Anda di halaman 1dari 8

BIOMEDIK ( SISTEM KARDIOVASKULAR )

NAMA : PUTRI SETIA DINANTI


NUM : N1A118123
Pengertian Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler atau yang biasa disebut sistem sirkulasi adalah penghubung antara
lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrisi dan gas
ke semua sel, jaringan, organ dan sistem organ serta membawa produk akhir metabolisme keluar
dari tubuh.
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah.
A. Jantung
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru
dibagian tengah rongga toraks, dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung
dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.
1. Pelapis jantung
Jantung terdiri atas 3 lapisan jaringan yaitu;
A. Perikardium
Memiliki dua sakus (kantong pembungkus). Sakus terluar terdiri atas jaringan fibrosa, sedangkan
sakus terdalam terdiri atas lapisan membran serosa ganda. Jantung terbungkus oleh kantong
perikardium yang terdiri dari 2 lembar :
· Lamina pariestalis, disebelah luar
· Lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung
B. Miokardium
Terdiri atas otot jantung. Gerakan otot jantung involunter. Setiap serat sel memiliki satu inti sel
dan satu atau lebih cabang. Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang
lainnya.
C. Endokardium
Melapisi bilik katup jantung. Lapisan ini merupakan membran yang tampak mengkilap, halus dan
tipis yang memungkinkan aliran darah yang lancar ke dalam jantung. Lapisan ini terdiri atas sel
epitelium gepeng dan berlanjut ke pembuluh darah.
2. Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium dan 2 berdinding tebal disebut
ventrikel Atrium
a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katup dan selanjutnya ke paru-
paru
b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru-paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudia darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup dan selanjutnya ke
seluruh tubuh melalui aorta.

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum Atrium Ventrikel Merupakan alur-alur
otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus papilaris, ujungnya
dihubungkan dengan tepi katup daun antrioventrikuler oleh serah yang disebut korda tendinae
a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri
pulmonalis
b. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui
aorta Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel
3. Katup Jantung
 Katup atriovaskuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel
kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium
kiri dan ventrikel kiri mempunyai 2 buah daun katup (mitral). Memungkinkan darah mengalir dari
atrium ke ventrikel pada fase diastolik dan mencegah aliran balik pada fase sistolik
 Katup semilunar
· Katup pulmolal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel
kanan
· Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup ini mempunyai bentuk yang
sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Adanya katup ini memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan mecegah aliran balik pada
waktu diastole
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan
ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah
4. Aliran darah ke jantung
 Sirkuit pulmonar
Dua vena besar tubuh, vena kava superior dan inferior memompa darah ke atrium kanan. Darah
melalui katup trikuspid masuk ke ventrikel kanan, dan dari ventrikel kanan dipompa masuk ke
arteri pulmonalis atau trunkus (satu-satunya arteri yang membawa darah miskin oksigen). Lubang
arteri pulmonalis dijaga oleh katup pulmonal yang dibentuk oleh katup trikuspid semilunar. Katup
ini mencegah aliran balik darah ke ventrikel kanan saat otot ventrikel relaksasi. Setelah
meninggalkan jantung arteri pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang
membawa darah vena ke dalam paru-paru dimana pertukaran gas terjadi. Pertukaran gas terjadi
antara darah di kapiler paru dan udara di alveoli paru. Pada setiap paru, kapiler mengandung darah
yang kaya oksigen bersatu pada akhirnya membentuk dua vena pulmonalis
 Sirkuit sistemik
Dua vena pulmonalis dari tiap paru-paru yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri. Kemudian
darah mengalir melalui katup bikuspid masuk ke ventrikel kiri dan dari sini darah dipompa ke
aorta, arteri pertama dan sirkulasi umum. Pintu aorta dijaga oleh katup aortik, yang dibentuk oleh
katup trikuspid semilunar.
