Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah
dari normal.

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm3 darah
atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100
ml darah.

Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau
sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)

Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia.

Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan


suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke
jaringan.

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di


bawahrentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta,
2002)

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin
turun dibawah normal.(Wong, 2003)

B. Anatomi Fisiologi

Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut :


 Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit,
dan protein darah.
 Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-
komponen berikut ini.

1) Eritrosit : sel darah merah (SDM ± red blood cell).

2)Leukosit : sel darah putih (SDP± white blood cell).

3)Trombosit : butir pembeku darah ± platelet.1.

 Sel Darah Merah (Eritrosit) : Sel darah merah merupakan cairan bikonkaf
dengan diameter sekitar 7 mikron. Bikonkavitas memungkinkan gerakan
oksigen masuk dan keluar sel secara cepatdengan jarak yang pendek antara
membran dan inti sel. Warna kuning kemerahan-merahan, karena di dalamnya
mengandung suatu zat yang dsebut Hemoglobin.
 Sel Darah Putih (Leukosit) :Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat
bergerak dengan perantaraan kaki kapsul(pseudopodia). Mempunyai macam-
macam inti sel, sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya serta warna
bening (tidak berwarna). Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-
sel bakal. Jenis jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak
bergranula, yaitu limfosit T dan B ; monosit dan makrofag; serta golongan
yang bergranula yaitu :
o Eosinofil
o basofil
o neutrofil

Fungsi sel darah putih :

o Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh kuman dan memakan bibit


penyakit, bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (sistem
retikulo endotel).
o Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/ membawa zat lemak dari
dinding ususmealui limpa terus ke pembuluh darah.
 Keping Darah (Trombosit) :Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel
besar dalam sumsum tulang yang terbentuk cakram bulat, oval, bikonveks,
tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. Trombosit berperan penting dalam
pembentukan bekuan darah
 Plasma darah : Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya
bening kekuning-kuningan
 Limpa : Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu
kepalan tangan.Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah kostae.

Fisiologi Sistem Hematologia.

Sebagai alat pengangkut yaitu :


 Mengambil O2/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
 Mengangkat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
 Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikankeseluruh jaringan/alat tubuh.
 Mengangkat/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
 Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
 Mengatur panas tubuh.
 Berperan serta dala, mengatur pH cairan tubuh.
 Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi.
 Mencegah perdarahan.(Handayani, 2008:1)

C. Penyebab
Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau
kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya.

Penyebab anemia antara lain sebagai berikut:

1. Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif seperti kecelakaan,


operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan
menahun:cacingan.
2. Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena
intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah.
3. Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena
faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel:
intoksikasi, infeksi –malaria, reaksi hemolitik transfusi darah.
4. Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum
tulang (kerusakan sumsum tulang).

D. Manifestasi klinik.
Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat maka dapat menimbulkan
manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:

1. Kecepatan kejadian anemia


2. Durasi
3. Kebutuhan metabolisme klien bersangkutan
4. Adanya kelainan lain atau kecacatan
5. Komplikasi tertentu atau keadaan penyerta kondisi yang menyebabkan
anemia.

Karena jumlah sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit oksigen yang
dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang cepat sebanyak 30% dapat
menyebabkan kolaps vaskuler pada individu yang sama. Namun penurunan
hemoglobin dan hematokrit tanpa gejala yang tampak atau ketidakmampuan yang
jelas secara bertahap biasanya dapat ditoleransi sampai 50%. Mekanisme kompensasi
tubuh bekerja melalui :

1. Peningkatan curah jantung dan pernapasan, karena itu menambah pengiriman


oksigen ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah.
2. Meningkatkan pelepasan oksigen dan hemoglobin.
3. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela
jaringan.
4. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital.

Individu yang telah mengalami anemia selama waktu yang cukup lama dengan kadar
hemoglobin antara 9 –11 g/dl, hanya mengalami sedikit gejala atau tidak ada gejala
sama sekali selain takikardi ringan selama latihan. Takikardi menggambarkan beban
kerja dan curah jantung yang meningkat. Dispnea pada latihan biasanya terjadi bila
kadar hemoglobin dibawah 7,5 g/dl yang merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen. Kelemahan hanya terjadi bila kadar hemoglobin dibawah 6 g/dl.
Dispnea istirahat bila dibawah 3 g/dl dan gagal jantung hanya pada kadar sangat
rendah 2-2,5 g/dl, hal ini disebabkan karena otot jantung yang kekurangan oksigen
tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat.

Salah satu tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat. Ini
diakibatkan berkurangnya volume darah, hemoglobin dan vasokontriksi untuk
memperbesar pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Warna kuku, telapak tangan,
memban mukosa mulut dan konjungtiva dapat digunakan untuk menilai kepucatan.
E. Patofisiologi
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh


penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:

hitung retikulosit dalam sirkulasi darah Adanya suatu anemia mencerminkan adanya
suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(destruksi).

