SK Laboratorium
SK Laboratorium
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U.Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
PASIEN URGEN (CITO)
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
JENIS REGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA
MEMUTUSKAN
KESATU : JENIS REGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG
HARUS TERSEDIA.
KEDUA : Jenis Regensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia di
laboratorium terlampir dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA : Jika regensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia untuk
pemeriksaan laboratorium tidak tersedia maka kepal Puskesmas
berkewajiban untuk menyiapkan melalui permintaan ke Dinas
Kesehatan atau ;pengadaan sendiri jika Regulasi memungkinkan.
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
MEMUTUSKAN
KEDUA : Jika Regensia dan bahan lain untuk pemeriksaan laboratorium tidak tersedia
maka petugas laboratorium wajib menyampaikan kepada Kepala Puskesmas
dan Penanggung jawab layanan klinik untuk di sampaikan kepada semua
petugas puskesmas dan Pasien.
KETIGA : Jika regensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia untuk pemeriksaan
laboratorium tidak tersedia maka kepala Puskesmas berkewajiban untuk
menyiapkan melalui permintaan ke Dinas Kesehatan atau ;pengadaan sendiri
jika Regulasi memungkinkan.
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL LABORATORIUM
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA.
I.Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan keamanan dan keselamatan Pasien
maupun petugas perlu dilakukan penanganan dan
pembuangan bahan berbahaya yang digunakan dalam
kegiatan pelayanan di Puskesmas,di perlukan aturan yang
mengatur.
b. bahwa Untuk maksud huruf a, Penanganan dan Pembuangan
bahan berbahaya di tetapkan dengan surat keputusan kepala
Puskesmas Waepana.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG TERSEDIA
= Margareta U.Kromen=
NIP:1969062819890320015
Lampiran Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Nomor:Ksr 032.1/11/WPN/ /02/2015
TENTANG
1. HAEMOGLOBIN (HB)
2. MALARIA
3. SPUTUM BTA
4. GOLONGAN DARAH
5. SGPT
6. SGOT
7. UREA
8. BILIRUBIN TOTAL
9. GULA DARAH
11. CHOLESTEROL
12. CREATININE
13. VIH
14. HBSAG
= Margareta U.kromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
= Margareta U.Kromen=
NIP:1969062819890320015
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM
DI PUSKESMAS WAEPANA
I. Latar Belakang
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dan standar bagi petugas laboratorium Puskesmas dalam
menjaga keselamatan dan keamanan kerja.
2. Tujuan Khusus
III. Manfaat
Kerangka acuan ini menjadi Pedoman Kerja Petugas laboratorium dalam
meningkatkan program keselamatan dan keamanan pelaksanaan kegiatan di Unit
Laboratorium Puskesmas Waepana:
a. Mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.
b. Mengelolah bahan infeksinis secara baik untuk menghindari penularan.
c. Mengurangi Pencemaran Lingkungan.
IV. PELAKSANAAN
A. Waktu dan Lokasi
Tempat : Puskesmas Waepana
Waktu Pelaksanaan : setiap hari
Sasaran : Semua Pegawai Puskesmas
B. Pelaksana
a. Petugas laboratorium
b. Semua Petugas Puskesmas
VII. Pembiayaan
Biaya Kesehatan dan Keselamata Kerja di bebankan pada APBD Ngada.
V1. Penutup
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk memberikan pedoman dalam program
Keselamatan dan keamanan kerja di Laboratorium Kesehatan yang bertujuan
agar petugas, masyarakat dan lingkungan laboratorium kesehatan saat bekerja
selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama
yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen
Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung-jawab terhadap kesehatan
masyarakat, memfasilitasi pembentukan berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di laboratorium kesehatan serta menjalin kerjasama lintas program
maupun lintas sektor terkait dalam pembinaan K3 tersebut.
Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen atau
pengelola laboratorium kesehatan mempunyai peran sentral dalam pelaksanaan
program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan dan non kesehatan
yang menjadi sasaran program K3 ini harus berpartisipasi secara aktif, bukan
hanya sebagai obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini.
Melalui kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja , diharapkan petugas
kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di laboratorium kesehatan dapat
bekerja dengan lebih produktif, sehingga tugas sebagai pelayan kesehatan
kepada masyarakat dapat ditingkatkan mutunya.