Sirkulasi Janin
Saat hamil, janin berkembang melakukan modifikasi suplai darah sendiri untuk memberikan
oksigen dan nutrien kepada ajringan tubub serta untuk menyingkirkan materi sisa dan
karbondioksida. Peristiwa ini disebut sirkulasi janin. Beberapa modifikasi unik dalam sirkulasi
janin terjadi karena paru, sistem penceranaan dan ginjal belum berfungsi sempurna saat prenatal.
a. Bayi memiliki dua arteri umbilikal yang membentang dari arteri iliaka internal, membawa darah
janin yang miskin oksigen
b. Plasenta merupakan unsur sementara yang melakat pada dinding uterus, menghubungkan antara
ibu dan janin, serta memungkinkan pertukaran zat diantara keduanya. Selain fungsi pertukaran zat
(nutrien, oksigen dan karbondioksida) antara sistem sirkulasi melalui difusi juga melindungi janin
dengan memberikan imunitas pasif sementara dari antibodi ibu yang berlangsung beberapa bulan
sebelum lahir dan mempertahankan kehamilan melalui hormon kehamilan (HGC, estrogen dan
progesteron) yang disekresikan.
c. Vena umbilikal membawa darah yang kaya oksigen kembali ke janin
d. Duktus venosus adalah lanjutan vena umbilikal yang mengembalikan darah langsung ke vena
kafa inferior dan oleh karena itu sebagian besar darah memintas hati yang belum berfungsi
e. Foramen ovale berbentuk menyerupai katup yang memungkinkan darah mengalir diantara
atrium kiri dan kanan sehingga sebagian darah memintas paru yang belum berfungsi
f. Duktus arteriosus, pembuluh darah kecil yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
torasik desendens, mengalirkan lebuh banyak darah ke sistem sirkulasi
g. Korda umbilikal (tali pusat) membentang dari plasenta hingga janin. Panjangnya sekitar 50 cm
dan terdiri atas 2 arteri umbilikal dan 1 vena umbilikal, dan terhubung dengan janin melalui
umbilikulus.
Perubahan saat kelahiran. Saat bayi pertama kali bernapas, paru-paru mengembang pertama kali ,
meningkatkan aliran darah. Darah kembali dari paru meningkatkan tekanan di atrium kiri, menutup
pintu foramen ovale dan mencegah darah mengalir diantara atrium. Darah masuk ke atrium kanan
kemudian dialirkan ke ventrikel kanan dan masuk ke sirkulasi paru melalui vena pulmonalis. Saat
sirkulasi pulmonal berlangsung kadar oksigen meningkat, menyebabkan konstriksi dan
menutupnya duktus arterious. Jika adaptasi ini tidak terjadi setelah lahir, hal ini menjadi bukti
adanya kelainan kongenital. Saat sirkulasi plasenta berhenti segera setelah lahir, vena umbilikal,
duktus venosus dan arteri umbilikal terlepas karena tidak lagi dibutuhkan.
5. Fisiologi sistem kardiovaskuler
Dalam keadaan normal darah mengalir dari vena ke atrium dan 70% nya langsung mengalir ke
ventrikel. Selanjutnya kontraksi atrium akan menambahkan 30% nya. Dalam keadaan normal
jantung mampu memompa darah sampai 400% darah yang dibutuhkan tubuh.
Siklus jantung terdiri atas periode relaksasi yang dinamakan diastolik, diikuti oleh periode
kontraksi dinamakan sistolik. Selama sistolik ventrikel, tekanan di ventrikel tinggi, katup A-V
tertutup, darah mendorong katup semillunaris pulmonal dan aorta. Setelah sistolik berakhir
tekanan ventrikel turun, tekanan atrium tinggi mendorng katup A-V terbuka dan darah mengalir
ke ventrikel.
6. Sumber impuls jantung
 Serabut purkinje. Serabut ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar
impuls denga kecepatan 5 kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang
cepat disepanjang sistem purjinje memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan,
kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikular yang serempak sehingga terbentuk kerja
pemompaan darah yang terkoordinasi.
 Nodus sinoatrial (nodus S-A), adalah suatu massa jaringan otot jantung khusus yang
terletak didinding posterior atrium kanan tepat dibawah pembukaan vena kava superior.
Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali/menit, nodus ini dipengaruhi saraf
simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom yang akan mempercepat atau
memperlambat iramanya.
Nodus S-A mengatur kontraksi irama sehingga disebut pacemaker/pemacu jantung.
 Nodus atrioventrikular (Nodus A-V), terletak dibawah dinding posterior atrium
kanan. Nosus A-V menunda impuls seperatusan detik sampai ejeksi darah atrium
selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
 Berkas A-V (berkas His), adalah sekelompok besar serabut purkinje yang berasal
dari nodus A-V dan membawa impuls di sepanjang seeptum interventrikular
menuju ventrikel, berkas ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan dan kiri.
