Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kayu pada umumnya dikenal sebagai bagian batang atau cabang serta ranting

tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu

digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot

meja, kursi, bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan

banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga

dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa

dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.

Salah satu bahan konstruksi yang diperoleh dari tumbuhan di alam yaitu kayu,

yang tidak hanya merupakan bahan konstruksi pertama, tetapi juga mungkin yang

terakhir dalam suatu konstruksi. Kayu mencakup bahan konstruksi yang dapat

diperbaharui. Melihat luas dan pentingnya benda-benda yang terbuat dari kayu

maka diperlukan keahlian dan tehnik-tehnik tertentu dalam proses pembuatan

benda-benda konstruksi kayu tersebut. Sebagai contoh dari proses pembuatan

benda-benda konstruksi dari kayu salah satunya yaitu lemari, kursi, meja dan

kuseng dan pintu. Untuk membuat benda-benda diatas, diperlukan keahlian dan

teknik-teknik yang dapat membuat kayu dapat dimanfaatkan secara baik dan dapat

menunjang aktivitas kegiatan manusia.

Berdasarkan uraian diatas maka dibuatlah suatu mini project berupa rak buku

yang dijadikan sebagai benda yang dapat dimanfaatkan penggunaannya untuk

menunjang kegiatan sehari-hari, misalkan menyimpan buku dan tempat berkas-

berkas penting lain yang jumlahnya banyak.


1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari mini project adalah mahasiswa dapat mengetahui benda yang

dibuat dari hasil perancangan serta pengetahuan yang diperoleh dari praktikum

perbengkelan selama ini, mengetahui bahan dari mini project serta mengetahui

teknik yang digunakan dalam membuat mini project.

Kegunaan dari mini project adalah mahasiswa dapat mengetahui penerapan

dari teori dan praktikum dalam pembuatan suatu benda yang dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari khususnya benda yang sangat diperlukan bagi

kegiatan mekanisasi atau teknik pertanian sebagai disiplin ilmu yang tengah

digeluti.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang

mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk

berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan

bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga

dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada

dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari

berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika

kayu dalam berbagai kondisi penanganan.Ada kaitan yang erat antara sifat-sifat

kayu dengan sifat jenis pohon yang menghasilkannya. Kerapatan (densitas) kayu

bervariasi menurut spesiesnya dan menentukan kekuatan kayu tersebut. Kayu

mahoni dan jati, misalnya, memiliki kerapatan sedang hingga tinggi, sehingga

baik untuk diolah sebagai furniture dan kayu konstruksi. Akan tetapi kayu dadap

dan kapuk kerapatannya rendah, sehingga hanya layak untuk membuat begisting

atau penggunaan lain yang tidak memerlukan banyak kekuatan (Yuli, 2014).

Namun, pengertian 'kayu keras' dan 'kayu lunak' dalam bahasa Inggris (yakni

hardwood dan softwood, berturut-turut) lebih terkait dengan kelompok tumbuhan

yang menghasilkannya. Hardwood dihasilkan oleh jenis-jenis pohon berdaun lebar

(kelompok dikotil), sedangkan softwood dihasilkan oleh pohon-pohon berdaun

jarum (konifer). Dalam kenyataannya, jenis-jenis 'kayu keras' tertentu, yang

memiliki kerapatan rendah, bisa jadi lebih lunak daripada beberapa jenis 'kayu

lunak' berkerapatan tinggi (Yuli, 2014).


2.2 Jenis-jenis Kayu

Menurut Herman (2012), ada beberapa jenis–jenis kayu yang umumnya

digunakan masyarakat untuk keperluan pembuatan bahan konstruksi, kerangka

dan benda penunjang lainnya. Jenis-jenis kayu tersebut antara lain:

1. Kayu Jati

Kayu jati umunya berwarna coklat muda dan jika sudah lama terkena

cahaya dan udara, warnanya menjadi sawo matang. Banyak dipergunakan

untuk perabot rumah tangga,dan pada bangunan rumah seperti kuseng,

daun pintu, jendela, dinding, lantai loteng, dan sebagainya.

