Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN


METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN
MENEKANKAN TASK ORIENTATION AND INVOLVEMENT
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DI KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 1
TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI

M. FIRDAUS
NIM. TPG 130431

Abstrak
Penelitian ini membahas tentang meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode pembelajaran talking stick
dengan menekankan task orientation and involvement pada siswa klas III Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui penggunaan metode pembelajaran talking stick dengan menekankan task
orientation and involvement dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas III. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research). Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, sedangkan objek
penelitian adalah metode pembelajaran talking stick dengan menekankan task orientation
and involvement, peningkatan minat belajar siswa pada materi sejarah uang. Data yang
diperoleh melalui pengumpulan data berupa angket, observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif
berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan data
kuantitatif berupa angket minat belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode pembelajaran talking stick dengan menekankan task orientation and
involvement dapat meningkatkan minat belajar siswa diukur dari evaluasi siklus I dan
siklus II dengan persentase pada siklus I 70% dan siklus II 88%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran talking stick dengan
menekankan task orientation and involvement dapat meningkatkan minat belajar siswa
kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur.

Kata kunci: Minat Belajar, Talking Stick, Task Orientation and Involvement.

1
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

PENDAHULUAN terjadi ditengah masyarakat diakibatkan oleh


Pendidikan sejak awal merupakan majunya sistem pendidikan (Martinis Yamin,
suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh 2013:1). Akibat dari perkembangan ilmu
masyarakat sehingga pemerintah sebagai pengetahuan tersebut, pendidikan memegang
penyelenggara pendidikan formal selalu peranan penting dalam pembangunan Negara
memajukan pendidikan bagi masyarakat dan Bangsa yang bertujuan untuk
karena dengan pendidikan diharapkan akan mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti
melahirkan masing-masing generasi penerus meningkatkan kualitas manusia pada dasarnya
yang bertanggung jawab dan kreatif. Hal ini hanya dapat direalisasikan pada pendidikan.
seiring dengan tujuan pendidikan nasional Sekolah sebagai lembaga pendidikan
yang mempunyai tujuan yang penting bagi formal berfungsi untuk membimbing siswa
kelangsungan kehidupan bangsa yang sedang dalam meningkatkan keterampilan dan
membangun. pengetahuan serta membentuk sikap positif
Secara umum pendidikan tidak dapat dan kepribadian siswa. Materi yang diberikan,
dipisahkan dari kehidupan manusia baik serta aktifitas pembelajaran yang baik untuk
sebagai makhluk individu maupun makhluk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di
sosial. Selain itu pendidikan bisa bersumber inginkan. Pelaksanaan program pendidikan
dari mana saja baik itu dari keluarga, tersebut dimaksudkan untuk membantu siswa
lingkungan, media, maupun sekolah. Oleh mengembangkan kepribadiannya sehingga
karena itu, pendidikan merupakan kebutuhan diharapkan lebih mampu menghadapi
mutlak yang harus dipenuhi tanpa pendidikan, tantangan hidup, baik pada masa sekarang
tentunya manusia akan susah untuk maupun masa-masa yang akan datang. Hal ini
berkembang. menunjukkan bahwa peranan lembaga
Pendidikan merupakan kebutuhan pendidikan merupakan faktor yang sangat
manusia sepanjang hidup dan selalu berubah penting dalam upaya menyiapkan siswa
karena menyesuaikan perkembangan zaman, menjadi masyarakat yang berkualitas.
teknologi, dan budaya masyarakat. Pendidikan Guru adalah seorang pendidik,
dari masa ke masa mengalami kemajuan yang pembimbing, pelatih, dan pengembang
sangat pesat, demikian juga piranti pendidikan kurikulum yang dapat menciptakan kondisi
yang canggih, oleh sebab itu perubahan yang dan suasana belajar yang kondusif, yaitu

