Anda di halaman 1dari 12

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 1 NO. 2

Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran


Transmisi 150 KV Gardu Induk Isimu ke Gardu Induk
Botupingge PT. PLN (Persero) Sistem Gorontalo
Disusun Oleh :

Muammar Zainuddin1 dan Suherman2


Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik1
Karyawan PT. PLN (Persero) Tragi Gorontalo2
Universitas Ichsan Gorontalo (UNISAN)1
Unit Gardu Induk Isimu2
INDONESIA1,2
zmuammar@yahoo.co.id

ABSTRAK

Saluran transmisi 150 kVsistem kelistrikan Gorontalo yang pada awalnya terisolir kini terinter
koneksi dengan sistem kelistrikan Minahasa (Sulawesi Utara). Penambahan saluran dan unit
pembangkit baru berpengaruh besar pada setting ulang sistem proteksi yang digunakan. Setting
ulang terhadap peralatan sistem proteksi untuk memaksimalkan kerja penyaluran energi listrik.
Proses setting dilakukan utamanya pada alat proteksi utama yaitu Distance Relay (DR). Relai
jarak ini bekerja berdasarkan zona kerja. Zona kerja bertujuan untuk mengetahui titik lokasi
gangguan di sepanjang saluran transmisi. Gangguan yang terjadi sepanjang saluran transmisi dapat
diisolir dengan cepat. Penelitian ini dilakukan pada saluran transmisi yang menghubungkan Gardu
Induk (GI) Isimu dengan GI Botupingge.
Hasil setting ini telah menemukan hasil terbaik yaitu ;GI.Isimu Zona-1 sebesar 6,882< 74,310Ω
(instantaneous), Zona-2 sebesar 12,39 < 74,3100Ω (0,4 second), Zona-3 sebesar 20,64 < 74,310Ω
(0,8 second). Pada GI Botupingge yaitu Zona-1 sebesar 6,882 < 74,310Ω (instantaneous), Zona-2
sebesar 14,77 < 74,310 Ω (0,4 second), Zona-3 sebesar 25,12 < 74,310 Ω (0,8 second).

Kata Kunci : Setting, Distance Relay,infeed, Instantenous

PENDAHULUAN dari sistem transmisi hingga ke sistem


distribusi. Menurut Abidin,F.A.,dkk (2011)
Perkembangan sistem tenaga listrik saat dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
ini yaitu terbentuknya sistem tenaga listrik salah satu bagian terpenting dari setiap
yang terinterkoneksi (saling terhubung) penyaluran daya listrik dari pusat
antara satu pembangkit dengan pembangkit pembangkit ke pusat beban yaitu sistem
yang lainnya dalam satu wilayah/daerah. transmisi yang berjarak puluhan sampai
Pengembangan kedepannya adalah ratusan kilometer. Sistem transmsi pada
interkoneksi dengan beberapa pulau atau umumnya merupakan saluran udara terbuka,
Negara. Tujuannya untuk meningkatkan sehingga kemungkinan terjadinya gangguan
keandalan sistem tenaga listrik yang selalu dan terputusnya suplai daya listrik juga akan
dituntut untuk dapat menjaga mutu semakin besar.Oleh karenanya dibutuhkan
ketersediaan dan penyaluran daya listrik sistem proteksi yang memiiki keandalan
secara Sustainable kepada konsumen. yang tinggi.
Realita yang terjadi saat ini masih Sistem proteksi pada saluran transmisi
terdapat banyak permasalahan. perlu mendapatkan perhatian yang serius
Permasalahannya yaitu sering kali terjadi dalam perencanaan dan operasionalnya.
pemadaman secara mendadak akibat adanya Sistem transmisi merupakan bagian sistem
gangguan pada penyalurannya.Penyaluran tenaga listrik sangat dinamis yang parameter

