Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DESKRIPSI LOKUS
DI BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG PANGKALPINANG
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

A. GAMBARAN UMUM
Badan Penyelenggara Jaminan sosial Ketenagakerjaan (BPJS
Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan
bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan
penyelenggaraan nya menggunakan mekanisme asuransi sosial. Sebagai
Lembaga Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial BPJS
Ketenagakerjaan yang dahulu bernama PT Jamsostek (Persero) merupakan
pelaksana undang-undang jaminan sosial tenaga kerja. BPJS Ketenagakerjaan
sebelumnya bernama Jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja), yang dikelola
oleh PT. Jamsostek (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang
BPJS, PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1
Januari 2014.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang
panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan
kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956
tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP
No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964
tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya
UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses
lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut
landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada
tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program
asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi
kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit

1
pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu
Perum Astek
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP
No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan
Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk
memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga
sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat
risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang
itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34
ayat 2, yang kini berbunyi: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Manfaat perlindungan tersebut dapat
memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi
dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan
kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan
perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus
berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1
Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT
Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan
penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

2
Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS
Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan
sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat
dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Kini dengan sistem penyelenggaraan
yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan
manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi
penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.

B. VISI DAN MISI


a. VISI
“Menjadi badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kebanggaan bangsa,
yang amanah, bertata kelola baik, serta unggul dalam operasional pelayanan”

b. MISI
Melalui program jaminan social ketenagakerjaan BPJS ketenagakerjaan
berkomitmen untuk:
1. Melindungi dan mensejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya.
2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.
3. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Berdasarkan Undang - undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial, BPJS Ketenagakerjaan memiliki tugas dan fungsi sebagai
berikut:
 Tugas
BPJS Ketenagakerjaanmempunyaibeberapatugas, yaitu:
a. Melakukan dan atau menerima pendaftaran peserta.
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja.
c. Menerima bantuan iuran dari pemerintah.
d. Mengolah dana jaminan social untuk kepentingan peserta.
e. Mengumpulkan dan mengelolan data peserta program jaminan social.

3
f. Membayarkan manfaat dan atau membiayai pelayanan kesehatan
sesuai dengan ketentuan program jaminan social.
g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan
social kepada peserta dan masyarakat.

 Fungsi
Fungsi BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan
kecelakaan kerja, program kematian, program jaminan pesiun, dan jaminan
hari tua.

4
BAB II
DESKRIPSI LESSON LEARNT
IMPLEMENTASI KEDUDUKAN DAN PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. PELAKSANAAN STUDI LAPANGAN


Studi Lapangan merupakan metode pembelajaran non-klasikal dalam
pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan IV. Pelaksanaan
Studi Lapangan dilakukan setelah peserta Pelatihan Dasar menerima materi
tentang Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara dalam
NKRI, yang terdiri dari Whole of Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan
Publik.
Pelaksanaan Studi Lapangan pada Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan
Pangkalpinang dilakukan guna mendapatkan data dan informasi terkait
penerapan nilai-nilai Whole of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan
Publik dalam pelaksanaan tugas-tugas keseharian pegawai pada BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Pangkalpinang. Pelaksanaan Studi Lapangan
dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 15 Agustus 2018. Adapun rangkaian
kegiatan dalam pelaksanaan Studi Lapangan pada Kantor Cabang BPJS
Ketenagakerjaan Pangkalpinang adalah sebagai berikut:
1. Pukul 07.00 WIB Peserta Latsar Angkatan IV bersama dengan Angkatan V
berkumpul di depan gedung BKPSDMD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung;
2. Pukul 07.10 WIB Peserta Latsar mendapatkan pengarahan oleh Bapak
Muhaidi selaku penanggung jawab Latsar CPNS Kemenkumham Bangka
Belitung;
3. Pukul 07.20 WIB Peserta Latsar kembali mendapatkan pengarahan dari
Bapak Choiruddin selaku Pembimbing Studi Lapangan Golongan II
Angkatan V mengenai etika pada saat melakukan Studi Lapangan di Kantor
Cabang BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang;
4. Pukul 08.30 WIB Peserta Latsar bertolak dari BKPSDM Kep. Bangka
Belitung menuju Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang yang

