PEMBAHASAN
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata “conseling”). Dalam
praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan.
Keduanya merupakan bagian yang integral. Untuk pemahaman yang yang lebih jelas, dalam
uraian berikut pengertian bimbingan dan konseling diuraikan secara terpisah.
Slameto membagi asas-asas bimbingan dan konseling menjadi dua bagian, yaitu asas
yang berhubungan dengan individu (siswa), dan asas bmbingan dan konseling yang
berhubungan dengan praktik atau yang berhubungan dengan praktik atau pekerjaan
bimbingan.
1. Asas-asas Bimbingan dan Konseling yang Berhubungan dengan Siswa
a. Tiap-tiap siswa mempunyai kebutuhan
Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda mulai dari segi psikis
maupun rohaninya. Apabila kebutuhan tidak tercapai maka akan menimbulkan
kecemasan dan kekecewaan, sehingga pada akhirnya menimbulkan perilaku
menyimpang.
b. Perbedaan siswa
Tiap-tiap siswa berbeda dalam hal fisik maupun jasaninya. Perbedaan itu diantaranya
adalah perbedaan dalam hal kemampuan, bakat dan minat, kebutuhan, cita-cita dan lain
sebagainya. Perbedaan tersebut harus mendapat perhatian lebih spesifik dari para
konselor di sekolah dan madrasah sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan
karakteristik pribadinya masing-masing.
c. Tiap-tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah harus mampu mengantarkan siswa
berkembang menjadi dirinya masing-masing. Guru atau konselor tidak boleh
mengarahkan perkembangan peserta didik sesuai dengan yang diinginkan konselor.
d. Tiap-tiap individu mempunyai dorongan untuk menjadi matang
Dalam tiap-tiap tahap perkembangannya setiap siswa mempunyai dorongan yang kuat
untuk menjadi matang, produktif, dan mandiri. Kematangan yang dimaksud disini adalah
kematangan kejiwaan, emosi dan sosial
e. Tiap-tiap siswa mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk
menyelesaikannya
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah harus diarahkan dalam rangka membantu
siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
hidupnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya dorongan-dorongan yang ada pada setiap
siswa.
Menurut Sukardi dari buku yang dikutip oleh Sugeng Listyo Prabowo menuliskan bahwa
keberhasilan pelayanan bimbingan konseling ditentukan oleh terwujudnya asas-asas yang
meliputi:
1) Kerahasiaan, menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta
didik yang menjadi sasaran layanan
2) Kesukarelaan, menghendaki adanya kesukaan dan kesukarelaan peserta didik yang
mengikuti atau menjalani layanan atau kegiatan yang diperuntukkan baginya. Dalam hal
ini konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3) Keterbukaaan, menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan dapat
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan keterangan tentang dirinya
sendiri maupun dalam menerima informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya.
4) Kekinian, menghendaki agar obyek sasaran layanan ialah permasalahan peserta didik
dalam kondisi “sekarang.” Layanan berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa
lampau” harus dilihat dampak dan tantangan dengan kondisi yang ada sekarang.
5) Tut Wuri Handayani, menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, memberikan dorongan dan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengoptimalkan potensi diri yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara umum dan luas program Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan
tujuan: membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi; membantu
individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat;
membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan individu-individu lain;
membantu individu dalam mencapai harmoni antara cita-cita dan kemampuan yang
dimilikinya.
2. Asas Bimbingan dan Konseling salah satunya yaitu, Tut Wuri Handayani,
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, memberikan dorongan dan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengoptimalkan potensi diri yang dimilikinya.
B. Saran
Bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2013. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah
Geldard, Kathryn, David Geldard. 2011. Ketrampilan Praktik Konseling Pendekatan
Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kartadinata, Sunaryo. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional
Nurihsan, Achmad Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama
Prabowo, Sugeng Listyo. Faridah Nurmaliyah. 2010. Perencanaan Pembelajaran.
Malang:UIN Maliki Press
Saam, Zulfan. 2013. Psikologi Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Tohirin. 2014. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis Integrasi).
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada