Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala
seluk-beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah
Johan Gregor Mendel. Dalam genetika kita mengenal istilah gen dan kromosom yang
merupakan wujud fisik dari karakter-karakter yang ditransfer dari
generasi ke generasi.
Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom. Alel ganda (multiple
alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama. Secara morfologi,
kromosom terdiri atas lengan kromosom, sentromer (tempat melekatnya dua lengan
kromosom) serta kinektokor (bagian sentromer yang menghubungkan kromatid dengan
gelendong mitotik).
Berdasarkan posisi sentromernya, kromosom dibedakan atas beberapa tipe, yaitu :
1. Kromosom somatik (kromosom tubuh) yaitu kromosom yang terdapat pada sel-
sel tubuh yang berada dalam bentuk pasangan (diploid)
2. Kromosom seks (gonosom) yaitu kromosom yang terdapat dalam sel-sel kelamin
(ovum dan sperma) yang berada dalam bentuk tunggal (haploid)
Di dalam kromosom terdapat jalinan DNA yang kompleks yang dikemas oleh suatu
protein histon sehingga termampatkan sedemikian rupa. Tiap unit DNA
(deoxyribonucleat acid) tersusun atas pasangan basa (purin dan pirimidin) yang
dihubungkan oleh ikatan hidrogen dan rangka utama berupa gula-fosfat. Struktur DNA
ini berupa double helix.
1. Setiap sifat organisme ditentukan oleh pasangan dari unit-unit faktor yang berbeda
(gen). Setiap individu memiliki dua unit faktor yang bersama-sama mengendalikan
ekspresi dari suatu sifat tertentu. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
2. Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat,
yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari tetua jantan
dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor
tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat pembentukan
gamet, setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas.
3. Perbandingan pada F2 untuk ciri dominan : resesif = 3 : 1, terjadi karena adanya
proses penggabungan secara acak antara gamet-gamet betina dan jantan dari
tanaman F1.
Hukum Mendel I : Pada pembentukan gamet (gametogenesis), unit faktor yang
merupakan pasangan akan disegregasikan secara bebas ke dalam dua sel anak. Jika satu
individu mengandung sepasang unit faktor (misal : keduanya untuk tinggi), maka semua
gamet menerima satu unit faktor tinggi. Jika satu individu mengandung sepasang unit
faktor yang tidak sama (misal : 1 untuk tinggi; 1 untuk pendek), maka masing-masing
gamet mempunyai probabilitas 50% untuk mendapat unit faktor untuk tinggi dan 50%
untuk pendek.
Hukum Mendel II : Jika dua individu berbeda dengan yang lain dalam dua pasang sifat
atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak tergantung dari pasangan
sifat yang lain (Prinsip segregasi bebas).
Tipe-tipe Persilangan
Berdasarkan sifat atau karakter inidividu yang mengalami persilangan, maka terdapat
berbagai tipe persilangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
c. Pola-Pola Hereditas
Orang yang mula-mula mendalami hal pola-pola hereditas adalah W.S. Sutton dari
Amerika Serikat. Menurut Sutton bila ada gen-gen yang mengendalikan dua sifat beda
bertempat pada kromosom yang sama, gen-gen itu tak dapat memisalkan diri secara
bebas lebih-lebih bila gen-gen itu berdekatan lokusnya, maka akan berkecenderungan
untuk selalu memisah bersama-sama. Peristiwa ini disebut linkage (pautan). Ada kalanya
kromosom yang memisah tidak membawa seluruh gen yang dimiliki tetapi hanya
sebagian saja yang terbawa sedangkan sisanya dipenuhi oleh kromosom pasangannya.
Peristiwa ini disebut crossing-over (pindah silang). Kejadian ini diteliti oleh morgan.
Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan oleh
kromosom seks (gonosom). Untuk lalat buah dikenal 1 pasang kromosom seks yaitu
kromosom X dan kromosom Y. Individu jantan terjadi jika terdapat komposisi kromosom
seks XY sedang betina jika komposisinya XX. Hal ini sebaliknya terjadi pada aves yaitu
jantan adalah XX sedangkan betinanya XY. Pautan sex adalah suatu sifat yang
diturunkan yang tergabung dalam gonosom. Sebagai contoh: lalat buah betina mata
merah (dominan) dikawinkan dengan lalat buah jantan mata putih (resesif) ——> F1
semua bermata merah. Tetapi pada F2 semua yang bermata putih adalah jantan. Hal ini
menunjukan bahwa sifat "bermata putih" merupakan sifat yang terpaut pada kromosom
Y.
Hereditas pada Manusia
Determinasi seks pada manusia juga ditentukan oleh kromosom X dan Y. Karena jumlah
kromosom manusia adalah khas yeitu 46 buah (23 pasang) yang terdiri dari 22 pasang
autosom dan sepasang gonosom, maka formula kromosom manusia adalah : Untuk laki-
laki adalah 46, XY ( 44 + XY). Untuk wanita adalah 46, XX (44+XX).
1. Albinisma (albino)
2. Polidaktili (jari lebih dari jumlah normal)
3. Gangguan mental
4. Diabetes mellitus
5. Ada pula penyakit yang disebabkan karena mutasi autosom, misalnya :
6. Sindroma Down (mongolid syndrome = trisomi 21) : autosom no.21
7. Sindroma Patau (trisomi 13): autosom no.13
8. Sindroma Edwards (trisomi18) : autosom no.18
9. Sindroma "Cri-du-chat" : delesi no. 5