Anda di halaman 1dari 10

Chapter 10

Fault-Related Folds and Cross Sections

Model Fold-Fault

Memahami hubungan antara sesar dan lipatan yang seumur adalah penting untuk membangun
penampang yang paling masuk akal, terutama dalam batuan berlapis (stratified rocks). Kami
akan mulai dengan asumsi 2D sederhana: bahwa semua lipatannya (kira-kira) berbentuk
silinder. Seperti yang kita lihat di diagram π, dari antiklin Big Elk (Bab 3, Latihan 3.2),
dengan lipatan alami ini, sebaiknya adalah dengan pendekatan umum (secara kasar), tetapi itu
membuatnya lebih mudah.

1. Kinematika Lipatan

Dalam bab ini, kita berurusan secara eksklusif dengan lipatan silindris karena alasan yang
sederhana bahwa mereka mewakili bidang regangan (plane strain) (yaitu, 2D) yang
merupakan sebuah penampang melintang tegak lurus terhadap sumbu lipatan, yang idealnya
should capture semua regangan (all strain).. Di dalam kategori umum ini, terdapat tiga
model kinematika lipatan dasar dan bagaimana kita menggambar penampang tergantung di
mana model yang kita pilih.

Lipatan paralel memiliki dip isogons Kelas 1 dan menjaga ketebalan lapisan sepanjang
lipatan. Lebih penting lagi dalam konstruksi penampang, lipatan merupakan flexural slip,
yang berarti bahwa shear terjadi pada permukaan masing-masing lapisan (bedding surfaces
between the bed). Kita dapat menghitung jumlah sudut geser (angular shear), ψ, sejajar
dengan lapisan sebagai fungsi kemiringan (function of the dip), δ, perlapisan (Gbr. 10.3):

kink folds: ψ = tan−1 (2 tan (δ/ 2)); curved hinges: ψ = tan−1 (0.0175δ) 10.6

Karena shear adalah lapisan paralel, permukaan lapisan itu sendiri adalah garis-garis tanpa
pemanjangan terhingga (lines of no finite elongation). Sebagai kita akan lihat di bawah,
adalah asumsi kritis yang memungkinkan kita untuk melakukan penyeimbangpan panjang
garis (line length balancing). Jumlah lipatan alami yang jauh lebih besar relatif memiliki
hinges sempit dan lurus, daripada curved limbs (lipatan dengan sayap melengkung); ini
dikenal sebagai lipatan kink (kink folds). Dalam mempertahankan ketebalan lapisan, bidang
aksial lipatan kink harus membelah sudut interlimb; kalau tidak salah satu sayap lipatan
(limb) akan lebih tebal dari yang lain. Lipatan kink adalah umum di mana sesar berubah
kemiringan lebih dari jarak yang sangat pendek (faults change dip over a very small distance)
dan pada sikuen batuan berlapis dengan beberapa lapisan tipis, dengan bidang perlapisan
yang lemah.

Kategori kedua yang penting adalah lipatan konsentris (concentric fold) (Gambar 10.4) di
mana semua permukaan perlapisan memiliki pusat lengkungan yang sama tetapi jari-jari
kelengkungan yang berbeda. Lipat konsentris merpakan dasar metode Busk untuk konstruksi
penampang (Gambar 10.4).

Gambar 10.4 - Ilustrasi konstruksi penampang metode Busk. Pusat kelengkungan


ditentukan dari persimpangan garis-garis yang ditarik tegak lurus ke arah yang berdekatan
dengan dip. Dua set busur konsentris disoroti dalam warna kuning dan biru muda. Dalam
lipatan konsentris, sinklin menjadi melebar di bagian bawah (very broad down section)
sedangkan antiklin berakhir di cusps.

Similar folds memiliki dip isogons Kelas 2 dan secara kinematis dapat dihasilkan bidang
shear paralel (parallel shear plane) yang berorientasi miring ke perlapisan. Karena oblique
shear, lipatan-lipatan ini tidak mempertahankan ketebalan lapisan atau panjang lapisan.
Terjadi agar mempertahankan luas. Di area dengan bidang sesar melengkung (curved fault
planes), similar folding menyediakan secara mudah dan langsung pemodelan bagaimana
lapisan bergerak di atas bend atau ramp pada bidang sesar. Seharusnya tidak salah
menganggap "mudah" untuk "benar", bagaimanapun juga!

