PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perairan merupakan salah satu habitat yang digunakan sebagai lingkungan hidup bagi organisme
akuatik baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan (Sukiya dan Sutino, 2011 dalam Tresna et al.
2012). Dalam ekologi, dikenal istilah rantai makanan. Rantai makanan merupakan lintasan
konsumsi maknan yang terdiri dari bebrapa spesies organisme. Bagian paling sederhana dari
suatu rantai makanan berupa interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa (prey)
dengan pemangsa (predator). Model yang mendeskripsi kan interaksi dua spesies yang terdiri
dari prey dan predator adalah model rantai makanan dua spesies. Kehadiran predator
memberikan pengaruh pada jumlah prey. Pada interaksi tiga spessies, kehadiran predator kedua
berpengaruhh pada jumlah predator pertama dan prey sehingga dalam rantai makanan setiap
komponennya saling memberikan pengaruh. Model yang mendeskripsikan interaksi tiga spesies
yang terdiri dari prey, predator pertama, dan predator kedua adalah model rantai makanan tiga
spesies (Pratikno dan Sunarsih, 2010).
Menurut Laimeheriwa et al. , (1993), diantara rantai makanan dan jaring makanan di perairan,
yang memegang peranan penting adalah fitoplankton, sebagai penghasil bahan organik yang
kemudian dijadikan sumber makanan oleh jassad-jasad lainnya. Zooplankton dan jasad lainnya
akan berkembang apabila tersedia cukup makanan yang dihasilkan fitoplankton. Fitoplanktonn
sebagai produser utama (autrotrof) di perairan melakukann fiksasi karbon (c) melaui proses
fotosintesis dan menyediakan energi bagi organisme konsumer (heterotrof). Pada jenjang trofik
(trophic level) yang lebih tinggi, konnsumer primer akan berlaku sebagai sumber makanan bagi
konsumer sekunder, dan seterusnya sampai pada konsumer puncak (Harahab, 2009).
Dalam suatu rantai makanan, pastinya terdapat suatu hubungan yang melibatkan organisme-
organisme terkait. Contoh dari hubungan tersebut adalah adanya predasi, persaingan, dan
simbiosis. Simbiosis adalah hubungan timbal balik antara 2 makhluk hidup yang berbeda. Kata
simbosis itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu kata " sym" artinya Dengan dan kata "
biosis" yang tidak Kehidupan. Simbiosis adalah suatu pola interaksi yang sangat erat antara 2
kelompok yang berbedanya. Predasi adalah bentuk interaksi antarorganisme yang salah satu
berperan sebagai predator (pemangsa) dan yang lainnya sebagai prei (mangsa). Predasi dapat
dilihat dengan jelas pada rantai makanan dan jaring-jaring makanan, yaitu peristiwa makan dan
dimakan antara konsumen I dan konsumen II, konsumen II dan konsumen III, dan seterusnya.
Predasi mutlak ada dalam kehidupan ini. Predator tidak dapat bertahan hidup tanpa adanya
mangsa. Dengan demikian, predator juga berfungsi untuk mengendalikan populasi mangsa,
karena seandainya predator tidak ada dalam suatu ekosistem, maka populasi mangsa akan
meledak. Kompetisi adalah bentuk interaksi antara dua organisme yang dapat merugikan kedua
belah pihak. Kompetisi terjadi pada individu-individu yang berada dalam satu komunitas.
Kompetisi terutama terjadi dalam hal perebutan sumber makanan, habitat, atau pasangan. Ketika
sumber makanan tidak sebanding dengan jumlah individu yang menempati wilayah tersebut,
maka kompetisi akan semakin besar. Begitu pula dengan wilayah yang sempit juga akan
memperbesar tingkat kompetisi antarindividu dalam mempertahankan habitatnya. Tidak
imbangnya perbandingan antara individu jantan dan betina juga dapat memicu terjadinya
kompetisi, mengingat kepentingan biologis setiap organisme dan pentingnya mempertahankan
jenis (perkembangbiakan). (Suzyanna, 2013)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah yang terkait dengan hubungan faktor fisika kimia
terhadap.biologi perarian adalah sebagai berikut :
2. Berikan contoh dari masing" hubungan predasi, persaingan, dan simbiosis dalam suatu
perairan? Dan jelaskan faktor fisika kimia yang berperan dalam setiap contoh yang disebutkan!
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah supaya pembaca mengetahui tentang faktor fisika dan
kimia terhadap kehidupan atau rantai makanan dalam suatu perairan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Predasi, Persaingan dan Simbiosis
1. Simbiosis
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti “dengan” dan biosis yang
berarti “kehidupan”. Jadi, simbiosis diartikan “hidup bersama”. Simbiosis merupakan istilah
untuk menunjukkan adanya interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan. Ada
beberapa bentuk simbiosis, yakni simbiosis mutualisme, komensalisme, amensalisme, dan
parasitisme.
Simbiosis mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua organisme yang bersifat saling
menguntungkan. Simbiosis ini disebut juga simbiosis obligat.