Percabangan berkas kanan memanjang disisi dalam ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi
serabut-serabut purkinje kecil yang menyatu dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang
impuls. Percabangan berkas kiri memanjang disisi ventrikel kiri dan bercabang ke dalam serabut
otot jantung kiri.
B. Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa darah dari
jantung ke jaringan kemudian kembali ke jantung. Ada 3 jenis pembuluh darah utama yaitu arteri,
vena dan kapiler
 Arteri
Arteri mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh kecuali arteri pulmonalis. Arteri
mempunyai dinding yang kuat dan elastis yang tersusun dari 3 lapisan :
· Tunika intima/interna. Lapisan yang tipis, halus dan pipih yang dilapisi jaringan epitelium
skuamosa.
· Tunika medika. Lapisan yang terdiri atas otot polos dan sebagian jaringan fibrosa. Dalam
arteri yang berukuran lebih besar, jumlah serat elastis ini lebih banyak dan sebaliknya lebih sedikit
pada arteri yang lebih kecil
· Tunika eksterna/adventisia. Lapisan ini terdiri atas jaringan fibrosa yang melindungi
pembuluh darah
b Vena
Vena adalah pembuluh adarah yang mengalirkan darah kaya CO2 dari tubuh ke jantung. Dinding
vena lebih tipis daripada dinding arteri, tetapi memiliki 3 lapisam jaringan yang sama. Dinding
vena lebih tipis karena terdapat sedikit otot dan jaringan elastik sedikit di tunika media karena vena
membawa darah dengan tekanan yang lebih rendah daripada arteri. Saat vena terpotong vena
kolaps sementara arteri yang memiliki dinding yang lebih tebal tetap terbuka.
Sebagian vena memiliki katup yang mencegah aliran balik darah dan memastikan darah mengalir
ke jantung. Pintu (kuspid) katup berbentuk semilunar dengan cekungan menonjol ke jantung.
Katup banyak terdapat dalam vena ekstremitas, khususnya ekstremitas bawah dimana darah harus
berjalan jauh melawan gravitasi saat individu berdiri. Vena paling kecil disebut venul.
c Kapiler
Arteriol (arteri berukuran paling kecil) terkecil bercabang menjadi sejumlah pembuluh panjang
yang disebut kapiler. Dinding kapiler terdiri atas lapisan tunggal sel endotelium yang memiliki
membran dasar tipis yang dapat dilalui air dan substansi molekul kecil lainnya. Molekul besar
seperti protein plasma tidak dapat melalui dinding kapiler. Kapiler membentuk jaringan pembuluh
darah tipis yang besar, dimana menghubungkan arteriol terkecil dengan venul terkecil. Kapiler
terdiri atas 1 lapisan jaringan epitelium skuamosa. Kapiler berfungsi dalam pertukaran oksigen
dan nutrien dengan materi sisa secara osmosis.
C. Darah
Darah adalah sejenis jaringat ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawa dalam
matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dan lebih kental dibandingkan air, cairan ini memiliki
rasa dan bau yang khas, serta memiliki pH 7,4 (7,35-7,45). Warna darah bervariasi dari merah
terang sampai merah tua kebiruan, tergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah.
Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata dan kurang sedikit
pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik
dengan jumalah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan
darah dan konsentrasi elektrolitnya.
Komponen darah terdiri atas :
a. Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma.
Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik.
b. Eritrosit atau Sel darah merah
Sel darah merah merupakan kepingan bikonkaf yang tidak memiliki inti sel dan berdiameter sekitar
7 µm. Bentuknya yang bikonkaf sesuai dengan fungsinya yaitu meningkatkan area permukaan
untuk pertukaran gas dan bagian tengahnya tipis memungkinkan keluar-masuknya gas secara
cepat.
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut, terutama oksigen dan juga sebagian karbondioksida.
Fungsi ini terkait dengan hemoglobin yang ada didalam eritrosit. Hemoglobin adalah protein
kompleks yang mengandung zat besi berpigmen yang disebut home. Setiap eritrosit mengandung
300 juta molekul hemoglobin. Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan pH darah
karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan bufer asam-basa.
