Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat hidup sendiri, selalu
memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Antara makhluk yang
satu dengan makhluk yang lain selalu berhubungan dan mengadakan kontak yang saling
menguntungkan. Tetapi ada juga sebagian kecil mahkluk hidup yang selalu merugikan makhluk
lain, biasanya makhluk ini disebut dengan parasit.

Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad individu, di antara dan di dalam
populasi spesies yang sama, atau di antara komunitas populasi yag berbeda-beda dan berbagai
faktor non hidup (abiotik) yang banyak jumlahnya yang merupakan lingkungan yang efektif
tempat hidup jasad, populasi atau komunitas itu. Lingkungan efektif itu mencakup
kesemberautan pada interaksi antara jasad hidup itu sendiri. Kaji ekologi itu memungkinkan kita
memahami komunitas itu secara keseluruhan. Guna memastikan kenyataan ini, perlu kiranya
diadakan berbagai percobaan di lapangan, di laboratorium atau di kedua lingkungan itu
sekaligus.

Adapun ekologi sendiri mencakup suatu keterkaitan antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi, sepeti tumbuhan dan sinar matahari, tanah dengan air, yang pada
umumnya dikatakan sebagai hukum alam yang berimbang dan biasa disebut ekosisitem.
Komponen-komponen dalam ekosistem telah dikelolah oleh alam dan mereka saling
berinteraksi. Ada komponen yang bersifat netral, bekerjasama, menyesuaikan diri, bertentangan
bahkan saling menguasai. Akan tetapi pada akhirnya antara kekuatan-kekuatan tersebut terjadi
keseimbangan.

Untuk mengetahui keterkaitan atau interaksi antara komponen abiotik dengan biotik serta
hubungan antara kedua komponen tersebut maka percobaan ini layak dilakukan, karena untuk
mengetahui hubungan antara kedua komponen tersebut butuh suatu pengamatan di lapangan.
Dalam pengamatan yang dilakukan, ekosisitem yang diamati itu ada dua tempat yaitu padang
rumput dan hutan. Dari kedua ekosistem ini akan dihasilkan data-data mengenai jenis-jenis
spesies yang ada pada kedua ekosisitem dan dari data yang ada dapat diketahui perbedaan
spesies, keanekaragaman spesies, jumlah spesies, peranan dari masing-masing spesies yang
nantinya berkaitan dengan jaring-jaring makanan atau food web yang ada pada ekosistem itu
serta dari data yang ada dapat dibuat piramida jumlah spesiesnya berdasarkan peranannya
masing-masing. Jika semua komponen tersebut sudah di dapat atau diketahui maka dapat
diketahui perbedaan dari kedua ekosistem tersebut, dan mengapa hal itu terjadi serta apa
penyebabnya. Hal ini nantinya dikaitkan dengan keadaan dari masing-masing ekosistem yang
diamati.
Satu ciri mendasar pada ekosistem adalah bahwa ekosistem itu bukahlah suatu sistem yang
tertutup, tetapi terbuka dan daripadanya energi dan zat terus-menerus keluar dan digantikan agar
sistem itu terus berjalan. Sejauh yang berkenaan dengan struktur, ekosistem secara khas
mempunyai tiga komponen biologi, yaitu; produsen (jasad autotrof) atau tumbuhan hijau yang
mampu menambat energi cahaya; hewan (jasad heterotrof) atau kosumen makro yang
menggunakan bahan organik; dan pengurai, yang terdiri dari jasad renik yang menguraikan
bahan organik dan membebaskan zat hara terlarut.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui ekologi
2. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi
4. Untuk mengetahui tentang evolusi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ekologi
1. Pengertian Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan “logos”
yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme
atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh
faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah suatu
ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan
lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat
tersebut.

Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa
yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didevinisikan
sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap
lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan
lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme
dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan
upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah
dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi
mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana
manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi
pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi
unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem
tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi
pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.

Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya
atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup
sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga
menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam
kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan
kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972,
di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena
efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek
yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang
merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara
ilmu alam dan ilmu sosial.
2. Hubungan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain

Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin


terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna
memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan
lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup
dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah
kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara
mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya. Boleh
dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir semua bidang
ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.

Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap
spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki
daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem
ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas
ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.

Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-
sistem fungsional yang khas. Di mana sistem tersebut mempunyai tujuan dan merupakan
gabungan dari berbagai komponen yang secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling
ketergantungan serta membentuk satu kesatuan secara keseluruhan.

Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang dapat
menerangkan setiap makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Penyebaran, adaptasi dan
aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan erat
hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi, fisiologi, genetika.
Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika memberikan informasi mengenai keadaan
lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi sangat diperlukan bagi seorang ahli ekologi untuk
dapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia kehidupan.

3. Pembagian Ekologi

Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah hidup


dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya mendapatkan
penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus hidup,adaptasi,sifat parasitik,non-parasitik,dan
lain-lain.
2. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang
berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu.
Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon terhadap lingkungan, pengkajian
itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis
pohon itu tumbuh, pendekatannya bersifat sinekologi.

Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang yang akan
melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-
lingkungan, organisme-organisme, atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan
yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi lingkungan.

4. Ruang Lingkup Ekologi

Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.

1. Populasi

Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan berada


bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum, apabila kita bicara
populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang sama,yang satu
sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi
adalah sebagai berikut.

a. Alelopati

Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

b. Kompetisi

Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

2. Komunitas

Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan waktu
tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat menggunakan
komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di dalam suatu ekosistem ,atau kita
dapat membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung, atau komunitas tanaman dan
sebagainya.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat
yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas
dapat berdasarkan :

a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga
berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.

b. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas
pantai pasir, komunitas lautan, dan lain-lain.

c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.


Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah
hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.

Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis


besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :

a. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di
parit atau di kolam.

b. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di


padang rumput, di padang pasir, dll.

Suksesi dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga
komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak
ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.

b. Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer,
perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya.
Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.

Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya
saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.Interaksi antarkomponen ekologi dapat
merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.

a. Interaksi antarorganisme

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan
selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu
populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang
erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang
sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Contohnya : antara capung dan sapi.

2) Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat
erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai
pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa, dan burung
hantu dengan tikus.

3) Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu


organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga
bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan
sapi, dan benalu dengan pohon inang.

4) Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies
dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies
diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohn yang grek dengan pohon yang
ditumpanginya.

5) Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar
kacang-kacangan.

b. Interaksi Antarpopulasi

Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak
langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut. Alelopati
merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Kompetisi
merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

c. Interaksi AntarKomunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah
disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma.
Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer.
Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air
sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi
dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur
karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

d. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara


organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain
aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman
biotik, serta siklus materi.

Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan


keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas
suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya
dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

3. Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang
membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan
lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai
produsen, konsumen ataupun dekomposer.. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks
dan memiliki penyusun yang beragam. Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya
tersusun dari beberapa komponen sebagai berikut :

1) Komponen autotrof

Autotrof berasaldari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti “menyediakan
makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-
tumbuhan hijau.

2) Komponen heterotrof

Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang berarti
makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong
heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

3) Bahan tak hidup (abiotik)


Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup.

4) Pengurai (dekomposer)

Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

a. Macam-macam Ekosistem

Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

1) Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu
sebagai berikut.

· Bioma gurun

Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan
padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam
hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat
besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki
akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara
lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

· Bioma padang rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah
curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan
air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs)
dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,
singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikusdanular.

· Bioma Hutan Basah

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.


Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon
utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung
(kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan
tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain,
kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

· Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata
sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan
gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa,
beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsaluwak).

· Bioma taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas
satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur.

· Bioma tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat
di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh
tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang
pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim
panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal,
contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

2) Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air
tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa
alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri.
Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar
sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya
ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara
keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme
dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

3) Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

· Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai
55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan
air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan
laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai
makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaannya secara horizontal.

Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.

· Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.

· Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian
dasar dalamnya ± 300 meter.

· Batialmerupakandaerah yang dalamnyaberkisarantara 200-2500 m.

· Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ketengah,
laut dibedakan sebagai berikut.

· Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.

· Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-1000 m.


Hewannya misalnya ikan hiu.

· Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan


yang hidup di daerah ini misalnya gurita.

· Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat


tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.

· Hadalpelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di
bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai
produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum
air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam
yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

4) Ekosistem pantai

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling
atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis
ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting,
landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang
maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragaman vertebrata dan ikan serta rumput laut.

4. Biosfer

Biosfer adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk hidup
dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam ekologi. Biosfer
meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan sampai ke dan termasuk
bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan
aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan factor abiotik lainnya.

Faktor abiotik utama :

a. Suhu

Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya
pada proses bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme untuk mengatur suhu
tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di dalamnya membeku pada suhu di
bawah 0o C, dan protein pada sebagian besar organisme akan mengalami denaturasi pada suhu di
atas 45o C. Selain itu jumlah organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup
aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang luar biasa
memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu tersebut.

b. Air

Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat penting
bagi kehidupan tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat. Organisme
air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan akuatik, tetapi organisme
tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak
sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya. Organisme di lingkungan darat mengahdapi
ancaman kekeringan yang hampir konstan dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk
mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang mencukupi.

c. Cahaya Matahari

Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem meskipun hanya
tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi secara langsung.
Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran organisme
fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang
menembus air yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di
bawahnya.

d. Angin

Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organism dengan cara meningkatkan
hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin juga menyebabkan
hilangnya air di organism dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju
transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan pengaruh yang sangat mendasar
pada bentuk pertumbuhan tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan anggota
tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin, anggota tubuh pohon yang berada pada
arah yang berlawanan dengan arah tiupan angin akan tumbuh secara normal, yang menghasilkan
suatu penampakan “lambaian bendera”.
e. Batudan Tanah