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 78
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

dan keadaannya berubah secara terus sekitarnya. Sistem transmisi 150 kV di


menerus terhadap waktu operasionalnya hal Provinsi Gorontalo dihubungkan oleh 4
ini telah dikemukakan dalam penelitian Gardu Induk(GI) yaitu:GI. Boroko, GI.
Syafar,A.M. (2010). Menurutnya strategi Isimu, GI.Botupingge dan GI Marisa.
pengamanan (protection) harus disesuaikan Dengan adanya sistem interkoneksi antara
dengan perubahan dinamis tersebut dalam sistem kelistrikan di Minahasa dan sistem
hal koordinasi relai proteksinya.Keandalan kelistrikan Gorontalo, serta penambahan dua
sistem proteksi dapat dilakukan dengan unit pembangkit baru dan transmsi yang
carasetting relai yang tepat. Setting relai baru, tentunya akan menimbulkan beberapa
guna mendapatkan koordinasi yang baik masalah baru yang harus dapat segera
antara relai dengan switch pada saluran diatasi. Menurut Aljufri,T.R, dkk (2011)
transmisi.Kordinasi relai proteksi untuk dalam penelitiannya bahwa penambahan unit
pengaman peralatan seperti transformator, akan merubah konfigurasi sistem yang telah
generator dan peralatan lainnya. ada. Konfigurasi baruakan mempengaruhi
Sistem relai proteksi pada saluran dan merubahsettingawal koordinasi sistem
transmisi umumnya menggunakan Distance proteksinya. Berdasarkan uraian di atas
relay, over current relay,Directional maka dibuatlah penelitian mengenai setting
relaydanGround fault relay dengan ulang koordinasi proteksi Distance Relay
pengaman utamanya adalah Distance relay pada saluran transmisi 150 kV Gardu Induk
(Blume,S.W., 2007). Menurut Isimu ke Gardu Induk Botupingge Sistem
Anderson,P.M (1999) dalam bukunya Gorontalo. Agar setting yang dihasilkan
menjelaskan bahwa relai proteksipada seoptimal mungkin diperoleh koordinasi
fungsinya menghilangkan gangguan (fault proteksi yang handal.
clearing) dengan cepat membutuhkan
perhitungan khusus dalam pengambilan SISTEM PROTEKSI
keputusan operasionalnya.Menurut
Kadir,A.(1998) dalam bukunya juga Anderson,P.M (1999) mendefenisikan
menjelaskan bahwa unjuk kerja peralatan sistem proteksi pada penghantar adalah
sistem proteksi hanya sebesar 80% suatu sistem yang berfungsi untuk
optimalnya yang dapat dilakukan, karena mengamankan atau mengisolir gangguan.
keterbatasan kecermatan kerja proteksi jarak Gangguan yang terletak pada saluran udara /
akibat dari kesalahan pengambilan saluran kabel teganganmenengah (SUTM),
keputusan oleh Operator. Kesalahan ini tegangan tinggi (SUTT) dan tegangan ekstra
dapat menyebabkan kekeliruan hingga 20 % tinggi (SUTET). Gangguan yang bersifat
yang dapat berakibat terhadap keandalan temporer dan permanen yang terjadi pada
suplai daya listrik menurun. penghantar tersebut. Proses meniadakan
Sistem proteksi telah digunakan pada gangguan hubung singkat dalam sistem daya
saluran transmisi di Gorontalo. Saluran yang lebih modern dilakukan secara
transmisi di Gorontalo yang telah otomatis, yakni tanpa campur tangan
terinterkoneksi dengan sistem Minahasa manusianamun dibutuhkan analisa sebelum
(Sulawesi Utara) adalah suatu konfigurasi operasionalnya. Peralatan yang melakukan
baru.Sistem yang terdiri dari berbagai pusat pekerjaan ini secara kolektif dikenal sebagai
tenaga listrik yang terhubung melalui sistem perlindungan atau sistem proteksi
saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 (protection system).
kV.Sistem tenaga listrik Gorontalo Menurut Hewitson, L.G, dkk (2004),
merupakan bagian dari wilayah kerja PLN dasar komponen peralatan proteksi sistem
Wilayah Suluttenggo yang mengemban tenaga listrik yaitu: Trafo instrument,
tugas dan tanggungjawab dalam Relays, dan Circuit Breaker, dengan
memberikan pelayanan kebutuhan listrik kemampuan dasar yang harus dimiliki
kepada masyarakat Gorontalo dan sistem proteksi tersebut adalah selektif,

