Sam - ANEMIA MAKROSITIK
Sam - ANEMIA MAKROSITIK
Definisi
Etiologi
vegetarian.
Gejala
Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga
mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
Linglung
Depresi
Klasifikasi
a. Asupan Kurang
i.
Gangguan Nutrisi : Alkoholisme, bayi prematur, orang tua,
hemodialisis, anoreksia nervosa.
ii.
Malabsorbsi : Alkoholisme, celiac dan tropical sprue,
gastrektomi parsial, reseksi usus halus, Crohn’s disease,
skleroderma, obat anti konvulsan (fenitoin, fenobarbital,
karbamazepin), sulfasalazine, kolestiramin, limfoma
intestinal, hipotiroidisme.
b. Peningkatan kebutuhan : Kehamilan, anemia hemolitik, keganasan,
hipertiroidisme, dermatitis eksfoliativa, eritropoesis yang tidak
efektif (anemia pernisisosa, anemia sideroblastik, leukemia, anemia
hemolitik, mielofibrosis).
c. Gangguan metabolisme folat : penghambat dihidrofolat reduktase
(metotreksat, pirimetamin, triamteren, pentamidin, trimetoprin),
akohol, defisiensi enzim.
d. Penurunan cadangan folat di hati : alkoholisme, sirosis non alkohol,
hepatoma.
e. Obat-obat yang mengganggu metabolisme DNA : antagonis purin (6
merkaptopurin, azatioprin, dll), antagonis pirimidin (5 flourourasil,
sitosin arabinose, dll), prokarbazin, hidroksiurea, acyclovir,
zidovudin.
f. Gangguan metabolik (jarang) : asiduria urotik herediter, sindrom
Lesch-Nyhan.
3. Patofisiologi
Defisiensi kobalamin (B12) menyebabkan defisiensi metionin
intraseluler, kemudian menghambat pembentukan folat tereduksi dalam
sel. Folat intrasel yang berkurang akan menurunkan prekursor tidimilat
yang selanjutnya akan menggangu sintesis DNA. Model ini disebut
methylfolate trap hypothesis karena defisiensi kobalamin mengakibatkan
penumpukan 5-metil tetrahidrofolat (Adamson et al, 2005).
Defisiensi kobalamin yang berlangsung lama mengganggu perubahan
propionat menjadi suksinil CoA yang mengakibatkan gangguan sintesis
myelin pada susunan saraf pusat. Proses demyelinisasi ini menyebabkan
kelainan medula spinalis dan gangguan neurologis. Sebelum diabsorbsi
asam folat (pteroylglutamic acid) harus diubah menjadi monoglutamat.
Bentuk folat tereduksi (tetrahidrofolat, FH4) merupakan koenzim aktif.
Defisiensi folat mengakibatkan penurunan FH4 intrasel yang akan
mengganggu sintesis tidimilat yang selanjutnya akan menggangu sintesis
DNA (Adamson et al, 2005).
Dua vitamin ini berperan sebagai koenzim, kekurangan kobalamin
maupun asam folat dapat menyebabkan kegagalan pematangan dan
pembelahan inti. Selanjutnya sel-sel eritroblastik pada sumsum tulang
gagal berproliferasi dengan cepat, sehingga menghasilkan sel darah
merah yang lebih besar dari normal. Sel eritrosit ini mempunyai
membran yang tipis dan seringkali berbentuk tidak teratur, besar, dan
oval, berbeda dengan bentuk bikonkav yang biasa (Adamson et al,
2005).
Penyebab terbentuknya sel abnormal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : ketidakmampuan sel-sel untuk mensintesis DNA dalam jumlah
yang memadai akan memperlambat reproduksi sel-sel, tetapi tidak
mengahalangi kelebihan pembentukan RNA oleh DNA dalam sel-sel
yang berhasil diproduksi. Akibatnya, jumlah RNA dalam setiap sel akan
melebihi normal, menyebabkan produksi hemoglobin sitoplasmik dan
bahan-bahan lainnya berlebihan, yang membuat sel mejadi besar
(Adamson et al, 2005).
Disamping defisiensi kobalamin dan asam folat, obat-obatan juga
dapat mengganggu sintesis DNA. Metotreksat menghambat kerja eznim
dihirofolat reduktase, yang mereduksi dihidrofilat menjadi tetrahidrofolat,
sedangkan 5-flourourasil menhambat kerja timidilat sintetase yang
berperan dalam sintesis pirimidin (Adamson, 2005)
DAFTAR PUSTAKA
1. Stabler, S. 2013. Vitamin b12 deficiency. The New England Journal of
Medicine. 368:149-160
2. Aslinia, F. 2009. Megaloblastic anemia and other causes of macrositosis.
Clinical Medicine and Research.4:236-241
3. Andres, E., Loukili., Esther, N. 2004. Vitamin B12 deficiency in elderly
patients. Canadian Medical Association or its licencors. 3:171
4. Mclean E, Allen L, Neumann C.2007. Low plasma vitamin B-12 in Kenyan
school children is highly prevalent and improved by supplemental animal
source foods. J Nutr .137:676–82.
5. Lewis SM, Bain BJ, Bates I.2006. Dacie and Lewis Practical
Haematology.9th ed. Toronto.
6. Adamson WJ et al, 2005, Anemia and Polycythemia in Harrison’s Principles
of Internal Medicine 16th edition ; NewYork : McGraw Hill.