan
music mersi atau
suara dengan
birama labu
karena hal ini
memberikan
rangsangan
sensori
10) Latihan
bernafas sambil
berjalan

25
memebantu untuk
menggerakan
rangka tulang
rusuk dan
transport oksigen
untuk mengisi
bagian paru-paru
yang miskin
oksigen
11) Periode
istirahat yang
sering untuk
membantu
pencegahan
prustasi dan
kelelahan
- Ajarkan mandi
- Mandi hangat dan
hangat dan
massage
message otot
membantu otot-
otot rileks pada
aktivitas pasif
dan aktif serta
mengurangi nyeri
otot akibat
spasme yang
mengakibatkan
kekakuan
- Bantu klien - Untuk
melakukan memelihara
latihan draug fleksibilitas sendi
perawatan diri sesuai
kemampuan

26
sesuai toleransi
- Kolaborasi - Peningkatan
dengan ahli kemampuan
fisisoterapi untuk dalam mobilisasi
latihan fisik klien ekstermitas dapat
ditingkatkan
dengan latihan
fisik dari tim
fisioterapi
Kurang Setelah - Kaji kemampuan - Ajarkaan dan
2
perawatan dilakukan dan tingkat dukung klien
diri (Makan, tindakan penurunan dalam selama aktivitas
minum, keperawatan skala 0-4 untuk Membantu dalam
berpakaian, selama 2x24 melakukan ADL mengantisifasi
hygine) yang jam dan
berhubungan keperawatan diri merencanakan
dengan klien terpenuhi pertemuan
tremor dan dengan kriteria kebutuhan
gangguan hasil : individual
motorik - Klien dapat - Klien dalam
- Hindarai apa
menunjukan keadaan cemas
yang tidak dapat
perubahan dan tergantung
dilakukan klien
gaya hal ini dilakukan
dan bantu bila
hidupuntuk untuk mencegah
perlu
kebutuhan frustasi dan harga
merawat diri klien
diri, klien - Dukungan pada
- Ajarkaan dan
mampu klien selama
dukung klien
melakukan aktivitas
selama aktivitas
aktivitas kehidupan sehari-
perawatan hari dapat
diri dengan meningkatkaan

27
tingkat perawatan diri
- Rencanakaan
kemampuan, - Klien akan
tindakaan untuk
dan mampu melihat
deficit
mengidentifi dan memakan
penglihataan
kasi makanan, akan
seperti
personalima mampu melihat
tempatkaan
syarakat keluar masuknya
makanan dan
yang dapat orang ke ruangan
peralatan dalam
memebantu
suatu tempat,
dekatkan tempat
tidur ke dingding
- Modifikasi - Modifikasi
lingkungan lingkungan
diperlukan untuk
mengonfensasi
ketidak mampuan
fungsi
- Gunakaan pagar
- Mengunakan
di sekeliling
pagar di sekilig
tempat tidur
tempat tidur, baik
- Kaji kemampuan
tempat tidur
komunikasi untuk
dirumah, dirumah
BAK.
sakit maupun di
Kemampuan
rumah. Atau
mengunakan
sebuah tali yang
urinal, pispot.
di ikatkaan pad a
Antarkan ke
kaki tempat tidur
kamar mani bila
untuk member
kondisi
bantuan dalam
memungkinkan
mendorong diri
untuk bangun

28
tanpa meminta
bantuan
oranglain.
- Mengidentifikasi - Ketidak
kebiasaan BAB mampuan
anjurkan klien berkomunikasi
dan dengan perawat
meningkatkaan dapat
aktivitas menimbulkan
- Kaloborasi : masalah
pemberian pengosongan
supositiria dan kandung kemih
pencahar karna masalah
- Konsul ke dokter neurogenik
terapi okupasi - Meningkatkan
latihan dan
menolong
mencegah
konstipasi
- Pertolongan
Klien mengalami
kesulitan dalam
mempertahankan
berat badan
mereka, Klien
mengalami
kesulitan dalam
mempertahankan
berat badan
mereka, Klien
mengalami
kesulitan dalam