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 79
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

stabil, cepat, dan sensitif. Khusus untuk relai a. Reliability yaitu sistem harus dapat
adalah salah satu pengamanan saluran beroperasi apabila terjadi gangguan
transmisi yang harus mempunyai walaupun telah digunakan dalam
kemampuan diatas.Kemampuannya juga jangka waktu yang lama
harus dapat mendeteksi adanya gangguan b. Selectivity yaitu dapat membedakan
pada semua keadaan. Relaiakan memisahkan antara gangguan (abnormal) dengan
bagian sistem yang terganggu dengan yang keadaan normal
tidak terganggu guna meminimalisir c. Fast (Kecepatan) yaitu berfungsi
kerusakan. dengan cepat apabila terjadi
gangguan untuk meminimumkan
1. Komponen Sistem Proteksi waktu gangguan dan kerusakan.
Terdapat tiga komponen dasar untuk d. Economic (Ekonomis) yaitu
perlindungan sistem menyediakan perlindungan
a. Trafo Instrument (Instrument maksimum dengan biaya yang
Transformers) rendah.
b. Relai (Relay) e. Easy (Mudah) yaitu mudah proses
c. Pemutus Jaringan (Circuit Breaker) pengoperasiannya.
2. Komponen perlindungan sistem
tersebut harus mempunyai ciri-ciri
(Hewitson,L.G, dkk. 2004) :

Gambar 1. Peletakan Komponen Sistem Proteksi pada Saluran Transmisi


(Sumber : Hewitson,L.G, dkk, 2004)

(PT).Nilai impedansi berdasarkan pada luas


RELAI JARAK penampang dan panjang (jarak) saluran yang
(DISTANCE RELAY) ada di saluran transmisi.

Relai adalah alat yang memproteksi 1. Prinsip Kerja Distance Relay (F21)
sistem tenaga listrik dengan cara mendeteksi Relay jarak (Distance Relay)
gangguan yang terjadi pada saluran dan akan digunakan sebagai pengaman utama
memberikan komando (koordinasi) terhadap (main protection) padaSUTT/SUTET
switch didepannya untuk memutuskan arus dan sebagai backupproteksi untuk
lebih yang menjadi penyebab gangguan. bagian didepannya. Relai jarak bekerja
Distance relay adalah salah satu jenis dengan mengukur besaran nilai
proteksi penghantar yang bekerja impedansi (Z) transmisi.Wilayah kerja
berdasarkan perbandingan nilai relai ini dibagi menjadi beberapa
settingimpedansi terhadap impedansi daerah cakupan yaitu Zona-1, Zona-2,
pengukuran dari besaran arus pada trafo Zona-3, serta dilengkapi juga dengan
arus(CT) dan tegangan pada trafo daya teleproteksi (TP) sebagai upaya agar

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 80
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

proteksi bekerja selalu cepat dan


selektif di dalam daerah
pengamanannya (Yang, Z., 2006).

ZA3

ZA2

A B tA3

ZA1 tA2
tA1

F21 F21 F21 F21

Zone 1
80% Distance
Zone 2
120% Distance
Zone 3
220% Distance

Gambar 2. Zona Pengamanan Relai Jarak


(Sumber : Blume,S.W, 2007)

