Anda di halaman 1dari 9

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Mengapa manusia memiliki peran dalam pembangunan pengetahuan ?

Jelaskan

2. Jelaskan perbedaan pendidikan akuntansi syariah dan pendidikan

akuntansu saat ini?

3. Mengapa diperlukan akuntansi islam dalam membentuk peradaban ?

Jelaskan

4. Mengapa ekonomi islam perlu dikembangkan? Jelaskan

JAWABAN

1. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup

seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi,

politik dan kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan

warga bangsa secara keseluruhan. Dalam proses pembangunan tersebut

peranan pendidikan amatlah strategis. Pendidikan mampu menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu peningkatan kualitas

sumber daya manusia mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas

sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikan multiplier efect

terhadap pembangunan perekonomian.

 Pendidikan sebagai Investasi bagi Pembangunan Nasional Isu

mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input

pembangunan ekonomi mencoba menjelaskan hubungan antara

pendidikan dengan pembangunan ekonomi untuk mencapai


kesejahteraan. Teori human capital berpendapat bahwa pendidikan

adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi

banyak manfaat, antara lain: diperolehnya kondisi kerja yang lebih

baik, efisiensi produksi, peningkatan kesejahteraan dan tambahan

pendapatan seseorang apabila mampu menyelesaikan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan

lulusan pendidikan di bawahnya. Pendidikan merupakan investasi

penting dalam menghadapi masa depan dunia secara global. Untuk

itu, pendidikan harus dapat menyiapkan generasi muda abad ke-21

yang unggul, berdaya saing tinggi dan mampu bekerjasama guna

mencapai kemakmuran bagi setiap negara dan dunia. Namun,

Pembangunan tidak akan bisa tumbuh dengan baik walaupun

peningkatan mutu pendidikan atau mutu sumber daya manusia

dilakukan, jika tidak ada program yang jelas tentang peningkatan

mutu pendidikan dan program ekonomi yang jelas. Mengingat

pentingnya peran pendidikan tersebut, maka investasi modal

manusia melalui pendidikan di negara berkembang sangat

diperlukan walaupun investasi di bidang pendidikan merupakan

investasi jangka panjang secara makro, manfaat dari investasi ini

baru dapat dirasakan setelah puluhan tahun. Keterbatasan dana

mengharuskan adanya penetapan prioritas dari berbagai pilihan

kegiatan investasi di bidang pendidikan yang sesuai, dalam jangka

panjang akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Investasi

yang menguntungkan adalah investasi modal manusia untuk


mempersiapkan kreativitas, produktivitas dan jiwa kompetitif

dalam masyarakatnya..

2. Akuntansi (accounting) sendiri dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah

al-muhasabah. Dalam konsep Islam, akuntansi termasuk dalam masalah

muamalah, yang berarti dalam masalah muamalah pegembangannya

diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia.

Pada perkembagangan selanjutnya, konsep-konsep praktik akuntansi Islam

pada saat ini mulai berkembang dengan pesat. Bahkan di Indonesia,

konsep tersebut telah teruji pada saat krisis moneter melanda Indonesia

pada tahun 1998. Hal ini terbukti Bank yang mengunakan konsep

akuntansi syariah ternyata lebih bertahan menghadapi krisis ekonomi,

dibandingkan dengan Bank umum lainnya. Tercatat pada saat ini banyak

lembaga-lembaga keuangan Islam, seperti: Bank Syariah, perusahaan

asuransi (takafful), dana reksa syariah dan leasing syariah.

Keberadaan akauntansi syariah sebagai idiologi masyarakat Islam

menerapkan ekonomi Islam dalam kehidupan sosial ekonomi, dikenali dari

persyaratan mendasar yang harus dipenuhi dan tujuan diselenggarakan

akuntansi syariah (Hameed, 2001). Persyaratan mendasar yang harus

dipenuhi oleh akuntansi syariah yaitu benar (truth), sah (valid), adil

(justice), dan mengandung nilai-nilai kebaikan atau ihsan (benevolenc).

Sedangkan tujuan diselenggarakan akuntansi syariah adalah memberikan

informasi secara lengkap untuk mengetahui nilai dan kegiatan ekonomi

yang bertentangan dan yang diperbolehkan oleh syariah, meningkatkan

kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan


usaha, serta menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang

berkepentingan (terkait) dalam suatu entitas. Ekonomi syariah

berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan, dan kepatuhan

terhadap nilai-nilai dan etika bisnis Islami.