2. Kayu Merbabu

Kayu merbabu umumnya berwarna coklat muda dan jika telah lama

akan menjadi coklat tua. Banyak dipergunakan untuk kerangka bangunan

diluar dan atap karena kuat serta tahan terhadap rayap, pengembangan dan

penyusutan kecil. Karena tingginya kadar O2 paku atau baut ataupun bahan

yang terbuat dari besi yang berhubung dengan kayu tersebut. Kekurangan

dari jenis kayu ini adalah mudalah terbakar.

3. Kayu Jati

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur

paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat

kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Kayu

jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena

kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang

memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Jawa

adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai
ditanam oleh pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang

berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati

disalurkan langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan

Jawa Timur. Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan

kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada

mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang

diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang

dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu

tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut

dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.

4. Kayu Rasmala

Kayu rasmala umumnya berwarna merah dan coklat kehitam-hitaman.

Banyak dipergunakan untuk rangkap atap, balok, loteng, tiang-ting, dan

lain sebagainya. Kayu ini tahan terhadap rayap dan jika terlindung iklim

tidak menyebabkan banyak perubahan kadar lengas tahan terhadap bubuk.

Kayu ini mengalami pengembangan dan penyusutan besar berlebi-lebih

jika kadar lengas cepat dan besar, maka dapat memilin, dan banyak

tumbuh didaerah Jawa Barat dan Sumatera.

5. Kayu Merawan

Kayu merawan umumnya berwarna coklat muda dan jika sudah lama

atau tua, warnanya berubah menjadi coklat tua.Banyak digunakan untuk

bangunan rumah dan perabotan dan banyak ditemukan di Sumatera dan

Kalimantan.
6. Kayu Meranti

Kayu meranti tediri dari dua jenis yaitu meranti merah dan meranti

putih.Kayu ini banyak digunakan untuk kasau, reng, bangunan yang

ringan, papan, cetakan beton, tiang papan cetakan, dan lain-lain.

7. Kayu Kamfer

Kayu kamfer umumnya berwarna kuning kemerah-merahan. Kayu ini

tahan bubukan tetapi tidak tahan rayap. Oleh karena itu bangunan ini

hanya digunakan pada bangunan-bangunan bawah atap, seperti rangka

atap, balok loteng , papan loteng , dan sebagainya.

7. Kayu Zeungiing

Warnanya putih dan coklat muda. Kayunya agak lunak dan kembang

susutnya sangat besar namun agak tahan terhadap rayap. Banyak dipakai

untuk bangunan sederhana dan baik sekali untuk bangunan dengan

konstruksi paku.

2.3 Persyaratan Teknis Kayu

Kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda seperti tingkat kelenturan, susut

muai, berat, dan sifat-sifat lain. Untuk dapat mengatur, menyesuaikan, dan

menentukan perlakuan kita terhadap kayu yang akan digunakan, kita harus dapat

memperhitungkan untung ruginya, baik secara ekonomis ataupun secara

pengerjaannya (Dermawan, 2009).


1. Bangunan (konstruksi)

Persyaratan teknis untuk jenis kayu yang akan digunakan pada saat

memilih kayu yang akan dijadikan untuk bahan bangunan adalah kuat,

kaku, keras, berukuran besar, keawetan tinggi. Jenis kayu yang tepat untuk

konstruksi yaitu kayu balau, bengkirai, belangran, jati, kuruing, rasmala,

dan sebagainya.

2. Finir (biasa)

Persyaratan khusus untuk jenis kayu yang akan digunakan pada saat

memilih kayu yang akan dijadikan untuk bahan biasa yaitu berdiameter,

bulat, bebas cacat, berat sedang. Jenis kayu yang tepat yaitu kayu meranti,

nyatoh, dan agathis.

