Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

MODUL : Menara Pendingin (Cooling Tower)

PEMBIMBING : Ir. Mukhtar Ghozali, MT.

Tanggal Praktikum : 31 Oktober 2018


Tanggal Penyerahan : 07 November 2018

Oleh : Kelompok 4

Nama : Hanifah Muslimah (161411074)

Hesti Nur Aini (161411075)

Kelas : 3C

Prodi : D III-Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Cooling tower merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu
aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir. Air
pendingin dalam cooling towersystem didistribusikan ke beberapa media antara lain ke mesin
chiller, cooler, heat exchanger, dan unit lainnya (Maharani, 2010). Jika aliran air digunakan
untukmendinginkan suatu unit mesin maka hal ini akan menyebabkan air pendingin tersebut
akan naik temperaturnya. Fungsi cooling tower adalah untuk mendinginkan kembali
temperatur dan proses tersebut berulang secara terus menerus.
Dalam dunia industri, cooling tower merupakan salah satu peralatan yang harus dijaga
operasionalnya dengan perawatan yang rutin agar bisa bekerja secara optimal.
Penanggulangan kualitas air pendingin yang kurang memadai menyebabkan mesin seperti
unit heat exchanger akan mengalami korosi atau terbentuk kerak. Heat exchanger yang
mengalami korosi menyebabkan tingkat efisiensi sistem alih panas yang rendah dan
menyebabkan konsumsi energi yang cukup besar (Musalam, 2006). Pada sistem air pendingin
tertutup maupun sistem air pendingin terbuka, kedua sistem tersebut sama akan menimbulkan
masalah seperti korosi. Pada sistem air pendingin terbuka, akan selalu ditambahkan air baru,

sehingga memungkinkan jumlah padatan terlarut, O2, CO2, dan mineral biologi lain akan

bertambah dan terbawa pada sistem pendingin.

1.2. Tujuan Percobaan


1) Menentukan efisiensi cooling tower
2) Mengetahui massa yang teruapkan
3) Mengevaluasi kinerja cooling tower melalui massa yang teruapkan dan efisiensi
cooling tower
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Menara Pendingin (Cooling tower)


Menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang fluida kerjanya adalah
air dan udara yang berfungsi mendinginkan air dengan kontak langsung dengan udara
yang mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Dalam kebanyakan menara pendingin
yang bekerja pada sistem pendinginan udara menggunakan pompa sentrifugal untuk
menggerakkan air vertikal ke atas melintasi menara. Prestasi menara pendingin biasanya
dinyatakan dalam range dan approach seperti yang terlihat pada gambar berikut (El
Wakil, 1992 dalam Nasution, 2010).

Gambar 2.1 Skema kinerja cooling tower


Sumber : https://www2.health.vic.gov.au/public-health/water/legionella-risk-management-guidelines/guide-
cooling-tower-risk-management-plans/legionella-risk-identification-analysis-section-6

2.2. Prinsip Kerja Cooling Tower


Air panas yang masuk pada bagian atas cooling tower didistribuskan secara merata
didalam rumah cooling tower, lalu akan jatuh kebawah dikarenakan gaya gravitasi atau
pancaran air diarahkan ke bawah. Air yang masuk dan udara melalui filling arahnya
searah. Disana terjadi perpindahan panas dan perpindahan massa, dimana perpindahan
panas dan perpindahan massa terjadi dari air ke udara. Udara yang banyak memiliki
kandungan air (jenuh) disirkulasikan dengan kipas sehingga udara yang belum jenuh
masuk ke rumah cooling tower. Air dingin yang ditampung di bak penampung digunakan
kembali.
Dalam proses ini, terjadi penghilangan air karena terjadi penguapan. Sehingga harus diberi
masukan air tambahan (make up water). Air dingin yang dihasilkan dilewatkan melalui
saringan agar kotoran-kotoran atau padatan-padatan mineral tertahan dan tidak melewati
alat lainnya.

2.3. Akumulasi Entalpi pada Cooling tower

Akumulasi Enthalpi pada cooling tower= Entalphi input - entalphi output - laju kalor
total

