Anda di halaman 1dari 5

Metode Mohr

Pada metode ini digunakan ion kromat CrO42- untuk mengendapkan Ag2CrO4berwarna
cokelat. Larutan harus bersifat netral atau sedikit basa, tetapi tidak boleh terlallu basa karena jika
terlalu basa maka yang akan diendapkan adalah Ag(OH). Jika teralu asam maka titik akhir titrasi
tidak terlihat sebab konsentrasi CrO42- berkurang.
2. Metode Volhard
Pada metode ini digunakan ion Fe3+ untuk membentuk ion kompleks berwarna dengan ion
tiosianat SCN- untuk menentukan ion klorida suasana larutan haruslah asam karena pasa suasana
basa Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 berlebih yang ditambahkan ke larutan klorida tentunya tidak
bereaksi. Larutan Ag+ tersebut kemudian dititrasi balik dengan menggunakan Fe(II) sebagai
ndikator.
3. Metode Fajans
Dalam titrasi fajans digunakan indikator adsorbsi. Indikator adsorbsi ialah zat yang dapat
diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini dapat
diatur agar terjadi pada titik ekivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang
digunakan dan pH. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan klorida, bromida, iodida dan
lain sebagainya.
Seperti suatu sistem asam basa dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk titrasi asam
basa, maka peembentukkan endapan dapat juga digunakan sebagai petunjuk akhir suatu titrasi.
Pada metode Mohr, yaitu penentuan klorida dengan ion perak dengan indikator ion kromat,
penamplan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang berwarna kemerah-merahan
dianggap sebagai suatu titik akhir titrasi. Titrasi ini hendaknya dilakukan dalam jangkauan pH
6,59.
Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indikator dekat pada titik ekivalen.
Perak kromat lebih larut (sekitar 8,4 x 10-5 mol/liter) dari pada perak klorida (1 x 10-5 mol/liter).
Jika ion perak ditambahkan kepada sebuah larutan yang mengandung ion klorida dalam
konsentrasi yang besar dan ion kromat dalam konsentrasi yang kecil, maka perak klorida akan
terlebih dahulu mengendap membentuk endapan berwarna putih, perak kromat baru akan
terbentuk sesudah konsentrasi ion perak meningkat samap melampaui harga Kkel perak kromat.
Metide Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion bromida dengan perak nitrat.
Selain itu juga dapat menentukan ion sianida dalam larutan yang sedikit alkalis.
Momen Dipol adalah ketika suatu molekul membentuk pusat muatan negatif dan pusat muatan
positif.

ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul atau antar dipol-dipol yang terjadi antara
dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan
gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam
makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari
molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.

Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai
pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan
Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu
zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti,
dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan
konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai.
Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai
perubahan pH.
Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang
dianalisis dan larutan standar.
Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik
ekuivalenreaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.
Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi.
Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu
senyawa.

 Syarat-syarat yang harus dipenuhiuntuk dapat dilakukan analisis volumetric adalah sebagai
berikut :
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang
kuantitatif/stokiometrik.
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia
maupun secara fisika.
4. Harus ada indicator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator
potensiometrik dapat pula digunakan.
 Alat-alat yang digunakan pada analisa titrimetri ini adalah sebagai berikut :
1. Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu tentukur, dan pipet volume yang telah di
kalibrasi.
2. Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku primer dan
sekunder dengan kemurnian tinggi.
3. Indikator atau alat lain yang dapat menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai.
Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan
standar misalnya arsen trioksida pada pembakuan larutan iodium.
Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer, dan kemudian
digunakan untuk membakukan larutan standar, misalnya larutan natrium tiosulfat pada pembakuan
larutan iodium.

pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai
dari yang lemah (1-2 kJ mol−1) hingga tinggi (>155 kJ mol−1).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan
mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector Fototube. Dalam analisis
cara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan,
yaitu daerah UV (200-380 nm), daerah Visible (380-700 nm), daerah Inframerah (700-3000 nm).

Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya monokromatik


(I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian
dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitans adalah perbandingan intensitas
cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula
sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan hokum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang
digunakan harus monokromatik, rnergi radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan
reaksi kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi atau
phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan harus
pekat (tidak encer).

Beberapa larutan seperti larutan Timbal (Pb2+) dalam air tidak berwarna, supaya timbul earna
larutan Pb diekstraksi dengan dithizone sehinggaberubah menjadi berwarna merah. Larutan
berwarna merah akan menyerap radiasi pada daerah hijau. Dalam hal ini larutan Pb menunjukkan
absorbans maksimum pada panjang gelombang 515 nm.

Jenis-jenis Spektrofotometri
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sumber cahaya yang
digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Spektrofotometri Vis (Visible)


Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energy dalah cahaya tampak
(Visible). Cahaya visible termasuk spectrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata
manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat
dilihat oleh mata manusia, maka sinar tersebut termasuk kedalam sinar tampak (Visible).
2) Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
Berbeda dengan spektrofotometri Visible, pada spektrofometri UV berdasarkan interaksi
sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber
sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen. Dia
merupakan isotop hydrogen yang stabil tang terdapat berlimpah dilaut dan didaratan.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata manusia maka senyawa yang dapat menyerap
sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.

3) Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai
sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan.
Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample
tak berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis
atau UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini berarti
menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat dengan
inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung
mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik,
molekul mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi spektroskopi, di
fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state ke eksited state.

Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :
a. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.
b. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
c. Penyerapan oleh perpindahan muatan.

Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :


E = hv
Dimana :
E = energy (joule/second)
h = tetapan plank
v = frekuensi foton

4) Spektrofotometri IR (Infra Red)


Spektrofotometri ini berdasar kepada penyerapan panjang gelombang Inframerah. Cahaya
Inframerah, terbagi menjadi inframerah dekat, pertengahan dan jauh. Inframerah pada
spektrofotometri adalah adalah inframerah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang
gelombang 2.5-1000 mikrometer. Hasil analisa biasanya berupa signalkromatogram hubungan
intensitas IR terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sampel akan dibandingkan
dengan signal standard.

Anda mungkin juga menyukai