3. Meubel

Persyaratan teknis untuk kayu yang akan dijadikan meubel yaitu berat

sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan. Jenis kayu yang

karakteristiknya sesuai yaitu jati, eboni, meranti, mahoni, suren dan

sonokeling.

4. Lantai

Persyaratan teknis untuk kayu yang akan dijadikan lantai yaitu keras,

mudah dipaku, cukup kuat, daya abrasi tinggi dan tahan asam. Jenis kayu

yang sesuai yaitu balau, bengkirai, belangeran dan kayu jati.

5. Bantalan kereta api

Persyaratan teknis untuk kayu yang akan dijadikan sebagai bantalan

kereta api haruslah kuat, keras, kaku dan awet. Jenis kayu yang sesuai

yaitu kayu balau, bengkirai, belangeran dan ulin.


6. Tiang listrik atau telepon

Persyaratan teknis untuk kayu yang akan dijadikan sebagai tiang

listrik atau telepon yaitu kuat, ringan, awet dan bentuk lurus. Jenis kayu

yang sesuai yaitu kayu balau, jati merbau, lara, ulin

7. Perkapalan

Persyaratan teknis untuk kayu yang akan dijadikan sebagai bahan

pembuatan kapal atau perahu yaitu kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan

binatang laut. Jenis kayu yang sesuai yaitu ulin, kaur dan bengkirai.

8. Patung dan ukiran

Persyaratan teknis untuk kayu yang akan dijadikan sebagai patung

dan ukiran yaitu berserat lurus, teratur, keras, terkstur halus, tidak mudah

patah dan memiliki warna gelap. Jenis kayu yang tepat dan sesuai yaitu

jati, sonokeling, eboni, melur dan salimuli.

9. Moulding

Persyaratan teknis untuk kayu yang akan dijadikan moulding yaitu

ringan, berserat lurus, bertekstur lurus, mudah dikerjakan dan dekoratif.

10. Bekisting

Persyaratan teknis untuk kayu yang akan dijadikan bekisting yaitu ringan,

mudah dipaku, mudah dikerjakan. Jenis kayu yang sesuai yaitu terentang

dan surem.

2.4 Sambungan Kayu

Komponen pembentuk sambungan adalah kayu yang akan disambung, alat

sambung (fastener) dan alat pelat sambung (connector plate). Sambungan kayu

tanpa alat-alat sambungan merupakan cara menyambung kayu tertua. Semua gaya
disalurkan dari kayu yang satu ke kayu yang lain. Penggunaan alat-alat sambung

sederhana seperti pengikatan, paku, pasak, kelam atau besi trip berfungsi sebagai

pengaman pada titik letak sambungan tersebut. Sambungan perekat merupakan

sambungan bidang yang sangat kuat. Jangan manggabungkan kekuatan

sambungan perekat dengan alat sambung yang lain misalnya lem dan paku. Pada

saat sambungan menerima beban, sambungan langsung menerima beban tersebut,

sedangkan alat sambungan yang lain baru menerima beban penuh sesudah terjadi

pergeseran sedikit (Moediartianto, 2004).

Alat-alat sambung kayu telah mengalami perbaikan dan perkembangannya

selama bertahun-tahun. Saat ini, sambungan dapat dirancang dengan akurasi

yang sama dengan bagian lain dari suatu struktur. Alat-alat sambung ini terdiri

dari paku, sekrup, lag screw, dowel, pin beralur (drift pin), baut beralur (drift bolt)

dan baut. Sedangkan pada alat-alat sambung yang lain adalah paku khusus,

kokot (Staple), paku sumbat kayu (timber rivet), cincin belah (split ring), plat

geser (shear plate), plat klem (clamping plate), framing anchor, joist , purlin

hanger dan sebagainya (Moediartianto, 2004).