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).

1. ;
2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia

F. Patways
G. Pemeriksaan Penunjang
 Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung
trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
 Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
 Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang:
1. Anemia aplastik:

 Transplantasi sumsum tulang


 Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal

 Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
 Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan
tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan
kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat
darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi

 Dicari penyebab defisiensi besi


 Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat
ferosus.

5. Anemia megaloblastik

 Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila


difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
 Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
 Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati,


perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir
tentang keuangan , kerja , keluarga.
Tanda : menolak , menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri, koma nyeri.

I. Focus pengkajian keperawatan


. Lakukan pengkajian fisik

2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet

3. Observasi adanya manifestasi anemia

a. Manifestasi umum

 Kelemahan otot
 Mudah lelah
 Kulit pucat

b. Manifestasi system saraf pusat

 Sakit kepala
 Pusing
 Kunang-kunang Peka rangsang
 Proses berpikir lambat
 Penurunan lapang pandang
 Apatis
 Depresi

c. Syok (anemia kehilangan darah)

 Perfusi perifer buruk


 Kulit lembab dan dingin
 Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
 Peningkatan frekwensi jatung
J. Fokus Intervensi Keperawatan
DIANGOSA
TUJUAN DAN KRITERIA
NO KEPERAWATAN INTERVENSI
HASIL
DAN KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan keperawatan selama ……… jam Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan perfusi jaringan klien adekuat sensasi perifer)
darah, suplai oksigen dengan kriteria :  Monitor adanya daerah tertentu
berkurang - Membran mukosa merah yang hanya peka terhadap
- Konjungtiva tidak anemis panas/dingin/tajam/tumpul
- Akral hangat  Monitor adanya paretese
- Tanda-tanda vital dalam  Instruksikan keluarga untuk
rentang normal mengobservasi kulit jika ada
lesi atau laserasi
 Gunakan sarun tangan untuk
proteksi
 Batasi gerakan pada kepala, leher
dan punggung
 Monitor kemampuan BAB
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Monitor adanya tromboplebitis
 Diskusikan menganai penyebab
perubahan sensasi

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :


nutrisi kurang dari keperawatan selama ………. Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d status nutrisi klien adekuat  Kaji adanya alergi makanan
intake yang kurang, dengan kriteria  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
anoreksia  Adanya peningkatan berat badan menentukan jumlah kalori dan
sesuai dengan tujuan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Definisi : Intake nutrisi  Beratbadan ideal sesuai dengan  Anjurkan pasien untuk
tidak cukup untuk tinggi badan meningkatkan intake Fe
keperluan metabolisme  Mampumengidentifikasi  Anjurkan pasien untuk
tubuh. kebutuhan nutrisi meningkatkan protein dan
 Tidk ada tanda tanda malnutrisi vitamin C
Batasan karakteristik :  Menunjukkan peningkatan  Berikan substansi gula
- Berat badan 20 % atau fungsi pengecapan dari menelan Yakinkan diet yang dimakan
lebih di bawah ideal  Tidak terjadi penurunan berat mengandung tinggi serat untuk
- Dilaporkan adanya badan yang berarti mencegah konstipasi
intake makanan yang  Pemasukan yang adekuat  Berikan makanan yang terpilih (
kurang dari RDA  Tanda-tanda malnutri si sudah dikonsultasikan dengan
(Recomended Daily  Membran konjungtiva dan ahli gizi)
Allowance) mukos tidk pucat  Ajarkan pasien bagaimana
- Membran mukosa dan  Nilai Lab.: membuat catatan makanan
konjungtiva pucat Protein total: 6-8 gr% harian.
- Kelemahan otot yang Albumin: 3.5-5,3 gr %  Monitor jumlah nutrisi dan
digunakan untuk Globulin 1,8-3,6 gr % kandungan kalori
menelan/mengunyah HB tidak kurang dari 10 gr %  Berikan informasi tentang
- Luka, inflamasi pada kebutuhan nutrisi
rongga mulut  Kaji kemampuan pasien untuk
- Mudah merasa kenyang, mendapatkan nutrisi yang
sesaat setelah dibutuhkan
mengunyah makanan
- Dilaporkan atau fakta Nutrition Monitoring
adanya kekurangan  BB pasien dalam batas normal
makanan  Monitor adanya penurunan berat
- Dilaporkan adanya badan
perubahan sensasi rasa  Monitor tipe dan jumlah aktivitas
- Perasaan yang biasa dilakukan
ketidakmampuan untuk  Monitor interaksi anak atau
mengunyah makanan orangtua selama makan
- Miskonsepsi  Monitor lingkungan selama
- Kehilangan BB dengan makan
makanan cukup  Jadwalkan pengobatan dan
- Keengganan untuk tindakan tidak selama jam
makan makan
- Kram pada abdomen  Monitor kulit kering dan
- Tonus otot jelek perubahan pigmentasi
- Nyeri abdominal dengan  Monitor turgor kulit
atau tanpa patologi  Monitor kekeringan, rambut
- Kurang berminat kusam, dan mudah patah
terhadap makanan  Monitor mual dan muntah
- Pembuluh darah kapiler  Monitor kadar albumin, total
mulai rapuh protein, Hb, dan kadar Ht
- Diare dan atau  Monitor makanan kesukaan
steatorrhea  Monitor pertumbuhan dan
- Kehilangan rambut yang perkembangan
cukup banyak (rontok)  Monitor pucat, kemerahan, dan
- Suara usus hiperaktif kekeringan jaringan
- Kurangnya informasi, konjungtiva
misinformasi  Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik,
Faktor-faktor yang hipertonik papila lidah dan
berhubungan : cavitas oral.
Ketidakmampuan  Catat jika lidah berwarna
pemasukan atau magenta, scarlet
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.