Akuntansi syariah diperlukan oleh masyarakat Islam sebagai

instrument pendukung menerapkan praktik ekonomi Islam dalam tata

kehidupan sosial-ekonominya dengan dasar pertimbangan berikut (Yusoh

dan Ismail, 2001 dalam Harahap, 2001);

Adanya konsep kepemilikan yang diyakini oleh orang Islam

bahwa harta dan kekayaan adalah milik Allah SWT, manusia hanyalah

penerima amanah yang harus mempertanggungjawabkan pemanfaatannya

sesuai dengan syariah.

Adanya konsep personal accountability yang harus dipatuhi oleh

Islam dalam menjalin hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah)

dan menjalin hubungan dengan sesame manusia (hablum minannas).

Adanya konsep distribusi kekayaan secara adil yang harus

dilaksanakan oleh orang Islam yaitu melalui mekanisme kewajiban

membayar zakat.

Adapun prinsip akuntansi syariah yang diperkenalkan oleh Islam secara

garis besarnya adalah sebagai berikut:

 Transakasi yang menggunakan prinsip bagi hasil seperti

mudharabah dan musyarakah.

Mudharabah berarti akad kerja sama usaha antara dua pihak

dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal ( 100 % ) dan


pihak kedua menjadi pengelola. Contoh Mudharabah adalah kerja

sama antara Nabi dengan khadijah dalam usaha dagang, dimana

Nabi sebagai pekerja sedangkan Khadijah sebagai pemilik modal,

beberapa waktu sebelum pernikahan mereka. Musyarakah adalah

akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi

sumbangan dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

 Transaksi yang menggunakan prinsip jual beli seperti

murabahah, salam dan istishna.

Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan

nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah

kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar

harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang

disepakati antara bank syariah dan nasabah.

3. Islam ternyata melalui AlQuran, Allah sudah menggariskan bahwa konsep

akuntansinya adalah penekanan pada pertanggungjawaban atau

occountability. Hal ini dapat dilihat dalam Surat Al-Baqarah ayat 282

disebutkan: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu

bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah

seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan

janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah

telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang

berutang itu mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia


bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit

pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau

lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka,

hendaklah wakilnya mengimlakkan dengan jujur dan persaksikanlah degan

dua orang saksi dari orang laki-laki di antara kamu dan seterusnya … ”

(lihat Al Quran dan Tetjemahannya, YPPA, PT Bumi Restu).

Surat Al-Baqarah ayat 282 menyebutkan kewajiban

bagi umat mukmin untuk menulis setiap transaksi yang masih belum

tuntas (not completed atau non cash). Dalam ayat ini jelas

sekali tujuan perintah ini untukmenjaga:

Keadilan dan Kebenaran. Artinya perintah itu ditekankan pada

kepentingan pertanggungjawaban (accountability) agar pihak yang terlibat

dalam transaksi itu tidak dirugikan, tidak menimbulkan konflik, dan adil

sehingga perlu para saksi. Al Quran melindungi kepentingan masyarakat

dengan menjaga terciptanya keadilan dan kebenaran. Oleh karenanya

tekanan dari akuntansi bukan pengambilan keputusan tetapi

pertanggungjawaban. Inilah keindahan atau the beauty of Islam itu. Sadar

tidak sadar ternyata disiplin ilmu akuntansi yang sudah melanglang buana

dalam sifat decision making tools-nya kembali ke awal kembali ke basic

atau nature aslinya pertanggungjawaban, teryata sesuai dengan konsep

Islam. Kecenderungan munculnya “convergency” antara konsep kapitalis

Barat yang sudah terkoreksi, dengan konsep Islam. Anggapan

terhadap keberadaan akuntansi Islam ini tentu masih banyak

dipertanyakan orang. Sama halnya pada masa lalu orang


mempertanyakan apakah ada Ekonomi Islam. Apakah ada politik Islam

apakah ada Bank Islam, Asuransi Islam, Pasar Modal Islam, apakah ada

Akuntansi Islam, dan lain sebagainya. Hal ini lumrah saja dan sangat

bergantung pada batasan atau definisi yang dipakai dan kejujuran ilmiah

atau pengetahuan dari masing-masing pencetus itu. Namun, lambat laun

semua yang dahulunya masih dalam taraf konsep akhirnya muncul juga

sebagai fenomena empiris seperti Bank Islam, Asuransi Islam, Makanan

Islam, dan lain sebagainya.

4. Bank Indonesia (BI) menyatakan, ekonomi syariah harus dikembangkan

karena tidak hanya berkaitan dengan sektor keuangan tapi juga sektor riil.

