Anda di halaman 1dari 10

PENGAUDITAN II

PENGAUDITAN SIKLUS PERSEDIAAN DAN PENGGUDANGAN


BAB 17

Dosen Pengampu:

Dr. Drs. I Dewa Gede Dharma Suputra, M.SC.,Ak.

Oleh :

KELOMPOK : 6

NAMA : NIM :

1. KADEK SASWATA ABHIMANA NEGARA 1607532008


2. I GEDE EKA YASA 1607532016
3. I MADE BAYU SUARTAMA 1607532032

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

0
A. PENGAUDITAN SIKLUS PERSEDIAAN DAN PENGGUDANGAN
Siklus persediaan dan penggudangan adalah siklus yang unik karena erat
hubungannya dengan siklus-siklus transaksi yang lain. Pada sebuah perusahaan manufaktur,
bahan baku masuk ke siklus persediaan dan penggudangan dari siklus pembelian dan
pembayaran, sedangkan biaya tenaga kerja langsung masuk melalui siklus penggajian dan
personalia.
Audit atas persediaan, terutama pengujian saldo akhir tahun persediaan, seringkali
sangat kompleks dan banyak memakan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kompleksitas pengauditan persediaan antara lain:
a) Persediaan seringkali merupakan akun dengan saldo terbesar dalam neraca.
b) Persediaan seringkali berada pada lokasi yang berbeda (tersebar), sehingga
menyulitkan pengawasan dan perhitungannya.
c) Persediaan barang tertentu seperti berlian, bahan kimia, dan sukucadang peralatan
elektronik sering menyulitkan auditor untuk mengobservasi dan menilainya.
d) Penilaian persediaan kadang-kadang juga sulit apabila diperlukan penaksiran atas
barang yang sudah using (kuno), dan apabila biaya manufaktur harus dialokasokan ke
persediaan.
e) Terdapat beberapa metoda penelitian persediaan yang diakui oleh standar akuntansi
keuangan dan sejumlah entitas menerapkan metoda penilaian yang berbeda untuk
berbagai jenis persediaan.

1. Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Dokumen Serta Catatan Yang


Bersangkutan
Persediaan bisa memiliki berbagai macam bentuk, tergantung sifat entitasnya. Untuk
perusahaan dagang pengecer dan pedagang besar, akun terbesar dalam nereca sering berupa
persediaan barang dagangan yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus persediaan
dan penggudangan, kita akan menggunakan perusahaan menufaktur sebagai contoh, yang
persediaanya bisa meliputi bahan baku, perlengkapan, dan suku cadang untuk digunakan
dalam produksi, barang dalam proses yang masih akan diolah lebih lanjut, dan barang jadi
yang siap untuk dijual.
Siklus persediaan dan penggudangan dapat dipandang sebagai dua sistem terpisah
tetapi berkaitan erat, yang satu menyangkut aliran fisik barang dan lainnya adalah aliran
biaya yang bersangkutan
(a) Pembuatan Order Pembelian

1
Siklus pembeliaan dan penggudangan dimulai dengan adanya permintaan bahan baku
untuk produksi. Pengendalian yang memadai perlu diciptakan apakah pembelian persediaan
untuk bahan baku (dalam perusahaan menufaktur) ataukah untuk barang jadi (dalam
perusahaan dagang pengecer.
(b) Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku, yang juga merupakan bagian dari siklus pembelian dan
pembayaran, meliputi inspeksi atas barang yang diterima untuk memeriksa kebenaran jumlah
maupun kualitasnya.
(c) Penggudangan Bahan Baku
Segera setelah diterima, bahan baku biasanya disimpan dalam gudang. Apabila bagian
lain memerlukan bahan baku untuk produksi, pegawai dari bagian produksi mengirimakan
permintaan bahan baku telah mendapat otoritas dari kepala bagian produksi, perintah kerja,
atau dokumen serupa itu, yang menyebutkan jenis dan jumlah material yang diperlukan.
(d) Pengolahan Barang
Proses pengolahan barang sangat bervariasi antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya.perusahaan menentukan barang yang akan diproduksi berdasarkan
pesanan tertentu dari konsumen, ramalan penjualan, tingkat persediaan yang ditetapkan di
muka, atau atas dasar lain. Biasanya perusahaan memiliki bagian khusus yang
bertanggungjawab untuk menentukan jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi.
(e) Penyimpanan Barang Jadi
Setelah barang jadi selesai, barang-barang tersebut disimpan di gudang, menunggu
pengiriman ke konsumen. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang
baik, persediaan barang jadi berada dalam pengawasan fisik di lokasi yang terpisah, di area
yang hanya bisa dimasuki oleh petugas tertentu.
(f) Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan
piutang. Pengiriman barang ke konsumen dalam pertukaran dengan kas atau asset lainnya..
Oleh kerena itu, pengiriman barang jadi harus diotorisasi dengan menggunakan dokumen
pengiriman barang yang tepat.