1.Pendahuluan.
Bahwa Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan Stara pertama dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada Masyarakat mempunyai peranan
penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.
Bahwa dalam rangka mengoptimalisasikan dan mengitegrasikan semua upaya
keperawatan kesehatan di Puskesmas agar pelayanan ynag di berikan bermutu
dan kopherhsensif perlu adannya Pedoman yang di susun sebagai panduan
Keselamatan pasien di Puskesmas Waepana.
Panduan ini di buat dengan harapan dapat menjadi pedoman dalam program keselamatan pasien
di Puskesmas Waepana.
Tujuan Umum : sebagai Pedoman kerja bagi semua petugas di puskesmas waepana dalam
upaya keselamata pasien di Puskesmas waepana.
Tujuan Khusus :
1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
Pasien
1.Hak pasien
2.Mendidik Pasien
Petugas Pelayanan klinis harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban
dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien
yang merupakan partner dalam proses pelayanan,Karena itu, di Puskesmas harus ada
sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Puskesmas Waepana.
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
5.7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antarunit dan antar
pengelola pelayanan di Puskesmas denganpendekatan antar disiplin.
5.8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja Puskesmas dan perbaikan keselamatanpasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber dayatersebut.
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi dihampir semua
aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi
pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar,
bertukar tempat tidur/kamar atau, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain.
Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk
identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan;
dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki
proses identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau
pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/atau prosedur
memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien,
seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, lain-lain. Nomor kamar pasien
atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau prosedur juga
menjelaskan penggunaan dua identitas berbeda di lokasi yang berbeda di
Puskesmas Waepana, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau
ruang Rawat inap termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa identitas.
Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan
dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasiuntuk dapat
diidentifikasi.
Penilaian Sasaran I:
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
Pemeriksaan laboratorium klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dantindakan/prosedur.
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yangkonsisten pada
semua situasi dan lokasi.
II.Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan.
Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat denagan lengkap dan
jelas dalam rekam medik pasien(ataumemasukkan ke komputer) perintah yang lengkap
atau hasil pemeriksaanoleh penerima perintah; kemudian penerima perintah
membacakan kembali(read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi
bahwaapa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan
dan/atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan bahwadiperbolehkan tidak
melakukan pembacaan kembali (read back) bila tidak sepertisituasi gawat darurat di
UGD atau kamar Bersalin.
Penilaian Sasaran II
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada tindakan bedah minor, adalah sesuatu
yang mengkhawatirkan dan tidak mungkin dapat terjadi di Puskesmas Waepana.
Kesalahan iniadalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat
antara anggota tim kerja, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam
penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi
lokasi bedah minor. Di samping itu, asesmen pasien yang tidak adekuat,
penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak
mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim, permasalahan
yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible
handwritting) dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor kontribusi yang
sering terjadi.
Puskesmas Waepana perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah
yang mengkhawatirkan ini.
Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penanganan bedah minor di Puskesmas
maka perlu di lakukan:
1. Puskesmas Waepana menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk
identifikasi lokasi bedah minor dan melibatkan pasien di dalam proses
penandaan.
2. Puskesmas Waepana menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat prebedah minor tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional.
.
Elemen Penilaian Sasaran V
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien
rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan
yang disediakan, dan fasilitasnya, Puskesmas Waepana perlu mengevaluasi risiko
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila
sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah
terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu
berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan
Puskesmas Waepana.
Langkah penerapan:
B. Bagi Unit/Tim:
Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentangKeselamatan Pasien di
Puskesmas Waepana.
Langkah penerapan:
B. Untuk Unit/Tim:
Langkah penerapan:
A. Untuk Puskesmas Waepana:
Langkah penerapan:
B. Untuk Unit/Tim:
Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untuk secara aktif
melaporkan setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena mengandung bahan
pelajaran yang penting.
B. Untuk Unit/Tim:
Langkah penerapan:
B. Untuk Unit/Tim :
PENUTUP
= Margareta U.Kromen=
NIP:19890628189032005
UPTDPuskesmas Waepana PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
=Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
=Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salahsatu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan
Ada Enam (6) program wajib yang harus dilakukan di Puskesmas diantaranya Program kesehatan
Lingkungan,termasuk Kesehatan lingkungan DI Puskesmas waepana.
Untuk mengelola lingkungan di mana pasien di rawat dan para staf bekerja perlu di lakukan upaya
yan meliputi perencanaan perencanaan,Pelaksanaan,pendidikan dan pelatihan petugas termasuk
pemantauan dan evaluasi.Terselenggaranya pelayanan rnedik kepada masyarakat di rurnah sakit
tidak dapat terlepas dari tersedianya fasilitas pelayanan yang
memadai. Bangunan Puskesmas Waepana beserta seluruh aspek penunjangnya adalah rnerupakan
sarana tempat dimana pelayanan rnedik dilaksanakan.Keadaan dan kelengkapan bangunan
Puskesmas Waepana sangat menentukan kualitas pelayanan medik disarnping aspek-aspek yang
rnenentukan seperti obat-obatan dan kelengkapan pelayanan kesehatan lainnya.Untuk rnenjamin
keadaan selalu siap operasional maka bangunan Puskesmas Waepana beserta seluruh utilitas
penunjangnya perlu dipelihara
sehingga akan terhindar dari kerusakan yang akan rnengakibatkan terganggunya pelayanan medik
dalam jangka waktu yang lama. Bangunan rurnah sakit khususnya, bangunan-bangunan tempat
diselenggarakan pelayanan medik mempunyai beberapa kekhususan tersendiri sesuai dengan
fungsinya dalam pelaksanaan pelayanan medik, rnisalnya ruang UGD, ruang laboratoriurn,
poliklinik dan ruang perawatan. Kekhususan ruangan yang disesuaikan dengan fungsi pelayanan
ini rnenuntut adanya ketentuan khusus rnengenai bentuk ruangan dan jenis serta kualitas bahan
bangunan yang dipergunakan dalam rnembuat ruangan tersebut, sehingga perneliharaanya harus
mengacu kepada aspek-aspek bahan dan fungsi pelayanannya.
2. Tujuan:
Tujuan umum : mencegah timbulnmya masalah keamanan lingkungan yang dapat
mengancam keselamatan pasien.
Tujuan Khusus;
1. Menjaga Keamanan Lingkungan.
2. Menjaga gedung dan peralatan dalam keadaan baik.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3.Jenis-jenis Perawatan
3.1.LANTAI (FLOOR)
1). Pemeliharaan.
a) Pembersihan lantai yang kotor, dibersihkan dengan sapu serta dipel dengan kain pel.
Pembersihan dilakukan dengan setiap hari.
b) Bidang yang terdapat bercak noda dibersihkan dengan air yang dicampur dengan deterjen,
kemudian dikeringkan dengan lap. Pembersihan bercak noda dilakukan segera mungkin.
3.2 KERAMIK
1)Pemeliharaan.
a) Pembersihan.
(1) Terutama untuk menjaga kebersihan dari debu dan kotoran di permukaan keramik di gunakan
sapu dan kemudian di Pel.
Kegiatan dilakukan setiap hari.
(2) Untuk pembersihan kotoran yang menempel,seperti noda bercak tanah liat, diseka dengan
kain basah dan disikat.
Pembersihan dilakukan segera mungkin.
b) Pencucian.
Pencucian dengan dete jen atau bahan semacam porstek dilakukan sebulan sekali.
2) Perbaikan kecil.
Yang termasuk dalam ingkup perbaikan adalah : pembongkaran keramik yang rusak
pecah dan pemasangan yang baru, pelapisan nat dengan bahan kedap air.
1) Pemeliharaan.
a) Pembersihan.
Pembersihan debu dan kotoran menggunakan sapudan sikat.
b) Pencucian.
Basahi dengan air bersih, kemudian sapukan campuranbubuk kimia. Untuk dinding yang kotor
sekalidapat digunakan bubuk abrasive, kemudian dibilasdengan air bersih untuk
Menghilangkan/membersihkangaram alkalinya.
c) Pemolesan.
Pemolesan dilakukan untuk melindungi komponendari debu dan memudahkan untuk
pembersihan.
Prosesnya, komponen yang akan dipoles harusdibersihkandari segala kotoran.
Hal yangperludiperhatikandalam memoles, komponen cenderung berubahwarna, oleh karena itu
pemolesan dilakukansekali setahun, jika diperlukan.
menghilangkan noda dapat digunakan bahan kimia,tergantung jenis nodanya.
2) Perbaikan kecil.
a) Pembongkaran.
Pembongkaran dilakukan pada bagian yang rusak atau Iembab saja.
b) Pemasangan
Pemasannga hanya di lakukan pada bagian yang rusak saja.
c) Penambalan
Penambalan dilakukan pada bagian yang dianggap rusak
a) Pembersihan
b) Pencucian.
Pencucian menggunakan deterjen , dan dilakukansebulan sekali.
2) Perbaikan kecil.
Pembongkaran keramik yang rusak, diganti dengan yangbaru dan pelapisan nat dengan bahan
kedap air.
3.5 KAYU
Kayu dilapisi finishing yangdimaksudadalah : parket, formika,triplek, ramin yang telah difinishing
dantelah diberi lapisancat, plitur, teak oil &n duco.
Pelapisan kayu, adalah untuk melindungi terhadap seratseratmaupunsel-sel dari pengaruhzat
kimia, jamur, serangga,debu, kotoran dan laimya.
a) Pemeliharaan.
(1) Pencucian.
Meliputi pencucian bercak noda yang melekatpadapermukaancat, dengan menggunakan air
dicampurbahan kimia kemudian dilap sampaikering.Perawatan di lakukan enam bulan sekali.
b) Perbaikan kecil.
b.Perbaikan kecil
(1) Pergantian cat yang terkelupas dilakukan setelah bagian cat yang terkelupas di gosok dengan
amplas halus sampai bersih kemudiaan di cat ulang menggunakn cat halus.
(2)Pembongkaran komponen atau bagian kayu yang lapuk,diganti dengan kayu yang baru
kemdudian dilapisi cat,sesuai yang telah ada dengan menggunakan kuas.
.
3.6. ALUMINIUM DAN STAINLESSSTEEL.
1) Pemeliharaan.
Pembersihan.
a) Dibersihkan dengan kain halus, cuci dengan deterjendan airhangat, bilas dan kemudian
keringkan.
b) Untuk pembersihan noda, gunakan cairan atau bubukpembersih, danlap dengan kain halus
sampai kering.
2) Perbaikan kecil.
Penggantian bagian yang rusak.
1) Pemeliharaan.
Pembersihan Debu dan kotoran yang menempel, menggunakan alatpembersih kacadan deterjen,
dilakukansetiap hari. Untukbagian yang sulit menggunakan alat bantu (seperti stager),dilakukan
tiga bulan sekali.
2).perbaikan kecil
Kaca yang pecah di ganti.
a.Amatur lampu:
1. Kotak lampu Pijar atau TL
Pemeliharaan: Pembersiahan tehadap Debu yang menempel dilakukan dengan Lap atau kain
Pembersih,jika sulit maka kain pembersih di campur air dan penbersih kaca.
Kotak TL bagian dalam harus di buka,dan di bersihkan.
2.Lampu.
Bila lampu mati di ganti yang baru.
Perbaikan.
Pergantian trippleks dilakukan segera setelah trippleks Rusak
3.10.Pemeliharaan Atap.
Atap seng:Meliputi pembongkaran,penutupan yang berlubang,bongkaran atap yang rusak dan
menggantinya kembali dengan seng yang baru.bagian atau seng yang rusak di potong kemudian di
tambah dengan seng yang baru dengan cara di sisipkan.setelah di ganti bagian seng yang baru
dilapisi dengan meni besi kemudian dilapisi dengan bahan kedap air.
3.11.Pemeliharaan Talang.
b. Perbaikan kecil
Meliputi perbaikan kebocoran seng yang berlubang,lepas sambungan,pergantian yang lepas
sambungan dan pencecatan ulang.bagian talang yang bocor karena berlubnag dan lepas
sambungannya di perbaiki dengan pensolderan dan pengecatan.bagian talang yang rusak di
potong kemudian di sambung dengan seng yang abru dengan cara pensolderan.seluruh talang
yang dilakukan pensolderan dilakukan pengecatan ulang kemudian dilapisi bahan anti karat.
MATRIK PEMELIHARAAN Plafon,atap,Talang.
= Margareta U.Kromen=
NIP:196908281989032005
PANDUAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS WAEPANA
PUSKESMAS WAEPANA