"Ekonomi syariah itu meliputi halal food, halal tourism, halal fashion, dan

lainnya. Malaysia sudah memulai semuanya lebih dulu sehingga dia

menjadi eksportir industri halal terbesar di dunia saat ini," ujar Kepala

Departemen Keuangan dan Ekonomi Syariah BI Anwar Basori, di Jakarta,

Selasa (22/8).Ia mengatakan, saat ini secara global, Indonesia menempati

peringkat pertama untuk pangsa pasar perbankan syariah yakni sekitar 1,6

persen. Angka tersebut dinilainya cukup lumayan. Kendati masih jauh bila

dibandingkan Iran yang pangsa pasarnya mencapai 33 persen, Arab Saudi

20,6 persen, atau Malaysia yang berada di urutan ketiga dengan pangsa

pasar perbankan syariah sebesar 9,3 persen. "Lumayan untuk perbankan

syariah, tapi untuk halal food industry konsumen terbesar adalah Indonesia

tapi kita belum jadi pemain. Bahkan Bangkok memegang 25 persen ekspor

halal food ke dunia padahal penduduk Islamnya cuma sekitar lima

persen," tutur Anwar.


Dia berharap, ekonomi syariah di Indonesia bisa masuk ke dalam

sistem dan terinstitusionalkan. Hal itu karena, kata dia, bila strategi

pengembangan ekonomi syariah hanya dirumuskan tapi tidak

diinstitusionalkan, maka tidak berguna. "Mumpung sudah ada KNKS

(Komite Nasional Keuangan Syariah) harusnya bisa diinstitusionalkan

karena tidak bisa hanya dibicarakan di forum," kata Anwar. Ia pun

menyebutkan ada tiga pilar dalam pengembangan ekonomi syariah.

Pertama, melakukan pemberdayaan ekonomi syariah. Kedua, pendalaman

pasar keuangan syariah. Lalu ketiga, literasi dan riset edukasi.

Peluang jasa keuangan dan ekonomi berbasis syariah (keuangan

syariah) terbuka lebar. Apalagi dengan adanya bonus demografi, dimana

kelas menengah tumbuh berkembang dengan pesat. Kebutuhan kelas

menengah untuk menabung dan berinvestasi serta terhadap layanan jasa

keuangan yang beragam, baik di lembaga perbankan syariah

maupun lembaga keuangan non-bank syariah seperti asuransi syariah,

dana pensiun syariah, obligasi syariah, perusahaan pembiayaan syariah,

reksadana syariah dan lainnya diperkirakan juga akan meningkat.

Kebangkitan kembali ilmu Ekonomi Islam Merupakan sebuah

jawaban atas kebutuhan terhadap ilmu ekonomi yang humanis. Dengan

memuat nila-nilai ajaran islam (al-quran dan hadits), Ilmu Ekonomi Islam

diyakini akan mampu mensejahterakan umat manusia dengan lebih

baik.Keberadaan system ekonomi islam berawal dari definisi atau

pemahaman bahwa islam system hidup yang mengatur semua sisi

kehidupan, yang menjanjikan keselamatan dunia dan akhirat bagi


penganutnya. Karena Islam memiliki konsep atau system hidup yang tidak

hanya menjanjikan keteraturan, keselamatan, kedamaian dan

kesejahteraan, tetapi juga memiliki konsekuwensi-konsekuwensi bagi

yang meyakininya. Konsekuwensi-konsekuwensi ini dapat berupa aturan

yang harus dipatuhi atau tindakan yang sepatutnya dilakukan oleh

penganutnya.

Prinsip ekonomi dalam islam yang disarikan menjadi : tidak hidup

bermewah-mewah, tidak berusaha pada kerja-kerja yang dilarang,

membayar zakat dan menjauhi riba, merupakan rangkuman dari aqidah,

akhlak dan syari’ah islam yang menjadi rujukan dalam pengembangan

system ekonomi islam. Nilai-nilai moral tidak hanya bertumpu pada

aktivitas individu tapi juga terhadap interaksi kolektif. Individu dan

kolektif menjadi keniscayaan nilai yang harus hadir dalam pengembangan

system .

Dengan nilai-nilai seperti itu prilaku ekonomi yang akan muncul

tidaklah sama dengan konvensional atau pada system kapitalis, tolak ukur

kepuasan tidak lagi individu atau keduniaan. Preferensi Ekonomi baik

individu dan kolektif dari ekonomi islam akhirnya memiliki karakternya

sendiri dengan bentuk aktivitasnya yang khas.

Namun Demikian, perkembangan ilmu ekonomi islam sendiri

dirasa belum seimbang. Disatu sisi, walaupun ditemukan beberapa

penyimpangan dalam prakteknya perkembangan Institusi Ekonomi Islam

sangat pesat. Sedangkan disisi lain, penggalian teori Ekonomi Islam masih

kurang dan membuat pekembangan relatif lambat.

Anda mungkin juga menyukai