Abstrak
Telah disintesis plastik ramah lingkungan antara polikaprolakton (PCL) dan pati tapioka dengan menggunakan
pemlastis alami dari minyak kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak
kelapa sawit, komposisi PCL dan pati tapioka terhadap karakteristik poliblend yang dihasilkan. Untuk mencapai sasaran
tersebut, PCL disintesis dari -kaprolakton dan 2,2-dimetil-1,3-propanadiol dengan perbandingan mol 30/1. PCL hasil
sintesis dan pati tapioka pada berbagai komposisi diblending secara fisik dan ditambahkan minyak kelapa sawit. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa PCL dapat disintesis dan struktur molekulnya ditentukan dengan NMR-1H, NMR-13C,
dan FTIR. Berdasarkan ilustrasi difraktogram XRD, minyak kelapa sawit dapat menurunkan kristalinitas poliblend pada
komposisi tertentu. Viskositas poliblend yang dihasilkan semakin menurun seiring dengan meningkatnya kandungan
pati dalam campuran tersebut.
Abstract
The environment friendly plastic from polycaprolactone (PCL) and tapioca starch has been synthesized by using palm
oil as natural plasticizer. Objective of this research is to determine the influence of palm oil addition and composition of
PCL and tapioca starch toward the polyblend product properties. In order to meet the research objective, the PCL was
synthesized from caprolactone and 2,2-dimethyl-1,3-propanediol. The synthesized PCL and tapioca starch were
blended physically at various compositions. The mixture was then added with palm oil. Results of the research indicated
that PCL can be obtained and its molecular structure is determined by NMR-1H, NMR-13C, and FTIR. Based on the
XRD diffractogram, palm oil can reduce the polyblend crystallinity. The obtained polyblend viscosity lowered with the
increasing amount of tapioca starch.
Polimer yang dapat terbiodegradasi dapat dibuat terbiodegradasi juga tidak beracun. Pemlastis
melalui sintesis poliblend antara polimer alam seperti itu umumnya berasal dari bahan alam.
yang dapat terurai total, seperti pati (Preechawong
et al, 2004; Petnamsin, Termvejsayanon, dan Minyak kelapa sawit merupakan trigliserida dengan
Siroth, 2000), dengan polimer sintetik yang dapat komponen utama asam-asam palmitat, oleat dan
terbiodegradasi dengan sifat termal dan mekanik linoleat (Tabel 1), serta komponen minor seperti
relatif tinggi, seperti PCL. Melalui blending, tokoferol, skualen, sitosterol, dan -karoten (Scrim-
diharapkan terbentuk biopolimer dengan biaya geour, 2005 dan Chuang dan Brunner, 2006).
produksi rendah, karena pati (khususnya tapioka)
merupakan bahan baku yang sangat murah dan Tabel 1. Komposisi Asam Lemak dalam Minyak
melimpah di Propinsi NAD. Kelapa Sawit
No Jenis asam lemak Kandungan,( %)
1 Asam palmitat 44
Polikaprolakton (PCL) merupakan polimer 2 Asam oleat 40
poliester alifatik sintetik yang dapat terbiodeg- 3 Asam linoleat 10
radasi. PCL memiliki ketahanan yang baik terha- 4 Asam lemak lain 6
Sumber: Scrimgeour, (2005)
dap air, beberapa pelarut organik dan klorin. PCL
juga merupakan polimer kristalin dengan berat
molekul (Mn) yang cukup besar dengan kekuatan RBDPO merupakan minyak kelapa sawit yang
tarik relatif rendah. PCL memiliki titik leleh (T m) sudah mengalami proses pemurnian, pemucatan,
sekitar 60oC dan temperatur transisi gelas (Tg) dan penghilangan bau, dimana komponen minor,
sebesar -60oC (Darwis et al., 1996). Dengan seperti tokoferol, skualen, sitosterol, dan -karoten,
viskositas dan titik leleh tersebut, PCL dapat telah dihilangkan. Sedangkan komponen utama,
diproses dengan mudah Sifat PCL yang permeabel trigliserida seperti pada Tabel 1, masih ada.
terhadap obat dengan berat molekul rendah (<400
Da) dan tidak beracun, membuat PCL banyak Minyak kelapa sawit banyak digunakan juga untuk
digunakan dalam bidang biomedik sebagai matrik menghasilkan bioenergi/biodisel (Prasertsana dan
pengontrol sistem drug delivery (Pitt et al., 1979; Sajjakulnukit (2006); Soriano Migop, dan
Lin, 1999). Matsumura (2006)), biohidrogen (Vijayaraghavan
dan Ahmad (2006)), sebagai antioksidan (Lang,
Pati merupakan campuran amilosa dan amilopektin Mohammed, dan Karim (2006)), pelumas dan
yang merupakan polimer D-glukosa. Pati dari pemlastis (Karlheinz, 2000). Minyak kelapa sawit
tapioka memiliki kadar amilosa 20-30% (b/b). telah banyak digunakan sebagai pemlastis untuk
Amilosa merupakan komponen linier pati, dan polimer seperti PVC. Pada PVC yang ditambah
merupakan homopolimer dari D-glukosa yang minyak kelapa sawit terjadi penurunan suhu transisi
berikatan secara -1,4-glukosidik (Powell et al., gelas (Tg) yang sangat signifikan.