Penyebab timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada ekosistem terrestrial
adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta tanah yang akan membatasi
persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran sungai, komposisi substrat
dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan
dan hewan penghuni ekosistem akuatik. Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona
pasang-surut dan dasar laut menentukan jenis organisme yang dapat menempel atau meliang
dalam habitat seperti itu.

f. Gangguan Periodik

Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan gunung merapi
dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya gangguan yang merusak, daerah akan
dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan tetapi struktur komunitas
akan mengalami suatu suksesi perubahan selama proses pemulihan. Beberapa gangguan, seperti
letusan gunung berapi merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi
menurut dan ruang, sehingga organism tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk
menghadapinya. Sebaliknya gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka pendek tidak
dapat diprediksi, tetapi kejadian berulang sering terjadi pada beberapa komunitas, dan banyak
tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodic seperti ini. Pada kenyataannya beberapa
komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang terjadi secara periodik untuk
mempertahankan hidupnya.

g. Iklim

Faktor abiotik yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi organisme. 4
faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim (climate) yaitu
kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak besar iklim pada
persebaran organisme dengan cara membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu dan curah
hujan dalam suatu daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.

Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma yanng ditemukan
di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu berhati-hati untuk membedakan
antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal, yaitu suatu hubungan sebab akibat.

F. Aplikasi Ekologi

Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang kompleks.
Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk, industri pembangunan jalan-jalan dan hutan,
pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif, pembuatan bandara, perumahan, dan
sebagainya merupakan contoh yang dapat mempercepat proses perubahan lingkungan dari bumi
ini. Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran dalam kemajuan teknologi
ini merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini. Penemuan-penemuan yang pada mulanya
bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat menjadi bomerang terhadap hidupnya bila prinsip-
prinsip ekologi diabaikan.

Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya dan
pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat dipertanggung
jawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat melihat jauh ke
depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat
hidup dengan baik dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.

Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan
hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan, erosi,
banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka,
pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena
kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.

Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang lain.
Yaitu:

1. Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan
atau diciptakan.

2. Semua proses pengubahan energy tidak cermat.

3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber alam.

4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.

5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang penggunaan sumber
alam tersebut.

6. Keturunan (genotif) dengandaya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai pada generasi
berikutnya.

7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.

8. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan kecepatan yang
ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.

9. Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas.

10. Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.

11. Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.
12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan relatifnya dalam
suatu lingkungan tertentu.

13. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku dalam
ekosistem mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi lebih jauh lagi.

14. Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah populasi itu
sebelumnya.

Mekanisme proses terbentuknya ekosistem

Ekosistem darat (hutan)

Pada awal mula terbentuknya ekosistem ini adalah keberadaan komponen abiotik, yaitu tanah
dan bebatuan yang berada pada permukaan tanah tersebut. Terdapat pula mata air yang muncul
dari dalam tanah. Komponen biotik pertama yang muncul adalah berupa tumbuhan lumut,
dimana tumbuhan ini merupakan tumbuhan perintis yang dapat tumbuh dikondisi ekstrim, yaitu
di permukaan bebatuan yang cadas sekalipun. Adanya tumbuhan perintis atau lumut
memungkinkan untuk tumbuhan lain juga tumbuh. Ketersediaan tanaman mengundang makhluk
hidup lain dari kelompok hewan untuk mendiami tempat tersebut, karena adanya ketersediaan
adalah tumbuhan maka hewan yang datang adalah hewan herbivore ( pemakan tumbuhan ),
misalnya rusa, jerapah serta beberapa jenis burung dan serangga. Dari komponen yang sudah ada
maka ditempat tersebut sudah dapat dikatakan ekosistem karena sudah ada komponen biotik dan
abiotiknya.

Namun adanya hewan herbivora akan mengundang hewan pemakan daging ( karnivora ) untuk
datang, misalnya ular, harimau, burung elang dsb. Ekosistem sudah terbentuk dan berjalan
seperti yang sudah digambarkan, adanya peristiwa makan dan dimakan ( rantai makanan )
sampai kedatangan manusia yang mengubah susunan dan fungsi ekosistem tersebut. Manusia
mulai melakukan kegiatan – kegiatan yang dapat dikatakan merusak. Yaitu melakukan
penebangan – penebangan tanaman dan perburuan terhadap binatang – binatang yang tentu saja
akan mengurangi komponen ekosistem yang ada sampai pada puncakanya komponen ekosistem
akan habis dan ekosistem akan rusak.