Lipatan Trishear merupakan model kinematik lipatan silinder ketiga. Semua shear planes
berasal dari ujung blind fault dan menyebar ke atas menjadi zona segitiga simple shear.
Pembahasan secara rincinya, di bawah ini;
2. Jenis Lipatan dan Rasio Propagasi/ Slip

Hubungan antara sesar dan lipatan, dan jenis lipatan yang dihasilkan, sangat bergantung pada
1) rasio antara tingkat penyebaran (rate of propagation) garis ujung sesar (fault tip line) dan
2) laju slip sesar (slip rate of the fault), atau rasio propagation-to-slip, P/S (Williams dan
Chapman, 1983; Hardy and Allmendinger, 2011).

Misalnya, dalam fault-bend fold yang ideal (Gambar 10.5a), seluruh bidang sesar ada
sebelum pergeseran apa pun/ terjadi pada sesar (entire fault plane exists prior to any
displacement on the fault), P/S = ∞ (tak terbatas/ infinity) karena propagasi adalah jumlah
terbatas saat slipnya nol (propagation is a finite number while the slip is zero).

Dalam fault-propagation folds (Gambar 10.5b), laju propagasi hanya sedikit lebih besar
daripada, atau bahkan bisa kurang dari, laju slip (rate of slip). Hilangnya/ berkurangnya slip
yang diperlukan di dekat tip line, tersebar ke dalam folded rocks dengan cara yang
bergantung pada model spesifik yang diasumsikan.

Detachment atau lift-off folds dengan slip yang tanpa propagasi (experience slip with
essentially no propagation) dari flat fault yang terkait dengannya, yang dikenal sebagai
decollement (Bahasa Prancis; unsticking atau ungluing). Bayangkan mendorong karpet di
suatu ruangan: ketika tepi karpet bergerak dalam dinding decollement antara karpet dan
lantai, berakhir dengan propagasi dan bentuk tonjolan (bulge) atau kerut di ujung yang
stasioner. Tip-line lipatan, sering disebut “forced” folds, terkait dengan sesar normal dengan
rasio propagasi- slip negatif, karena tip-line merambat ke permukaan (seperti dalam thrust
faults)) sedangkan slip dari hanging wall relatif bergerak ke bawah footwall. Akhirnya, listric
normal faults membentuk roll-over anticlines yang dihasilkan oleh similar folding selama
shear oblique ke upper plate.

Model kinematik untuk jenis-jenis lipatan ini, dibagi menjadi dua kategori umum: 1) rotasi
sayap sesaat dan 2) rotasi sayap progresif (instantaneous limb rotation dan progressive limb
rotation). Sesar dengan tikungan tajam (sharp bend) menghasilkan lipatan kink di mana
sayap berubah dari datar ke kemiringan akhir tanpa melalui tahap peralihan apa pun.
Sebaliknya, sayap lipatan terkait dengan sesar melengkung cenderung berotasi secara
progresif ke kemiringan akhir. Perbedaan antara dua model ini sangat mencolok ketika
seseorang melihat geometri dari growth strata, sedimen yang menumpuk di sekitar lipatan
selama pertumbuhannya. Kami membahas masing-masing jenis lipatan ini di sebagai berikut.
Gambar 10.5 - Spektrum hubungan sesar dan lipatan, menekankan pentingnya dari rasio
propagasi terhadap slip, P/S. Lihat teks untuk diskusi)

