BAB VIII Total Moisture
BAB VIII Total Moisture
Kelompok II
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun jenis jenis analisis batubara yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Analisis proximate, merupakan analisis untuk mengetahui kualitas
batubara secara pasar maupun perdagangan. Analisa proximate terdiri dari
4 (empat) nilai analisa yang jika dijumlahkan akan bernilai 100%, yaitu
kandungan air, kandungan abu, kandungan zat terbang dan fixed carbon
atau karbon tertambat.
2. Analisis ultimate didefinisikan sebagai analisis batubara yang dinyatakan
dalam kandungan unsur karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen.
Analisa ini menjelaskan bahwa batubara terdiri dari semua unsur tersebut
dengan total komposisi masing-masing unsur tersebut sebesar 100%
dalam suatu massa batubara.
(Sukandarrumidi, 2014)
Moisture pada batubara mempengaruhi banyak kegiatan mulai dari
eksplorasi, penanganan penyimpanan, penggilingan hingga pembakaran.
Beberapa pengaruh moisture batubara, yaitu:
1. Batubara dengan moisture tinggi dapat meningkatkan biaya transportasi,
penanganan dan peralatan.
2. Semakin tinggi air di permukaan suatu batubara akan semakin rendah daya
gerus grinding mill yang menggerusnya.
3. Kadar moisture akan mempengaruhi jumlah pemakaian udara primer.
Batubara dengan kandungan moisture tinggi akan membutuhkan udara
primer lebih banyak untuk mengeringkan batubara tersebut pada suhu keluar
mill tetap.
Moisture pada batubara bukanlah seluruh air yang terdapat di dalam
batubara baik besar maupun kecil dan yang terbentuk dari penguraian batubara
selama pemanasan sehingga terjadi oksidasi. Menurut Deevi dan Suuberg
dalam Xianchun et al. (2009) menyatakan bahwa moisture dalam batubara
berada dalam beberapa bentuk yang berbeda yaitu air bebas di permukaan, air
yang terkondensasi di kapiler, air yang terserap, air yang terikat dengan gugus
polar dan kation dan air yang timbul akibat dekomposisi kimia baik material
organik maupun anorganik.
(Komariah, 2012)
Jenis analisis lainnya yang dapat dipergunakan terutama berkaitan
dengan penggunaan batubara. Contoh beberapa basis analisis yang
digunakan untuk keperluan klasifikasi batubara adalah :
Kelompok II
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelompok II
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
As Received
moisture Inherent Moisture
Air Dried
Ash
Dry
Mineral Volatile
matter Mineral matter
Volatile matter
Pure
Coal
Fixed carbon
(Simorangkir, 2014)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai total
moisture pada saat uji analisa sampel batubara, adalah sebagai berikut :
1. Lamanya Penyimpanan
Faktor lamanya penyimpanan disini yang dimaksud ialah,
lamanya penyimpanan batubara produk di stockpile. Batubara yang
terlalu lama ditampung di stockpile dapat mengalami penambahan nilai
total moisture, hal ini dapat disebabkan karena pengaruh adanya
hujan.
2. Bentuk Tumpukan Batubara
Bentuk tumpukan batubara sangat berpengaruh dalam
penyimpanan batubara produk, tumpukan batubara produk berbentuk
kerucut lebih efisien dari pada berbentuk trapesium. Tumpukan batubara
produk bentuk trapesium memilika luasan permukaan yang lebih lebar
hal ini dapat penyebabkan air tertampung pada saat terjadi hujan.
3. Sampling
Tujuan utama dari pengambilan sampel ialah untuk mengambil
sebagian kecil material yang akan mewakili sifat - sifat keseluruhan
Kelompok II
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
material tersebut. Syarat utama adalah sampel itu harus mewakili
(respresentatif) bahan yang di sampling. Pengambilan sampel batubara
harus dilakukan menurut standar yang telah ditentukan. Karena
banyaknya standar batubara yang ada, pemilihan akan bergantung pada
persetujuan antara pembeli dan penjual.
(Sujiman, 2017)
Berikut ini tabel faktor konversi dasar hasil analisis batubara
yang diguanakan, yaitu :
Tabel 8.2
Faktor Konversi Dasar Hasil Analisis Batubara
Keterangan :
M = Massa total moisture
M1 = Massa inherent moisture
A = Kandungan ash
B = Kandungan mineral matter
B* = Kandungan mineral matter saat air dried
(Triantoro, 2018)
Kelompok II
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Alat-alat yang digunakan pada praktikum analisis total
moisture ini, sebagai berikut :
a. Oven digunakan untuk memanaskan sampel dengan temperatur
tertentu
Gambar 8.1
Oven
Gambar 8.2.
Cawan
c. Neraca analitik, digunakan untuk menimbang sampel maupun
cawan kaca yang digunakan.
Kelompok II
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 8.3
Neraca Analitik
d. Sendok, digunakan untuk memindahkan material yang berukuran
halus ke media yang ditentukan.
Gambar 8.4.
Sendok
e. Termometer digunakan untuk mengukur suhu pada oven.
Gambar 8.5
Termometer
Gambar 8.6
Sketsa Penjepit
Kelompok II
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 8.7
Stopwatch
h. Desikator digunakan sebagai tempat mendinginkan material
setelah di oven.
Gambar 8.8
Desikator
i. Safety tools digunakan untuk melindungi dari bahaya pada saat
praktikum.
Gambar 8.9
Safety Tools
8.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batubara
dengan kalori 4500 kkal/kg yang telah dipreparasi berukuran 0,180 mm
Kelompok II
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 8.10
Sampel Batubara
Kelompok II