29
mempertahankan
berat badan
mereka, Klien
mengalami
kesulitan dalam
mempertahankan
berat badan
mereka, pertama
terhadap fugsi
usus atau
defekasi. Untuk
mengembangkan
terapi dan
melengkapi
kebutuhan usus.
Setelah - Evaluasi - Klien mengalami
3 Konstipasi
dilakukan kemampuan kesulitan dalam
berhubungan
tindakan makan klien mempertahankan
dengan
keperwatan - Observasi / berat badan
medikasi dan
selam 2x24jam timbang BB jika mereka, mulut
menurunaan
kebutuhan memungkinkan merks drih mulut
aktivitas
nutrisi klien - Menejemen mereka kering
terpenuhi. kemampuan akibat obat-
Kriteria hasil : menelan obatan dan
mengerti tentang 12) Gangguan mengalami
pentingnya menelan kesulitan
nutrisi bagi diebabkan oleh mengunyah dan
tubuh. tremor pada menelan. Klien
Memperlihatkan lidah, ragu-ragu berisiko terjadi
kenaikan berat dalam memulai aspirasi akibat
badan menelan, penurunan reflex
kesulitan dalam batuk.

30
membentuk - Tanda kehilangan
makanan dalam berat badan (7-
bentuk bolus. 10%) dan
13) Makanan kekurangan
setengah padat intake nutrisi
dengan sedikit air menunjang
memudahkan terjadinya
untuk menelan. masalah
14) Klien di katabolisme,
anjurkan untuk kandungan
menelan secara glikogendalam
berurtan otot, dan
15) Klien di kepekaan
ajarkan untuk terhadap
meletakan pemasangan
makanan di atas ventilator
lidah, menutup - Meningkatkan
bibir dan gigi, kemampuan klien
dan menelan. dalam menelan
16) Klien dan dapat
dianjurkan untuk membantu
mengunyah pemenuhan
pertama pada satu nutrisi klien via
sisi mulut oral. Tujuan lain
kemudian kesisi adalah mencegah
lain terjadinya
17) Untuk kelelahan,
mengontrol memudahkan
saliva, klien di masuknya
anjurkan untuk makanan, dan
Manahan kepala mencegah
tetap tegah dan gangguan pada

31
membuat lambung
keadaaan agar - Pemanas eletrik
untuk menelan. digunakan untuk
18) Masase orot menjaga
wajah dan leher makanan tetap
sebelum makan hangat dank lien
dapat membantu diizinkan untuk
19) Berikan istirahat selama
makanan kecil waktu yang
dan lunak ditetapkan untuk
- Monitor makan, alat-alat
pemakaian alat khusus juga
bantu membantu
- Kajilah fungsi makan. Alat-alat
sistem makan yang
gasteriostinal, dapat digenggam
yang meliputi sendiri digunakan
suara bising usus, sebagai alat bantu
catat terjadinya - Fungsi sistem
perubanhan gastrointestinal
didalam lambung sangat penting
seperti mual,dan untuk
muntah. memasukan
Observasi makanan,ventilat
perubahan or dapat
pergerakan usus, menyebabkan
misalnya diare, kembung pada
konstipasi lambungdan
- Anjurkan perdarahan
pemebrian cairan lambung
2.500cc/hari - Mencegah
selama tidak terjadinya

32
teradi gangguan dehidrasi akibat
jantung penggunaan
- Lakukan ventilator selama
pemeriksaan tidak sadar dan
laboratorium mencegah
yang terjadinya
diindikasikan,sep konstipasi
erti,serum, - Memberikan
transferin, informasi yang
BUN/kreasisin tepat tentang
dan glukosa keadaan nutrisi
yang dibutuhkan
klien
Kerusakaan Tujuan : dalam - Kaji kemampuan - Mempertahankan
4
komunikasi wakti 2 x 24 jam klien untuk kontak mata akan
verbal yang klien mampu berkomunikasi membuat klien
berhubungan membuat teknik - Menentukaan intereks selama
dengan /metode cara-cara komunikasi, jika
penurunan komunikasi bekomunikasi, klien dapat
volume yang dapat di seperti memngerakan
bicara, mengerti sesuai memperthankan kepala,
perlambatan kebutuhan dan kontak mata, mengedipkan
bicara, meningkatkan pertanyaan mata, atau senang
ketdakmamp kemampuan dengan jawaban dengan isyarat-
uan berkomunikasi ya atau tida, isyarat sederhana
mengerakan Kriteria : klien mengunakan lebih baik dengan
otot-otot dapat kertas dan mengunakan
wajah berkomunikasi balpoin, gambar pertanyaan
dengan sumber atau papan tulis, ya/tidak.
pengetahuan bahasa isyarat - Kemampuan
yang ada. dan perjelas menulis kadang-
komunikasi yang kadang