Relai jarak mengukur tegangan pada 2. Pengukuran Impedansi Gangguan


titik relai dan arus gangguan yang Oleh Relai Jarak (Gilany,M., dkk,
terlihat dari relai, dengan membagi 2008)
besaran tegangan dan arus, Relai jarak sebagai pengaman utama
makaimpedansi sampai titik terjadinya SUTT/SUTET harus dapat mendeteksi
gangguan dapat di tentukan (Vaidya, semua jenis gangguan dan kemudian
A.P., 2012). Perhitunganimpedansi memisahkan sistem yang terganggu
dapat dihitung menggunakan rumus dengan sistem yang tidak terganggu.
sebagai berikut : Gangguan tersebut meliputi :
a. Gangguan Hubung Singkat Tiga
Fasa. Impedansi yang diukur relai
Zf= (3.1) jarak pada saat terjadi gangguan
hubung singkat tiga fasa
adalahsebagai berikut :
Dimana : Zf = Impedansi (ohm)
Vrelay = VR
Vf = Tegangan (Volt)
Irelay = IR
If = Arus gangguan
Relai jarak akan bekerja dengan cara ZR = (3.2)
membandingkan impedansi gangguan
yang terukur dengan impedansi setting, Dimana, ZR = impedansi yang
dengan ketentuan : terbaca oleh relai
a. Bila harga impedansi ganguan lebih VR = Tegangan fasa ke
kecil dari pada impedansi setting netral
relai maka relai akan trip. IR = Arus fasa
b. Bila harga impedansi ganguan lebih
besar dari pada impedansi setting b. Gangguan Hubung Singkat Dua
relai maka relai tidak akan trip. Fasa. Pengukuran impedansi untuk
hubung singkat antarafasa S dan T
adalah sebagai berikut :
V relai = VS – VT
I relai = IS - IT

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 81
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Sehingga,

ZR= (3.3)

Tabel 1. Tegangan dan arus masukan relai


Fasa yang Tegangan Arus
terganggu

R-S VR-VS IR-IS

S-T VS-VT IS-IT

T-R VT-VR IR-IT

c. Gangguan Hubung Singkat Satu Arus netral : In=IR+IS+IT


Fasa Ke Tanah. Gangguan ini Kompensasi urutan nol :
terjadi akibat gangguan hubung
singkat satu fasa R/S/T ke tanah,
makapengukuran impedansi K0 = (Z0-Z1/Z1)
dilakukan dengan cara sebagai
berikut : Z1 = (3.4)

Tegangan pada relay : Vrelay = VR


Arus pada relay : Irelay=
IR+K0.In

Tabel 2. Tegangan dan arus Masukan Relai


Fasa yang Tegangan Arus
terganggu

R-N VR IR + K0.In

S-N VS IS + K0.In

T-N VT IS + K0.In

Impedansi urutan nol akan timbul pada impedansi urutan nol tersebut.
gangguan tanah. Adanya K0 adalah Sehingga impedansi yang terukur
untuk mengkompensasi adanya menjadi benar.

3. Karakteristik Distance Relay


Karakteristik relay jarak merupakan penerapan langsung dari prinsip dasarrelay jarak.
1. Karakteristik impedansi
2. Karakteristik Mho
3. Karakteristik Reaktance
4. Karakteristik Quadrilateral

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 82
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 3. Karakteristik Waktu-Jarak pada Sistem Proteksi Saluran Transmisi dengan Distance Relay

4. Faktor Yang Mempengaruhi ganda ke ganda, Saluran transmisi


Distance Relay tunggal ke ganda,
a. Pengaruh Infeed : Adanya b. Pengaruh tahanan gangguan (Fault
pembangkit pada ujung saluran Resistance) :Tahanan gangguan
yang diamankan, Saluran transmisi satu sumber, Tahanan busur dua
ganda ke tunggal, Saluran transmisi sumber.

Gambar 4. Panel Proteksi pada Saluran Transmisi 150 kV


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011)

c. Mutual Impedansi : Satu sumber d. Ayunan Daya (Power Swing)


dua sirkit, Dua sumber dua sirkit, adalah variasi aliran daya dimana
Satu sumber dua sirkit yang relai jarak mendeteksi adalokus
diground dua sisi impedan yang bergerak dari daerah