2
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

suasana belajar yang menyenangkan, menarik, adalah mata pelajaran yang sulit untuk
memberi rasa aman, memberikan ruang pada dimengerti dan membosankan.
siswa untuk berfikir aktif, kreatif, dan inovatif Berdasarkan observasi yang dilakukan
dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung
kemampuannya (Rusman, 2012:19). Didalam Jabung Timur Tahun Ajaran 2015/2016,
proses pendidikan, peran guru atau pendidik diketahui bahwa proses pembelajaran didalam
sangat menentukan tercapainya tujuan kelas masih didominasi oleh guru karena guru
pendidikan. Dengan demikian, untuk masih sering memakai metode ceramah
mencapai tujuan tersebut bukanlah sesuatu hal sehingga siswa cendrung pasif. Adapun
yang mudah, karena kegiatan pembelajaran permasalahan yang menyebabkan rendahnya
merupakan masalah yang sangat kompleks, minat belajar siswa, antara lain : Siswa tidak
dimana seorang guru akan menghadapi siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran
dengan berbagai karakteristiknya, baik dari terlihat pada saat pembelajaran berlangsung
segi kepribadian maupun kemampuan siswa tidak aktif saat ditanya oleh guru,
akademiknya. guru harus pandai dan kreatif siswa tidak berani mengajukan pertanyaan
dalam mengemas proses pembelajaran kepada guru, siswa berbicara dengan teman
sehingga siswa menjadi tertarik pada kegiatan sebangkunya, sebagian siswa tidak
pembelajaran tersebut. Salah satu upaya yang konsentrasi saat pembelajaran berlangsung.
harus dilakukan guru adalah menggunakan Pengaruh faktor lain minat belajar
metode pembelajaran yang bervariasi dan berdasarkan wawancara yang dilakukan
sesuai dengan karakter siswa, tempat serta kepada guru IPS di Madrasah Ibtidaiyah
materi yang diajarkan. Negeri 1 Tanjung Jabung Timur pada tanggal
Begitu besarnya peranan ilmu 15 November 2016 diketahui bahwa latar
pengetahuan sosial, maka sangat di harapkan belakang guru IPS tersebut adalah Sarjana
siswa memiliki pemahaman yang baik Pendidikan Agama Islam. Hal itu
terhadap materi. Pada kenyataannya mengakibatkan dampak negatif untuk siswa
pemahaman siswa tentang materi IPS di dikarenakan guru bukan pada bidangnya.
sekolah masih kurang. Banyak siswa yang Meskipun demikian guru hendaknya harus
tidak menyukai, mereka menganggap IPS profesional dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Hasil wawancara siswa

3
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

diketahui siswa seringkali mengalami pelajaran. Selain penugasan terstruktur guru


kesulitan dalam memahami konsep yang harus mampu memotivasi siswa dengan
disampaikan oleh guru. IPS dianggap salah keterlibatan (involvement) mereka, karena
satu pelajaran yang menjenuhkan, dalam diri seorang siswa terdapat potensi
memusingkan, dan dipenuhi dengan teori dari untuk mengeluarkan pendapatnya.
pada praktik. Berdasarkan permasalahan yang telah
Guru sebagai tenaga pengajar harus di jelaskan/yang terjadi Madrasah Ibtidaiyah
selalu meningkatkan profesionalitas kerjanya Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, penulis
dengan memilih metode yang tepat sehingga tertarik untuk melakukan penilitian tindakan
belajar lebih aktif, inovatif dan meningkatkan dengan judul Meningkatkan Minat Belajar
minat belajar siswa. Metode mempunyai andil Siswa Menggunakan Metode Pembelajaran
yang cukup besar dalam kegiatan belajar Talking Stick dengan Menekankan Task
mengajar, kemampuan yang diharapkan dapat Orientation and Involvement Pada Mata
dimiliki anak didik akan ditentukan oleh Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Kelas
keseriusan penggunaan suatu metode. Salah III Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung
satu metode yang dapat digunakan adalah Jabung Timur Provinsi Jambi.
metode pembelajaran talking stick. Talking Berdasarkan latar belakang masalah
Stick merupakan metode yang digunakan yang telah dikemukakan diatas, maka terdapat
untuk menghidupkan suasana kelas agar beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan
pembelajaran menyenangkan. Siswa dituntut sebagai berikut : 1) Kegiatan pembelajaran
aktif saat pembelajaran berlangsung dan berlansung monoton guru menyampaikan
dituntut siap untuk menjawab pertanyaan. Ini materi dengan metode ceramah, dimana
diharapkan membuat siswa termotivasi dalam dalam kegiatan belajar mengajar siswa
belajar dan meningkatkan minat belajar siswa. cenderung hanya mendengarkan penjelasan
Metode talking stick ini akan lebih guru. 2) Pada saat proses pembelajaran
baik apabila guru sebelum pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif dan cendrung
berlangsung memberikan penugasan pasif.
terstruktur (task orientation) terlebih dahulu Berdasarkan latar belakang dan
sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa identifikasi masalah yang telah dikemukakan
akan lebih siap dalam menerima materi diatas rumusan masalah dalam penelitian