5
menggunakan Bus Transpas milik Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Kep. Bangka Belitung;
5. Pukul 08.50 WIB Peserta Latsar tiba di Kantor Cabang BPJS
Ketenagakerjaan Pangkalpinang;
6. Pukul 09.00 WIB Peserta Latsar disambut oleh Bapak Irsyan selaku Penata
Madya Umum dan Kearsipan BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Pangkalpinang;
7. Pukul 09.05 WIB Peserta Latsar mendapatkan pengarahan dari Bapak
Gunawan sebagi pembimbing Studi Lapangan CPNS Golongan II Angkatan
IV;
8. Pukul 09.10 WIB Peserta Latsar kembali mendapatkan pengarahan dari Ibu
Rindi Aprilia yang merupakan Penata Madya Bidang Pelayanan BPJS
Ketenagakerjaaan Cabang Pangkalpinang;
9. Pukul 09.20 WIB Peserta Latsar melakukan observasi dan wawancara
singkat dengan para pegawai serta melakukan identifikasi penerapan Nilai-
Nilai Dasar Peran dan Kedudukan PNS;
10. Pukul 11.00 WIB Peserta Latsar mengikuti penutupan, dan diakhiri dengan
foto bersama;
11. Pukul 13.00 WIB Peserta Latsar bertolak dari Kantor Cabang BPJS
Pangkalpinang menuju BKPSDM Kep. Bangka Belitung menggunakan Bus
Transpas milik Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Kep. Bangka
Belitung;

B. IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN


PNS DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Berdasarkan hasil studi lapangan di Kantor Cabang BPJS
Ketenagakerjaan Pangkalpinang Kep. Bangka Belitung, dapat diuraikan sebagai
berikut keterkaitan pelaksanaan tugas-tugas BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Pangkalpinang dengan Nilai-Nilai Whole of Government (WoG), Manajemen
ASN dan Pelayanan Publik.
1. WHOLE OF GOVERNMENT (WOG)

6
1. Adanya koordinasi dari Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Pangkalpinang dengan Pemerintah Daerah dan Perusahaan – perusahaan
Swasta untuk mengikut sertaan para pegawai pemerintah/swasta sebagai
peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Ini Merupakan penerapan dari nilai Koordinasi.
2. Adanya kolaborasi dari Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Pangkalpinang dengan Bank Mandiri dalam hal pengklaiman Jaminan
Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
(JKM), maupun Jaminan Pensiun (JP) peserta BPJS Ketenagakerjaan. Ini
merupakan penerapan dari nilai Kolaborasi.
3. Adanya transformasi kelembagaan seperti PT Askes (Persero), PT
Jamsostek (Persero), PT TASPEN (Persero), dan PT ASABRI (Persero)
yang dulunya bagian dari BUMN kemudian berubah menjadi Badan
Hukum Publik dan dikenal sebagai BPJS Ketenagakerjaan. Ini
merupakan penerapan dari nilai Integrasi.
4. Adanya kerjasama antara BPJS Ketenagakerjaan Cabang Pangkalpinang
dengan 9 (Sembilan) rumah sakit di Daerah Bangka Belitung dan
kerjasama dengan berbagai pemberi jasa seperti Bangka City Hotel,
Sriwijaya Airlines,Diva Karaoke, dll untuk memberikan diskon dengan
cara menunjukkan kartu BPJS Ketenagakerjaan. Ini merupakan
penerapan dari nilai kerjasama.
5. Adanya indeks kepuasaan pelayanan elektronik di BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Pangkalpinang, yang penilaian dari indeks kepuasan tersebut
dapat langsung terkoneksi dan dipantau dari pusat. Ini merupakan
penerapan dari nilai sinkronisasi.

