Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu global yang perlu

diperhatikan. Pentingnya kesehatan gigi dapat dilihat dari terselenggaranya

program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

Organization), FDI (Foreign Direct Investment), IADR (International

Asociation For Dental Research) untuk mengurangi kehilangan gigi akibat

penyakit priodontal terutama untuk kasus kebersihan mulut yang buruk

(Hobdell dkk, 2003). Hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013

menunjukkan sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi

dan mulut (Kemenkes, 2014). Hasil studi morbiditas survei kesehatan rumah

tangga (SKRT) dalam survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001

menunjukkan dari 10 penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat,

penyakit gigi dan mulut menduduki peringkat pertama (60%).

Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih sangat tinggi. Kejadian

karies di Indonesia sebanyak 90,05% berdasarkan SKRT tahun 2004.

Tampubolon (2010) mencatat bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut

memiliki prevalensi yang cukup tinggi dengan prevalensi penyakit

periodontal pada semua kelompok umur di Indonesia sebanyak 96,58%.

1
Banyak faktor yang menyebabkan tingginya masalah kesehatan gigi

dan mulut yang dapat mempengaruhi kesehatan umum. Pola hidup tidak

sehat, dan tidak memeriksakan gigi secara teratur, serta faktor-faktor lain

seperti diet, merokok, kurang vitamin dapat menyebabkan masalah pada

kesehatan gigi dan mulut (Larasati, 2012). Air yang kurang mengandung

flour, jauhnya jarak untuk akses pelayanan kesehatan gigi, dan kurangnya

pengetahuan orang tua dalam mendidik anak juga dapat menyebabkan sakit

gigi dan mulut (Maharani dan Rahardjo, 2012).

Dukungan pemerintah dalam menangani penyakit gigi sudah baik. Hal

ini terlihat pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1415 Tahun 2005 yang

menetapkan penyebaran dokter gigi dan perawat gigi. Setiap puskesmas harus

memiliki 1 dokter gigi dan 1 perawat gigi. Masyarakat yang telah terdaftar

menjadi peserta BPJS juga telah dimudahkan untuk mendapatkan pelayanan

gigi secara gratis. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) bahwa peserta BPJS kesehatan

mendapatkan pelayanaan gigi gratis di fasilitas kesehatan tingkat pertama

maupun di fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang bekerja sama dengan BPJS

kesehatan. Tujuan dari aturan ini agar masyarakat melakukan pemeriksaan

gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali. Tindakan perawatan gigi yang dijamin

oleh BPJS meliputi, administrasi pelayanan, penyediaan dan pemberian surat

rujukan, pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis. Peserta BPJS akan

sangat terbantu dalam hal pembiayaan.

2
Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan gigi dan mulut masih

kurang. Hal ini terlihat pada rasio kunjungan penumpatan dan pencabutan

gigi. Penumpatan dan pencabutan gigi menjadi indikator pelayanan kesehatan

gigi yaitu apabila kunjungan penumpatan lebih tinggi dari pada kunjungan

pencabutan artinya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi baik. Data Profil

Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2015, menunjukkan dari 17 Puskesmas

yang ada di Kota Surakarta, terdapat tiga terendah rasio penumpatan dan

pencabutan gigi yakni Puskesmas Gilingan dan Banyuanyar (0,7%), rasio

penumpatan dan pencabutan gigi di dua terendah yakni Puskesmas

Pucangsawit, Purwodiningratan, purwosari (0,6%), kemudian perhitungan

rasio penumpatan dan pencabutan terendah dikota Surakarta yakni di

Puskesmas Setabelan (0,4%).

Pengetahuan kesehatan gigi, kondisi kesehatan gigi, akses layanan

dan kepuasan pelayanan poli gigi dimungkinkan mempengaruhi pemanfaatan

pelayanan kesehatan gigi di puskesmas. Menurut Notoatmodjo (2007), faktor

yang mempengaruhi perilaku manusia termasuk tindakan pencegahan dan

penyembuhan penyakit dipengaruhi oleh faktor predisposisi yaitu

pengetahuan, sikap, kepercayaan dan keyakinan. Menurut Rumengan dkk

(2015), ada hubungan bermakna antara akses layanan dengan pemanfaatan

pelayanan di puskesmas (p.value:0,000). Kepuasan pelayanan poli gigi pada

pemeriksaan gigi berpengaruh pada pemanfaatan peserta BPJS untuk

melakukan kunjungan dan memeriksakan giginya, berdasarkan penelitian

Jalimun dkk (2014) variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan

3
pelayanan pasien adalah persepsi harga (p.value :0.009) dengan besarnya

kemungkinan pengaruh Odds Ratio (OR) adalah 3.068 berarti bahwa

persepsi mahal mempunyai kemungkinan 3.068 kali kepuasan tinggi untuk

berobat dibanding persepsi murah. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta

sosialisasi fasilitas pelayanan BPJS masih perlu ditingkatkan (Wirdani,

2011).