33
di sampaikan melelahkan klien,
- Pertimbangkan selain itu dapat
bentuk mengakibatkan
komunikasi bila frustasi dalam
terpasang upaca memenuhi
intravenous kebutuhan
kateter komunikasi
- Letakan keluarga dapat
bel/lampu berkrja sama
panggilan di untuk membantu
tempat yang kebutuhan klien.
mudah dijangkau, - Kateter intravena
dan berikan yang terpasang
penjelasan cara ditangan akan
mengunakannya , mengulangi
jawab panggilan kebabasan
tersebut dengan menulis atau
segera. Penuhi member isyarat
kebutuhan klien, - Ketergantungan
katakana kepada klien pada
klien bahwa ventilator akam
perawat siap lebih baik dan
membantu jika di rileks dan
butuhkan. perasaan aman
- Buatlah catatan di dan mengerti
kantor perawatan bahwa selama
tentang keadaan mengunakan
klien yang tak ventilator,
dapat bicara, perawat akan
- Buat rekaman memnuhi segala
pembicaraan kebutuhannya
klien - Mengingatkan

34
- Anjurkan keluara staf perawatan
atau oranglain untuk berespon
yang dekat dengan klien
dengan klien selama
untuk berbicara memberikan
dengan klien, perawatan
memberikan rekaman
informasi tentang pembicaraan
keluarganya dan kllien dalam vita
keadaan yang kaset atau secara
sedang terjadi. periodic, hal ini
- Kaloborasi dibutuhkan dalam
dengan ahli memantau
wicara bahasa perkembangan
klien, amplipior
kecil membantu
bila klien
mengalami
kesulitan
- Keluarga dapat
merasakan akrab
dengan klien
berada dekat
klien selama
pembicara
dengan
pengalaman ini
dapat membantu
atau
mempertahankan
kontak mata
seperti merasaka

35
kehadiran
anggota keluarga
yang dapat
mengurangi
perasaan kaku.
Ahli terapi wicara
bahasa dapat
membantu dalam
membentuk
peningkatan
latihan
percakapan dan
membantu
petugas
kesehatan untuk
mengembangkan
metoda
komunikasi untuk
mrmrnuhi
kebutuhan klien

36
Tujuan setelah - Kaji perubahan - Menentukan
5 Kerusakaan
dilakukan dari angguan bantuan
komunikasi
tindakan persepsi dan individyal dalam
verbal yang
keperawatan hubungan dengan menyusun
berhubungan
selama 2 x 24 derajat rencana
dengan
jam koping ketidakmampuan perawatan atau
penurunaan
individu - Dukung memilihan
klien
menjadi aktiv kemampuan intervensi
berbicara,
dengan kriteria pasien - Kepatuhan
perlambatan
hasil : mampu - Catat ketika klien terhadap program
bicara, dan
mengatakan atau mengatakan pelatihan dan
ketidak
mengkomunikas terpengaruh berjalan
mampuan
ikan dengan seperti sekarat membantu
mengerakaan
orang dekat atau mengingkari memperlambat
otot-otot
tentang situasi dan menyatakan penyakit.
wajah
dan perubahan inilah kematian Dukungan dan
yang sedang pernyataan sumber bantuan
terjadi mampu kematian dpat di berikan
mengatakan terhadap melalui
penerimaan diri penolakan tubuh ketekunan berdoa
terhadapap mengingatkan dan penekana
situasi, kembali fakta keluar tehadap
mengakui dan kejadian lealita aktivitas dengan
mengabungkan bahwa masi dapat mempertahankan
perubahan mengunakan sisi partisipas aktiv
kedalam yang sakit dan - Mendukung
kelompok diri belajar penolakaan
dengan cara mengontrol sisi terhadap bagian
yang akurat yang sehat tubuh atau
tanpa harga diri - Beri dukungan perasaan negative
yang negativ psikologis secara terhadap gmbaran
menyeluruh tubuh dan