2. Proses yang terjadi dari mula terbentuknya ekosistem tersebut sampai kondisi terakhir yang
kita ketahui

Dari awal mula hingga akhir terbentuknya ekosistem terjadi beberapa proses diantaranya :

a. Pertunbuhan populasi

Semua makhluk hidup memiliki potensi tumbuh yang tinggi pada kondisi optimum. Di dalam
ekosistem, semua komponen biotik jumahnya akan meningkat dengan cepat secara aamiah, dan
bila tidak di batasi. Factor keahiran yang mendukung tingginya pertumbuhan populasi. Jumlah
kelahiran dan kematian mungkin berfluktuasi secara luas sebagai respon terhadap pengaruh
lingkungan yang berbeda, tetapi jumlah itu mendekati seimbang daam waktu yang lama.
Interaksi spesies, seperti predasi, kompetisi, dan herbivore akan mengatur naik turunnya
pertumbuhan populasi.

b. Interaksi antar spesies

Organisme tidaka dapat hidup sendirian di alam, tetapi hidup bersama dengan organisme dari
spesies lain. Mereka akan saling berinteraksi, interaksi antar spesies ada yang bersifat positif ada
juga yang bersifat negative. Interaksi positif dintaranya simbiosis mutualisme dan komensalisme.
Interaksi negative yaitu adanya kompetisi dan predasi.

c. Kepunahan

Kepunahan menggambarkan ketidakmampuan populasi di dalam suatu ekosistem untuk


beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah, juga kesuksesan evolusi popuasi yang lebih baik
mampu beradaptasi lebih baik pula. Karena itu penggantian spesies oleh spesies lain yang lebih
sukses mungkin suatu bentuk seleksi dari populasi dan bukan individu yang membawa sifat –
sifat baik

d. Produksi primer

Di sini yang dikatakan produksi primer adalah tumbuhan yang menangkap energy sinar matahari
dan mengubahnya menjadi energy kimia dalam bentuk senyawa organic atau proses fotosintesis.
Produksi primer ekosistem darat biasanya diprakirakan dari kenaikan tahunan biomassa tubuh
tumbuhan.

e. Aliran energy

Fotosintesi dan produksi primer menyediakan energy bagi komunitas. Herbivore makan tumbuh
– tumbuhan, karnivora makan hebivora, dan seterusnya karnivora dimakan karnivora yang lain,
begitu seterusnya sehingga terbentuklah rantai makanan, yaitu adanya aliran energy.

f. Suksesi

Suksesi adaah proses perubahan terarah yang universal dari vegetasi dalam skala waktu ekologi.
Perubahan ini merupakan perubahan komposisi komunitas. Komunitas selalu mengalami
perubahan. Biamana komunitas terganggu, misalnya hutan ditebang untuk diambi kayunya,
maka daerah ini dengan cepat akan dihuni oleh bermacam – macam spesies yang selanjutnya
memodifikasi satu atau lebih factor lingkungan. Modifikasi lingkungan ini pada gilirannya
memungkinkan spesies baru menjadi mapan.

3. Apakah Proses – proses tersebut akan terus terjadi di waktu mendatang jika tidak terjadi
gangguan pada ekositem tersebut
Ya, selama tidak ada gangguan baik dari dalam maupun dari luar, dari alam maupun dari tangan
manusia,maka ekosistem tersebut akan tetap ada,tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan.

4. Kondisi ekosistem yang kita amati di masa – masa mendatang

Ekosistem akan dihadapkan pada perubahan lingkungan yang berpotensi akan menyebabkan
kepunahan. Perubahan iklim,kompetitor, pemangsa dan penyakit yang merupakan tantangan.
Sebab – sebab kepunahan atau rusaknya ekosistem hutan adalah :

- Jika dilihat akhir – akhir ini banyak sekali manusia yang melakukan perusakan terhadap
hutan,misalnya penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian tentu saja kondisi hutan akan
memprihatinkan, tidak ada lagi hewan – hewan yang dapat tinggal dan bernaung di dalamnya.
Tidak hanya factor biotiknya yang berpengaruh namun dampak dari hal tersebut akan dapat
menimbulkan banjir karena sudah tidak ada lagi penyerap – penyerap air saat hujan turun. Banjir
yang terjadi juga ikut merusak komponen abiotiknya, hanyutnya lapisan tanah bersama batu –
batuan.

- Pemburuan liar secara besar - besaran yang dapat juga menyebabkan kepunahan pada hewan –
hewan hutan.

- Polutan. Zat kimia beracun yang merupakan agen kepunahan baik bagi hewan maupun
tumbuhan

Namun apabila hutan tetap dijaga kelestariannya, maka saat ini dan di masa yang akan
datang,ekosistem hutan akan tetap ada dan terus terjaga.

B. Evolusi

1. Teori Pembentukan Bumi

Kehidupan di bumi bermula antara 3,5 dan 4,0 milyar tahun silam. Bumi terbentuk sekitar 4,5
milyar tahun silam, dan kemungkinan kehidupan baru dimulai beberapa ratus juta tahun
kemudian. Para ilmuwan telah menemukan isotop karbon yang menunjukkan adanya aktivitas
metabolisme organisme dalam batuan yang berumur 3,8 milyar tahun di Greenland. (Campbell,
2000). Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol. Ledakan
raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan ‘Big Bang‘, dan teorinya dikenal
dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa ‘volume nol‘ merupakan pernyataan teoritis
yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan
konsep ‘ketiadaan‘, yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan
menyatakannya sebagai ‘titik bervolume nol‘. Sebenarnya, ‘sebuah titik tak bervolume‘ berarti
‘ketiadaan‘. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan.