qi= qsensibel,i+qlaten,i

Cooling tower ini beroperasi menurut prinsip difusi, dimana adanya perubahan
temperatur dapat mengakibatkan perbedaan besarnya laju perpindahan massa dan panas yang
terjadi. Besarnya laju perpindahan massa dan panas dipengaruhi oleh luas daerah kontak
antara fluida panas dengan fluida dingin, waktu kontak, kecepatan fluida dan temperatur
fluida. Sedangkan cooling water adalah air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan
peralatan. Pendinginannya air terjadi didalam cooling tower.
Pada cooling tower sebagian air menguap ke udara dan kalor sensibel berpindah dari air
panas ke udara yang lebih dingin. Kedua proses itulah yang mengakibatkan turunnya
temperatur air dan untuk menjaga keseimbangan air, kita hanya perlu menambahkan air
(make up water) untuk menggantikan air yang hilang karena penguapan atau terbawa oleh
udara.
2.3. Macam-Macam Cooling tower
Pada dasarnyacooling tower terbagi beberapa macam antara lain, yaitu:
1) Berdasarkan arah aliran udara masuk
a) Cross flow.
b) Counter current flow.
2) Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti cooling tower atau blower
a) Induced draf (alat bantu berada dibagian puncak tower)
b) Force draf (alat bantu berada dibagian bawah tower)
3) Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu
a) Atmosphere (udara pada kondisi atmosphereric mengalir bebas
tanpa memakai penutup tower).
b) Natural draf (udara mengalir dalam udara pendinginan dari tower
namun kondisi udara belum tentu atmospheric).

2.4. Air Pendingin (Cooling Water)


Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengolahan/ penyediaan cooling
wateradalah:
1) Cooling tower (Basin, ID cooling tower).
2) Pompa Cooling Water.
3) Sistem Injeksi bahan kimia.
Cooling water atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi sebagai suatu
media air yang berfungsi untuk mengambil panas dari suatu proses atau equipment dengan
jalan perpindahan panas (heat transfer). Cooling water sistem pada garis besarnya dibagi
menjadi 2 (dua) tipe, yaitu:
1) Recirculation Type.
a) Open type, yaitu dimana sebagian air setelah mengalami pemanasan akan
diuapkan untuk proses pendinginannya kembali.
b) Close type, yaitu dimana pendingin kembali airnya tanpa penguapan. Type ini
biasanya dipakai untuk internal engine combustion system.
2) Once Through Type (tergantung penggunaannya)
2.5. Tujuan Penggunaan Cooling Water
Cooling water sangat penting gunanya untuk pabrik, karena apabila ada gangguan
cooling waterakan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi atau akan menyebabkan
kerusakan alat baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu Cooling Water System
harus dikontrol dengan sebaik-baiknya, minimal mampu beroperasi tanpa gangguan selama
1-2 tahun. Adapun tujuan digunakannya cooling water adalah:
1. Korosi yang terjadi dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
2. Deposit yang terjadi didalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
3. Pertumbuhan bakteri, jamur, lumut terkendali.
4. Menaikkan efisiensi alat pendingin.
5. Tidak merusak lingkungan.

2.6. Evaluasi Kinerja Cooling Tower


Kinerja menara pendingin (cooling tower) dievaluasi untuk mengkaji tingkat approach
dan cooling range saat ini, identifikasi area terjadinya pemborosan energi dan memberikan
saran perbaikan. Selama evaluasi kinerja, peralatan pemantauan yang portable digunakan
untuk mengukur parameter-parameter berikut:
1. suhu udara bola basah (wet bulb),
2. suhu udara bola kering (dry bulb),
3. suhu air masuk menara pendingin,
4. suhu air keluar menara pendingin,
5. suhu udara keluar,
6. laju alir air,
7. laju alir udara.
Parameter terukur tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kinerja menara
pendingin dengan beberapa cara, yaitu:
1. Range merupakan perbedaan antara suhu air masuk dan keluar menara pendingin.
Range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin (Cooling Tower) telah mampu
menurunkan suhu air secara efektif, dan kinerjanya bagus.
2. Approach merupakan perbedaan antara suhu air dingin keluar menara pendingin dan
suhu bola basah lingkungan (wet bulb ambient). Semakin rendah approach semakin
baik kinerja menara pendingin. Walaupun, range dan approach harus dipantau,
'approach' merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja menara pendingin.
Gambar 2.6. Range dan approach temperatur pada menara pendingin

Sumber: Analisa Beban Kalor Menara Pendingin Basah Jujut Isap Aliran Lawan Arah, Jurnal Teknik
Energi Vol. 7 No. 1, 2011.