2. Bagian-Bagian Dalam Pengauditan Persediaan


Tujuan keseluruhan pengauditan siklus persediaan dan penggudangan adalah untuk
memberikan asurans bahwa laporan keuangan menyajikan bahan baku, barang dalam proses,
dan persediaan barang jadi secara wajar.
2
Audit atas siklus persediaan dan penggudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas
dalam siklus sebagai berikut:
1) Pembelian dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead.
2) Transfer asset dan biaya internal.
3) Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
4) Observasi perhitungan fisik persediaan.
5) Penetapan harga dan kompilasi persediaan.
(a) Pembelian dan Pencatatan Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Dan Overhead
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal ketiga fungsi
ini dan kemudian melakukan pengujian pengendalian serta pengujian subtantif golongan
transaksi pada kedua siklus yaitu siklus pembelian dan pembayaran, serta siklus penggajian
dan personalia.
(b) Transfer Aset Dan Biaya Internal
Klien mencatat aktivitas dalam catatan akuntansi biaya yang independen terhadap
siklus lain dan diuji sebgai bagian dari audit atas siklus persediaan dan penggudangan.
(c) Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan Dan Biaya
Pencatatan pengiriman barang dan biaya yang bersangkutan merupakan fungsi
terakhir.
(d) Observasi Perhitungan Fisik Persediaan
Auditor harus mengobservasi (mengamati) perhitungan fisik persediaan yang
dilakukan klien untuk memastikan bahwa persediaan terbukukan sungguh-sungguh ada pada
tanggal neraca dan telah dihitung dengan benar oleh klien.
(e) Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
Biaya perolehan yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk
menentukan apakah klien telah menerapkan metoda persediaan yang sesuai dengan standar
akuntansi dan kinsistn dengan tahun sebelumnya.

3. Pengauditan Akuntansi Biaya


Pembahasan tentang pengauditan akuntansi biaya akan kita mulai dengan transfer
internal, mulai dari bahan baku ke barang dalam proses dan kemudian ke persediaan barang
jadi.

(a) Pengendalian Akuntansi Biaya


(b) Pengujian Akuntansi Biaya
(c) Pengendalian Fisik
(d) Dokumentasi dan Catatan untuk Perpindahan Persediaan
(e) Master File Persediaan Perpentual
3
(f) Catatan Harga Pokok Per Unit
4. Prosedur Analitis
Tabel Prosedur Analitis Siklus Persediaan dan Penggudangan
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Membandingkan persentase laba kotor Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
dengan tahun lalu. harga pokok penjualan.
Membandingkan kecepatan perputaran Keusangan persediaan yang mempengaruhi
persediaan dengan tahun lalu. persediaan dan harga pokok penjualan. Lebih
saji atau kurang saji persediaan.
Membandingkan harga pokok per unit Lebih saji atau kurang saji harga pokok per
dengan tahun lalu. unit yang mem[engaruhi persediaan dan harga
pokok penjualan.
Membandingkan biaya produksi tahun ini Kesalahan penyajian harga pokok per unit
dengan tahun lalu. persediaan, terutama biaya tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik, yang
mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan.

5. Observasi Fisik Persediaan


Karena persediaan sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang
perusahaan lainnya, maka pemahaman tentang bisnis usaha klien menjadi lebih penting baik
untuk observasi fisik persediaan maupun untuk penetapan harga serta kompilasi daripada
untuk area-area audit yang lain. Contoh pertimbangan kunci yang harus dilakukan auditor
meliputi metoda penilaian persediaan yang harus dipilih oleh manajeman,potensi terjadinya
keusangan persediaan, risiko bahwa persediaan barang konsinyasi bercampur baur dengan
persediaan milik perusahaan sendiri.
Pada waktu menilai risiko pengendalian, auditor terutama memusatkan perhatian pada
pengendalian internal atas catatan perpentual, pengawasan fisik, penghitungan pengendalian,
kompilasi persediaan serta penetapan harganya. Sifat dan luasnya ini bervariasi antara
perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.

6. Persyaratan Observasi Persediaan


Di Amerika Serikat, auditor diwajibkan untuk melakukan observasi atas perhitungan
fisik persediaan sejak terjadinya kecurangan menggemparkan berupa pencatatan persediaan
yang senyatanya tidak ada oleh McKensson & Robbins company pada tahun 1938.

4
Kecurangan tersebut tidak terdeteksi karena auditor tidak mengobservasi perhitungan fisik
persediaan yang pada waktu itu memang merupakan persyaratan yang harus dilakukan
auditor.
Standar audit (SA 501.4) berisi ketentuan sebagai berikut:
Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi persediaan dengan:
(a) Menghadiri perhitungan fisik persediaan, kecuali jika praktis, untuk:
1. Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan
mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik
2. Mengobservasi pelaksanaan prosedur perhitungan yang dibuat oleh manajemen.
3. Menginspeksi persediaan
4. Menguji penghitungan fisik (test count).
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan apakah
catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik aktual
Hal penting dalam standar audit adalah pemisah antara siapa yang bertanggungjawab
untuk melakukan perhitungan fisik dan siapa yang siapa yang melakukan observasi atas
perhitungan fisik. Klien bertanggungjawab untuk menetapkan prosedur perhitungan fisik
yang akurat dan melaksanakan serta mencatat hasil perhitungan tersebut. Auditor
bertanggungjawab untuk mengevaluasi dan mengobservasi prosedur klien, termasuk
melakukan pengujian perhitungan (test count),persediaan, dan menarik kesimpulan tentang
kecukupan dan penghitungan fisik persediaan.
(a) Mengevaluasi Intruksi dan Prosedur Yang Dibuat Manajemen
(b) Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan
(c) Keputusan Auditor
(d) Pengujian Observasi Fisik
Tabel menunjukan berbagai prosedur audit pengujian rinci saldo atas observasi
persediaan fisik. Tujuan memeriksa kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam tujuan audit
saldo ini. Disini kita berasumsi bahwa klien melakukan penghitungan fisik persediaan pada
tanggal neraca dan mencatat hasil penghitungan dalam label bernomor urut tercetak. Apabila
mereka mencatat hasil penghitungan persediaan dengan cra lain, audit prosedurnya perlu
diubah.

7. Audit Penetapan Harga dan Kompilasi


Auditor harus memeriksa bahwa penghitungan fisik atau catatan kuantitas perpentual
telah ditentukan harganya dan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga persediaan
mencakup semua pengujian atas harga perunit yang digunakan klien untuk memastikan