Big bang diperkirakan sudah terjadi sejak dua puluh miliar tahun yang lalu. Sekitar lima belas
miliar tahun kemudian, awan debu antar bintang dan gas bersatu dan berkondensasi karena
tertarik gravitasi dari bola gas raksasa yang kita sebut matahari, dikelilingi oleh benda-benda
berbentuk bola dengan komposisi bervariasi, disebut planet. Sebagian besar alam semesta terdiri
dari gas-gas hidrogen dan helium bermolekul ringan, yang merupakan bahan dasar bintang. Jika
elemen-elemen tersebut bersatu, jumlahnya hanya 0,1 persen dari jumlah dan bentuk planet.

2. Teori Tentang Asal-usul Kehidupan

Bagaimanakah kehidupan muncul di bumi? Seperti apakah wujud planet ini ketika proses itu
bermula? Satu hal yang jelas adalah udara belum mengandung gas oksigen, sebab gas oksigen di
udara sekarang ini merupakan hasil fotosintesis makhluk hidup yang berklorofil. Material-
material organik yang harus terakumulasi sebagai bahan baku makhluk hidup tidak mungkin
stabil dan segera mengalami pelapukan atau pembusukan dalam udara yang beroksigen. John
Burdon Sanderson Haldane (1892-1964) dari Inggris merupakan ilmuwan pertama yang
mengemukakan bahwa suatu reducing atmosphere (udara tanpa oksigen) adalah keniscayaan
bagi evolusi terbentuknya makhluk hidup. Ketika di udara belum ada gas oksigen, tentu belum
ada juga lapisan ozon (molekul oksigen beratom tiga) di bagian atas atmosfer yang membendung
radiasi ultraviolet dari matahari seperti sekarang ini. Radiasi ultraviolet yang menghujani
permukaan bumi menyediakan energi untuk sintesis senyawa-senyawa organik dari molekul-
molekul anorganik. Oleh karena di udara tidak ada gas oksigen yang dapat merusak mereka,
senyawa-senyawa organik itu terakumulasi di samudera dengan aman sampai akhirnya, dalam
kata-kata Haldane sendiri, “the primitive oceans reached the consistency of hot dilute soup”.

Kehidupan dimulai sangat dini dalam sejarah bumi, dan organisme pertama itu merupakan nenek
moyang kaleidoskop keanekaragaman Biologi yang kita lihat saat ini. Organisme yang paling
kita kenal adalah organisme makroskopik dan multiseluler, terutama tumbuhan dan hewan.
Namun demikian pada tiga perempat awal sejarah evolusi, satu-satunya organisme bumi adalah
organisme mikroskopik dan uniseluler (bersel tunggal) (Campbell, 2000). Pertanyaan mengenai
bagaimana kehidupan dimulai sebenarnya adalah pertanyaan mengenai terjadinya prokariota.
Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai asal-usul kehidupan.
3. Sejarah Teori Evolusi

1. Plato (428-348 sebelum masehi)

Ia membayangkan seorang pencipta yang menciptakan dunia dari kehancuran dan kemudian
menciptakan dewa-dewa yang lalu membuat manusia laki-laki. Wanita dan hewan timbul dari
reinkarnasi jiwa laki-laki. Makin cacad jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.

2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi)

Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan melihat banyak bukti mengenai desain dan tujuan.
Dia mengatur semua organisme di dalam suatu ”skala alam” yang meliputi dari yang sederhana
sampai yang kompleks. Organisme yang ada dianggap tidak sempurna tetapi bergerak kearah
keadaan yang lebih baik. Hal ini kadang-kadang diartikan sebagai pemikiran evolusi, tetapi
Aristoteles sangat samar-samar mengenai sifat gerakan tersebut. Mungkin gerakan itu
merupakan pendekatan yang makin cocok dengan idealis penciptaan tiap spesies tertentu, yang
pasti Aristoteles tidak merinci suatu pemikiran mengenai transmutasi spesies.

3. Anaximander (600-546 sebelum masehi)

Anaximander dapat dipandang sebagai pelopor dari ajaran desendensi (ajaran penurunan) oleh
karena ia mengajarkan bahwa kosmos itu mungkin terbebtuk dari kekacauan (chaos), kehidupan
itu timbul dari zat mati, sedangkan makluk yang tinggi tingkatannya timbul dari makluk yang
rendah tingkatannya. Akan tetapi teori ini sama sekali tidak mempunyai pengaruh apa-apa
terhadap alam pemikiran para sarjana di zaman itu dan di zaman berikutnya. Baru setelah teori-
teori evolusi ini berkembang dengan pesat, maka dalam tulisan-tulisan sarjana itu dapat
menemukan kembali petunjuk-petunjuk tentang adanya pendapat-pendapat semacam itu.

4. Carolus Linnaeus (1707-1778)

Linnaeus juga dianggap sebagai bapak taksonomi dia menyampaikan bahwa :

Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini dahulu dengan serentak diciptakan diatas
bumi oleh satu ciptaan saja.

Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang tampak sekarang ini.

Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang lain di bumu ini kecuali
tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup sampai sekarang.
Pembagian sistematika hewan menurut Linnaeus adalah sebagai berikut :

Binatang-binatang menyusui

- Burung-burung

- Ampibi-ampibi

- Cacing-cacing

- Serangga-serangga

Binatang-binatang menyusui ini dibagi lagi menjadi 8 golongan. Binatang yang termasuk salah
satu dari 8 golongan ini diantaranya ialah (1) Gajah ; (2) Sapi Laut; (3) Macan Loreng; (4)
Pemakan Semut; (5) Trenggiling. Pembagian ini jelas tidak didasrkan atas persamaan-persamaan
cara hidup dari binatang-binatang itu dan ia tetap tidak menyangsikan kebenaran teori
penciptaan.

5. Cuvier (1769-1832)

Ia menyampaikan bahwa sisa-sisa hewan yang telah membatu itu adalah dari sisa hewan yang
telah mati di zaman dulu. Mammouth yang dikeluarkan dari timbunan es di Rusia dengan utuh
itupun telah diketahui oleh Cuvier. Cuvier kemudian menyusun teori yang terkenal dengan Teori
Catalysma. Ia beranggapan bahwa tiap-tiap periode dalam sejarah bumi itu mungkin selalu
diakhiri dengan suatu bencana yaitu semacam kiamat. Menurut Cuvier mungkin sekali lenyapnya
hewan-hewan itu bukannya dimana-mana, dengan demikian ada kemungkinan juga bahwa
hewan-hewan yang diciptakan dalam periode yang sudah lamapau dari suatu daerh tertentu,
kemudian pindah menempati daerah lain yang baru di bumi ini. Hal ini berkaitan dengan sebaran
hewan atau geografi hewan. Pendapat lain dari Cuvier yang penting adalah bahwa semua hewan
dapat dianggap sebagai suku-suku dari suatu deret yang mulai dari hewan bersel satu yang
sederhana sampai tingkat manusia. Hal ini dikenal dengan Tangga Dari Alam.

6. Lammarck (1744-1829)

Teori Lammarck ialah :

Bahwa di bumi ini mula-mula timbul makluk hidup yang sederhana, yang mungkin berasal dari
benda-benda mati (dengan jalan Generatio Spontanea), akan tetapi dari makluk yang sederhana
ini kemudian dalam tempo yang panjang sekali timbulah jenis-jenis makluk yang hidup sampai
sekarang, tanpa ada penghentian jalannya kehidupan seperti yang dimaksudkan dalam cerita
kiamat dari kitab Injil ataupun teori bencana menurut Cuvier. Teori evolusi menganggap bahwa
hewan bersela satu sebagai permulaan evolusi dan menganggap manusia sebagai akhir evilusi.

Diantara sebab-sebab yang menyelenggarakan perubahan-perubahan dan penyempurnaan tubuh


makluk hidup, Lammarck mengemukakan bahwa pentingnya mempergunakan dan tidak
mempergunakan alat tubuh tertentu. Kalau sebuah alat tubuh sering digunakan maka ia akan
tumbuh sempurna dan bila ia jarang digunakan ataupun tidak digunakan sama sekali maka ia
akan terbelakang tumbuhnya, sedang tiap-tiap perubahan yang dialami oleh individu itu selama
masa hidupnya kelak akan diturunkan kepada keturunanya, sehingga kelak sifat itu tampak
sempurna pada keterunannya.

Lammarck memberi contoh Ular adalah binatang yang mempunyai kebiasaan untuk
merangkak/merayap dengan cepat masuk ke dalam tanah, kalau mereka mau bersembunyi. Kaki-
kaki yang panjang malah merugikan untuk merangkak dan bersembunyi di dalam tanah dan
keberadaan kaki tersebut justru merintangi gerakan. Jadi kebiasaan bergerak dari binatang itu
menyebabkan lenyapnya kaki-kaki pada tubuhnya sendiri.

Sedangkan jerapah memiliki leher yang panjang karena mereka mempunyai kebiasaan hidup
untuk mengambil daun-daunan dari pohon-pohon yang tinggi. Dan sebaliknya hewan yang hidup
di gua-gua gelap akan mempunyai mata ayang mundur ketajamannya. Hewan itu mempunyai
kemampuan untuk selalu mempertahankan sifat yang telahmereka miliki dalam usaha
menyempurnakan organisasi alat-alat tubuhnya, tetap dipertahankan terus hingga dengan
demikian kelak pada suatu ketika berturut-turut terjadilah makluk hidup dari berbagai kelas dan
bangsa, yang disebabkan oleh karena keadaan lingkungan hidupnya yang bermacam-macam.