4
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

tindakan kelas (PTK) ini adalah “Apakah kelas. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan
metode pembelajaran talking stick dengan oleh guru dan siswa yang dilaksanakan dalam
menekankan task orientation and involvement proses belajar mengajar dengan konsep
dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas meneliti dan mebuat suatu laporan yang
III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung mempunyai hasil.
Jabung Timur ?”. Setting dan Subyek Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, Penelitian tindakan ini dilaksanakan di
maka tujuan yang ingin dicapai dalam Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1Tanjung Jabung
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui Timur untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
penggunaan metode pembelajaran talking Sosial (IPS). Penelitian tindakan ini
stick dengan menekankan task orientation and dilaksanakan pada tahun ajaran 2017/2018
involvement dapat meningkatkan minat belajar pada semester genap. Penentuan waktu
siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri penelitian mengacu pada kalender akademik
1 Tanjung Jabung Timur”. sekolah, karena memerlukan beberapa siklus
yang membutuhkan proses belajar mengajar
METODE PENELITIAN yang efektif.
Desain Penelitian Pada penelitian tindakan ini, siswa
Desain atau rancangan dalam yang diberikan tindakan adalah siswa kelas III
penelitian ini merupakan bentuk Penelitian yang berjumlah 23 orang siswa sehingga
Tindakan Kelas (PTK).Penelitian tindakan pengambilan sampel yang digunakan adalah
kelas adalah suatu pencermatan terhadap total sampling. Total sampling adalah teknik
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang pengambilan sampel dimana jumlah sampel
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).
kelas secara bersama. (Suharsimi Alasan mengambil karena jumlah populasi
Arikunto,Dkk, 2012:3) yang kurang dari 100, dan seluruh populasi
Pada penelitian tindakan kelas ini dijadikan sampel penelitian.
objek penelitian adalah siswa kelas III dan Penelitian ini merupakan penelitian
subjek penelitian adalah guru dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan
tindakan ini.Penelitian tindakan kelas (PTK) kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
yaitu penelitian yang dilakukan di dalam guru didalam kelasnya. Melalui refleksi guna

5
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang Dengan melakukan pengukuran diperoleh data


terdapat didalam kelas. Tindakan yang yang objektif pula. Instrumen yang digunakan
dilakukan adalah dengan menerapkan metode dalam penelitian ini adalah angket yang akan
pembelajaran talking stick dengan didistribusikan kepada siswa kelas III.
menekankan task orientation and involvement Menurut Widoyoko (2012:33) angket
untuk meningkatkan minat belajar siswa di atau kuesioner merupakan metode
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung pengumpulan data yang dilakukan dengan
Timur. cara memberi seperangkat pertanyaan atau
Dalam penelitian ini akan pernyataan tertulis kepada responden untuk
direncanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus diberikan respon sesuai dengan permintaan
I, dan siklus II . Siklus satu terdiri dari pengguna. Kuesioner merupakan tehnik
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan pengumpulan data yang paling efisien dan
refleksi kemudian dilaksanakan ujian siklus I. cocok bila jumlah responden cukup besar dan
Hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I tersebar di wilayah yang luas.
diadakan perbaikan/pengamatan proses Dalam penelitian ini, angket diberikan
pembelajaran pada siklus II. Dengan pada siswa kelas III.Angket yang diberikan
melaksanakan perencanaan kembali, berupa angket tertutup. Angket untuk siswa
pelakasanaan, pengamatan dan refleksi menggunakan skala Guttman yang terdiri dari
selanjutnya melakukan ujian pada siklus II, 17 pertanyaan yang memiliki 5 pilihan
yang mana dari kedua siklus tersebut telah jawaban, yaitu: Sangat setuju, Setuju, Kurang
menunjukkan peningkatan minat belajar siswa Setuju, Tidak Setuju, dan sangat tidak setuju.
kelas III pada mata pelajaran IPS dapat
meningkat. b) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan
Teknik Pengumpulan Data (pengambilan data) untuk memotret seberapa
a) Angket jauh efek tindakan yang telah mencapai
Instrumen penelitian merupakan alat sasaran. Pengamatan ini dapat dilaksanakan
bantu yang digunakan oleh peneliti untuk dengan pedoman pengamatan (Kunandar,
mengumpulkan data penelitian dengan cara 2011 : 143).
melakukan pengukuran (Widoyoko, 2012:51).

6
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

Data tentang penelitian ini menggunakan metode talking stick berupa


dikumpulkan dengan menggunakan lembar foto-foto kegiatan pelaksanaan penelitian
pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap tindakan di kelas, dari pembelajaran awal
aktivitas guru dan siswa selama proses sampai akhir pembelajaran.
pembelajaran untuk setiap kali pertemuan
dengan mengisi lembar pengamatan yang Perangkat Penelitian
telah disediakan untuk setiap kali pertemuan. a) Silabus
Pengisian lembar pengamatan dilakukan Silabus disusun berdasarkan prinsip
dengan cara menulis hasil pengamatan serta yang berorientasi pada pencapaian
kritik dan saran terhadap gambaran yang kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut
sebenarnya. Pengamatan ini bertujuan untuk maka silabus dan sistem penilaian mata
melihat sejauh mana pelaksanaan metode pelajaran IPS memuat identitas sekolah,
pembelajaran talking stick. standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
c) Wawancara indikator, penilaian, alokasi waktu,
Wawancara adalah suatu cara sumber/bahan.
pengumpulan data yang digunakan untuk b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
memperoleh informasi langsung dari sumber Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang ada dilapangan (Ridwan, 2011:29). Pada memuat standar kompetensi, kompetensi
penelitian ini, wawancara dilakukan kepada dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
guru yang mengajar IPS dikelas III. pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media
pembelajaran memuat kegiatan awal, kegiatan
d) Dokumentasi inti dan kegiatan akhir.
Dokumentasi merupakan “catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi Teknik Analisis Data
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- Analisis data yang digunakan dalam
karya dokumentasi dari seseorang”. penelitian ini dimulai sejak awal sampai
(Sugiyono. 2014:329). Dokumentasi berakhirnya pengumpulan data. Analisis data
digunakan untuk menggambarkan situasi dan merupakan cara yang digunakan dalam
kondisi kegiatan pembelajaran IPS dengan pengolahan data yang berhubungan erat