Umumnya alat–alat sambung pengikat kayu terbuat dari logam dan memiliki

kekuatan yang tinggi sehingga kerusakan pada alat sambung pengikatnya sendiri

tidak menjadi perhatian. Persyaratan utamanya adalah kuat pengangannya, yaitu

kemampuannya untuk meneruskan tegangan dari satu elemen ke elemen lainnnya

tanpa menimbulkan kerusakan. Kuat pegang berhubungan dengan sifat kekuatan

struktural dan kondisi kayu. Diperkirakan sekitar 75.000 alat sambung atau

pengikat, utamanya paku, digunakan di setiap rumah. Paku umumnya digunakan

untuk menahan beban yang ringan, seperti pada konstruksi rangka ringan,
diafragma dan dinding geser (shear wall). Sementara itu, baut digunakan untuk

menahan beban dengan jarak relatif besar yang perlu diteruskan melalui sebuah

sambungan, juga digunakan pada konstruksi kayu berat dan konstruksi rangka

ringan untuk mengantisipasi beban yang besar (Moediartianto, 2004).

Sambungan dengan paku memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

sambungan dengan baut. Hal ini terkait antara lain dengan efisiensi paku yang

lebih besar, perlemahan yang diberikan relatif kecil yaitu kira-kira 10% sehingga

sering diabaikan, lebih kaku dan pengerjaannya relatif lebih mudah bila kayu yang

akan dikerjakan tidak terlalu keras dan bagian yang disambung tidak terlalu tebal

sehingga tidak perlu dibor terlebih dahulu. Meskipun baut banyak dipakai,

sebetulnya dianggap tidak begitu baik karena efisiensinya rendah dan

deformasinya besar. Baut lebih mudah dipasang karena tidak memerlukan

pembuatan alur dan elemen yang telah disambung tidak perlu dipisahkan.

Konstruksi kuda-kuda kayu umumnya merupakan suatu konstruksi penyanggah

atau pendukung utama dari atap. Konstruksi kuda-kuda kayu mempunyai syarat

tidak boleh berubah bentuk, terutama jika sudah berfungsi. Beban-beban atap

yang harus diterima konstruksi kuda-kuda kayu melalui gording-gording yang

sedapat mungkin disalurkan atau diterima tepat pada titik buhul. Dengan demikian

rangka batang dapat bekerja sesuai dengan perhitungan besarnya gaya batang dan

juga batang tersebut tidak terjadi tegangan lentur melainkan hanya terdapat

tegangan normal tekan dan tarik (Moediartianto, 2004).


2.5 Peralatan Kerja Kayu

Setiap kayu memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu dan yang

lainnya. Sehingga tak jarang kita sering melihat ada banyak cara atau teknik

pengerjaan kayu (Dermawan, 2009).

Menurut Dermawan (2009), peralatan kerja kayu umumnya terdiri dari

beberapa alat yang memiliki ukuran yang bervariasi. Mulai dari yang terkecil

hingga yang terbesar sekalipun. Adapun peralatan kerja kayu yang sering

digunakan yaitu:

1. Gergaji

Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong kayu dalam

ukuran dan bentuk yang dikehendaki.Gergaji tangan terdiri dari daun baja

dengan barisan gigi yang telah dikikir. Daunnya dijepit pada pegangan

kayu dengan perentaraan baut.

a. Gergaji Pembelah

Gergaji pembelah adalah gergaji dengan gerigi dirancang

untuk membelah kayu. Gergaji pembelah digunakan untuk

menggergaji kayu searah jaringan serat kayu dan mempunyai 31/2

hingga 4 pucuk gigi pada setiap panjang 25 mm. Panjang daun

antara 500 mm hingga 70 mm.

b. Gergaji pemotong

Gergaji pemotong adalah gergaji dengan gerigi yang

dirancang untuk memotong kayu. Jenis gergaji ini digunakan

untuk menyayat atau memotong melintang jaringan serat kayu dan

tepi potongnya mempunyai 5 hingga 7 pucuk gigi pada setiap


kepanjangan 25 mm. Panjang daun antara 550 mm hingga 700

mm.

c. Gergaji kurva

Gergaji kurva digunakan untuk menyayat lengkungan-

lengkungan yang kecil dan tajam sehingga tidak mungkin

dikerjakan dengan gergaji lain. Ukuran panjang daun berkisar

156 mm.