Contoh: interaksi antara serangga dengan tanaman berbunga. Serangga membantu
tanaman dalam penyerbukan. Adapun tanaman menyediakan nektar yang terkandung
dalam bunga bagi serangga sebagai sumber makanannya.
Simbiosis komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah interaksi antara dua organisme yang menguntungkan salah
satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lainnya. Contoh simbiosis komensalisme adalah
hubungan antara ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora yang melekatkan tubuhnya pada
tubuh ikan hiu menggunakan sucker (alat pelekat) menjadi aman dan terhindar dari ancaman
pemangsanya. Ia juga mendapatkan sisa-sisa makanan yang tercecer dari mulut ikan hiu.
Adapun ikan hiu tidak terpengaruh dengan adanya ikan remora. Ikan hiu tidak dirugikan
ataupun diuntungkan.
Contah: interaksi antara pohon dengan benalu. Benalu mendapatkan makanan dari pohon,
sedangkan pohon dirugikan karena makanannya diambil oleh benalu.
2. Kompetisi
Kompetisi adalah bentuk interaksi antara dua organisme yang dapat merugikan kedua
belah pihak. Kompetisi terjadi pada individu-individu yang berada dalam satu komunitas.
Kompetisi terutama terjadi dalam hal perebutan sumber makanan, habitat, atau pasangan.
Ketika sumber makanan tidak sebanding dengan jumlah individu yang menempati
wilayah tersebut, maka kompetisi akan semakin besar. Begitu pula dengan wilayah yang
sempit juga akan memperbesar tingkat kompetisi antarindividu dalam mempertahankan
habitatnya. Tidak imbangnya perbandingan antara individu jantan dan betina juga dapat
memicu terjadinya kompetisi, mengingat kepentingan biologis setiap organisme dan
pentingnya mempertahankan jenis (perkembangbiakan).
3. Predasi
Predasi adalah bentuk interaksi antarorganisme yang salah satu berperan sebagai
predator (pemangsa) dan yang lainnya sebagai prei (mangsa). Predasi dapat dilihat
dengan jelas pada rantai makanan dan jaring-jaring makanan, yaitu peristiwa makan dan
dimakan antara konsumen I dan konsumen II, konsumen II dan konsumen III, dan
seterusnya. Predasi mutlak ada dalam kehidupan ini. Predator tidak dapat bertahan hidup
tanpa adanya mangsa. Dengan demikian, predator juga berfungsi untuk mengendalikan
populasi mangsa, karena seandainya predator tidak ada dalam suatu ekosistem, maka
populasi mangsa akan meledak.
Dalam pembagian predasi ada yang disebut predasi intraguild adalah saling
membunuh/memakan antar spesies yang menggunakan sumber daya yang sama, dimana
spesies tersebut merupakan kompetitor potensial antara yang satu dengan yang lainnya,
dan spesies tersebut mempunyai cara akuisisi sumber daya yang sama.
Atau intraguild adalah predasi yang terjadi antar anggota dalam kaum (suatu kelompok
spesies yang mengeploitasi sumber daya lingkungan yang sama dengan cara yang sama
pula) yang sama. Predasi intraguild merupakan kombinasi antara kompetisi dengan
predasi/parasitisasi
2.2 Contoh Hubungan Predasi, Persaingan dan Simbiosis dalam perairan dan pengaruh faktor
fisika dan kimia
A. Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat
mempengaruhi proses biologi perairan (predasi, kompetisi, dan simbiosis). Faktor fisika yang
dapat mempengaruhi proses biologi perairan diantaranya yaitu suhu, cahaya matahari, kedalaman
perairan dan sebagainya. Faktor kimia yang dapat mempengaruhi proses biologi perarian
diantaranya yaitu adanya kandungan bahan organik dalam suatu perairan, pH, kandungan nilai
DO, CO, dan lain-lain.
B. Saran
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, semoga pembaca dapat memperoleh informasi terkait
faktor fisika kimia yang mempengaruhi proses rantai makanan atau biologi perairan dalam suatu
perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Harahab, Nuddin. 2009. Pengaruh Ekosistem Mangrove Terhadap Produksi Perikanan Tangkap
(Studi Kasus Di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Jurnal Perikanan, XI(1) : 100-106
Suzyanna. 2013. Interaksi antara Predator-Prey dengan Faktor Permanen Prey. Journal of
Scientific Modeling and Computation, 1 (1) : 58-66.
Pratikno, W.B dan Sunarsih. 2010. Model Dinamis Rantai Makanan Tiga Spesies. Jurnal
Matematika, Vol. 13, No. 3 : 151-158
Tresna,. L. K, Y. Dhahiyat, T., Herawati. 2012. Kebiasaan Makanan Dan Luas Relung Ikan Di
Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal Perikanan Dan Kelautan,
Vol. 3, No. 3 : 163-173
Abida I. W. 2010. Struktur Komunitas dan Kelimpahan FitoPlankton di PErairan Muara Sungai
Pororng Sidoarjo. Jurnal Kelautan. 3 (1) : 36 – 40