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 83
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

beban memasuki daerah kerja relai (dengan memperhatikan syarat-


jarak. syarat settingan).
e. Pengaruh Impedansi Sumber :
Gangguan fasa-fasa, Gangguan c. Setting Zona-3
fasa-tanah. Pada zona-3 ini diusahakan dapat
menjangkau seluruh saluran pada
5. Metode Setting ProteksiDistance seksi berikutnya, tetapi tidak boleh
Relay (Pasayand, M.S.,2011) overlap dengan zona-3 pada relai
a. Setting Zona-1 seksi berikutnya, maka :
Pada zona-1 ini, distance relay akan Setting minimum :
di setting menjangkau 80%-90% Zona-3 min = 1,2 ( Zline-1 + Zline-2 )
dari saluran transmisi yang akan di (3.9)
proteksi dan selebihnya yaitu antara Jika ada faktor infeed, maka :
10%-20%nya sebagai faktor Zona-3min = 1,2 (Zline-1+ k x Zline-2)
keamanan untuk mengkompensasi (3.10)
apabila terjadi kesalahan pada Setting Maksimum :
perhitungan impedansi saluran Zona-3 max = 0,8 ( Zline-1 + Zona-
transmisi, kesalahan rasio current 2next) (3.11)
transformer(CT) dan potential Jika ada faktor infeed, maka :
transformer (PT), maka zona-1 Zona-3 max = 0,8(Zline-1+k x Zona-
pada distance relay ini akan 2next) (3.12)
disetting sebagai berikut : (dengan memperhatikan syarat-
Zona – 1 = 0,8 x Z (line-1) (3.5) syarat settingan)

b. Setting Zona-2
Pada dasarnya zona-2 ini HASIL SETTING
dimaksudkan sebagai cadangan
untuk zona-1, oleh karena itu zona- Pada saluran transmisi dari Gardu
2 harus dengan pasti dapat Induk Isimu ke Gardu Induk Botupingge
menjangkau bagian dari saluran merupakan saluran ganda dengan impedansi
pertama yang tidak terproteksi oleh yang sama, sehingga dalam settingdistance
zona-1 ditambah sebagian dari relay-nya juga sama. Pada setting relay ini
saluran pada seksi berikutnya, tidak dipengaruhi oleh faktor infeed yang
Setting minimum : mempengaruhi operasinya, dikarenakan
Zona-2min = 1,2 x Zline-1 (3.6) hanya dilakukan setting satu gawang.
Setting maksimum : Data-data yang akan digunakan untuk
Zona-2max = 0,8 (Zline-1 + 0,8 x menghitung setting distance relay adalah
Zline-2) (3.7) sebagai berikut :
Apabila terdapat pengaruh faktor
infeed pada daerah proteksi relai, Primary Equipment
maka pengaruh infeed tersebut  Current Transformer : 800 : 1
harus di perhitungkan, maka :  Potensial Transformer : 150.000/√3 :
Zona – 2max = 0,8 (Zline-1 + 100/√3
k x 0,8 x
Zline-2) (3.8) Data Impedansi Jaringan
Dimana  Panjang Jaringan : 36,97 km
K = faktor infeed maksimum.  ZPL : 0,118 + j.0,42 = 0,43626
Z line-2 = impedansi primitif urutan <74,310Ω/ km.
positif saluran ke dua di depan relai  ZOL : 0,545 + j.1,639 = 1,72724
<71,610Ω/km.

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 84
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Maka : Zona-2 min = 10,32 < 74,3100 Ω


