Anda di halaman 1dari 1

Krisis Kepemimpinan Nasional

Kepemimpinan memiliki banyak definisi dari berbagai tokoh. Misalnya dari Kartono
(2008) yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan
kepribadian yang membedakan seseorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain.
Tokoh lainnya seperti Thoha (2010) juga mengatakan tentang definisi dari gaya kepemimpinan,
dimana gaya kepemimpinan adalah norma prilaku yang digunakan seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi orang lain atau bawahan.

Bicara tentang kepemimpinan, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat
potensial dalam hal sumber daya manusianya. Data terakhir yang didapat oleh website Badan
Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa, Indonesia memiliki 240 juta jiwa penduduk, dan
terdiri dari 20-30% pemuda. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak calon-
calon pemimpin. Namun dibalik banyaknya jumlah pemuda yang ada di Indonesia terdapat
masalah tentang hal kepemimpinan tersebut. Seperti pada Era Orde Baru yang bukannya
meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi membawa kesengsaraan mayoritas warga dan
mewariskan bahaya disintegrasi nasional (Kazhim dan Alfian Hamzah, 1999:56). Walaupun
banyak keberhasilan ekonomi dan social, Orde Baru akhirnya erat terkait dengan repsesi politik
yang kejam, korupsi yang mencolok dan nepotisme, serta tiadanya kepastian hukum dan
lemahnya penegakan hukum (Wie, 2005 : ixi).

Dari berbagai permasalahan kepemimpinan yang tak kunjung henti di Indonesia,


menyebabkan rakyat tidak lagi percaya dengan kepemimpinan saat ini. Hal tersebut disebabkan
oleh rendahnya moral para pemimpin di Indonesia. Dalam hal sekarang ini rakyat tidak butuh
pemimpin yang piawai dalam berpidato, memiliki gelar yang tinggi, berpangkat jenderal militer
tinggi tapi hanya bisa memperdaya rakyat dengan cara tipu muslihat. Tetapi, rakyat lebih
membutuhkan pemimpin yang mampu mendengarkan tangisan pilu nasib rakyat dan yang
mampu mengulurkan tangannya untuk tegak berdiri bersama rakyat dalam mengatasi masalah
dengan asas kejujuran dan kepercayaan serta kerendahan dan kesederhanaan. Namun, hingga
saat ini belum ada pemimpin yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan rakyat.

Disinilah guna kita sebagai pemuda yang akan memjadi pemimpin untuk melanjutkan
estafet kepemimpinan di Indonesia. Terlebih bagi mahasiswa sebagai Agent of Change yang
barus benar-benar sadar akan sebutan yang disematkan padanya selama ini. Kita tak hanya
berpangku tangan di negara ini tetapi kita juga ikut memikirkan bagaimana nasib bangsa ini
kedepannya, guna meningkatkan regenerasi kepemimpinan yang dinamis dan berkesinambungan
telah banyak diselenggarakan pelatihan-pelatihan kepemimpinan oleh berbagai lembaga. Hal
tersebut juga berguna untuk memajukan bangsa ini agar terbebas dari berbagai masalah yang
kian sulit dari hari ke hari.

Anda mungkin juga menyukai