Anda di halaman 1dari 6

NASKAH ROLE PLAY

An.Deka (19 tahun) gelisah, sering melamun, terkadang juga menangis.

Mengatakan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi karena tidak mampu

mewujudkan impian orang tuanya untuk menjadi Perawat.Deka adalah salah satu

mahasiswa keperawatan tetapi Ia sebenarnya tidak menyukai jurusannya tersebut,

Ia bersedia kuliah di jurusan keperawatan karena keinginan orang tuanya dan

sebagai anak Ia juga berusaha membagiakan kedua orang tuanya dengan menuruti

perintah orang tuanya tersebut. Tetapi di saat sudah kuliah Ia justru uring-uringan

karena merasa memang itu bukan bidang yang disuakainya. Alhasil nilai-nilainya

jeblok dan Ia banyak dijauhi oleh teman-temannya.

Saat ia berada dikampus dia bertemu dengan salah satu temannya yang

bernama Mia.

Deka : “Siang Mi. Kita ada tugas nggak buat besok ?”

Mia : “Iya siang. Haaa kamu nanya tugas, emang kamu mau ngerjain?’

Deka : “Aku selalu ngerjain tugas mi.”

Mia : “Tapi kok nilaimu rendah banget, ku kira kamu nggak pernah belajar.”

Deka : “Enggak kok, aku lho selalu belajar. Nggak tau kenapa aku masih

banyak materi yang nggak paham.”

Mia : “Allah bilang aja kalau kamu emang nggak bisa kan. Makanya belajar.”

Deka : “Aku udah belajar mia. Kamu kan pinter, kamu mau belajar bareng

sama aku?”

Mia : “Belajar bareng? Enggak ah, males kalau ngajarin anak yang nggak

dong-dong.”
Deka hanya bisa menangis. Dan setiap harinya Deka selalu menyendiri

dan tidak pernah gabung dengan teman-temannya. Dia juga sering melamun saat

kuliah hingga akhirnya dia jadi anak yang tertutup sekali dan sangat pendiam.

Hingga akhirnya karena sudah tidak kuat kuliah di AKPER, akhirnya

deka mencoba untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Dia sering

mengurung dikamar, menangis, bahkan dia mencoba untuk bunuh diri. Akhirnya

keluarganya membawa Deka disalah satu RSJ di kotanya.

Ibu Deka :“Selamat pagi suster.”

Suster Tia :“Selamat pagi bu. Ada yang bisa saya bantu?”

Ibu Deka :“Begini suster saya membawa anak saya kesini karena ada masalah

dengan kehidupannya. Saya sering bertanya tapi anak saya cenderung

diam. Yang saya ketahui dari salah satu temannya. Dia sering

melamun di kampus dan sering menyendiri.”

Suster Tia :“Selain itu ada hal yang ibu ketahui?”

Ibu Deka :“Yang saya ketahui Cuma itu sus. Dirumah juga deka sering

mengurung dikamar.”

Suster Tia :“Deka sudah mulai seperti ini sejak kapan bu?”

Ibu Deka :“Kira kira baru satu bulanan ini Deka sering mengurung diri dan

sangat tertutup.”

Suster Tia :“Oiya bu, saya akan coba berkomunikasi dengan anak ibu.”

Ibu Deka :“Terimakasih suster.”

Akhirnya Deka dibawa disalah satu ruangan di RSJ tersebut.

Suster Tia :“Hallo adek. Namanya siapa?”

Deka : (hanya menatap, dan diam)


Suster Tia :“Adek, perkenalkan nama suster, Sonya Kristinia biasa dipanggil

Suster Tia. Saya adalah mahasiswa AKPER PANTI WALUYA yang

sedang praktek disini. Suster boleh duduk disini?”

Deka : (mengangguk)

Suster Tia :“Nama Adek siapa?”

Deka :“Deka.” (sambil menangis)

Suster Tia :“Saya lihat tadi deka sedang melamun sambil menangis. Apa ada

yang sedang di pikirkan Deka?”

Deka : (terdiam sambil melamun)

Suster Tia :”Suster bisa ngobrol-ngobrol dengan deka?” (sambil merangkul deka)

Deka : (mengangguk)

Suster Tia :”boleh suster duduk disini?”

Deka : (mengangguk)

Suster Tia :“Kamu kenapa menangis? Apa yang bisa Suster bantu?

Deka :“Saya sedih sus. Hidup saya sudah tidak ada artinya.”

Suster Tia :“Kamu kok bilang seperti itu. Kamu ada masalah apa? Cerita dengan

suster , nanti suster bantu deka.”

Deka :”Saya sebenernya kuliah di perawat sus. Tapi saya kurang nyaman

dengan teman teman saya. Saya sering diejek, sering dihina karna nilai

saya. Mereka mengira kalau saya tidak pernah belajar, mereka sering

merendahkan saya. Padahal saya sudah berusaha sus.”

Suster Tia :“Lalu kenapa kamu tidak mencoba minta bantuan sama teman-teman

kamu?”
Deka :“Saya sudah sering bertanya sus, tapi kebanyakan mereka malah

menghina saya. Mereka pikir saya tidak pernah belajar. Saya juga

ingin seperti mereka yang bisa kumpul-kumpul bareng.”

Suster Tia :”Lalu kenapa kamu tidak mecoba mendekati mereka lagi?”

Deka :” Sudah suster. Tetep saja mereka pasti membahas tentang nilai. Saya

malu suster dengan hasil nilai saya yang selalu jelek. Padahal saya

sudah berusaha.

Suster Tia :“Tapi kenapa kamu memilih untuk diam. Deka biasanya ngapain aja

dirumah?.”

Deka : “Saya biasanya bantu bantu ibu sus. Tapi semenjak ada masalah ini

saya sadar saya sering mengurung diri dikamar. Bahkan saya jarang

ngomong dengan ibu saya.

Suster Tia :“Kamu nggak cerita-cerita dengan ibu kamu mengenai kuliah kamu?”

Deka :”nggak suster, bahkan mama tidak tau kalau saya sering diejek

teman-teman saya. Saya tidak ingin membuat mama sedih sus.

Suster Tia :“Tapi deka senang kan dengan jurusan yang deka pilih ini?”

Deka :“Sebenarnya saya tidak ingin ambil jurusan perawat sus.”

Suster Tia :“Lalu kenapa kamu bisa kuliah di perawat?”

Deka :“Sebenarnya mama yang suruh deka kuliah diperawat sus. Saya tidak

bisa menolak karna ibu yakin kalau deka mampu dan pantas menjadi

seorang perawat. Saya juga tidak mau sus mengecewakan ibu deka.

Makanya saya lebih memilih diam, supaya ibu tidak sedih memikirkan

deka.”

Suster Tia :“Oiya deka. Deka sebelumnya ingin kuliah di jurusan apa?”
Deka :“Deka ingin di akuntansi kalau enggak di musik sus.”

Suster Tia :“Wah berarti kamu pinter menghitung ya? Kamu pasti juga pinter

menyanyi?”

Deka :“Hobby saya memang menyanyi sus.”

Suster Tia :“Wah bagus sekali. Menurut Deka dari hobi yang sudah Deka

sebutkan tadi mana saja yang mungkin dan dapat kita lakukan

sekarang?”

Deka :”menyanyi suster”

Suster Tia :”boleh suster Tia mendengarkan suara Deka sekarang?”

Deka : (mengangguk sambil tersenyum)

Suster Tia :”kira-kira deka mau menyanyi lagu apa?”

Deka :”tak’kan pernah terlambat”

Akhirnya Deka menyanyikan sebuah lagu untuk suster Tia.

Suster Tia :“Bagus sekali deka suaramu.” ( sambil memberikan pujian) kamu

senang bisa menyanyi dihadapan saya.”

Deka :“Senang sekali suster.”

Suster Tia :”kira-kira Deka mau menyanyi berapa kali?”

Deka :”saya mau setiap saat untuk bernyanyi suster”

Suster Tia :“Disini kan tiap pagi ada doa bersama. Deka mau ndak yang jadi

pemimpin buat lagunya?”

Deka :“Iya suster deka mau.” (sambil tersenyum)

Suster Tia :”Baiklah, Deka bersedia ya. Nanti Suster Tia buatkan Deka

jadwalnya.bagaimana perasaan Deka setelah kita bercakap-cakap?”

Deka :”Perasaan Deka menjadi lebih lega suster.”


Suster Tia :”Wah! Ternyata deka mempunyai banyak kelebihan ya. Salah

satunya tadi menyanyi dan suara deka bagus lho. Suster Tia senang

mendengarkan suara Deka. Baik besok kita akan bertemu kembali

untuk ngobrol-ngobrol kembali mengenai kemampuan Deka yang lain

yaitu berhitung. Kira-kira Deka mau ketemu jam berapa?”

Deka :”hmm.. pukul 10.00 pagi saja suster disini”

Suster Tia :”Baik! Jadi Deka maunya kita ketemu jam 10.00 pagi ya diruangan

ini. Baiklah Deka sampai jumpa besok. Selamat pagi menjelang siang

Deka.”

Deka :”Selamat pagi menjelang siang suster Tia.”

Akhirnya Deka setiap pagi menjadi pemimpin lagu dalam doa. Dan juga

deka lebih bisa berkomunikasi dengan orang orang yang ada di Rumah sakit

tersebut.

Anda mungkin juga menyukai