 ZPLPrimer : 4,3625 + j.15,527 = 16,1286 atau 2,792 + j9,9375
< 74,10 Ω. Setting Maksimum :
 ZPLSekunder : 2,3266 + j.8,2813 = 8,60191 Zona-2 maks = 12,39 < 74,310 Ω
<74,10Ω Zona-2 Trafo = 47,25< 87,180 Ω
 ZOLPrimer : 20,149 + j.60,594 = 63,8559 Berdasarkan hasil perhitungan
<71,610Ω diatas dan syarat-syarat dalam
 ZOLSekunder : 10,746 + j.32,317 = 34,0565 settingrelai jarak ini, maka dipilih
<71,610Ω Zone-2 = 12,39 <74,3100Ω (Jika
dari hasil perhitungan diperoleh
1. Setting Gardu Induk Isimu Zona-2max lebih besar dari Zona-
a. Setting Zona-1 2min , maka dipilih Zona-2 max
Pada saluran transmisi ini sebagai setting distance relay pada
menggunakan current transformer zona-2) dengan waktu operasi yaitu
dengan rasio 800 : 1 dan potensial 400 mS.
transformer dengan rasio 150.000 : c. Setting Zona-3
100. Dengan demikian impedansi di Pada setting zona-3 dihitung juga
sisi sekunder CT dan PT serta pengaruh faktor infeeddan
setting pada Zona-1 berdasarkan Reaktansi trafo step down di GI.
rumus pada (3.5) adalah sebagai Botupingge.Settingminimum zona-
berikut : 3 dengan menggunakan persamaan
Zs(1-2) = Zp(1-2) x (CT ratio) / (3.10) dan setting maksimum zona-
(PT ratio) 3 menggunakan persamaan (3.12)
= 8,60191< 74,310 Ω XTrafo = 0 + j 145,91= 145 < 900 Ω
Maka, setting Zona-1 pada sisi ZBC = 4,3625 + j 15,527 = 16,13
sekunder adalah : <74,3100 Ω
Z1(pos) = (2,3266 + j 8,2813) x 0,8 ZCD = 0 + j 0 = 0
= 6,882 < 74,310 Ω Setting minimum :
Time Operasi pada Zona-1 adalah Zona-3 min = 1,2 (Zline-1 + k.Zline-2)
Seketika (Instantaneous ). = 20,64 < 74,3100 Ω
Berdasarkan perhitungan diatas, Setting Maksimum :
maka setting distance relay zona-1 Zona-3 maks = 0,8 (Zline-1 + k.
dipilih 6,882 <74,3100Ω dengan Zona-2next )
waktu operasi instantaneous. = 12,39 < 74,3100 Ω
b. Setting Zona-2 Berdasarkan hasil perhitungan
Pada setting zona-2 dihitung juga diatas dan syarat-syarat dalam
pengaruh faktor infeed dan setting relai jarak ini, maka dipilih
Reaktansi trafo step down di GI. Zona-3 = 20,64 <74,310Ω (Jika
Botupingge. Sesuai dengan dari hasil perhitungan diperoleh
persamaan (3.8). zona-3max lebih besar dari zona-
Reaktansi trafo Step Down GI. 3min , maka dipilih zona-3 max
Botupingge sebagai setting distance relay pada
( Xtrafo ) = 0 + j 145,91 = 145,91 zona-3) dengan waktu operasi yaitu
< 900 Ω 800 mS.
Impedansi Transmisi Line 2 GI.
Botupingge-Isimu : 2. Setting Gardu Induk Botupingge
(ZBC) = 5,546 + j 19,74 = 20,50 a. Setting Zona-1
< 74,3100Ω Pada saluran transmisi ini
Setting minimum : menggunakan current transformer
dengan rasio 800 : 1 dan potensial

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 85
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