2. Ketam

Alat ini berguna untuk menghilangkan permukaan kayu yang kasar

bekas gergajian atau bekas pemotongan, kayu yang sudah dipahat serta

mengikis permukaan kayu yang berurat atau berserat bolak-balik, untuk

mengetam sisi permukaan yang akan disambungkan dengan perekat atau

dilem, agar dapat lebih meresap ke dalam kayu dan sambungan akan

menjadi rapat dan kuat.

3. PAHAT

Pahat ialah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan

pekerjaan pemotongan dan pembentukan yang bermacam-macam, maka

dibuatlah bentuk-bentuk pahat-pahat yang disesuikan dengan pekerjaan .


III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pembuatan mini project rak buku dilaksanakan pada tanggal 18-27 April 2015

bertempat di kecamatan Turikale, Kabupaten Maros.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pembuatan mini project rak buku yaitu gergaji

potong, belah, bor portable (listrik), bor manual (tangan), ketam, pahat, meteran

dan mistar baja.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan mini project rak buku yaitu kayu,

tripleks, paku, balok-balok, cat, amplas,

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam pembuatan mini project rak buku yaitu:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan rak

buku.

2. Mengukur balok dan papan serta tripleks yang akan dipakai dengan meteran,

mistar baja.

3. Memotong balok dan papan menggunakan gergaji.

4. Menyatukan balok dan papan serta tripleks hingga menjadi kerangka dan

berbentuk rak buku.

5. Menghaluskan bagian-bagian yang masih kasar menggunakan amplas.

6. Mengecek bagian-bagian penyusun kerangka dan bagian yang masih perlu

diperbaiki.
7. Mengecet rak buku dengan cat warna coklat.

8. Menunggu hingga cat kering dengan baik dan memberikan varnish pada rak

buku agar mengkilap.


IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya

Tabel 14. Anggaran Biaya


No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan Penunjang

2 Bahan Habis Pakai

3 Lain-lain

Jumlah (Rp)

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 15. Jadwal Kegiatan

Pekan ke-1 Pekan ke-2


No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

1 Mendesain Rak buku


Mencari Pembuat
2
Rak buku
Membuat Rak buku
3
dan finishing
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pembuatan mini project rak buku, dapat diketahui bahwa

kayu dapat dijadikan sebagai bahan konstruksi, bagunan, serta benda-benda lain

karna memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Rak buku umumnya terbuat dari

kayu yang mempunyai karakteristik keras dan tidak mudah rapuh serta mengalami

penyusutan akibat suhu dan intensitas kelembapan. Kualitas produk dipengaruhi

oleh keadaan bahan baku misalkan jenis, kekeringan, cacat-cacat kayu,

ketrampilan tenaga kerja, mutu dan ketajaman peralatan dan mesin-mesin, proses

serta cara pengerjaannya.

Setiap proses pengerjaan atau pembuatan yang dilakukan, tahapan-tahapan

proses yang selalu ada adalah penyediaan bahan, pemotongan atau penggergajian

kayu, pembentukan produk (ragangan), pengerjaan lanjutan dan penghalusan,

pengeringan dan finishing. Mungkin variasi-variasi dan langkah-langkahnya ada

yang sedikit berbeda atau tidak. Biasanya variasi dan perbedaan-perbedaan

tersebut tidak banyak dan umumnya dipengaruhi oleh jenis dan bentuk bahan

kayu, tujuan kualitas dan nilal produk dan efisiensi waktu.

