BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pelvis dan ke bawah dengan tulang tibia. Tulang femur terdri dari epiphysis
proximal diaphysis dan epiphysis distalis. Pada tulang femur ini yang
permukaan dalam atau dorsal memiliki permukaan sendi yaitu fades artikularis
Epiphysis proximalis pada tulang tibia terdiri dari dua bulatan yang disebut
sendi yang disebut facies artikularis lateralis dan medialis yang dipisahkan
4) Tulang Fibula
4
Tulang fibula ini berbentuk kecil panjang terletak disebelah lateral dan
tibia juga terdiri dari tiga bagian yaitu: epiphysis proximalis, diaphysis
capitulum terdapat dua dataran yang disebut fades articularis capiluli fibula
Selain tulang sendi lutut juga dibentuk dari kompartemen lain seperti
ligamentum, kapsul sendi dan jaringan lunak sendi. Terdapat ligamentum pada
intracapsular.10
Ligamentum extracapsular
1. Ligamentum Patellae
kuat, saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua
bagian yaitu posterior dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibia.
5
Ligamentum ini penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan
tibia.8
berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior
posterior dan berjalan kearah atas, depan dan medial, untuk dilekatkan pada
Kapsul sendi lutut terdiri dan dua lapisan yaitu stratum fibrosum
merupakan lapisan luar yang berfungsi sebagai penutup atau selubung dan
synovial untuk melicinkan permukaan sendi lutut. Kapsul sendi lutut ini termasuk
jaringan fibrosus yang avasculer sehingga jika cedera sulit untuk proses
penyembuhan.9
6
Jaringan lunak sendi pada sendi lutut antara lain terdiri dari meniscus,
setiap penekanan akan diserap oleh meniscus dan diteruskan ke sebuah sendi. 8,9
gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membran synovial.
Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain bursa popliteus,
Otot penggerak sendi lutut antara lain: Tabel 1. Otot-otot sendi lutut
8
9
Otot-otot utama yang menggerakkan sendi lutut adalah quadricep dan otot
hamstring. Paha depan menempel pada patela, dan tendon patela menghubungkan
otot ini ke bagian depan tibia. Ketika otot quadricep kontraksi lutut meluas.
Pada struktur lutut terdapat peran dari salah satu otot lower limb yang
besar yaitu quadriceps femoris. Quadriceps femoris merupakan otot yang besar
dan powerful karena mampu menahan berat 4450 N. Pada lutut terdapat dua
chain motion yang bergerak adalah struktur pada bagian proximal sedangkan
pergerakan femur pada tibia yang tetap. Untuk opened-chain motion terjadi
pergerakan distal artinya yang mengalami pergerakan adalah bagian tibia. Closed-
chain motion berfungsi untuk menaikan dan menurunkan badan seperti gerakan
ketika bangkit dari duduk, memanjat dan melompat. Pada closed-chain motion,
Pada knee ekstensor juga bekerja rectus femoris yang melewati hip dan
berfungsi sebagai hip flexor dan knee extensor. Rectus femoris merupakan otot
yang bekerja pertama kali saat terjadi knee extensor. Selanjutnya vastus medialis
juga berguna untuk knee extensor sebesar kira-kira 20-30 derajat. Vastus medialis
dibagi menjadi dua yaitu vastus medialis longus dan vastus medials oblique.
Vastus medialis dipercaya memiliki peran penting untuk menjaga patella tetap
pada track dalam gliding diatas femoral condyles yang disebut tracking
10
mechanism. Vastus intermedius merupakan otot yang paling efisien dalam bekerja
Open-chain motion dari flexi dan rotasi lutut penting untuk penempatan
dan pergerakan kaki. Gaya yang besar diperlukan oleh otot terkait untuk
menghasilkan knee flexor. Hamstring muscle merupakan otot otot utama hip
extensors dan secara kuat menstabilkan pelvis selama trunk extension dan untuk
mengontrol pelvis berada diatas femur. Otot Hamstring, Sartorius, dan gracilis
memiliki aksi memutar pada daerah hip dan knee sedangkan popliteus berperan
Gerak pada sendi lutut (knee), disusun oleh tulang tibia, fibula, femur dan
patella. Pada gerakan fleksi sendi lutut, kelompok otot yang bekerja utama adalah
kelompok otot hamstring. Pada gerakan ekstensi sendi lutut, kelompok otot yang
ekstensi3
11
2.2 Osteoartritis
2.2.1 Definisi
Osteoartritis berasal dari kata Yunani, yaitu osteo yang berarti tulang,
arthro yaitu sendi dan itis berarti radang atau inflamasi. Osteoartritis (OA) adalah
suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses pelemahan dan disintegrasi dari
tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan
baru pada sendi sehingga fungsi sendi berkurang bahkan sampai hilang. Kelainan
ini merupakan suatu proses degeneratif pada sendi yang dapat mengenai satu atau
lebih sendi. Setiap sendi memiliki resiko untuk terserang OA. Daerah yang paling
sendi tanpa adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering
menyerang sendi penahan beban tubuh (weight bearing joint), atau tekanan
yang normal pada sendi dan kerusakkan akibatproses penuaan. Paling sering
terjadi pada sendi lutut dan sendi panggul, tapi ini juga ditemukan pada sendi
dari suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada kongenital dan adanya
umum di dunia. Satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis
usia. OA terjadi pada 13,9% orang dewasa berusia lebih dari 25 tahun dan
33,6% dari mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Prevalensi sendi yang
terkena OA menurut gejala yang ditemui yaitu pada tangan 8%, kaki 2%,
Pada pria dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23% menderita OA pada
lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapati menderita OA pada lutut kiri.
Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan insiden OA pada
lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak 24,7%.13
2.2.4 Faktor Resiko
Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA lutut yaitu
Ras / Etnis
memiliki risiko menderita OA lutut 2 kali lebih besar dibandingkan ras Kaukasia.
Penduduk Asia juga memiliki risiko menderita OA lutut lebih tinggi dibandingkan
Kaukasia.16
Faktor genetik diduga juga berperan pada kejadian OA lutut, hal tersebut
bersifat diturunkan.15
Konsumsi Vitamin D
berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut. Peningkatan berat
Osteoporosis
rawan sendi. Suatu studi menunjukkan bahwa terdapat kasus OA lutut tinggi pada
penderita osteoporosis.15,16
Penyakit Lain
lutut pada wanita yang mengalami pengangkatan rahim lebih tinggi dibandingkan
wanita yang tidak mengalami pengangkatan rahim. Hal ini diduga berkaitan
rahim. Osteoartritis lutut dapat terjadi pada 89% pasien yang telah menjalani
telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penting bagi OA lutut. Hal tersebut
degenerasi meniskal dan robekan mungkin menjadi lebih luas dan perubahan pada
tulang rawan sendi akan lebih besar daripada mereka yang tidak melakukan
menisektomi.17
15
b) Faktor Biomekanis
i. Riwayat Trauma Lutut
Trauma lutut yang akut termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan
Faktor risiko timbulnya OA lutut antara lain kelainan lokal pada sendi lutut
seperti genu varum, genu valgus, Legg – Calve –Perthes disease dan displasia
asetabulum. Kelemahan otot kuadrisep dan laksiti ligamentum pada sendi lutut
iii. Pekerjaan
banyak menggunakan kekuatan yang bertumpu pada lutut. Prevalensi lebih tinggi
dibandingkan pada pekerja yang tidak banyak menggunakan kekuatan lutut seperti
pekerja administrasi.15
Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari),
berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat barang berat (10 kg
– 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), mendorong objek yang berat (10
kg –50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), naik turun tangga setiap hari
Atlit olah raga benturan keras dan membebani lutut seperti sepak bola, lari
dengan proses menurunkan stabilitas sendi dan mengurangi shock yang menyerap
materi otot.16,17
2.2.5 Patofisiologi
Patogenesis osteoartritis tidak hanya melibatkan proses degeneratif saja,
mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika cairan sendi
dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai
pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan
fungsi bantalan rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Gangguan pada fungsi
disamping mineral, air dan enzim. Proteoglikan terdiri atas protein dengan rantai
memperkuat rawan sendi. Kolagen rawan sendi atau kolagen tipe II penting untuk
diri. Sintesis kondrosit meningkatkan kuantitas sitokin seperti interleukin I (IL I),
Tumor Necrosis Factor (TNFa) enzim kolagenase, gelatin IL dan TNF a sebagai
seperti Nitride Oxide (NO, radikal bebas inorganik) dapat menjadi faktor yang
ikut berperan dalam kerusakan kartilago sendi. Proses ini terjadi akibat
dan kolagen.18
Enzim MPP dalam keadaan normal dihambat oleh Tissue Inhibitor of
1. Nyeri.
Nyeri ini terutama terjadi bila sendi digerakkan dan pada waktu berjalan.
Berupa nyeri sendi yang membatasi aktifitas, hambatan gerakan sendi, kaku
berhubungan dengan:
Inflamasi yang luas
Kontraktur kapsul sendi
Peningkatan tekanan intra-artikuler akibat kongesti vaskuler
19
Nyeri berkurang setelah dilakukan aspirasi yang mengurangi
tekanan intra-artikuler. 18
2. Kekakuan.
Kekakuan terutama terjadi oleh karena adanya lapisan yang terbentuk dari
bahan elastis akibat pergeseran sendi atau oleh adanya cairan yang viskosa.
Kekakuan pada sendi besar atau pada jari tangan menyebabkan gangguan
3. Pembengkakan.
disebabkan oleh cairan dalam sendi pada stadium akut atau oleh karena
pembengkakan pada tulang yang disebut osteofit. Juga dapat terjadi oleh
kista.18
4. Gangguan Pergerakan.
5. Deformitas.
perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk, pembengkakan sendi
20
dengan ditemukannya efusi serta beberapa tanda radang yang tidak terlalu
menonjol, perubahan bentuk sendi dan gaya berjalan yang bisa dilihat jelas. 17,18
2.2.7 Diagnosis
Diagnosis dapat tetapkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang.
A. Anamnesa
Berdasarkan anamnesis akan didapatkan keluhan berupa nyeri sendi yang
membatasi aktifitas, hambatan gerakan sendi, kaku pagi hari yang tidak
dan asimetris, serta perubahan gaya berjalan bahkan ketidak mampuan untuk
berjalan. 18
B. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisis akan didapatkan hambatan gerak, krepitasi berupa
perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk, pembengkakan sendi
dengan ditemukannya efusi serta beberapa tanda radang yang tidak terlalu
meninjol, perubahan bentuk sendi dan gaya berjalan yang bisa dilihat jelas. 17,18
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
3) Kista tulang
dapat digradasi menjadi ringan sampai berat dengan Kriteria Kellgren dan
Lawrence.5
permukaan sendi. 2
Pemeriksaan Laboratorium
perabaan perabaan
Rheumatoid factor
<1:40
viscous, leukosit
<2000/mm3
sendi bilateral simetris, perubahan erosis pada rontgen dan sering dengan gejala
+70%. 21
2. Gout artritis
Gangguan metabolisme asam urat ditandai oleh hiperurisemia dan deposit
Kristal urat dalam jaringan sendi dan menyebabkan serangan akut. Penyakit ini
lebih sering dialami oleh laki-laki, ditandai dengan nyeri hebat, sendi panas, nyeri
ditemukan tofi (benjolan keras tidak nyeri) diluar persendian dapat di sekitar jari
tangan, ujung siku, sekitar ibu jari kaki, daun telinga, tendon achilles. Biasanya
dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan kadar asam urat yang diata normal,
diatas 10 mg/dl. 21
3. Ruptur ACL (Anterior Cruciate Ligament)
Anterior Drawer Test
Merupakan suatu tes untuk mendeteksi ruptur pada ligamen cruciatum lutut.