7. Etienne Geoffroy ST. Hilaire (1722-1844)

Disamping Cuvier dan Lammarck, pada waktu itu di Paris hidup pula seorang ahli ilmu hewan
bernama Etienne Geoffroy ST. Hilaire yang mempunyai anggapan yang sama dengan Lammarck
dan Goethe. Ia berpendapat bahwa ada suatu hubungan antara hewan-hewan yang mempunyai
bentuk dasar dari tubuhnya.

8. Charles Lyell (1797-1875)

Isi teori yang disampaikan oleh Lyell dalam bukunya ”An Enquiry How Far The Former
Changes of The Earth’s Surface are Referable to Causes Now in Operatiaon” (Suatu
Penyelidikan Sampai Kemanakah Perubahan-Perubahan yang terjadi Zaman Dahulu Dari
Permukaan Bumi Ini Dapat Kita Hubungkan Dengan Sebab Musabab Alam Yang Sampai
Sekarang Masih Terjadi Terus). Lyell membuktikan dengan contoh-contoh dari penyelidikan
geologis bahwa untuk dapat menerangkan struktur dari kulit bumi serta lapisan tanah
dibawahnya, tidak perlu beranggapan bahwa di zaman purba dulu terjadi kiamat berturut-turut.
Tenaga-tenaga geologi yang samapi sekarang masih bekerja terus, tentu sudah cukup untuk
menerapkan struktur bumi tadi. Tenaga geologi itu misalnya ialah daya erosi dari air, gerakan
dari kulit bumi sendiri, daya gunung berapi dan lain-lainnya.

Lebih lanjut Charles Lyell pada awal abad 19 mengembangkan pandangan hutton yang lebih
dahulu kedalam prinsip geologi mengenai ”uniformitarianisme” yang diterbitkan dalam bukunya
Principles of geology (1830-1833). Lyell mengemukakan bahwa gunung dan lembah dan ciri-ciri
fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarangatau tidak dibentuk oleh
bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh berlanjutnya proses vulkanis, pergolakan,
erosi, glasiasi dan sebagainya dalam jangka waktu yang sangat lama dan masih berlangsung
sampai sekarang. Uniformitarianisme sangat penting bagi perkembangan lebih lanjut dari
pengertian mengenai evolusi organik. Pertama, evolusi organik pada satu pihak merupakan
penerapan prinsip uniformitarianisme pada dunia organik. Proses yang pada waktu ini
berlangsung dan berlanjut selama periode waktu yang lama dapat menjelaskan mengenai asal-
usul spesies. Kedua, dari pemikiran Lyell dapat ditarik kesimpulan bahwa bumi ini jauh lebih tua
dari perkiraan Uskup Ussher, yang dibuat dalam tahun 1650 dengan menjumlahkan geneologi
dalam buku Kejadian, sehingga ia mendapatkan bahwa bumi ini diciptakan 4000 tahun sebelum
masehi. Untuk perubahan organik yana lambat yang terlibat dalam seleksi alam tersedia cukup
banyak waktu.

9. Wilhelm Hofmeister (1824-1877)

Dalam bukunya yang terkenal mengenai sejarah perkembangan Kryptogamen (paku-pakuan dan
lumut) telah menulis: Perubahan dari Jungermanniaceae (suku dari Lumut Hati) yang tak
berdaun ke Jungermanniaceae yang berdaun adalah lambat sekali dan perubahan itu terjadi
dengan jalan suatu deret bentuk antara yang sedikit-sedikit bedanya, yang tak ada putus-
putusnya. Pernyataan itu adalah sangat berprinsip, yang boleh dikatakan benar-benar
Darwinistis. Akan tetapi aneh sekali pernyataan itu hanya ditulis sambil lalu saja.

10. Leopold Von Buch

Leopold Von Buch pada abad 19 telah menarik kesimpulan dari penyebaran tanaman-tanaman di
Kepulauan Canari, bahwa oleh karena proses evolusi, maka di dalam jurang-jurang yang dalam,
disitu terjadilah jenis-jenis tanaman yang baru dari jenis tertentu.
11. Robert Chambers (1802-1871)

Ia adalah seorang penerbit dan ahli filsalfat alam bangsa scot. Pada tahun 1844 terbit sebuah
buku tak berpenulis yang berjudul ”Vertiges of The Natural history of Creation” (Jejak Sejarah
Kehidupan Makluk Hidup), yang sangat laku dijual. Chambers-lah yang menerbitkannya. Oleh
karenanya ia berpendapat bahwa pikiran-pikiran yang dimuat dalam buku itu niscaya akan
menjatuhkan mana baik dari perusahannya. Dan memang ada protes-protes dan cemooh yang
hebat mengenai isi buku itu. Kelak Chambers mengaku bahwa ialah yang menulisnya. Di Eropa
pun buku itu sangat laku dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Terjemahan dalam Bahasa
Belanda berjudul tambahan ”Penciptaan dan Kemajuan perkembangan dari tumbuh-tumbuhan
dan Binatang-Binatang yang Dipengaruhi dan Dikuasai oleh hukum-Hukum Alam.

Dalam buku ini Generatio Spontanae dibicarakan dengan mendalam sekali, misalnya diceritakan
tentang terjadinya kutu dengan pertolongan alira listrik didalam larutan garam yang jenuh.
Disamping itu Chambers juga menyetujui pendapat Lyell yang menyatakan bahwa perubahan
kulit bumi yang berlangsung secara perlahan-lahan karena pengaruh tenaga-tenaga alam itu
adalah sesuai dengan kemauan Tuhan. akan tetapi tenaga-tenaga alam itu pun bertanggungjawab
atas segala perubahan da pembentukan dari makluk hidup yang berkembang serasi dan bersama-
sama dengan perkembangan bumi ini.

Perubahan dari jenis-jenis makluk hidup dan penciptaan jenis baru yang terus menerus yang
berasal dari jenis yang rewndah tingkatannya bagi Chambers sudah pasti, seperti anggapn
Lammarck, St. Hilaire dan pengikut-pengikutnya. Akan tetapi Chambers tidak percaya bahwa
perubahan-perubahan jenis binatang itu disebabkan karena seringnya pemakaian dan tidak
seringnya pemakaian dari alat-alat tubuh, ataupun karena pengaruh yang berlangsung dari
keadaan lingkungan hidupnya. Dia berpendapat bahwa keinginan yang sewajarnya dari makluk-
makluk itu sendirilah yang menjadi sebab. Ia mengemukakan ”Theory of Organic Development”
(Teori Perkembangan Organik).

Hal yang berkaitan dengan manusia, juga disinggung oleh Chambers dengan menyatakan bahwa
terjadinya manusia itu tidak lain ialah dari jenis-jenis binatang-binatang yang lain.

12. Weismann

Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada tahun 1834-1912,
menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap faktor ngenetis. Variasi
yang diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi dengan
perubahan diatur oleh faktor genetik atau gen. Weismann memotong ekor tikus sampai 20
generasi, tetapi anaknya tidak ada yang tidak berekor dan percobaan ini menyanggah teori
evolusi Lamarck.
13. Charles Darwin

Dalam bukunya “On The Origin of Spesies by Means of Natural Selection”, Darwin
mengeluarkan teori evolusi yang intinya dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini

Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam
penampakan fenotip organisasi tersebut.

Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hai ini
terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklink dan proses
persaingan.

Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan suatu usaha individu
organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi
yang umum dialam,akan tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi menguntungkan
dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi.

Menghasilkan the survival of fittest kelestarian didapat dari organisasi yang memiliki kualitas
paling sesuai dengan lingkungan. Individu=individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-
variasi tersebut kepada generasi berikutnya.

Menurut Dawin terjadi evolusi karena adany seleksi alam (faktor alam yang mampu menyeksi
makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi
alam). Jerapah yang berleher panjang berasal dair yang berlehar panjang pula, sedangkan yang
berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi) adalah seleksi
alam.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbalbalik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi
dua, yaitu pembagian berdasarkan “lapisanvertikal” dan pembagian berdasarkan “taksonomi”.
Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling
sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi
adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi, komunitas, dan
ekosistem.

Ekologi masa kini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan
berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya, dan
berdasarkan taksonomi. Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan
hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen
lingkungan yang ada di sekitarnya. Ekologi memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan
antara asas yang satu dengan asas yang lain.
Komponen-komponen ekosistem hutan tersebut sangat bermacam-maca. Dapat dilihat dari
jenis-jenis tumbuhan hewan dan lingkungannya yang berada didalamnya. Semua makhluk hidup
tergantung dengan makhluk hidup lainnya. Ketergantungan ini menjadikan adanya pertukaran
material antara biotik dan abiotik, sehingga terbentuknya tingkat-tingkat organisme kehidupan.

Dari awal mula hingga akhir terbentuknya ekosistem terjadi beberapa proses diantaranya :
Pertunbuhan populasi, Interaksi antar spesies, Kepunahan, Produksi primer, Aliran energy,
Suksesi. Selama tidak ada gangguan baik dari dalam maupun dari luar, dari alam maupun dari
tangan manusia,maka ekosistem tersebut akan tetap ada,tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan.

Charles Darwin adalah seorang pencetus teori evolusi yang hingga saat ini teorinya masih
digunakan. Dalam bukunya ia menuliskan pokok-pokok evolusi yaitu:

a. makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Lamarck mengatakan organisme dapat berevolusi karena ada pengaruh dari lingkungannya,
namun weismann menolak toeri itu dan berkesimpulan bahwa

a. perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan, tidak diwariskan pada keturunannya

b. evolusi merupakan masalah genetika

DAFTAR PUSTAKA

Abbassyakhrin & Novy Eurika. Perkembangan Teori Evolusi. 2011. Makalah. PPs UM.Malang

Euwasie. 1990. Ekologi Tropika. Bandung : ITB

Indriyato. 1982. Ekologi Hutan. Jakarta: Buku Aksara

Hadisubroto,Tisno.1989.Ekologi Dasar.Jakarta:Depdikbud
http://nananinut.blogspot.com/2010/11/makalah-ekologi-evolusi-ekosistem.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai