Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model discovery learning
terhadap pemahaman konsep IPA dan sikap ilmiah siswa. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen semu dengan rancangan eksperimen posttest only control
group design. Populasi penelitian ini adalah semua kelas VII SMP Negeri 3
Tembuku tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 5 kelas. Sampel diambil
dengan teknik simple random sampling. Data dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan tes pilihan ganda diperluas dan kuesioner sikap ilmiah. Data
dianalisis dengan analisis deskriptif dan uji MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan
sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA dan sikap ilmiah
antara siswa yang belajar menggunakan model discovery learning dengan siswa
yang belajar menggunakan model pengajaran langsung (F=7,791; p<0,05), (2)
terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA secara signifikan antara siswa yang
belajar menggunakan model discovery learning dengan siswa yang belajar
menggunakan model pengajaran langsung (F=7,774; p<0,05), dan (3) terdapat
perbedaan sikap ilmiah secara signifikan antara siswa yang belajar menggunakan
model discovery learning dengan siswa yang belajar menggunakan model
pengajaran langsung (F=11,013; p<0,05).
Abstract
This research aimed to investigate the effect of discovery learning model upon the
understanding of science concept and scientific attitude of students . The type of this
research is a quasi experimental with the experimental design posttest only control
group design. The population was all of the firth class of SMP Negeri 3 Tembuku
academic year 2013/2014 which consists of 5 classes. Samples were taken with a
simple random sampling tecnique. The data in understanding of science concept
was collected by multiple-choice tests extended and scientific attitude was collected
by questionnaire. Data were analyzed with descriptive analysis and MANOVA test.
The results showed as follows: (1) there are differences of science concept and
scientific attitude of students between the students that learned by using discovery
learning model with the students that learned by using direct instruction model
(F=7,791; p<0,05), (2) there is difference of science concept between the students
that learned by using discovery learning model with the students that learned by
using direct instruction model significantly (F=7,774; p<0,05), (3) there is difference
of scientific attitude of students between the students that learned by using discovery
learning model with the students that learned by using direct instruction model
significantly (F=11,013; p<0,05).
Kelompok Eksperimen : X O
Kelompok Kontrol : - O
Gambar 1 Rancangan Penelitian The Post Test Only Control Group Design (Arikunto, 2002)
berbeda secara signifikan. Untuk rata-rata disampaikan oleh Slavin (1994: 273). Sikap
nilai sikap ilmiah siswa, diperoleh nilai LSD ilmiah yang diharapkan muncul dalam
= 5,100 lebih kecil dari │Δμ│= 7,42. Berarti, kegiatan eksperimen yaitu jujur terhadap
rata-rata sikap ilmiah antara siswa yang fakta. Siswa diharapkan menuliskan sesuai
mengikuti model discovery learning dengan dengan yang diperoleh dalam eksperimen.
siswa yang mengikuti model pengajaran Kemampuan m embedakan fakta dan opini
langsung berbeda secara signifikan. akan muncul dalam kegiatan eksperimen.
Tahapan ini melatih siswa untuk
menggunakan metode ilmiah dalam
Pembahasan menyelesaikan masalah, sehingga tidak
mudah percaya pada sesuatu yang belum
Berdasarkan hasil analisis data
pasti kebenarannya (Roestiyah, 2001: 82).
diperoleh hasil, bahwa ada pengaruh model
Fakta yang sudah ada dapat terbantahkan
discovery learning terhadap pemahaman
dan diganti dengan fakta baru karena
konsep IPA dan sikap ilmiah siswa.
kebenaran dalam eksperimen bersifat relatif
Dari analisis uji hipotesis pertama,
(Semiawan, C., 1992). Eksperimen juga
terdapat perbedaan pemahaman konep IPA
melatih kerjasama antar siswa. Siswa harus
dan sikap ilmiah siswa secara bersamaan
mengesampingkan egoisme. Di sisi lain,
antara siswa yang mengikuti model
discovery learning dengan siswa yang dengan eksperimen siswa akan mengingat
mengikuti model pengajaran langsung. Hal lebih lama, mengingat siswa memperoleh
ini dikarenakan tahapan-tahapan dari model pengalaman belajar secara langsung
discovery learning dapat mengembangkan sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
sikap ilmiah dan pemahaman konsep. Menurut Bruner pembelajaran yang
Tahapan pertama, yaitu stimulation, bermakna akan lebih menanamkan ingatan
dengan memberikan pertanyaan- lebih dalam pada diri siswa (Dahar,1989).
pertanyaan yang relevan dengan kehidupan Hal ini didukung oleh penelitian Muna,
sehari-hari, yang merangsang siswa untuk Sukisno, dan Yulianto (dalam Melani, 2012)
berpikir serta dapat mendorong eksplorasi. yang memberi hasil, bahwa metode
Timbulnya sikap keingintahuan untuk eksperimen dapat meningkatkan hasil
menyelidiki sendiri dan tuntutan eksplorasi, belajar kognitif. Interaksi yang kuat antara
maka akan mengarahkan pemikiran siswa siswa dengan objek pada kegiatan
untuk memahami terutama tentang eksperimen dapat mendorong perhatian
permasalahan yang menjadi topik siswa untuk lebih memahami objek
pembelajaran. (Aunurrahman, 2009: 37). Pada akhir
Tahapan kedua, problem statement, proses ini, siswa melakukan diskusi
siswa diberikan tanggung jawab untuk mengenai hasil eksperimen yang dilakukan.
merumuskan hipotesis atas pertanyaan- Dengan diskusi kelompok siswa akan lebih
pertanyaan yang telah diidentifikasi. Saat mengingat apa yang didiskusikan daripada
merumuskan hipotesis akan timbul sikap menerima penjelasan dari guru. Hal ini
kritis siswa terhadap teori-teori yang sesuai dengan yang disampaikan oleh
dijadikan dasar dalam menjawab Jauhar (2011: 80), bahwa interaksi dengan
permasalahan. Dari sikap ini akan lingkungan dapat memperbaiki pemahaman
memunculkan penalaran yang empiris untuk dan memperkaya pengetahuan. Diskusi
memahami informasi yang diperoleh. dapat meningkatkan pemahaman juga
Tahapan ketiga, data collection, siswa disampaikan oleh Slameto (2010), bahwa
diberikan kesempatan untuk melakukan dengan belajar bersama dengan siswa lain
eksperimen. Rasa ingin tahu siswa meningkatkan pengetahuan dan ketajaman
berkembang ketika siswa melakukan berpikir.
eksperimen. Rasa ingin tahu siswa juga Tahapan kelima, verification, siswa
muncul karena motivasi siswa untuk melakukan pembuktian, perbaikan, dan
menemukan jawaban. Hal ini sesuai dengan pembenaran terhadap hasil yang diperoleh
keuntungan pembelajaran dengan melalui presentasi dan diskusi kelas.
menggunakan discovery learning yang Kegiatan ini memunculkan sikap kritis,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
percaya diri, kemauan mengubah Kegiatan seperti itu terdapat pada sintak-
pandangan terhadap jawaban karena sintak model discovery learning terutama
terungkap bukti-bukti dari informasi yang pada sintak problem statement untuk
telah dipelajari. Dari kegiatan ini siswa akan kegiatan eksplorasi, sintak data colllection
memperoleh pemahaman suatu konsep untuk kegiatan observasi, sintak data
yang telah dipelajari. processing untuk kegiatan diskusi.
