• Nama : Ny. W
• Usia : 50 tahun
• Alamat : Dago
• Agama : Islam
Keluhan Utama:
Anamnesis
Pasien datang untuk kontrol ke poli psikiatri RSAU Salamun Bandung. 17 tahun yang lalu,
pasien mengeluhkan sering melakukan mencuci tangan, mandi, wudhu dan sholat berulang-ulang.
Pasien mengaku keluhan tersebut dirasakan muncul secara tiba-tiba dan baru pertama kali dirasakan
oleh pasien. Pasien mengaku keluhan tersebut terutama ketika stress, sedih atau sedang dalam
masalah tertentu. Pada saat terparah, pasien mengaku dapat mencuci tangannya hingga 54 kali,
mandi hingga 5 jam, wudhu hingga 1 jam dan sholat dapat diulang hingga berkali kali.
Pasien tidak bisa menggunakan wc umum karena di anggap kotor sehingga pasien hanya bisa
menggunakan wc dirumahnya sendiri. Pasien juga merasa kotor dan gelisah bila bersalaman dengan
orang, cipika-cipiki atau dipeluk oleh orang. Pasien bisa cuci tangan hingga mandi bila menyentuh
orang lain atau setelah buang air karena merasa dirinya kotor. Pasien memiliki kebiasaan
membersihkan rumah berkali kali dalam sehari.
Pasien mengaku sedang memiliki masalah yang berhubungan dengan keuangan pasien dan
kesulitan dalam menjual rumah sehingga memperparah kebiasaan pasien yang sempat membaik
sebelumnya. Pasien juga mengeluhkan menjadi susah tidur dan eksim yang dimiliki pasien kembali
muncul setelah hampir 1 tahun tidak muncul.
Pasien memiliki riwayat eczema sejak tahun 1997. Pasien menyangkal memiliki keluhan yang
sama sebelumnya
• Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke 5 dari 8 bersaudara. Ayah, ibu, kakak ke 1, 2 dan adik ke 7 memiliki
kebiasaan yang cukup serupa seperti pasien tapi tidak berlebihan dan mengganggu keseharian
mereka. Kakak ke 4 pasien memiliki gangguan Skizofrenia sejak tahun 1985. Kakak ke 1, 2, adik ke 6
dan ke 8 memiliki asthma.
• Riwayat Hidup
tidak diketahui.
Pada masa bayi tidak diketahui. Pada masa anak-anak pasien mengaku sudah sering
mengalami kesulitan tidur sejak umur 6 tahun sebab padahal pasien mengantuk dan sering pasien
gunakan untuk belajar. Selama pasien SD, pasien selalu masuk ranking 3 besar.
3. Masa Remaja
Pasien masih memiliki kebiasaan sulit tidur dan pasien mengaku sering sedih sendiri hingga
sering menangis hingga termehek-mehek tanpa alasan yang jelas dan suka menyendiri di kamar.
Pasien mengaku tidak meiliki banyak teman dan tidak terlalu suka bersosialisasi. Selama SMP dan SMA
pasien selalu masuk ranking 3 besar dan suka mengajari mata pelajaran tertentu pada teman-
temannya. Ayah pasien meninggal tahun 1985 karena CA hepar, tidak lama setelah itu kakaknya
menunjukan gejala skizofren
4. Masa Dewasa
Pasien masuk kuliah di ITB pada tahun 1983 dengan jurusan kimia murni, selama kuliah pasien
masih sering terganggu dengan kebiasaannya yang sulit tidur dan sering sedih sendiri dan membuat
kuliah pasien terbengkalai dan akhirnya di DO pada tahun 1997. Semenjak di DO pasien menyadari
memiliki kebiasaan mencuci tangan hingga berkali kali yang terasa sangat mengganggu dan mulai
munculnya eczema. Pada tahun 1998-2001 pasien sempat bekerja pada bagian kultur jaringan di ITB,
hal ini membuat pasien merasa semakin kotor dan semakin sering mencuci tangannya hingga tangan
pasien kering dan memiliki luka-luka halus yang terasa perih. Karena tuntutan pekerjaan, pasien
diharuskan mencuci tangan menggunakan alcohol agar steril yang menyebabkan perih ditangan
pasien yang semakin hebat tapi pasien tetap melakukan pencucian tangan menggunakan alcohol
hingga berulang kali karena merasa kotor. Pada akhirnya pasien keluar dari pekerjaan itu karena
pasien mengeluhkan sering stress semenjak di DO dan suka buang air kecil berulang kali sedangkan
pasien tidak bisa menggunakan wc umum.
Pasien hidup bersama kakaknya yang skizofren dan sering menjadi sasaran kekasaran
kakaknya. Pasien juga meresa kesal kepada kakaknya yang selalu mengejek kebiasaan pasien yang
melakukan segala sesuatunya secara berulang kali. Pasien mulai berobat dari tahun 2014 hingga kini
dan sudah memiliki perbaikan gejala yang cukup signifikan.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmentis
Tanda vital
T : Tidak dilakukan
R : Tidak dilakukan
N : Tidak dilakukan
S : Tidak dilakukan
Status Psikiatrik
Orientasi:
Tempat : Baik
Waktu : Baik
Orang : Baik
Perhatian : Baik
Memori
Remote : Baik
Recent : Baik
Perhatian : Baik
Persepsi
Ilusi :-
Halusinasi :-
Pikiran
Bentuk : realistic
Jalan : koheren
Isi : visual (-), auditori (-), olfaktori (-), gustatory (-), taktil (-) Phobia (-),
Agoraphobia (-), Sosial Phobia (-), Obsesi (-)
Emosi
Mood : Baik
Afek : appropriate
Dekorum
Kebersihan : Baik
Kooperatif : Baik
Diagnosis Multiaksial
Aksis V : GAF Scale 80-71, gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social,
pekerjaan, sekolah, dll
Tatalaksana
• Medikamentosa
• Flouxentine 1 x 20 mg
• Hidrokortison salep
• Non-medikamentosa
• PSIKOTERAPI:
• Penerapan relaksasi diperlukan untuk memasukkan suatu rasa pengendalian pada pasien
tentang tingkat kecemasan dan relaksasinya.
• Psikoterapi keluarga : Diharapkan keluarganya dapat memahami gangguan cemas ini dan
dapat mendukung sehingga membantu mempercepat proses penyembuhan penderita.