Gambar 10.6 - Geometri ramp dan flat dari fault-bend folds, diilustrasikan dengan kink
geometry (atas) dan curved fault geometry (bawah).
2.1 Fault-bend Folds
Fault-bend folds, atau antiklin ramp atau antiklin hangingwall, dinamakan demikian karena
upper plate bergerak di atas tekukan/ lekuk yang sudah ada (pre-existing bend) di permukaan
sesar (Gbr. 10.5a, 10.6). Mereka pertama kali dijelaskan oleh J. L. Rich (1934) dalam
pemetaannya tentang blok Pine Mountain di Appalachian selatan. Tekukan (Bend) pada sesar
terjadi karena thrust faults dalam batuan berlapis dengan sifat mekanik yang berbeda
cenderung memiliki lintasan tangga (stair step trajectory) menghasilkan geometri ramp
dan flat. Ramps terjadi di mana sesar memotong di lapisan sedangkan dikatakan flat ketika
sesar sejajar dengan lapisan. Untuk setiap lintasan sesar, setelah gerakan terjadi membentuk
dua ramp: 1) di mana sesar memotong di lapisan pada hangingwall dan 2) di mana sesar
memotong lapisan di footwall (Gambar 10.6). Kunci untuk merestorasi lipatan ini adalah
mencocokkan hangingwall ramp dengan footwall ramp.

Banyak ahli geologi struktural lebih memilih kink fault-bend fold (Gambar 10.6, atas)
karena geometrinya dapat direproduksi sangat tepat menggunakan persamaan Suppe (1983).
Suppe menunjukkan bahwa:

Dimana sudut-sudutnya ditunjukkan pada diagram inset pada Gambar 10.7. Perhatikan
seperti yang digunakan di sini, γ adalah sudut ketegaran (kink angle) dan bukan regangan
geser (shear strain)! Ada empat sudut yang tidak diketahui dan dua persamaan; Jadi satu
hanya perlu menentukan dua dari empat sudut dan dua lainnya dapat dihitung. Dalam
prakteknya, Persamaan (10.7) biasanya diselesaian menggunakan metode Newton pendekatan
berurutan (successive approximations) tetapi grafik solusi memungkinkan siapa pun untuk
mengkonstruksi kink fault-bend folds (Gambar 10.7). Persamaan (10.7a) cukup sederhana
ketika θ = φ, yang mewakili ramp sederhana ke atas dari dari decollement. Untuk kasus
khusus, garis hijau pada Gambar 10.7 menunjukkan maksimum pada θ = 30 °. Dengan kata
lain, ramp curam (steepest ramp) dari decollement yang bisa dimiliki dan masih
mempertahankan ketebalan lapisan di seluruh struktur adalah 30°. Salah satu konsekuensi
yang penting dari teori basic fault-bend fold adalah bahwa, untuk lipatan tegar sejajar
(parallel kink folding) tanpa global shear di thrust plates (yaitu, tidak ada lapisan sejajar
shear dalam lapisan horizontal), hangingwall cut-off lebih besar dari footwall cutoff (β> θ)
dan slip sesar harus menurun di sepanjang hangingwall ramp..

Sangat mungkin untuk membangun fault-bend folds dengan menggunakan pendekatan lain.
Sebagai contoh, Gambar 10.6 (bawah) dikonstruksi menggunakan layer oblique shear dan
similar folding. Kita akan melihat persamaan dan pendekatan untuk melakukan itu ketika kita
berbicara tentang sesar normal listrik, di bawah ini. Semakin banyak, ahli geologi struktural
menerapkan pemodelan mekanik penuh (full mechanical modeling) untuk masalah tersebut,
meskipun di luar lingkup buku ini. Namun, di unmetamorphosed parts of thrust belts
prevalensi permukaan slickenside bedding menunjukkan bahwa, untuk orde pertama, model
flexural slip fold adalah perkiraan yang memadai.

Gambar 10.7 - Grafik solusi untuk Persamaan 10.6 untuk kink fault-bend folds yang
dimodifikasi dari Suppe (1983). Mengetahui dua sudut, dan dua sudut lainnya dapat diperoleh
dan penampang akurat yang dibangun. Kurva hijau menunjukkan kasus khusus θ = φ. Untuk
setiap sudut ramp, θ, biasanya ada dua kemungkinan solusi, mode 1 dengan sudut aksial
besar, γ, dan small hanging wall cutoffs, β, dan mode 2, sebaliknya (wilayah abu-abu).
2.2 Fault-propagation Folds

Fault-propagation folds (Gambar 10.8) dihasilkan oleh propagasi/ penyebaran ujung garis
(tip line) pada laju yang agak lebih cepat daripada laju slip sesar. Dalam menggambar cross
sections, pertanyaan kuncinya adalah: bagaimana hilangnya slip pada sesar diakomodasi oleh
perlipatan? Dua model kinematik populer ada dalam literatur: 1) Parallel Kink Folding, di
mana hilangnya slip dikompensasi oleh peningkatan pertumbuhan puncak lipatan (enhanced
growth ofthe crest of the fold) (Gambar 10.8 atas). dan 2) Trishear Folding, menghasilkan
deformasi sedang diselesaikan (deformation being resolved) dalam zona segitiga bidang geser
(shear planes) yang memancar dari garis ujung sesar (Gambar 10.8 bawah). Model
sebelumnya tidak menghasilkan deformasi di footwall sesar, sedangkan yang terakhir
menghasilkan deformasi pada footwall dan perubahan ketebalan lapisan untuk bagian lapisan
dalam zona segitiga.

Model kink fault-propagation fold Suppe dan Medwedeff (1990) dapat dikuantifikasi
dengan cara yang sama seperti kink fault-bend folds.. Yang bersangkutan, messy looking
equation (mengabaikan geser di lapisan horizontal) adalah:
Gambar 10.8 - Dua jenis fault-propagation folding, keduanya dengan ratio propagasi-slip
adalah 2 2. Atas, model Parallel kink fold (Suppe dan Medwedeff, 1990). Bawah, Trishear
fault propagation fold. Garis putus-putus adalah zona geser segitiga (triangular shear zone)

Terdapat beberapa hasil penting dari teori Parallel Kink fault-propagation fold (ketebalan
konstan):

- Maximum ramp naik dari decollement adalah 60° (tidak seperti fault-bend fold yang mana
maximum step naik adalah 30°).

- Lipatan mengubah geometri tingkat stratigrafik (stratigraphic level) dari garis ujung: lipatan
di lapisan di atas level tersebut memiliki puncak datar (flat crest) tetapi di bawah
stratigraphic level, lipatan menunjukan sharp kink..

- Untuk ramps off dari decollement, geometri menyesuaikan P/S = 2.

- Uemiringan fore- dan back-limb cukup diagnostik dalam fault propagation folds (Gbr.
10.10). Ini sangat berguna karena kemiringan tersebut mudah untuk ditentukan dari data
lapangan.

Model Trishear Fault-Propagation Folds (Erslev, 1991) memiliki parameter yang lebih
independen (Gambar 10.11) dan dengan demikian tidak bisa menerima analisis geometrik.
Beberapa program komputer tersedia untuk menghitung forward models dari struktur ini dan
karena model dapat dijalankan dengan backwards atau forwards, bahkan ada kisi-kisi strategi
pemodelan (grid search modeling strategy) untuk aplikasinya ke struktur nyata. Derivasi
mengikuti Zehnder dan Allmendinger (2000) dari bentuk paling dasar dari trishear adalah
instruktif untuk pendekatan pemodelan modernnya.

Kami berasumsi bahwa footwall adalah tetap dan hangingwall bergerak pada suatu konstanta
kecepatan, vo. Satu-satunya partikel yang mengalami deformasi terletak di dalamnya zona
geser segitiga (triangular shear zone) (dibatasi oleh garis putus-putus pada Gambar 10.11)
dan kita perlu untuk menentukan bidang kecepatan titik (velocity field of a point) di dalam
zona segitiga. Bidang kecepatan akan ditulis dalam bentuk vektor sebagai

v(x, y) = vx (x, y)iˆ + vy x, y ( )ˆ

Gambar 10.11 - Parameter utama dari model kinematik trishear, menunjukkan sistem
kecepatan, sudut, dan coordinate sistem. Semua hubungan di bawah ini diberikan dalam
koordinat XY, yang bergerak dengan garis ujung sesar. Setelah Zehnder dan Allmendinger
(2000).

Anda mungkin juga menyukai