5
bahwa harga-harg tersebut benar. Kmpilasi persediaan meliputi pengujian atas pengikhtisaran
penghitungan fisik persediaan yang dibuat klien, penghitungan ulang harga dikalikan
kuantitas, penjumlahan vertical ikjtisar persediaanmdan menelusur totalnya ke buku besar.
(a) Pengendalian Penetpan Harga Kompilasi
Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang terintegrasi dengan
catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan asurans bahwa klien menggunakan biaya
perolehan (harga pokok) yang benar untuk persediaan.
Apabila penghitungan fisik persediaan dicatat klien dengan menggunakan label
bernomor urut tercetak dan direview dengan cermat sebelum personel yang bertugas
melakukan penghitungan persediaan meninggalkan pemeriksaan persediaan, maka
kemungkinan terjadi kesalahan penyajian dalam pengikhtisaran label penghitungan
persediaan.
(b) Prosedur Penetepan Harga dan Kompilasi
Pengujian atas catatan akuntansi untuk pisah batas dilakukan sebagai bagian dari
penjualan (siklus penjuala dan penerimaan piutang) dan pembelian (siklus pembelian dan
pembayaran).
Auditor bisa menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari
klien sebagai kerangka acuan, termasuk deskripsi untuk setiap jenis persediaan, kuantitas,
harga pokok per unit, dan nilai persediaan (kuantitas dikalikan harga). Kita berasumsi bahwa
informasi yang tercermin dalam catatan persediaan perpentual dicatat dengan urutan: bahan
baku, barang dalam proses, dan barnga jadi secara terpisah

(c) Penilaian Pesediaan


Dalam melakukan pengujian persediaan, auditor berhadapan dengan tiga persoalan.
Pertama, metoda harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Kedua, penerapan metoda
harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, harus mempertimbangkan antara biaya perolehan
dengan nilai pasar. Karena metoda untuk memeriksa penentuan harga persediaan tergantung
pada apakah paersediaan tersebut dibeli atu diproduksi.
1) Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli
Tahap pertama dalam memeriksa penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus
memastikan apakah klien metoda MPKP (masuk pertama keluar pertama), rata-rata
tertimbang, atau metoda lainnya. Auditor juga harus menentukan biaya mana yang harus
dimasukkan dalam penilaian suatu unsur dari persediaan.

6
Dalam memilih unsur persediaan yang akan ditetapkan harganya , auditor harus focus
pada persediaan dengan saldo rupiah yang besar dan produk yang diketahui memiliki
fluktuasi harga yang tinggi. Auditor juga harus menguji suatu sampel yang representative dari
semua jenis persediaan dan bagian. Sampling variabel terstrata atau sampling unit moneter
biasa digunakan dalam pengujian ini.
Apabila klien mempunyai master file persediaan perpentual yang mencatat biaya
perolehan per unit dari setiap pembelian, maka pemeriksaan akan bisa dilakukan dengan
cepat dengan cara menelusur biaya perolehan per unit ke catatan perpentual, tidak perlu ke
faktur penjual. Biasanya apabila digunakan catatan persediaan perpentual untuk memeriksa
biaya perolehan per unit, auditor harus menguji biaya perolekah yang tercantum dalam
catatan perpentual dengan mencocokkannya ke faktur penjual sebagai bagian dari pengujian
transaksi-transaksi siklus pembelian dan pembayaran.
(d) Penetapan Harga Persediaan Yang Diproduksi
Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik.
Kebutuhan untuk memeriksa biaya-biaya tersebut menyebabkan audit atas barang dalam
proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan mengaudit barang yang
dibeli.
Dalam menetapkan harga bahan baku dalam barang yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya perolehan per unit bahan baku maupun jumlah unit yang diminta
untuk menghasilkan satu unit output. Biaya perolehan per unit dapat diperiksa dengan cara
memeriksa faktur dari penjual atau master file persediaan perpentual.
Demikian pula, ketika memeriksa biaya tenaga kerja langsung, auditor harus
memeriksa biaya tenaga kerja per jam dan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk
mengasilkan sebuah produk. Biaya tenaga kerja langsung per jam dapat diverifikasi dengan
memeriksa daftar gaji atau upah dan kontrak kerja.
Overhead pabrik barang dalam proses dan barang jadi tergantung pendekatan yang
digunakan untuk mengalokasikan overhead pabrik.
(1) Biaya Perolehan atau Harga Pasar
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya
pokok pengganti atau nilai bersih bisa direalisasi lebih rendah daripada biaya perolehan
historis.semua biaya produksi harus dipertimbangkan dalam menetapkan milai yang bisa
direalisasi untuk barang dalam proses dan barang jadi untuk persediaan yang diproduksi.