7
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

dengan perumusan masalah yang telah sendiri untuk didirikannya gedung maka
diajukan sehingga dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dilaksanakan diteras
menarik kesimpulan. Data yang diperoleh masjid dan di salah satu rumah pengurus
akan diolah dan dianalisis secara deskriftif masjid.
kualitatif dan kuantitatif. MIN 1 Tanjung Jabung Timur yang
berlokasi di jalan Hayam Wuruk SK 16 desa
Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Bandar Jaya kecamatan Rantau Rasau
Kelas (PTK) kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi
Kriteria keberhasilan dalam penelitian Jambi secara geografis MIN 1 Tanjung Jabung
tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila Timur ini mudah untuk dijangkau karena
terdapat sedikitnya 60% siswa yang aktif keberadaannya berada di tengah pemukiman
dalam mengikuti pembelajaran.Keberhasilan penduduk dan hanya berjarak 300 meter dari
dan ketuntasan belajar dilihat berdasarkan jalan lintas, dan disekitar MIN 1 Tanjung
hasil tes kuesioner (angket) peningkatan minat Jabung Timur terdapat 3 sekolah dasar yang
belajar yang diperoleh siswa. Siswa memiliki berdekatan, walaupun demikian masyarakat
minat belajar yang tinggi apabila memperoleh masih banyak yang berminat untuk
nilai 70 dan suatu kelas dikatakan telah memasukkan anaknya ke MIN 1 Tanjung
berhasil apabila terdapat 75% siswa berhasil Jabung Timur. Kondisi sosial masyarakat
dari keseluruhan yang mengikuti proses sekitar MIN 1 Tanjung Jabung Timur,
pembelajaran. Khususnya sosial ekonomi sangat heterogen,
mulai dari pejabat pemerintah, guru,
TEMUAN DAN PEMBAHASAN kesehatan, petani sampai pekerja kasar seperti
Gambaran Umum Lokasi buruh.
Pada tahun 1976 berdirilah suatu Tenaga pengajar di MIN 1 Tanjung
lembaga pendidikan yang bernama Madrasah Jabung Timur merupakan tenaga edukatif
Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nurul Islam Bandar yang langsung berhadapan dengan siswa yang
Jaya, yang di asuh oleh Bapak Samsi yang mempunyai tugas utama mendidik,
pada saat itu kedudukannya sebagai kepala memberikan ilmu dan sebagai orang tua siswa
MIS Nurul Islam. Berhubung Madrasah di sekolah. Oleh karena itu guru harus
tersebut belum memiliki lokasi atau tempat mempunyai pengetahuan dan pemahaman

8
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

tentang mendidik dan mencetak siswa agar 59%, ketercapaian inidkator “memanfaatkan
tujuan dapat terlaksana dengan baik. Adapun waktu yang ada meskipun panjang dengan
guru beserta staf di MIN 1 Tanjung Jabung sebaik-baiknya” yaitu sebesar 49%,
Timur berjumlah 19 orang, dengan latar ketercapaian indikator “ mengemukakan ide”
belakang yang berbeda-beda. yaitu sebesar 61%, ketercapaian indikator
“bekerjasama dengan anggota kelompok”
Deskripsi Data yaitu sebesar 56%, ketercapaian indikator
a) Kondisi Awal “memberikan bantuan kepada teman yang
Dapat diketahui ketercapaian setiap kesulitan” yaitu sebesar 65%, ketercapaian
indikator minat belajar siswa pada pra siklus. indikator “tidak mencela pendapat teman”
Ketercapaian indikator “mengikuti yaitu sebesar 61%, ketercapaian indikator
pembelajaran dengan sukarela” yaitu sebesar “mau mendengarkan pendapat teman” yaitu
48%, ketercapaian indikator “mengikuti sebesar 56%, ketercapaian indikator “tidak
pembelajaran dengan segera” yaitu sebesar memotong pembicaraan teman” yaitu sebesar
55%, ketercapaian indikator “melakukan 55%, ketercapaian indikator “Berusaha keras
kegiatan pembelajaran tanpa pengulangan untuk menjawab pertanyaan dari guru yaitu
perintah” yaitu sebesar 63%, ketercapaian sebesar 63%, serta ketercapaian indikator
indikator “menanyakan langkah-langkah “berusaha keras untuk menjawab pertanyaan-
dalam proses pembelajaran” yaitu sebesar pertanyaan yang ada di LKS” yaitu sebesar
56%, ketercapaian indikator “bertanya untuk 63%.
menanyakan tujuan metode talking stick Berdasarkan hasil persentase
dengan menekankan task orientation and keseluruhan dari pengisian angket oleh siswa
involvement” yaitu sebesar 51%, ketercapaian pada pra siklus sebelum di terapkan metode
indikator “bertanya untuk menanyakan aturan- talking stick dengan menekankan task
aturan dalam pembelajaran” yaitu sebesar orientation and involvement pada siswa kelas
53%, ketercapaian indikator “memperhatikan III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung
metode yang digunakan” yaitu sebesar 50%, Jabung Timur di peroleh total persentase
ketercapaian indikator “menggunakan metode minat belajar siswa sebesar 57% jika di
talking stick dengan menekankan task rujukan kepada tabel Kriteria Kualitas
orientation and involvement” yaitu sebesar Persentase maka dapat di simpulkan bahwa