Penderita harus dalam posisi terlentang dengan panggul fleksi 45˚.Lutut fleksi dan
kedua kaki sejajar. Caranya dengan menggerakan tulang tibia ke atas maka akan
terjadi gerakan hiperekstresi sendi lutut dan sendi lutut akan terasa kendor. Posisi
pemeriksa di depan kaki penderita. Jika terdorong lebih dari normal, artinya tes
drawer positif.22
24
meniskus. Pada tes ini penderita berbaring terlentang. Dengan satu tangan
Tungkai kemudian ditekuk pada sendi lutut. Tungkai bawah eksorotasi/ endorotasi
dan secara perlahan-lahan diekstensikan. Kalau terdengar bunyi “klek‟ atau teraba
sewaktu lutut diluruskan, maka meniskus medial atau bagian posteriornya yang
mungkin terobek.22
25
bawah ditekukkan pada sendi lutut kemudian dilakukan penekanan pada tumit
dan luar (eksorotasi). Apabila pasien merasakan nyeri di samping medial atau
lateral garis persendian lutut maka lesi pada meniskus medial dan lateral sangat
mungkin ada.22
Comppresion Test. Lakukan distraksi pada sendi lutut sambil memutar tungkai
bawah keluar dan kedalam dan lakukan fiksasi. Apabila pada distraksi eksorotasi
dan endorotasi itu terdapat nyeri maka hal tersebut disebabkan oleh lesi di
ligamen.22
B. Indikasi
27
C. Kontra Indikasi
arus bolak-balik berfrekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm.
Penetrasi dari MWD ± 3 cm atau bahwa alat ini hanya bekerja pada kulit, subcutis
& otot. Sehingga sangat efektif untuk terapi dengan permasalahan pada jaringan
lunak. 23
1) Indikasi : 23
Terhadap jaringan <3cm,
Banyak mengandung cairan,
Pada daerah arteri, otot.
2) Kontra indikasi : 23
Akut traumatic musculoskeletal injury,
Acute inflammatory condition,
Area dengan ischemis.
A. Pengertian TENS
suatu cara penggunaan energi listrik yang digunakan untuk merangsang sistem
saraf dan peripheral motor yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan
kulit dengan penggunaan energi listrik dan terbukti efektif untuk merangsang
berbagai tipe nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik syaraf berdiameter besar
pusat. 23
B. Indikasi TENS : 23
Bersifat :
a) Tidak nampak.
b) Panjang gelombang lebih panjang daripada sinar merah.
c) Tenaga panas besar.
d) Efek kimia rendah.
e) Dapat menembus awan.
f) Dapat mengalami pemantulan. 23
mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan
dalam Fisioterapi adalah 0,5-5 MHz dengan tujuan untuk menimbulkan efek
kartilago. Latihan fleksibilitas, yang dilakukan pada latihan fisik tahap pertama,
dapat meningatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk
dan jaringan sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak
sendi yang tidak menimbulkan nyeri. Aplikasi terapi panas sebelum peregangan
otot, setidaknnya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan
kelompok otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah.24
34
b. Latihan Kekuatan
memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada 3 macam, yaitu :
latihan isometric, latihan isotonik dan isokinetik. Latihan kekuatan otot secara
isometrik, isotonik maupun isokinetik dapat mengurangi nyeri dan disabilitas serta
dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien osteoartritis dengan nyeri
paling besar dan pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi,
sehingga latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau ketahanan
berjalan.25
35
atau sendi tidak stabil. Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada
sendi dan ditoleransi baik oleh penderita osteoartritis dengan pembengkakan dan
nyeri sendi. Latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot dan ketahanan stais
(static endurance) dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakana yang lebih
dinamis dan merupakan titik awal program penguatan. Apabila instabilitas sendi
dan nyeri berkurang, program latihan secara bertahap diubah ke latihan yang
dinamis (isotonik).25
target penguatan. Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha maksimal (maximal
effort). Jika bisa ditoleransi oleh pasien, intensitas ditingkatkan secara bertahap
sampai 75% kontraksi maksimal. Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari 6 detik.