3 Defisit perawatan diri b/d Setelah dilakukan tindakan NIC :


kelemahan fisik keperawatan selama ………. Self Care assistane : ADLs
jam kebutuhan mandiri klien Monitor kemempuan klien untuk
Definisi : terpenuhi dengan kriteria perawatan diri yang mandiri.
Gangguan kemampuan  Klien terbebas dari bau badan  Monitor kebutuhan klien untuk
untuk melakukan ADL  Menyatakan kenyamanan alat-alat bantu untuk kebersihan
pada diri terhadap kemampuan untuk diri, berpakaian, berhias,
melakukan ADLs toileting dan makan.
Batasan karakteristik :  Dapat melakukan ADLS dengan Sediakan bantuan sampai klien
ketidakmampuan untuk bantuan mampu secara utuh untuk
mandi, ketidakmampuan melakukan self-care.
untuk berpakaian, Dorong klien untuk melakukan
ketidakmampuan untuk aktivitas sehari-hari yang
makan, ketidakmampuan normal sesuai kemampuan
untuk toileting yang dimiliki.
Dorong untuk melakukan secara
Faktor yang berhubungan mandiri, tapi beri bantuan
: kelemahan, kerusakan ketika klien tidak mampu
kognitif atau perceptual, melakukannya.
kerusakan Ajarkan klien/ keluarga untuk
neuromuskular/ otot-otot mendorong kemandirian, untuk
saraf memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
 Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan.
 Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan NIC :


keperawatan selama ………. Infection Control (Kontrol
Definisi : Peningkatan jam status imun klien meningkat infeksi)
resiko masuknya dengan kriteria  Bersihkan lingkungan setelah
organisme patogen  Klien bebas dari tanda dan gejala dipakai pasien lain
infeksi  Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko :  Menunjukkan kemampuan untuk  Batasi pengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif mencegah timbulnya infeksi  Instruksikan pada pengunjung
- Ketidakcukupan  Jumlah leukosit dalam batas untuk mencuci tangan saat
pengetahuan untuk normal berkunjung dan setelah
menghindari paparan  Menunjukkan perilaku hidup berkunjung meninggalkan
patogen sehat pasien
- Trauma  Gunakan sabun antimikrobia
- Kerusakan jaringan dan untuk cuci tangan
peningkatan paparan
 Cuci tangan setiap sebelum
lingkungan
dan sesudah tindakan
- Ruptur membran
kperawtan
amnion
 Gunakan baju, sarung tangan
- Agen farmasi
sebagai alat pelindung
(imunosupresan)
 Pertahankan lingkungan
- Malnutrisi
aseptik selama pemasangan alat
- Peningkatan paparan
 Ganti letak IV perifer dan line
lingkungan patogen
central dan dressing sesuai
- Imonusupresi
dengan petunjuk umum
- Ketidakadekuatan imum
buatan  Gunakan kateter intermiten
- Tidak adekuat untuk menurunkan infeksi
pertahanan sekunder kandung kencing
(penurunan Hb,  Tingktkan intake nutrisi
Leukopenia, penekanan  Berikan terapi antibiotik bila
respon inflamasi) perlu
- Tidak adekuat
pertahanan tubuh primer Infection Protection (proteksi
(kulit tidak utuh, trauma terhadap infeksi)
jaringan, penurunan kerja  Monitor tanda dan gejala
silia, cairan tubuh statis, infeksi sistemik dan lokal
perubahan sekresi pH,  Monitor hitung granulosit,
perubahan peristaltik) WBC
- Penyakit kronik  Monitor kerentanan terhadap
infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada
area epidema
 Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari
infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