9
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

minat belajar siswa kelas III di Madrasah indikator “menanyakan langkah-langkah


Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur dalam proses pembelajaran” yaitu sebesar
dapat dikategorikan cukup baik. 56%, ketercapaian indikator “bertanya untuk
Hal ini jelas menunjukkan bahwa menanyakan tujuan metode talking stick
sebagian besar siswa kelas III belum memiliki dengan menekankan task orientation and
minat bejalar yang baik dalam materi involvement” yaitu sebesar 75%, ketercapaian
memahami sejarah uang beserta fungsinya indikator “bertanya untuk menanyakan aturan-
pada mata pelajaran IPS. Dari hasil pengisian aturan dalam pembelajaran” yaitu sebesar
lembar angket tersebut peneliti mulai 55%, ketercapaian indikator “memperhatikan
merencanakan tindakan yang akan dipaparkan metode yang digunakan” yaitu sebesar 77%,
pada bagian selanjutnya yaitu mengadakan ketercapaian indikator “Menggunakan metode
penelitian pada materi memahami sejarah talking stick dengan menekankan task
uang beserta fungsinya dengan menggunakan orientation and involvement ”yaitu sebesar
metode talking stick dengan menekankan task 77%, ketercapaian inidkator “memanfaatkan
orientation and involvement. Hasil pengisian waktu yang ada meskipun panjang dengan
lembar angket ini nantinya akan peneliti sebaik-baiknya” yaitu sebesar 77%,
gunakan sebagai acuan peningkatan minat ketercapaian indikator “ mengemukakan ide”
belajar yang akan dicapai oleh siswa. yaitu sebesar 77%, ketercapaian indikator
“bekerjasama dengan anggota kelompok”
b) Paparan Data Pelaksanaan Tindakan yaitu sebesar 70%, ketercapaian indikator
1) Paparan Data Siklus I “memberikan bantuan kepada teman yang
dapat diketahui ketercapaian setiap kesulitan” yaitu sebesar 72%, ketercapaian
indikator minat belajar siswa pada siklus I. indikator “tidak mencela pendapat teman”
Ketercapaian indikator “mengikuti yaitu sebesar 73%, ketercapaian indikator
pembelajaran dengan sukarela” yaitu sebesar “mau mendengarkan pendapat teman” yaitu
71%, ketercapaian indikator “mengikuti sebesar 56%, ketercapaian indikator “tidak
pembelajaran dengan segera” yaitu sebesar memotong pembicaraan teman” yaitu sebesar
74%, ketercapaian indikator “melakukan 74%, ketercapaian indikator “berusaha keras
kegiatan pembelajaran tanpa pengulangan untuk menjawab pertanyaan dari guru yaitu
perintah” yaitu sebesar 71%, ketercapaian sebesar 56%, serta ketercapaian indikator