Eritrosit dihasilkan di sumsum merah tulang yang berada diujung tulang panjang, pipih dan
iregular. Masa hidup eritrosit adalah sekitar 120 hari.
c. Leukosit atau Sel darah putih
Sel ini memiliki fungsi penting dalam pertahanan tubuh terhadap mikroba dan materi asing
lainnya. Leukosit adalah sel darah yang paling besar dan menyusun sekitar 1% volume darah.
Leukosit mengandung inti sel dan sebagian leukosit memiliki granula dalam sitoplasmanya. Ada
2 jenis leukosit yaitu granulosit/leukosit polimorfonuklear (neutrofil, eosofil, dan basofil) dan
agranulosit (limfosit dan monosit)
Granulosit
· Neutrofil, berfungsi terutama melindungi tubuh terhadap materi asing khususnya mikroba
serta menyingkirkan materi sisa misal sel mati. Neutrofil ditarik masuk ke area infeksi oleh suatu
zat kimia yang dilepaskaan oleh sel yang rusak yang disebut kemotaksin. Neutrofil memiliki
mobilitas yang tinggi dan menerobos dinding kapiler pada area yang terkena infeksi melalui
diapedesis. Selanjutnya neutrofil menelan dan membunuh mikroba melalui fagositosit.
· Eosinofil, peran utamanya adalah menyingkirkan parasit seperti cacing yang terlalu besar
untuk difagosit. Eosinofil memiliki zat kimia toksik yang disimpan dalam granula yang dilepaskan
saat eosinofil mengikat organisme penginfeksi. Eosinofil sering ditemukan pada sisi inflamasi
akibat alergi.
· Basofil, menyeruapai fungsi sel mast. Sel ini mengandung histamin, mungkin untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan juga antikoagulan heparin, mungkin untuk
membantu mencegah mengumpalan darah. Fungsi sebenarnya belum diketahui.
Agranulosit
· Monosit merupakan sel mononuklear berukuran besar yang dihasilkan oleh sumsum merah
tulang. Sebagian sel ini bersirkulasi dalam darah dan secara aktif bergerak dan melakukan
fagositosit, sementara sebagian sel lainnya berpindah ke jaringan dimana sel ini berkembang
menjadi makrofag. ,akrofak memiliki fungsi inflamasi dan imunitas.
· Limfosit berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen (materi asing),
seperti sel yang dianggap abnormal. Limfosit terdiri atas limfosit T dan limfosit B.
d. Trombosit
Merupakaan kepingan berukuran sangat kecil, berdimeter 2-4 µm dan tidak berinti, dihasilkan oleh
sitoplasma megakariosit pada sumsum merah tulang. Trombosit mengandung berbagai zat yang
meningkatkan pembekuan darah yang menyebabkan hemostasis (penghentian darah).
Golongan Darah
Golongan darah terdiri atas 4 golongan yaitu A, B, AB dan O. Pada orang yang memiliki golongan
darah O, orang tersebut tidak memiliki baik antigen A ataupun antigen B didalam membran sel
darah merahnya dan darah mereka dapat ditransfusikan ke semua golongan darah, sehingga disebut
donor universal. Sebaliknya golongan darah AB tidak memiliki baik antibodi anti-A maupun B
sehingga dapat menerima transfusi dari semua golongan darah sehingga disebut resipien universal.
Faktor Rhesus
Selain pemeriksaan golongan darah ABO, faktor Rhesus juga harus diperhatikan saat transfusi
darah. Golongan darah Rhesus terdiri atas Rhesus D positif dan negatif.
Jika faktor Rhesus darah resipien adalah negatif, dan menerima transfusi dari golongan
darah yang positif untuk pertama kali, tidak menimbulkan bahaya. Akan tetapi, jika selanjutnya
resipien menerima transfusi faktor Rhesus positif untuk kedua kalinya akan terjadi reaksi dalam
peredaran darah yang membahayakan.
Wanita yang mempunyai faktor Rhesus negatif dapat mengandung dan melahirkan anak yang
memiliki Rhesus positif untuk pertama kali dengan selamat, tetapi besar kemungkinan kehamilan
seterusnya menyebabkan janin eritroblastosis fetalis.

Anda mungkin juga menyukai