NIM : 160721600908
Offering : K/2016
Ekosistem Laut
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan
atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Daerah laut
yang berbeda dapat diklasifikasikan sebagai berbagai jenis ekosistem laut. Ekosistem
didefinisikan sebagai komunitas dan interaksi benda-benda hidup dan tak hidup di suatu area.
Ekosistem laut memiliki organisme dan karakteristik berbeda yang dihasilkan dari kombinasi
unik dari faktor fisik yang menciptakannya. Ekosistem laut merupakan sistem akuatik yang
didominasi oleh nilai konsentrasi garam yang tinggi di permukaan yang sangat luas.
Ekosistem air laut terbagi menjadi beberapa bagian yang ditijau dari kedalaman,
intensitas cahaya yang masuk serta karakteristik dan pemanfaatannya. Berikut merupakan
jabaran tiap-tiap wilayah tersebut.
a. Ekosistem Laut berdasarkan kedalaman terbagi menjadi 3 zona, yaitu:
1. Zona litoral atau biasa dikenal sebagai daerah pasang surut, merupakan wilayah
terdangkal dari lautan dan berbatasan langsung dengan daratan. Ketika air laut pasang
daerah ini akan terendam oleh air, namun apabila air surut maka akan terlihat seperti
daratan. Pada zona ini banyak ditemukan biota laut berupa udang, bulu babi, kepiting,
cacing laut dan beberapa invertebrata lainnya.
2. Zona neritik atau biasa dikenal dengan ekosistem pasir dangkal, merupakan daerah
bagian wilayah laut dengan kedalaman sekitar 200 meter. Pada zona ini cahaya
matahari dapat menembus bagian dasar permukaan laut. Terdapat ragam biota laut
yang berada dalam zona ini, diantaranya ragam jenis tumbuhan seperti ganggang dan
rumput laut tumbuh, ikan kecil, terumbu karang, ekosistem pantai batu dan ekosistem
pantai lumpur. Sehingga zona ini juga sering disebut dengan zona ekosistem pantai
pasir dangkal.
3. Zona oseanik zona terdalam dari ekosistem air laut yang tidak bisa ditembus oleh
cahaya matahari. Zona oseanik terbagi menjadi dua macam yaitu zona batial dengan
kedalaman air 200-2000 m dan zona abisal >2000 m. Pada zona batial banyak ditemui
nekton yaitu organisme yang hanya aktif berenang, sedangkan pada zona abisal
banyak ditemui biota laut berupa predator, detrivitor atau pemakan sisa organisme,
dan juga pengurai. Zona abisal merupakan zona yang paling dalam dengan kondisi
remang-remang bahkan cahaya matahari tak mampu menembus dan jika pun masuk
hanya sedikit sekali. Pada zona ini air yang berada pada zona oseanik tidak akan
bercampur dengan air permukaan laut, hal ini kedua disebabkan oleh pernedaan suhu.
Batas dari dua zona ini dikenal dengan daerah termoklin.
b. Ekosistem laut berdasarkan intensitas cahaya yang masuk terbagi dalam 3 zona, yaitu:
1. Zona fotik, merupakan kawasan ekosistem air laut yang mampu ditembus oleh cahaya
matahari dengan kedalaman air laut kurang dari 200 meter. Pada zona ini ditemukan
banyak organisme yang berklorofil.
2. Zona twilight, merupakan kawasan ekosistem air laut yang mampu ditembus cahaya
matahari antara 200-2000 meter. Cahaya matahari yang mampu menembus hanya
sedikit, sehingga kawasan ini bersifat remang-remang.
3. Zona afotik, merupakan kawasan ekosistem air laut yang tidak dapat ditembus cahaya
matahari sama sekali, berada dalam kedalaman >2000 m. Pada zona ini hanya
terdapat jenis hewan tertentu yang mampu hidup.