transformer dengan rasio 150.000 : distance relay pada zona-2) dengan


100, dengan demikian impedansi di waktu operasi yaitu 400 mS.
sisi sekunder trafo CT dan PT c. Setting Zona-3
adalah sebagai berikut : X Trafo= 0+ j 145,91 = 145 < 900 Ω
Zs(1-2) = Zp (1-2) x (CT ratio) / (trafostep down Isimu)
(PT ratio) ZBC = 6,524 + j22,26 = 23,12
= 8,60191 < 74,310 0 Ω < 74,310 Ω
sisi sekunder adalah = 6,882 (Ztransmisi Isimu-PLTU)
< 74,310 Ω ZCD = 5,9 + j 21 = 21,81
Berdasarkan perhitungan diatas, < 74,3100 Ω
maka setting zona-1 dipilih 6,882 (Ztransmisi PLTU-Boroko)
<74,310Ω dengan waktu operasi Setting minimum :
instantaneous. Zona-3 min = 1,2 ( Zline-1 + k.Zline-2 )
b. Setting Zona-2 = 25,12 < 74,310 Ω
Pada setting zona-3 dihitung juga Setting Maksimum :
pengaruh faktor infeed dan Zona-3 max = 0,8 (Zline-1 + k. Zona
Reaktansi trafo step down. -2next )
Reaktansi trafo Step Down Isimu = 20,73 < 74,310 Ω
(Xtrafo) = 0 + j 145,91 = 145,91 Berdasarkan hasil perhitungan
< 9000 Ω diatas dan syarat-syarat dalam
Impedansi Transmisi Line 2 Isimu- penyetelan relai jarak ini, maka
PLTU dipilih Zona-3 = 25,12 < 74,310
(ZBC) = 6,254 + j 22,26 = 23,12 Ω(Jika dari hasil perhitungan
< 74,3100 Ω diperoleh zona-3max lebih besar
Setting minimum : dari zona-3min , maka dipilih zona-
Zona-2 min = 1,2 x Zs(1-2) 3 maks sebagai setting distance
= 10,32 < 74,3100 Ω relay pada zona-3) dengan waktu
atau operasi yaitu 800 mS.
= 2,792 + j 9,9375

Setting Maksimum : PEMBAHASAN


Zona-2max = 14,77< 74,310 Ω
Zona-2trafo =47,25 < 87,180 Ω Hasil perhitungan setting distance relay
Maka dipilih Zona-2 = 14,77 < proteksi yang penulis lakukan pada sub-bab
74,310 Ω (Jika dari hasil sebelumnya, didapatkan hasil seperti yang
perhitungan diperoleh zona-2max ada pada gambar berikut ini dengan
lebih besar dari zona-2min , maka menggunakan Simulink Matlab7.0.4, dan
dipilih zona-2max sebagai setting tabel berikut ini :

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 86
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 5. Impedansi Setting Distance Relay per-zona pada GI. Isimu dan GI.Botupingge.
(Sumber : Matlab7.0.4)

Dari gambar di atas dapat terlihat besar cepat dan lebih sensitiif. Diharapkan dimana
sudut impedansi sangat mempengaruhi tidak ada lagi terjadi overlap diantara
wilayah kerja dari zona proteksi. Koordinasi proteksi penghantar di depannya.
yang membagi zona kerja terhadap Rekapitulasi hasil setting distance
gangguan yang terjadi pada wilayah relay pada masing-masing gardu induk
tersebut. Gangguan akan direspon lebih ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Hasil Setting Distance Relay untuk Masing-masing Zona


Lokasi Relay Ket
Hasil setting
N Zona Gardu Induk Isimu (Line 1,2)
o

Z1 6,882 < 74,31 0 Ω T1 Instantaneous √


1 Z2 12,39 < 74,31 0 Ω T2 0,4 second √
Z3 20,64 < 74,31 0 Ω T3 0,8 second √
Zona Gardu Induk Botupingge (Line 1,2)
Z1 6,882 < 74,31 Ω 0
T1 Instantaneous √
2 Z2 14,77 < 74,31 0 Ω T2 0,4 second √
Z3 25,12 < 74,31 0 Ω T3 0,8 second √
Sumber : Analisa

Pada gambar dan tabel di atas, dijelaskan gardu induk botupingge adalah 14,77 <
bahwa dari hasil perhitungan didapatkan 74,310 Ωdengan waktu operasi sebesar
hasil setting relai proteksi sebagai berikut : 0,4 second.
a. Zona-1 untuk gardu induk isimu dan c. Zona-3 untuk gardu induk isimu adalah
gardu induk botupingge adalah sebesar 20,64 < 74,310Ω, sedangkan untuk
6,882 < 74,310 Ω, dengan waktu gardu induk botupingge adalah 25,12 <
operasinya seketika (instantaneous). 74,310 Ωdengan waktu operasinya
b. Zona-2 untuk gardu induk isimu adalah sebesar 0,8 second.
12,39 < 74,310Ω, sedangkan untuk

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 87
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