2002). Pati yang memiliki sekitar 90% (b/b)
amilosa memiliki sifat seperti molekul linier. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari
pengaruh komposisi pati tapioka dan PCL serta
Hasil blending PCL dan pati tapioka bersifat getas minyak kelapa sawit sebagai pemlastis terhadap
dan rapuh, karena sifat kristalinitas yang tinggi karakteristik bioplastik yang dihasilkan, yang
(Preechawong et al., 2004; Chen dan Sung, 2005). meliputi struktur, viskositas intrinsik, kristalinitas,
Hal ini dapat diatasi dengan penambahan zat dan kemampuan biodegradasinya.
pemlastis. Bahan pemlastis yang sering digunakan
a.l. senyawa sitrat (Nadia dan Wesslen, 2002), 2. METODOLOGI
dioktilpftalat (Gregory et al., 2004), gliserol
(Vanessa et al., 2005; Kristine dan Ludescher, Penelitian yang dilakukan adalah eksperimen
2006), campuran urea dan formamida (Xiaofei, Yu laboratorium, yang meliputi: pembuatan poliblend
dan Kennedy, 2005), polietilenglikol (Laohakunjit, antara PCL, pati tapioka dan pemlastis dari minyak
dan Noomhorm 2004). Pemlastis dengan berat kelapa sawit. Untuk membuktikan terbentuk
molekul rendah mudah terdifusi ke permukaan tidaknya poliblend, dilakukan karakterisasi yang
film polimer, sehingga bila pemlastis tersebut meliputi penentuan struktur dengan FTIR,
bersifat toksik, akan berbahaya jika digunakan penentuan kristalinitas dengan XRD, penentuan
untuk kemasan makanan. Karenanya pemlastis viskositas intrinsik dengan cara viskometri, dan uji
untuk plastik kemasan makanan, selain dapat biodegradasi serta karakterisasinya. Karakterisasi
Hasan, Plastik Ramah Lingkungan dari PCL dan Pati Tapioka dengan RBDO 135
%T
100.5
100
99.5
99
3352.28
1535.34
2916.37
98.5
927.76
742.59
98
717.52
686.66
97.5
97
1001.06
1016.49
96.5
96
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750
PCG-55 1/cm
merupakan indikasi terbentuknya poliblend pada sintesis ini akan dapat terbiodegradasi lebih cepat
pencampuran PCL, pati tapioka, dan RBDPO. dibanding PCL murni. Dengan meningkatnya
Gugus hidroksil misalnya, berasal dari semua kandungan pati dalam poliblend maka laju
komponen. Gugus karbonil berasal dari PCL, dan biodegradasinya diperkirakan akan meningkat.
serapan -C-H dari metil dan metilan terdapat pada
semua komponen, yaitu PCL, minyak kelapa sawit Difraktogram sinar-X (Gambar 3) memperlihatkan
dan pati tapioka. munculnya puncak-puncak tajam kristalin dan
puncak lebar amorf. Puncak tajam menunjukkan
Hasil uji viskositas poliblend dari berbagai daerah kristalin dan puncak lebar menunjukkan
komposisi dapat dilihat pada Tabel 5. daerah amorf yang mengandung arti secara umum
poliblend yang diperoleh bersifat semikristalin.
Tabel 5. Viskositas Poliblend Pada Berbagai
Komposisi Difraktogram pada Gambar 3, menunjukkan bahwa
Komposisi, PCL/Pati Viskositas dengan penambahan minyak kelapa sawit dapat
menurunkan derajat kristalinitas poliblend pada
100/0 731 x 10-4
komposisi PCL:pati tapioka 80/20. Sedangkan
80/20 4,0 x 10-4 dengan meningkatnya kandungan pati dalam
poliblend intensitas puncak kristalin dalam
60/40 3,1 x 10-4
difraktogram kembali meningkat. Hal ini
50/50 2,6 x 10-4 menunjukkan terjadi peningkatan derajat
40/60 2,3 x 10-4
kristalinitas seiring dengan bertambahnya
kandungan pati tapioka.
0/100 2,1 x 10-4
DAFTAR PUSTAKA
40,00
Ojumu, T.V., J. Yu, dan B.O. Solomon (2004). Vanessa, D.A., S. Mali, A. Baleia, M. Victoria, dan
Production of Polyhydroxyalkanoate, A E. Grossmann (2005). Effect of Glycerol
Bacterial Polymer. African Journal of and Amylose Enrichment on Cassava
Biotechnology. 3(1). 18-24. Starch Film Properties. Journal Food
Engineering. 144 : 1-5.
Petnamsin, C., N. Termvejsayanon, dan K. Siroth
(2000). Effect of Particle Size on Physical Vijayaraghavan, L.K., dan D. Ahmad (2006).
Properties and Biodegradability of Biohydrogen Generation from Palm Oil
Cassava Starch/Polymer Blend. Journal Effluent .Using Anaerobic Contact.
Natural Science. 34. 254-261. International Journal of Hydrogen Energy. 2.
1-8.
Pitt, C.G., A.R. Jeffcoat, R.A. Zweidinger, dan A.
Schindler (1979). A. Suistained Drug Xiaofei, M., J. Yu, dan J.F. Kennedy (2005).
Delivery System I. The Permeability of Studies on the Properties of Natural
Poly ( -caprolactone), Poly (DL-lactic Fibres-Reinforced Thermoplastic Starch
acid), and Their Copolymer. Journal Composites. Journal Carbohydrate
Biomed Mater Res. 13. 497-507. Polymers. 62. 19-24.
Powell, M.J., M.J. Wu, J.C. Chin, dan E. Hegedus Zhaobin, Q., W. Yang, T. Ikehara, dan T. Nishi
(2002). Analysis of Protein (2005). Miscibility and Crystallization
Polymorphisms in Wx-Null Wheat Series Behavior of Biodegradable Blends of Two
Starch Granules. http://www.chs.usyd. Aliphatic Polyesters. Poly (3-Hydroxy-
edu.au. butyrate-co-Hydroxyvalerate) and Poly (3-
caprolactone). Journal Polymer. 46. 11814-
Prasertsana, S., dan B. Sajjakulnukit (2006). 11819.