Tahapan generalization, siswa Pemahaman interpretasi dapat
menarik kesimpulan hasil pembelajaran. berkembang ketika siswa melakukan
Tahap ini dapat melahirkan sikap kemauan penafsiran terhadap informasi yang
untuk mengubah pandangan, karena pada diperoleh dan ketika menjelaskan makna
kegiatan ini ditetapkan suatu konsep suatu pernyataan. Kegiatan ini terjadi
tertentu yang merupakan hasil dari proses terutama pada sintak data collection dan
pembelajaran. Dan kemungkinan adanya data processing dalam model discovery
sikap kritis siswa dalam menerima learning. Pada sintak ini siswa dilatih untuk
kesimpulan yang diputuskan mengacu pada menginterpretasi atau menyimpulkan
konsep yang sebenarnya. Dengan adanya tentang data-data yang diperoleh melalui
proses induksi dari hal-hal khusus yang eksperimen. Pemahaman interpretasi juga
ditemukan dalam proses pembelajaran muncul pada sintak verification, karena
menuju pada hal-hal umum yang menjadi melalui presentasi dan diskusi siswa akan
kesimpulan, maka akan terjadi proses menjelaskan secara rinci makna atau arti
konstruksi pengetahuan pada benak siswa suatu konsep atau prinsip, atau dapat
yang memberikan penjelasan konsep membandingkan, membedakan, atau
sehingga memberikan pemahaman konsep mempertentangkannya dengan sesuatu
pada diri siswa. yang lain, dalam upaya memberikan
Berdasarkan analisis uji hipotesis jawaban atas permasalahan.
kedua, bahwa model discovery learning Pemahaman ekstrapolasi akan
berpengaruh terhadap pemahaman konsep berkembang saat siswa memproleh
IPA dan secara signifikan rata-ratanya lebih pelatihan untuk memprediksi atau
tinggi dibandingkan pada model pengajaran meramalkan fenomena-fenomena yang
langsung. Hal ini dikarenakan discovery dihadapi. Kondisi ini sangat terbentuk pada
learning didasari oleh teori konstrutivis, model discovery learning, mengingat sintak-
siswa harus membangun sendiri sintak model discovery learning telah
pengetahuan di dalam benaknya. memberikan pengalaman belajar yang
Pengetahuan yang diperoleh dapat bermakna bagi siswa dalam menggali ilmu
bertahan lebih lama dan dapat pengetahuan yang dipelajarinya. Mulai dari
meningkatkan penalaran siswa dan sintak identifikasi dan merumuskan masalah
kemampuan untuk berpikir (Depdiknas, sampai pada sintak generalisasi dalam
2005). menemukan sendiri konsep-konsep. Lebih-
Pemahaman translasi berkembang lebih lagi pada kegiatan eksperimen sampai
saat siswa melakukan observasi terhadap pada menarik kesimpulan dari hasil
obyek dan eksplorasi informasi serta eksperimen akan dapat menanamkan
diskusi. Dari hasil observasi siswa akan pengetahuan dasar pada siswa pada setiap
mencoba untuk menterjemahkan informasi langkah kegiatan yang dilakukan.
yang didapat atau memberikan makna atas Dalam uji hipotesis ketiga ditemukan,
informasi tersebut dalam upaya bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah
mengkomunikasikannya. Siswa juga akan secara signifikan antara siswa yang
menterjemahkan atau memberikan makna mengikuti model discovery learning dengan
atas hasil eksplorasi untuk memberikan model pengajaran langsung. Pada model
jawaban atas permasalahan. Melalui diskusi discovery learning, rasa ingin tahu dapat
siswa akan mengungkapkan suatu muncul pada setiap sintak model
pernyataan-pernyataan dalam bentuk yang pembelajaran ini. Mulai dari awal pada
lain, sehingga siswa berlatih dalam sintak stimulation, dengan menghadapkan
memberikan makna suatu pernyataan. permasalahan tentang topik yang akan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
dipelajari, siswa sudah terangsang ingin adanya beberapa jawaban sementara dan
mengetahui lebih banyak. Kemudian pada pendapat-pendapat yang timbul. Dari
sintak problem statement, siswa akan variasi jawaban ini diharapkan siswa dapat
merasa penasaran akan kebenaran berpikir kritis untuk menentukan jawaban
hipotesis yang dirumuskan. Selanjutnya yang paling mendekati. Sikap kritis juga
pada sintak data collection, antusias siswa muncul karena adanya berbagai pendapat,
untuk mengetahui sangat besar terkait gagasan, masukan, atau kritik yang terjadi
dengan apa yang terjadi dari kegiatan saat melakukan diskusi dalam tahap
eksperimen yang dilakukan. Begitu pula pengolahan dan penafsiran data dan tahap
pada sintak data processing, verification, verifikasi. Sikap krirtis terhadap temuan
maupun generalization. Sintak-sintak ini yang dihasilkan dari kegiatan ekperimen
memunculkan rasa ingin tahu siswa karena dalam tahap pengumpulan data. Sika kritis
melalui sintak-sintak ini siswa akan dapat seperti ini jarang terjadi pada model
mengetahui hasil dari proses ilmiah yang pengajaran langsung.