Hasil survei pendahuluan pada tanggal 18 Desember 2016

menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan gigi oleh peserta BPJS di

Puskesmas Setabelan masih rendah. Hal ini dibuktikan bahwa dari peserta

BPJS yang tercatat di Puskesmas setabelan sebanyak 9,366 peserta, hanya

896 orang peserta BPJS yang memeriksakan giginya di poli gigi. Artinya

hanya 10% responden yang memanfaatkan pelayanan poli gigi di Puskesmas

Setabelan dalam tahun terakhir. Rendahnya pemanfaatan pelayanan gigi dan

mulut di Puskesmas Setabelan mungkin dikarenakan oleh rendahnya

pengetahuan tentang kesehatan gigi, kondisi kesehatan gigi, akses layanan

dan kepuasan pelayanan poli gigi di puskesmas. Oleh karena itu, peneliti

tertarik menganalisis hubungan pengetahuan, kondisi kesehatan gigi, akses

layanan dan kepuasan pelayanan poli gigi dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan gigi.

4
B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi, kondisi kesehatan

gigi, akses layanan dan kepuasan pelayanan poli gigi dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan gigi oleh peserta BPJS di Puskesmas Setabelan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan pengetahuan kesehatan gigi, kondisi kesehatan

gigi, akses layanan, dan kepuasan pelayanan BPJS dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan gigi oleh peserta BPJS di Puskesmas Setabelan

2. Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan karakteristik, pengetahuan kesehatan gigi, kondisi

kesehatan gigi, akses layanan, kepuasan pelayanan BPJS di

Puskesmas Setabelan.

2. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan peserta

BPJS di Puskesmas Setabelan.

3. Menganalisis hubungan kondisi kesehatan gigi dengan pemanfaatan

peserta BPJS di Puskesmas Setabelan.

4. Menganalisis hubungan akses layanan dengan pemanfaatan peserta

BPJS di Puskesmas Setabelan.

5. Menganalisis hubungan kepuasan pelayanan BPJS dengan

pemanfaatan peserta BPJS di Puskesmas Setabelan

5
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta BPJS

Meningkatkan pengetahuan peserta PBJS tentang hak–hak pelayanan

kesehatan gigi serta mendorong untuk memeriksakan gigi dan mulutnya

secara teratur.

2. Bagi puskesmas

Sosialisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan

pemanfaatan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Setabelan

3. Bagi peneliti lain.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan di kembangkan

dengan faktor atau variabel lain yang belum di teliti.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Bab 1
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • 51 88 1 SM - 2
    51 88 1 SM - 2
    Dokumen6 halaman
    51 88 1 SM - 2
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Surat Lamaran
    Surat Lamaran
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pustaka
    Nurul Nasution
    Belum ada peringkat
  • Tambahan
    Tambahan
    Dokumen1 halaman
    Tambahan
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Yuyun Afrina
    Yuyun Afrina
    Dokumen51 halaman
    Yuyun Afrina
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan 2019
    Surat Pernyataan 2019
    Dokumen2 halaman
    Surat Pernyataan 2019
    Hidayatullah Asmy
    Belum ada peringkat
  • Tambahan
    Tambahan
    Dokumen1 halaman
    Tambahan
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Tambahan
    Tambahan
    Dokumen1 halaman
    Tambahan
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • References
    References
    Dokumen4 halaman
    References
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Setelah Seminar
    Setelah Seminar
    Dokumen1 halaman
    Setelah Seminar
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • 9 17 1 SM
    9 17 1 SM
    Dokumen12 halaman
    9 17 1 SM
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen6 halaman
    Kata Pengantar
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • 7663 15092 1 SM PDF
    7663 15092 1 SM PDF
    Dokumen7 halaman
    7663 15092 1 SM PDF
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • OHIS
    OHIS
    Dokumen1 halaman
    OHIS
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • S1 2016 315948 Introduction
    S1 2016 315948 Introduction
    Dokumen7 halaman
    S1 2016 315948 Introduction
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen6 halaman
    Kata Pengantar
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • 110-Article Text-428-1-10-20180613
    110-Article Text-428-1-10-20180613
    Dokumen8 halaman
    110-Article Text-428-1-10-20180613
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • OHIS
    OHIS
    Dokumen1 halaman
    OHIS
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • 150 286 1 SM
    150 286 1 SM
    Dokumen2 halaman
    150 286 1 SM
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Sunnati Jurnal11
    Sunnati Jurnal11
    Dokumen4 halaman
    Sunnati Jurnal11
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Ah Hahahha
    Ah Hahahha
    Dokumen9 halaman
    Ah Hahahha
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen5 halaman
    JUDUL
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • 9 17 1 SM
    9 17 1 SM
    Dokumen12 halaman
    9 17 1 SM
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat
  • 9 17 1 SM
    9 17 1 SM
    Dokumen12 halaman
    9 17 1 SM
    Ruhul Muhammad
    Belum ada peringkat