36
Jarak antar kontraksi dianjurkan 20 detik. Latihan dilakukan 2 kali sehari pada
menjadi 5-10 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang harus
kepadatan tulang dan status fungsional pada orang sehat. Jika tidak terdapat
peradangan akut meupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh
pasien osteoartritis.27
c. Latihan Fungsional
tangga, duduk dan bangkit dari kursi atau toilet, atau mengambil benda dari lantai.
yang dialami pasien. Latihan ini berupa latihan penguatan dengan modifikasi
melatih aktivitas duduk dan berdiri dari duduk dengan bantuan lengan, serta
37
menentukan perlu tidaknya adaptasi tinggi kursi untuk fungsi yang lebih
aman.28
mengambil benda di lantai dengan konsentrasi pada kontrol otot trunk saat
kemampuan kontrol yang baik, misalnya dengan berjalan sepanjang garis sempit,
latihan dengan bola Swiss, atau latihan keseimbangan dengan wobble board.16,21
Latihan Tai Chi juga efektif untuk memperbaiki keseimbangan pada penderita
OA.17 Menurut deLisa belum ada metode paling baik untuk mengoptimalkan
otot quadrisep membaik (MMT 4/5) atau nyeri berkurang. Latihan ambulasi
dilakukan pada permukaan yang bervariasi, naik turun ramp, pertama dengan
Edukasi :
a. Edukasi sangat penting bagi semua pasien OA. Dua hal yang menjadi tujuan
mencegah kerusakan organ sendi lebih lanjut. Edukasi yang diberikan pada
kronik, sehingga perlu dipahami dalam derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri,
kaku dan keterbatasan gerak serta fungsi. Selain itu, agar rasa nyeri dapat
sehingga tidak terlalu banyak menggunakan sendi lutut dan lebih banyak
diketahui apakah penyakitnya sudah membaik atau ternyata ada efek samping
b. Diet bertujuan untuk menurunkan berat badan pada penderita OA yang gemuk.
Hal ini sebaiknya menjadi program utama pengobatan OA. Penurunan berat badan
seringkali dapat mengurangi keluhan dan peradangan. Selain itu, obesitas juga
dapat meningkatkan risiko progresifitas dari OA. Pada penderita ini disarankan
untuk mengurangi berat badan dengan mengatur diet rendah kalori sampai
c. Terapi dingin
Diberikan pada fase akut untuk mengurangi nyeri, edem serrta mengurangi
degradasi rawan sendi oleh enzim kolagenase. Efek fisiologis terapi dingin adalah
dan mengurangi inflamasi akut. Terapi dingin dapat berupa kompres es pada
bagian yang nyeri selama 15-20 menit atau massage ice tube selama 5 menit.20
menghilangkan nyeri. 18
b. Analgetik topical: krim kapsaisin mengurangi nyeri pada ujung saraf lokal.
c. Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS): analgetik- antiinflamasi.
sulfat adalah kartilago dan zat ini merupakan bagian dari proteoglikan.
controversial. 19
40
3. Terapi bedah: Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis dan rehabilitasi
tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi
2.2.10 Prognosis
OA biasanya berjalan lambat. Problem utama yang sering dijumpai adalah
harus menanggung beban, terutama lutut. Hal ini menyebabkan pasien harus
hidup dengan cara yang baru, seperti perubahan pola makan, olahraga, manipulasi