telah dilakukan. Sebaliknya model pengajaran
Sikap respek terhadap fakta/bukti langsung lebih menekankan kepada proses
pada model discovery learning terlihat pada penyampaian materi secara verbal dari
sintak-sintaknya, terutama pada sintak data seorang guru kepada siswa dengan
collection. Siswa dituntut untuk mencatat maksud agar siswa dapat menguasai materi
semua data atau informasi yang diperoleh pelajaran secara optimal. Model
dari kegiatan eksperimen untuk suatu guna pengajaran langsung lebih berorientasi
menemukan konsep-konsep yang kepada guru, guru memegang peranan
diharapkan, sehingga dari kegiatan ini akan yang dominan dan siswa tidak dituntut
terbentuk sikap jujur, obyektif, dan terbuka. untuk menemukan materi itu. Hal ini
Sikap respek terhadap fakta/bukti juga tentunya akan mengakibatkan ketidak-
muncul ketika siswa dihadapkan pada biasaan pada siswa dalam memperluas dan
informasi-informasi yang diperoleh dari memperdalam pengetahuannya sehingga
kegitan pengolahan data dalam sintak data siswa menjadi pasif. Kurang bermaknanya
processing. pembelajaran menyebabkan kurang
Sikap kemauan untuk mengubah terbentuknya sikap ilmiah pada diri siswa.
pandangan dapat tumbuk dalam model Model pengajaran langsung kurang
discovery learning, mengingat pada model mengakomodasi pemahaman translasi,
ini siswa berkesempatan penuh untuk mengingat sintak-sintak model ini kurang
membuktikan konsep atau teori melalui menuntut adanya aktivitas aktif siswa untuk
proses ilmiah yang sitematis. Pada sintak menterjemahkan atau memberikan makna
data colection siswa melakukan suatu pernyataan, karena siswa sifatnya
eksperimen untuk membuktikan suatu hanya menerima saja konsep-konsep yang
konsep tertentu dan hasil eksperimen akan disampaikan guru sehingga dalam
menghasilkan temuan tertentu yang memberikan jawaban lebih condong bersifat
mungkin berbeda dengan pandangan mengulang pernyataan yang ada.
siswa. Di samping itu, sintak data Kecenderungan pengembangan
processing, verification, dan generalization, pemahaman interpretasi pada model
sangat mengakomodasi adanya sikap ini, pengajaran langsung sangat kecil, karena
karena sintak-sintak ini akan menghasilkan pada model ini tidak terlihat adanya sintak
informasi-informasi baru sebagai suatu yang mengarahkan pada kegiatan siswa
bukti atau pembenaran dari temuan serta dalam pengumpulan data untuk ditafsirkan
konsep-konsep baru sebagai generalisasi lebih lanjut sebagai suatu kesimpulan.
umum. Namun tidak menutup kemungkinan siswa
Sintak-sintak model discovery untuk dapat menjelaskan makna dari suatu
learning sangat memberikan peluang siswa informasi, karena pada model pengajaran
untuk terbentuknya sikap berpikir kritis. langsung terdapat sintak tentang pemberian
Pada tahap identifikasi dan perumusan pelatihan siswa untuk mengelaborate
hipotesis, sikap kritis siswa muncul akibat
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)