3. Efektivitas merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase),
yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb ambien, atau dengan
kata lain adalah = Range/(Range+Approach). Semakin tinggi perbandingan ini, maka
semakin tinggi efektivitas menara pendingin.
4. Kapasitas pendinginan merupakan panas yang dibuang dalam kKal/jam, atau kJ/s, sebagai
hasil dari laju massa air, panas spesifik dan perbedaan suhu.
5. Kehilangan penguapan merupakan jumlah air yang diuapkan untuk tugas pendinginan.
Rumus berikut dapat digunakan untuk menghitung kehilangan air karenapenguapan
(Perry):
kehilangan penguapan (m3/jam)=0,00085x1,8xlaju sirkulasi (m3/jam)x(T1-T2)
T1 - T2 = perbedaan suhu antara air masuk dan keluar cooling tower

2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Cooling Water


Beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap cooling water adalah sebagai
berikut:
1) Make Up Air Pendingin
Sebagai make up adalah filter water. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar
karena filter water membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan
timbulnya deposit maupun korosif.
2) Lingkungan Sekitar
Karena sebagai media pendingin dari air pendingin di cooling water adalah udara
yang diambil dari sekitarnya, maka tidak lepas dari kotoran atau benda asing
lainnya yang dibawa udara masuk kesistem air pendingin, akibatnya
terkontaminasi.
3) Proses yang terkait
Yang dimaksud proses terkait adalah bentuk atau macam fluida yang didinginkan,
Hal ini biasanya terjadi karena kebocoran dari peralatan. Misalnya Heat Exchanger
untuk pelumas gas ammoniak atau gas sintesa apabila terjadi kebocoran akan
mengakibatkan kontaminasi air pendingin.
4) Bahan Kimia
Penggunaan bahan kimia melalui injeksi tidak terkontrol menimbulkan efek
samping, pengaruh ini lebih dominan bilamana jumlahnya semakin besar.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Bahan
 Air proses dalam suhu panas dari penggunaan praktikum di Laboratorium Pilot
Plant.
3.1.2 Alat
 Satu unit peralatan cooling tower
 Gelas kimia 1000 mL 1 buah
 Termometer bola basah bola kering 1 buah
 Termometer alkohol 1 buah
 Anemometer

3.2 Langkah Kerja

Pengukuran Laju alir air masuk dan keluar


cooling tower

Pengukuran laju alir udara di sekitar peralatan


cooling tower

Pengukuran suhu air masuk dan keluar cooling


tower bar

Pengukuran suhu bola basah dan bola kering


(udara)
BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN

Tabel 1. Parameter Cooling Tower


No. Parameter Satuan Nilai
Induced draft counterflow
1 Jenis Menara Pendingin
tower with fill
2 Jumlah Sel Setiap Menara Tidak Diketahui
3 Luas Permukaan Per sel m2 2,376
4 Aliran Air m3/jam 5,5
5 Daya Pemompaan kW 3
6 Head Permompaan M 0.197
7 Daya Fan HP 3
o
8 Suhu Desain Air Panas C Tidak Diketahui
o
9 Suhu Desain Air Dingin C Tidak Diketahui
o
10 Suhu Desain Bola Kering C Tidak Diketahui
o
11 Suhu Desain Bola Basah C Tidak Diketahui

1. Range = Temperature masuk CT– Temperature Keluar CT


= 28oC – 22 oC
= 6 oC
2. Approach = Temperature Keluaran CT – Temperature Wet Bulb
= 22 oC – 21oC
= 1oC
range
3. Efektifitas Pendinginan = 100% ×
range+approach
6 oC
= 100% × 6oC+1oC
= 85,71 %
4. h = Cp. Ρ.q.dt
=(1 Btu/lbmoF)(8.33/US gal)(3170.41 US gal/h)(42,8 oF)
= 1130327,255 BTU/h
= 2,848377 x 105 kcal/h
5. Laju Penguapan
𝐶.𝑑𝑇.𝐶𝑝
E = 𝐻𝑣
𝑚3 𝑘𝑗
5,5 .6𝑜𝐶.4,184
ℎ 𝑘𝑔𝑜𝐶
= 2260𝑘𝐽
𝑘𝑔

= 0.061 m3/h

Tabel 2. Referensi Parameter Cooling Tower


No Referensi Parameter Satuan
o
1 Suhu Masuk Menara Pendingin C 28
o
2 Suhu Keluar Menara Pendingin C 22
3 Aliran air rata-rata m3/jam 5,5
4 Jumlah udara rata-rata Kg/jam Tidak Diketahui
o
5 Range C 6
o
6 Approach C 1
7 Efektifitas CT % % 85,71
8 Perbandingan Cair/gas (L/G) Kg air/kg udara Tidak Diketahui
9 Kehilangan penguapan m3/jam 0.061
10 Pembebanan panas CT kKal/jam 2,848377 x 105
o
11 Suhu bola kering C 28
o
12 Suhu bola basah C 21

Tabel 3. Pengukuran Kekeruhan air menara pendingin


Sampel Kekeruhan (NTU)
Sebelum ditambah tawas 4,56
Sesudah ditambah tawas 3,5

Anda mungkin juga menyukai