37
- Bantu dan kemampuan yang
anjurkan menunjukan
perawatan yang kebutuhan dan
baik dengan intervensi serta
memperbaiki dukungan
kebiasaan emosional
- Bentuk program - Membantu klien
asktivitas pada untuk melihat
keseluruhan hari bahwa perawat
- Anjurkan orang menerima kedua
yang terdekat bagian sebagai
untuk bagian dari
mengijinkan seluruh tubuh.
klien melakukan Mengijinkan
sebanyak- klien untuk
banyaknya hal- merasakan
hal untuk dirinya adanya harapan
- Dukung perilaku dan mulai
atau usaha seperti menerima situasi
meningkatkan baru
minat atau - Klien penyakit
partisipasi dalam parkonson sering
ativitas merasa malu,
rehabilitasi apatis, tidal
- Monitor adekuat, bosan,
gangguan tidur dan merasa
peningkatan sendiri perasaan
konsentrasi, ini dapat di
letargi, dan sebabkan akibat
menarik diri keadaan fisik
- Kaloborasi : yang lambat dan
rujuk pada ahli upacaya yang

38
neuropsikologik besar dibutuhkan
dan konseling terhadap tugas-
bila ada indikasi tugas kecil. Klien
di bantu dan di
dukung untuk
mencapai tujuan
yang di tetapkan
(meningkatnya
mobilitas) oleh
karena itu
Parkinson
mengarah akan
menunjukan
menarik diri dan
depresi, klien
harus aktiv
berpartisipasi
dlam program
tetapi yang
mencangkup
program social
dan relekasi
- Membantu
meningkatkan
perasaan harga
diri dan
mengontrol lebih
dari satu area
kehidupan
- Bentuk program
aktivitas pada
keseluruhan hari

39
untuk mencegah
waktu
tidurnyangb
terlalu banyak
yang dapat
mengarah paada
tidak adanya
keinginan dan
apatis, setiap
upaya dibuat
untuk
mendukung klien
keluar dari tugas-
tugas yang
termasuk kopung
dengan
kebutuhan
mereka setiap
hari dan untuk
membentuk klien
mandiri. Apapun
yang
dilakukannya
keamanan
sewaktu
mencapai tujuan,
dengan
meningkatnya
kemampuan
koping
- Menghidupkan
kembali perasaan

40
kemandirian dan
membantu
perkembangan
harga diri serta
mempengaruhi
proses
rehabilitasi
- Klien dapat
beradaptasi
terhadap
perubahan dan
pengertian
tentang peran
indivdu masa
mendatang
- Dapat
mengidikasikan
terjadinya depresi
umumnya terjadi
sebagai pengaruh
dari struk
dimana
memerlukan
intervensi dan
evaluasi lebih
lanjut
- Dapat
mempasilitasi
perubahan peran
yang penting
untukmperkemba
ngan perasaan,

41
kerjasama,
psioterapi, terapi
obat-obatan, dan
dukungan
partisipasi
kelompok dapat
menolong
mengirangi
depresi yang juga
sering muncul
pada keadaan ini.

42
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Penyakit parkinson ditandai oleh gejala rigiditas, tremor dan bradikinesia.


Trias gejala ini dijumpai pada berbagai penyakit. Penyakit parkinson yang idiopatik
merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan didapatkan pada usia menengah
atau lanjut. Penyakit parkinson merupakan keadaan dimana didapatkan insufisiensi
dopamin disusunan saraf pusat. Pengobatan ditujukan untuk memperbaiki sistem
dopaminergik di otak. Sebagian besar penderita akan mendapatkan manfaat dari
terapi fisik. Program terapi fisik adalah jangka panjang dan harus disesuaikan dengan
gejala. Penyakit parkinson merupakan penyakit yang kronis yang membutuhkan
penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi
untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi
gejala yang timbul. Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala
parkinson, sedangkan perjalan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini.
Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani pasien sepanjang hidup.
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progres hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat
menyebabkan kematian. Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasen berbeda-
beda. Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang,
dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang
dapat sangat parah.

4.2 Saran

A. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit parkinson


sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
B. Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada
keluarga dengan klien yang menderita parkinson.

43

Anda mungkin juga menyukai