10
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

“berusaha keras untuk menjawab pertanyaan- peningkatan partisipasi aktif dari siswa, belum
pertanyaan yang ada di LKS” yaitu sebesar adanya peningkatan minat belajar siswa dan
75%. ketuntasan belajar masih belum memenuhi
Berdasarkan hasil persentase standar yang diharapkan, setelah di terapkan
keseluruhan dari pengisian angket oleh siswa metode talking stick dengan menekankan task
pada perlakuan siklus I setelah di terapkan orientation and involvement. Oleh karena itu,
metode talking stick dengan menekankan task perlu dilanjutkan pada siklus II agar hasil
orientation and involvementpadasiswa kelas belajar IPS siswa bisa ditingkatkan sesuai
III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung dengan yang diharapkan.
Jabung Timur di peroleh total persentase Selanjutnya setelah merefleksi hasil
minat belajar siswa sebesar 70% jika di siklus I, peneliti mengkonsultasikan dengan
rujukan kepada tabel Kriteria Kualitas guru bidang studi IPS kelas III untuk
Persentase maka dapat di simpulkan bahwa melanjutkan ke siklus II. Setelah memperoleh
minat belajar siswa kelas III di Madrasah persetujuan, peneliti langsung menyusun
Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur rencana pelaksanaan siklus II.
dapat dikategorikan baik.
Pada presentase ketuntasan minat 2) Paparan Data Siklus II
belajar dapat diketahui bahwa pada siklus I Dapat diketahui ketercapaian setiap
siswa kelas III belum memenuhi karena rata- indikator minat belajar siswa pada siklus II.
rata masih di bawah ketuntasan minimum Ketercapaian indikator “mengikuti
yang telah ditentukan yaitu 75% dari jumlah pembelajaran dengan sukarela” yaitu sebesar
seluruh siswa memperoleh nilai 70. Untuk itu 82%, ketercapaian indikator “mengikuti
perlu kelanjutan siklus yakni dilanjutkan pada pembelajaran dengan segera” yaitu sebesar
siklus berikutnya untuk membuktikan bahwa 83%, ketercapaian indikator “melakukan
pembelajaran menggunakan metode talking kegiatan pembelajaran tanpa pengulangan
stick dengan menekankan task orientation and perintah” yaitu sebesar 84%, ketercapaian
involvement mampu meningkatkan minat indikator “menanyakan langkah-langkah
belajar siswa kelas III. dalam proses pembelajaran” yaitu sebesar
Dari uraian di atas, maka secara umum 84%, ketercapaian indikator “bertanya untuk
pada siklus I belum menunjukkan adanya menanyakan tujuan metode talking stick

11
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

dengan menekankan task orientation and Berdasarkan hasil persentase


involvement” yaitu sebesar 77%, ketercapaian keseluruhan dari pengisian angket oleh siswa
indikator “bertanya untuk menanyakan aturan- pada perlakuan siklus II setelah di terapkan
aturan dalam pembelajaran” yaitu sebesar metode talking stick dengan menekankan task
84%, ketercapaian indikator “memperhatikan orientation and involvement pada siswa kelas
metode yang digunakan” yaitu sebesar 81%, III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung
ketercapaian indikator “menggunakan metode Jabung Timur di peroleh total persentase
talking stick dengan menekankan task minat belajar siswa sebesar 88% jika di
orientation and involvement” yaitu sebesar rujukan kepada tabel Kriteria Kualitas
89%, ketercapaian inidkator “memanfaatkan Persentase maka dapat di simpulkan bahwa
waktu yang ada meskipun panjang dengan minat belajar siswa kelas III di Madrasah
sebaik-baiknya” yaitu sebesar 86%, Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur
ketercapaian indikator “mengemukakan ide” dapat dikategorikan sangat baik.
yaitu sebesar 92%, ketercapaian indikator Minat belajar siswa pada pengisian
“bekerjasama dengan anggota kelompok” lembar angket terakhir siklus II sudah
yaitu sebesar 95%, ketercapaian indikator menunjukkan peningkatan yang sangat baik
“memberikan bantuan kepada teman yang dari hasil angket sebelumnya, hal tersebut
kesulitan” yaitu sebesar 96%, ketercapaian dibuktikan dengan ketuntasan belajar siswa
indikator “tidak mencela pendapat teman” telah memenuhi KKM yang diinginkan.
yaitu sebesar 92%, ketercapaian indikator Sehingga, tidak perlu terjadi pengulangan
“mau mendengarkan pendapat teman” yaitu siklus.
sebesar 99%, ketercapaian indikator “tidak Berdasarkan hasil refleksi pada siklus
memotong pembicaraan teman” yaitu sebesar II, secara umum pada siklus II ini sudah
92%, ketercapaian indikator “Berusaha keras menunjukkan adanya peningkatan minat
untuk menjawab pertanyaan dari guru yaitu belajar siswa dan keberhasilan peneliti dalam
sebesar 91%, serta ketercapaian indikator menggunakan metode talking stick dengan
“berusaha keras untuk menjawab pertanyaan- menekankan task orientation and involvement.
pertanyaan yang ada di LKS” yaitu sebesar Oleh karena itu, tidak perlu dilanjutkan pada
86%. siklus berikutnya.

12
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

c) Temuan Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian


Beberapa temuan yang diperoleh pada 1) Penerapan metode talking stick dengan
pelaksanaan penelitian ini adalah: menekankan task orientation and
a. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode involvement Pada Pembelajaran IPS Materi
talking stick dengan menekankan task Sejarah Uang
orientation and involvement membuat Penelitian ini dilaksanakan di kelas III
siswa yang semula pasif menjadi aktif yang berjumlah 23 orang siswa dengan
dalam kegiatan belajar berkelompok. penerapan metode talking stick dengan
b. Kegiatan belajar dengan metode talking menekankan task orientation and involvement
stick dengan menekankan task orientation pada mata pelajaran IPS materi Sejarah Uang
and involvementpada materi sejarah uang yang terdiri dari dua siklus. Dalam
ini mendapat respon yang sangat positif mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas,
dari siswa. peneliti menggunakan struktur 6 tahap sebagai
c. minat belajar siswa yang semula sintaks metode talking stick dengan
berkemampuan rendah dapat meningkat menekankan task orientation and involvement,
menjadi siswa yang memiliki minat belajar yaitu pembentukan kelompok, penyiapan
sedang dan siswa yang memiliki minat tongkat, penyampaian materi, pemberian
belajar sedang dapat meningkat menjadi tongkat, menjawab pertanyaan, dan
siswa yang memiliki minat belajar tinggi. penyimpulan materi.
d. Siswa merasa senang dengan belajar Tahap 1 pembentukan kelompok,
berkelompok, karena dengan belajar dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi
berkelompok mereka dapat saling bertukar kelompok-kelompok kecil secara heterogen.
pikiran atau pendapat dengan teman. Kemudian siswa diminta duduk dalam
Pembelajaran dengan menerapkan metode kelompoknya masing-masing. Dalam satu
talking stick dengan menekankan task kelompok terdiri dari enam siswa.
orientation and involvement Tahap 2 penyiapan tongkat, dalam
memungkinkan untuk dijadikan alternatif tahap ini guru menyiapkan sebuah tongkat
model pembelajaran dalam kegiatan yang panjangnya ± 20 cm.
belajar mengajar. Tahap 3 penyampaian materi, dalam
tahap ini peneliti menyampaikan materi salat

13
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

pembayaran selain uang, kemudian 2) Peningkatan Minat Belajar IPS Siswa


memberikan kesempatan para kelompok untuk Metode talking stick dengan
membaca dan mempelajari materi menekankan task orientation and involvement
pelajaran.Setelah siswa selesai membaca ini bermanfaat karena mampu menguji
materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru kesiapan siswa, melatih keterampilan mereka
mempersilakan siswa untuk menutup isi dalam membaca dan memahami materi
bacaan. pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka
Tahap 4 pemberian tongkat, dalam untuk terus siap dalam situasi apapun.
tahap ini guru mengambil tongkat dan Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II
memberikannya kepada salah satu siswa. tahap-tahap tersebut telah dilaksanakan dan
Tahap 5 menjawab pertanyaan, dalam telah memberikan perbaikan yang positif
tahap ini guru memberi pertanyaan dan siswa dalam diri siswa. Hal tersebut dibuktikan
yang memegang tongkat tersebut harus dengan keaktifan siswa dalam mengikuti
menjawabnya. Demikian seterusnya sampai pembelajaran IPS di kelas, misalnya siswa
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk yang semula pasif dalam belajar kelompok
menjawab setiap pertanyaan dari peneliti. menjadi lebih aktif dan siswa dalam pengisian
Tahap 6 kesimpulan, dalam tahap ini lembar angket minat belajar tidak ada lagi
guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang contekan dengan temannya karena siswa
yang telah dilakukan.guru membimbing siswa sudah yakin dengan kemampuannya sendiri.
untuk menyimpulkan materi alat pembayaran Sebelum diberi tindakan diperoleh
selain uang. nilai rata-rata persentase siswa kelas III
Kegiatan akhir yaitu pemberian lembar Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung
angket secara individu pada setiap akhir Timur dengan taraf keberhasilan minat
siklus. Pengisian lembar angket tersebut belajarsiswa yang mencapai 57%, sehingga
dilakukan untuk mengetahui minat belajar dapat di kategorikan minat belajar siswa kelas
siswa setelah diterapkan meto pembelajaran III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung
talking stick. Jabung Timur dapat dikategorikan cukup baik.
Pada siklus I nilai rata-rata persentase taraf
keberhasilan minat belajarsiswa yang
mencapai 70%, sehingga dapat di kategorikan

14
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

minat belajar siswa kelas III di Madrasah menjadi kelompok-kelompok dengan anggota
Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur lima atau enam siswa yang heterogen.
dapat dikategorikan baik. Sedangkan pada Kelompok dibentuk dengan
siklus II nilai rata-rata persentase taraf mempertimbangkan keakraban, kecerdasan,
keberhasilan minat belajar siswa yang persahabatan, atau minat yang berbeda.
mencapai 88%, sehingga dapat di kategorikan Selain itu menurut (Agus Suprijono,
minat belajar siswa kelas III di Madrasah 2012:109) Metode talking stick memiliki
Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur kelebihan sebagai berikut:
dapat dikategorikan sangat baik. Dengan a) Menguji kesiapan peserta didik dalam
demikian pada rata-rata persentase terjadi pembelajaran.
peningkatan pada taraf keberhasilan minat b) Melatih peserta didik memahami materi
belajar siswa setelah diterapkan metode dengan cepat.
talking stick dengan menekankan task c) Memacu agar peserta didik lebih giat
orientation and involvement yaitu sebesar belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran
18% dari siklus I ke siklus II. dimulai).
Berdasarkan uraian di atas juga di d) Peserta didk berani mengemukakan
kuatkan oleh hasil penelitian yang dilakukan pendapat. serta
oleh (Arifah, 2013:30) mengatakan e) melatih mental anak didik untuk siap pada
Bahwasanya metode talking stick (tongkat kondisi dan situasi apapun.
berbicara) adalah model pembelajaran
kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok KESIMPULAN DAN SARAN
yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib Kesimpulan
menjawab pertanyaan dari guru setelah Berdasarkan penelitian yang telah
mereka mempelajari materi pokoknya. dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai
semua kelompok mendapat giliran untuk rata-rata persentase taraf keberhasilan minat
menjawab pertanyaan dari guru. Talking Stick belajar siswa yang mencapai 70%, sehingga
merupakan salah satu tipe pembelajaran dapat di kategorikan minat belajar siswa kelas
kooperatif yang sederhana. Dalam penerapan III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung
model talking stick, guru membagi kelas Jabung Timur dapat dikategorikan baik.

15
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata metode talking stick dengan menekankan
persentase taraf keberhasilan minat task orientation and involvement.
belajarsiswa yang mencapai 88%, sehingga 2. Bagi Peneliti Lain, diharapkan dapat
dapat di kategorikan minat belajar siswa kelas digunakan untuk menambah wawasan
III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung tentang penerapan metode pembelajaran
Jabung Timur dapat dikategorikan sangat talking stick dengan menekankan task
baik. Dengan demikian pada rata-rata orientation and involvement dalam proses
persentase terjadi peningkatan pada taraf belajar mengajar dan diharapkan dapat
keberhasilan minat belajar siswa setelah dijadikan sebagai bahan pertimbangan
diterapkan metode talking stick dengan atau referensi dan kajian untuk
menekankan task orientation and involvement meningkatkan keberhasilan dalam proses
yaitu sebesar 18% dari siklus I ke siklus II. pendidikan.
3. Bagi Pembaca, diharapkan dapat
Saran digunakan untuk menambah wawasan dan
Dalam rangka kemajuan dan pengetahuan baru mengenai sistematika
keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran penulisan skripsi atau model pembelajaran
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, yang digunakan dalam skripsi tersebut.
maka dari pengalaman selama melakukan
penelitian di kelas kelas III di Madrasah DAFTAR PUSTAKA
Ibtidaiyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur, Agus Suprijono. (2012). Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi
peneliti dapat memberikan beberapa saran
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
sebagai berikut: Belajar
1. Bagi Lembaga, diharapkan dapat dijadikan ------------------------. (2009). Jenis-jenis model
sebagai bahan masukan untuk mengambil pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka
belajar
kebijakan yang tepat dalam membantu
Aris Shoimin. (2014). Model Pembelajaran
meningkatkan minat belajar IPS dan
Inovatif dalam Kurikulum 2013.
menyusun program pembelajaran yang Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
lebih baik sekaligus dapat meningkatkan Depdiknas, (2002) Kamus Besar Bahasa
kreativitas guru dalam proses belajar Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

mengajar di kelas dengan menggunakan

16
UIN STS Jambi 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

Kunandar. (2011). Langakah Mudah Tim Penyusun. (2017). Pedoman Penulisan


Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Skripsi Fakultas Tarbiyah dan
PT Rajawali Press Keguruan UIN STS Jambi.
Martinis Yamin. (2010). Desain Safari. (2003). Indicator minat belajar.
Pembelajaran Berbasis Tingkat http://jurnal.utan.ac.id/index.php/ipdp
Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung b/article/viewfile/1862/pdf.
Persada Press.
http://www.scribd.com/doc/82916000//hakikat
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. -metode-pembelajaran diakses pada 1
Jakarta : Rajawali Press. februari 2017
Ridwan. (2010). Variabel-variabel Penelitian. Hurlock. 1990.
Jakarta : Alfabeta. http://eprints.uny.ac.id/7781/3/bab%2
02%20-%2008108249137.pdf
Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-
Variabel PenelitianI. Bandung : www.slideshare.net/shintiaminandar/hakikat-
Albeta. pendekatan-model-metode-dan-
teknik-pembelajaran. Diakses pada
Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi tanggal 13 Februari 2017
Belajar Mengajar. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada
Sariman. (2009). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif, dan R & D). Bandung :
Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Suryosubroto , B. (2009). Beberapa Aspek
Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta :
Rineka Cipta
Tarmizi Ramadhan. (2010). Talking Stick.
Jakarta.

17
UIN STS Jambi 2017

Anda mungkin juga menyukai