7
Auditor harus mempertimbangkan harga jual persediaan dan kemungkinan dampak dari
fluktuasi harga yang cepat untuk menetapkan nilai bersih bisa direalisasi.

8. Pengintegrasian Pengujian
(a) Pengujian Siklus Pembelian dan Pembayaran
Apabila auditor memerikisa pembelian persediaan sebagai bagian dari pengujian
siklus pembelian dan pembayaran, auditor juga mendapat bukti tentang ketelitian bahan baku
yang dibeli dan semua biaya overhead pabrik, kecuali biaya tenaga kerja. Dalam pengauditan
di mana klien memiliki master file persediaan perpentual, auditor biasanya menguji hal ini
sbagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian dan pengujian subtantif golongan
transaksi siklus pembelian dan pembayaran. Demikian pula, apabila biaya produksi
dibebankan ke pesanan atau proses individual, hal tersebut biasanya diuji sebagai bagian dra
siklus yang sama.
(b) Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia
Ketika auditor memeriksa biaya tenaga kerja, kondisi yang sama diterapkan seperti
halnya pada pembelian. Dalam banyak hal, catatan akuntansi biaya untuk tenaga kerja
langsung dn tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari siklus penggajian dan personalia.
(c) Pengujian Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Hubungan antar siklus penjual an dan pengumpulan piutang dan siklus persediaan dan
penggudangan tidak seerat dua siklus yang baru saja kita bicarakan. Namun demikian,
kebanyakan pengujian audit dalam penggudangan barang jadi, dan pengiriman serta
pencatatan penjulan dilakukan ketika siklus penjulan dan pengumpulan piutang terjadi.
Apabila klien menggunakan catatan akuntansi biaya, auditor bisa menguji standar harga
pokok penjualan pada waktu yang bersamaan dengan pelaksanaan pengujian penjualan.
(d) Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas catatan akuntansi biaya berarti memeriksa pengendalian yang
mempengaruhi persediaan yang tidak diperiksa auditor sebagai bagian dari pengujian atas
ketiga siklus yang lalu. Auditor menguji persediaan fisik, pemindahan barang yang sudah
selesai ke barang jadi, master file persediaan perpentual, dan catatan biaya per unit.
(e) Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi
Penghitungan fisik persediaan, penetapan harga, dan kompilasi ketiganya sama
pentingnya dalam pengauditan persediaan karena kesalahan penyajian dalam salah satu
aktivitas tersebut akan menyebabkan kesalahan penyajian dan darga pokok penjualan.

8
Dalam menguji persediaan fisik, auditor bisa menitikberatkan pada master file
persediaan perpentual jika master file tersebut sudah diuji sebagai bagian dari satu atau lebih
siklus. Jika demikian auditor dapat mengobservasi dan menguji penghitungan fisik
persediaan pada suatu waktu tertentu selain dari saat akhir tahun dan mengandalkan pada
catatan perpentual yang telah mencatat secara memadai kuantitas persediaan. Ketika menguji
harga pokok per unit, sampai pad suatu batas tertentu, auditor juga bisa mengandalkan pada
pengujian catatan biaya yang dilakukan selama pengujian subtantif golongan transaksi.
Dan yang terakhir, ketika auditor melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
subtantif yang berkaitan dengan transaksi dan saldo persediaan, mereka juga
mengintegrasikan pengujian yang berkaitan dengan tujuan audit saldo dengan pengujian yang
dilakikan untuk memenuhi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan. Uditor harus
memperoleh pemahaman tentang pengendalian klien mengenai pengungkapan persediaan
tersebut dan pengujian subtantif lain untuk mendapatkan bukti yang cukup dan tepat untuk
keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.

DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta :
STIE YKPN.

Anda mungkin juga menyukai