5 Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan tindakan Toleransi aktivitasi


ketidakseimbangan keperawatan selama …….. klien1. Menentukan penyebab
suplai dan kebutuhan dapat beraktivitas dengan intoleransi
oksigen kriteria aktivitas&menentukan apakah
- Berpartisipasi dalam aktivitas penyebab dari fisik,
fisik dgn TD, HR, RR yang psikis/motivasi
sesuai 2. Observasi adanya pembatasan
-Menyatakan gejala klien dalam beraktifitas.
memburuknya efek dari3. Kaji kesesuaian
OR&menyatakan onsetnya aktivitas&istirahat klien sehari-
segera hari
-Warna kulit4.↑ aktivitas secara bertahap,
normal,hangat&kering biarkan klien berpartisipasi
Memverbalisa-sikan pentingnya dapat perubahan posisi,
aktivitasseca-ra bertahap berpindah & perawatan diri
Mengekspresikan pengertian5.
Pastikan klien mengubah posisi
pentingnya keseimbangan secara bertahap. Monitor gejala
latihan&istira intoleransi aktivitas
Hat 6.
Ketika membantu klien berdiri,
- Peningkatan toleransi aktivitas observasi gejala intoleransi spt
mual, pucat, pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7. Lakukan latihan ROM jika
klien tidak dapat menoleransi
aktivitas
8. Bantu klien memilih aktifitas
yang mampu untuk dilakukan
6 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
b.d ventilasi-perfusi keperawatan selama ……..  Bersihkan mulut, hidung dan
status respirasi : pertukaran gas secret trakea
membaik dengan kriteria :  Pertahankan jalan nafas yang
 Mendemonstrasikan peningkatan paten
ventilasi dan oksigenasi yang  Atur peralatan oksigenasi
adekuat  Monitor aliran oksigen
 Memelihara kebersihan paru  Pertahankan posisi pasien
paru dan bebas dari tanda tanda  Onservasi adanya tanda tanda
distress pernafasan hipoventilasi
 Mendemonstrasikan batuk efektif  Monitor adanya kecemasan
dan suara nafas yang bersih, pasien terhadap oksigenasi
tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, Vital sign Monitoring
mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)  Monitor TD, nadi, suhu,
Tanda tanda vital dalam rentang dan RR
normal  Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
 Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari
nadi
 Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola
pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign

7 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Airway Management


nafas b.d keperawatan selama …….…
status respirasi klien membaik  Buka jalan nafas, guanakan
dengan kriteria teknik chin lift atau jaw thrust
 Mendemonstrasikan batuk efektif bila perlu
dan suara nafas yang bersih,  Posisikan pasien untuk
tidak ada sianosis dan dyspneu memaksimalkan ventilasi
(mampu mengeluarkan sputum,  Identifikasi pasien perlunya
mampu bernafas dengan mudah, pemasangan alat jalan nafas
tidak ada pursed lips) buatan
 Menunjukkan jalan nafas yang  Pasang mayo bila perlu
paten (klien tidak merasa  Lakukan fisioterapi dada jika
tercekik, irama nafas, frekuensi perlu
pernafasan dalam rentang
 Keluarkan sekret dengan batuk
normal, tidak ada suara nafas atau suction
abnormal)  Auskultasi suara nafas, catat
Tanda Tanda vital dalam adanya suara tambahan
rentang normal (tekanan darah,
 Lakukan suction pada mayo
nadi, pernafasan)  Berikan bronkodilator bila
perlu
 Berikan pelembab udara Kassa
basah NaCl Lembab
 Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.

8 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan tindakan Energi manajemen


keperawatan selama ……..  Monitor respon klien terhadap
.keletihan klien teratasi dengan aktivitas takikardi, disritmia,
kriteria : dispneu, pucat, dan jumlah
- Kemampuan aktivitas adekuat respirasi
- Mempertahankan  Monitor dan catat jumlah tidur
nutrisi
adekuat klien
- Keseimbangan aktivitas dan  Monitor ketidaknyamanan atauu
istirahat nyeri selama bergerak dan
- Menggunakan teknik energi aktivitas
konservasi  Monitor intake nutrisi
- Mempertahankan interaksi  Instruksikan klien untuk
sosial mencatat tanda-tanda dan
- Mengidentifikasi faktor-faktor gejala kelelahan
fisik dan psikologis yang  Jelakan kepada klien hubungan
menyebabkan kelelahan kelelahan dengan proses
- Mempertahankan kemampuan penyakit
untuk konsentrasi  Catat aktivitas yang dapat
meningkatkan kelelahan
 Anjurkan klien melakukan yang
meningkatkan relaksasi
 Tingkatkan pembatasan bedrest
dan aktivitas
Daftar Pustaka

Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC.

Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.Edisi 8. Jakarta, EGC.

Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC.

ACS. (2003). What is Anemia ?. Available (online) http: // www // yahoo / nurse /
leucemia / htm.

Anda mungkin juga menyukai