Tahapan dalam pembuatan rak buku yaitu setelah melakukan pengukuran,

langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan pemotongan pada balok

dan papan dengan lebar dan jarak yang telah ditentukan sebelumnya dengan

menggunakan gergaji. Setelah pemotongan selesai, kemudian kami menyusun


rangka rak tersebut dengan memasangkan paku pada setiap sisi rak. Setelah itu,

kami melakukan penghalusan pada sisi bagian atas dan tempat untuk meletakkan

bahan agar rangka alat menjadi halus dan tidak melukai atau merobek buku pada

saat disimpan nanti, serta beban yang ditampung cukup besar. Kemudian kami

melakukan pengecatan pada alat, warna yang kami gunakan yaitu campuran dari

warna putih dan merah maron dengan menambahkan tinner. Dimana warna dari

percampuran cat tersebut, menghasilkan warna pink keungu-unguan. Setelah

pengecatan selesai, kemudian kami membungkus papan menggunakan plastik

yang telah dibagi menjadi empat.


VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembuatan mini project yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang

mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).

2. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan mini project rak buku yaitu

bor, ketam listrik, catok manual, gergaji manual, gergaji listrik, amplas

listrik, pensil dan meteran serta mistar baja.

3. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mini project rak buku

yaitu balok, papan, tripleks, solar, cat, paku dan listrik.

4. Teknik yang dipakai dalam membuat atau mengerjakan mini project yaitu

memotong, menyambung, memahat dan melubangi.

6.2 Saran

Dalam pembuatan suatu benda atau konstruksi terutama yang berbahan dasar

dari kayu harus memahami karakteristik dari kayu yang akan digunakan, serta

mengetahui teknik-teknik dalam pembuatan serta pengerjaan kayu tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Dermawan. 2009. Kayu, Jenis Kayu dan Penggunaanya. Andi Offset: Malang.
Herman. 2012. Ilmu konstruksi Bangunan Kayu. Kanisius Press: Yogyakarta.
Moediartianto. 2004. Ilmu Bahan Konstruksi Bangunan Kayu Edisi Baru.
Kanisius Press: Jakarta.
Yuli. 2014. Jenis-Jenis Kayu dan Konstruksi Kayu. Bina Cipta: Bandung.
LAPORAN MINI PROJECT
PERBENGKELAN PERTANIAN

MINI PROJECT

NAMA : AZMAWIJAYA . A
NIM : G411 13 510
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : RAHMAT AHMAD
ANANDA FARID
MUHAMMAD QAYYUM HAMKA

LABORATORIUM PERBENGKELAN PERTANIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
IV. Justifikasi Aggaran

1. Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)

Mata Ketam Alat penghalus rak 3 40.000 120.000

buku

Kuas Alat pengecat rak 2 8.000 16.000

buku

Sub Total I (Rp) 136.000

2. Bahan Habis Pakai


Harga
Justifikasi Jumlah
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)

Amplas Bahan Penghalus 3 10.000 30.000

kerangka rak buku

Paku 1 Kg Bahan penyangga 1 18.000 18.000

dan penyambung

rangka

Balok Kayu Bahan pembentuk 47 13.000 611.000

rangka

Tripleks Bahan pembentuk 6 50.000 300.000

rangka

Papan Bahan pembentuk 10 10.000 100.000


rangka

Solar 2 Liter 2 15.000 30.000

Cat Bahan pengecat 2 60.000 120.000

dan pelapis rangka

Sub Total II (Rp) 1.209.000

3. Lain-lain
Justifikasi Harga Jumlah
Material Kuantitas
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)

Biaya kirim Upah 1 100.000 100.000

transpor

Pengantaran

rak buku

Biaya Upah 2 300.000 600.000

Tukang pembuatan

rak buku

Sub Total III (Rp) 700.000

Total Keseluruhan I + II + III (Rp) 2.045.000

Anda mungkin juga menyukai