PENUTUP power swing for correct distance relay


operation using S-transform and neural
networks,Elsevier, Expert System with
KESIMPULAN
Application (38): 14969-14975.
Hasil perhitungan Setting Distance Aljufri, T.R., Supradono, B., Assaffat.,
Protection Relay yang telah didapatkan 2011. Scanning dan Resetting Distance
setelah adanya penambahan transmisi dan Relay pada Penghantar 150 KV Kudus
dua unit pembangkit baru adalah sebagai Arah Jekulo.Media Elektrika, Vol. 04
berikut : No.2.
1. Zona-1 Blume, S.W., 2007. Electrical Power System
a. Gardu Induk Isimu 6,882 < 74,310 Basic; For the Nonelectrical Profesional,
Ω. IEEE Press. Canada
b. Gardu Induk Botupingge adalah
6,882 < 74,310 Ω. Gilany, M., Al-Kandari, A.M., Madouh,Y.,
2008. A New Strategy for Determining
c. Dengan waktu operasi Seketika
Fault Zones in Distance Relays. IEEE
(Instantaneous ). Transactions on Power Delivery, Vol. 23,
2. Zona-2 No. 4.
a. Gardu induk Isimu adalah 12,39<
74,310 Ω. Hewitson, L.G., Brown, M., Ramesh.,
b. Gardu Induk Botupingge adalah Balakrishnan.,. 2004. Practical Power
System Protection, Elsevier, Oxford.
14,77< 74,310Ω.
c. Dengan waktu operasi adalah Kadir., A., 1998. Transmisi Tenaga Listrik,
0,4Second. UI-Press, Jakarta, Indonesia.
3. Zona-3
a. Gardu induk Isimu adalah Mohamad, N.Z., Abidin, A.F. 2012. A New
0 Technique for High Resistance Fault
20,64<74,31 Ω.
Detection during Power Swing for
b. Gardu Induk Botupingge adalah Distance Relay,Elsevier, AASRI
25,12<74,310Ω. Procedia (2): 50-55.
c. Dengan waktu operasi untuk zona-2
adalah 0,8Second. Pasayand,M.S., Seyedi, H., 2011.
Simulation, Analysis and Setting of
Distance Relays onDouble Circuit
Transmission Lines,ITEE.Quensland.
SARAN
PT. PLN (Persero) P3B Jawa-Bali.2006.
Untuk memperoleh koordinasi yang baik Pelatihan O&M Relai Proteksi Jaringan.
antara sistem proteksi yang kita setting Ed. 04
dengan sistem switch yang melindungi
PT. PLN (Persero), 2010. Buku Pelatihan
peralatan seperti transformator dan
Sistem Proteksi Saluran Transmisi,
generator, maka sebaiknya waktu operasinya Gorontalo
dikoordinasikan dengan relai yang
melindungi peralatan tersebut, sehingga PT. PLN (Persero). 2009. Buku Panduan
tidak mengakibatkan kesalahan operasi dari Penyetelan Distance Relay, Gorontalo
sistem proteksi yang ada.
Syafar, A.M., 2010. Studi Keandalan
Distance Relay Jaringan 150 KVGI Tello
- GI Pare-Pare, Media Elektrik. Vol. 5
DAFTAR PUSTAKA No.2.

Anderson, P. M. Power System Protection, Vaidya, A.P., Venikar, P.A., 2012. Distance
1999 :IEEEPress, New York Protection Scheme For Protection of
Long Transmission LineConsidering the
Abidin, F.A., Mohamed, A., Shareef, H. Effect of Fault Resistance By Using the
2011. Intelligent detection of unstable

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 88
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

ANN Approach, IJEEE, 2231 – 5284,


Vol-1, Iss-3.

Yang, Z., Shi, D., Duan, X., 2006.Optimal


Coordination of Distance Relaysin
Interconnected Power Systems, IEEE,
International Conference on Power
System Technology.

[Setting Koordinasi Proteksi Distance Relay pada Saluran.......; Muammar Zainuddin dan Suherman] 89

Anda mungkin juga menyukai