Abstract
Duffing Equation is models vibration equation with stiffness non linear degree three (3). In this study
by evaluation of vibration case non linear and special case linear vibration. Solution of differential
equation Duffing uses numerical method Runge – Kutta with software application MAPLE ver. 14.
Amplitude that evaluated for case hardening spring and softening spring, where getting smaller
load excitation and ever greater damping value then wide jumping movement area/unstable on
the decrease. At vibration case non linear with phenomenon chaos then with overview of time
history very sensitive to initial condition with small change to its initial condition then will happen
big change in system with time increase. For phase plane show irregular path and non stationary,
this condition are seen also with at mapping Poincare that show random attraction pattern and
show pattern fractal.
Key words : Vibration Nonlinear, Duffing Equation, Runge-Kutta, Chaos
Abstrak
Persamaan Duffing merupakan model persamaan getaran dengan kekakuan non linier derajat
tiga (3). Dalam kajian ini dengan meninjau kasus getaran non linier serta kasus khusus getaran
linier. Penyelesaian persamaan diferensial Duffing menggunakan metode numerik Runge – Kutta
dengan aplikasi software MAPLE ver. 14. Amplitudo yang ditinjau untuk kasus pegas yang
dikeraskan (hard spring) dan pegas yang dilunakkan (soft spring) dimana semakin kecil eksitasi
gaya dan semakin besar nilai redaman maka lebar daerah lompatan/tidak stabil semakin
berkurang. Pada kasus getaran non linier dengan fenomena chaos maka dengan tinjauan
sejarah waktu (time history) sangat sensitif terhadap syarat awal dengan perubahan yang kecil
terhadap syarat awalnya maka akan terjadi perubahan besar dalam sistem dalam hal ini
perpindahan x(t) dengan pertambahan waktu (t). Untuk Bidang Fase (phase plane) menunjukan
menunjukan lintasan yang tidak beraturan dan non stasioner, hal ini terlihat juga dengan pada
pemetaan Poincare (Poincare map) yang menunjukan pola tarikan yang acak (strange
attractor) dan memperlihatkan pola fraktal.
Kata Kunci : Getaran Non Linier, Persamaan Duffing, Runge-Kutta, Chaos.
* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 173 - 186
174
Analisis Getaran Non Linier dan Fenomena Chaos pada Solusi Persamaan Deferensial Duffing
(Anwar Dolu dan Burhan Tatong)
Untuk tanda ± menyatakan pegas Pada kasus pegas yang dilunakkan (soft
yang dikeraskan (hard spring) dan spring) dengan α > 0 dan β < 0 dari
pegas yang dilunakkan (soft spring). persamaan (4), maka amplitudo
Sedangkan persamaan gerakan normalisasi sesuai pers (8) diperoleh:
dengan redaman nonlinier yang dikenal
sebagai persamaan Van der Pol: f2
A2 =
⎡ 2 2 ⎛ 2 3 2⎞
2
⎤
x − μx& (1 − x 2 ) + αx = 0
&& .....................(5) ⎢ 4ξ ω + ⎜ ω −1+ A ⎟ ⎥
⎢⎣ ⎝ 4 ⎠ ⎥⎦ .......(10)
⎣⎢ ⎝ 4 ⎠ ⎥⎦
.......(7) ini dapat dijelaskan sebagai berikut,
untuk pegas yang dilunakkan (soft
Dengan normalisasi maka diperoleh: spring) dengan bertambahnya
Ω ζ β β frekuensi eksitasi, maka amplitudo
ω2 = , ξ= , A 2 = X 2 , f 2 = 3 F2 bertambah hingga titik ‘a’ dalam
α α α α
Gambar 2a tercapai. Amplitudo tiba-
tiba melompat ke suatu nilai yang
f2
A2 = lebih tinggi yang ditandai oleh titik ‘b’,
⎡ 2 2 ⎛ 2 3 2⎞ ⎤
2
175
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 173 - 186
176
Analisis Getaran Non Linier dan Fenomena Chaos pada Solusi Persamaan Deferensial Duffing
(Anwar Dolu dan Burhan Tatong)
177
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 173 - 186
bidang fase, jika keadaan berubah, Turunan pertama dapat diganti dengan
maka titik pada bidang fase akan kemiringan (slope) rata-rata dan
bergerak dan akan menghasilkan suatu mengabaikan turunan dengan orde
kurva yang disebut lintasan. lebih tinggi.
⎛ dx ⎞ ⎛ d2 x ⎞ h 2
4. Metode Numerik Runge – Kutta x = xi + ⎜ ⎟ h + ⎜ 2 ⎟ + ...
Penyelesaian persamaan (4) ⎝ dt ⎠i ⎝ dt ⎠i 2 ......(17)
digunakan metode Rungr – Kutta. ⎛ dy ⎞ ⎛d y⎞ h
2 2
h
x dan y disekitar xi dan yi dapat x i +1 = x i +[ Y1 + 2 Y2 + 2 Y3 + Y4 ] .......(19)
6
dinyatakan dalam deret Taylor. Dengan h
mengambil pertambahan waktu h = Δt yi +1 = yi + [ F1 + 2 F2 + 2 F3 + F4 ]
6
178
Analisis Getaran Non Linier dan Fenomena Chaos pada Solusi Persamaan Deferensial Duffing
(Anwar Dolu dan Burhan Tatong)
Akar 1
Tidak stabil
L
Akar 2
Akar 3
179
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 173 - 186
Tidak stabil
U
f = 0.75
f = 0.50 L
f = 0.30
f = 0.20
ξ = 0.05
ξ = 0.15
ξ = 0.25
ξ = 0.35
180
Analisis Getaran Non Linier dan Fenomena Chaos pada Solusi Persamaan Deferensial Duffing
(Anwar Dolu dan Burhan Tatong)
ξ = 0.10
ξ = 0.20
ξ = 0.35 ξ = 0.25
Gambar 7. Respons Frekwensi (soft spring) untuk f = 0.2, ξ = 0.1 , 0.2, 0.25, 0.35
181
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 173 - 186
a). Getaran linier dengan parameter Pada kasus linier (kasus a),
sebagai berikut : maka respons perpindahan terhadap
waktu terlihat dengan pola perulangan
ζ = 0, 025 ; α = 1; β = 0 ; F = 5,50 ; Ω = 1, 00 secara periodik (gambar 8). Sedangkan
pada kasus non linier (kasus b) dengan
x ( 0 ) = 0 ; x& ( 0 ) = 0
pola perpindahan yang acak, dan juga
dalam kasus ini dengan sedikit
b). Getaran non linier dengan perubahan pada kondisi awal x1(0) = 0
parameter sebagai berikut: menjadi x2(0) = 0.01, maka kedua sistem
tersebut (dalam hal ini perpindahan)
ζ = 0, 025 ; α = −1; β = 1; F = 5,50 ; Ω = 1,00 terjadi perbedaan yang besar dengan
x1 ( 0 ) = 0 ; x 2 ( 0 ) = 0,01 ; x& ( 0 ) = 0 bertambahnya waktu (gambar 9).
182
Analisis Getaran Non Linier dan Fenomena Chaos pada Solusi Persamaan Deferensial Duffing
(Anwar Dolu dan Burhan Tatong)
x1=0.00
x2=0.01
Untuk Bidang Fase (phase plane) lingkaran pada gambar 10), sangat
dengan hubungan perpindahan dan berbeda dengan kondisi non linier
kecepatan, maka pada kasus (a) (kasus b) maka Bidang Fasenya
gerakan sistem akan mencapai mempunyai lintasan yang tidak teratur
stasioner (ditunjukan dengan lintasan dan tidak stasioner (gambar 11).
yang teratur dan konvergensi di tepi luar
183
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 173 - 186
184
Analisis Getaran Non Linier dan Fenomena Chaos pada Solusi Persamaan Deferensial Duffing
(Anwar Dolu dan Burhan Tatong)
Area
chaotic
Area
chaotic
Area
chaotic
185
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 3. Agustus 2011: 173 - 186
186