2. MANAJEMEN ASN
1. Adanya absensi fingerprint untuk pegawai Kantor BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Pangkalpinang untuk meminimalisir ketidakhadiran pegawai dan
untuk lebih meningkatkan tingkat kedisiplinan serta etika para pegawai.
2. Adanya pengembangan pegawai dan promosi jabatan bagi para
pegawai Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Pangkalpinang, hal ini

7
diwujudkan melalui pelatihan-pelatihan setiap satu tahun sekali untuk
para pegawai pada masing-masing bidang serta jenjang karir bagi setiap
pegawai BPJS Ketenagakerjaan Cabang Pangkalpinang.
3. Sistem recruitment pegawai BPJS Ketenagakerjaan dilakukan dengan
cara online yaitu, pendaftaran online di kota-kota besar seluruh Indonesia
kemudian pelaksanaan tes dengan system CAT (Computer Assisted Tes).
4. Dalam hal kesejahteraan seperti gaji, tunjangan kinerja, serta bonus para
pegawai BPJS Ketenagakerjaan dinilai dari kinerja pegawai itu sendiri
dan penilaian dari HCI (Human Capital Information System). Sedangkan
untuk pensiun pegawai BPJS Ketenagakerjaan diatur sesuai dengan
tahun recruitment pegawai.
5. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Pangkalpinang untuk memanajemen
kinerja para pegawai selain dilakukannya pengembangan SDM melalui
pelatihan setiap tahun, juga mengadakan rapat kinerja 2 (dua) hingga 3
(tiga) kali per triwulan, hal ini dilakukan sebagai evaluasi terhadap
kinerja pegawai.
6. Pemberian reward dan punishment bagi pegawai, reward sendiri
diberikan setiap akhir tahun kepada pegawai yang telah memenuhi KPI
(Keep Performance Individu) dan punishment diberikan kepada para
pegawai yang tidak disiplin.

3. PELAYANAN PUBLIK
1. Adanya Banner yang berisi kan 5 alur pelayanan BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Pangkalpinang dan beberapa leaflet yang digunakan untuk
menunjang pemberian informasi kepada para peserta BPJS
Ketenagakerjaan. Ini merupakan penerapan dari nilai Transparansi.
2. Pemanfaatan mesin antrian pada bagian pelayanan yang digunakan
sebagai teknologi untuk mempermudah, mengatur, dan menganalisa
sistem antrian sehingga kinerja para petugas pelayanan bisa menjadi
lebih efektif dan efisien karena mesin tersebut mampu mengatur nomor
antrian sesuai dengan urutan dan fungsi layanan secara akurat dan
bersifat automatis.

8
3. Para pegawai yang menerapkan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan
Santun) dalam pelayanan terhadap masyarakat. Ini merupakan penerapan
dari nilai responsif.
4. Pada bagian Pelayanan dapat terlihat jelas bahwa setiap peserta BPJS
Ketenagakerjaan mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pandang
buluh hal ini dibuktikan dengan sikap setiap pegawai yang selalu
memberikan salam prima kepada setiap peserta yang datang, dengan
demikian mereka tidak diperlakukan secara diskriminatif.
5. Kemudahan dalam proses pendaftaran antrian online dan pengaduan
peserta BPJS Ketenagaerjaan yang dalam prosesnya tidak dipungut biaya
apapun. Ini merupakan penerapan dari nilai Mudah dan Murah.
6. Para peserta BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan perlakuan yang sama
atau adil di BPJS Ketenagakerjaan hal ini dibuktikan dengan adanya
tempat duduk untuk para peserta mengantri dan sehingga pelayanan
dapat dilakukan secara tertib.
7. Seluruh pegawai BPJS Ketenagakerjaan telah melaksanakan tugas
mereka secara akuntabel sebagaimana diwujudkan dengan pelayanan
publik mereka yang sangat baik.

9
BAB III
DESKRIPSI ACTION PLANT IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDUDUKAN
DAN PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA LEMBAGA
PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS III PANGKALPINANG

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada pelaksanaan Studi


Lapangan di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang diperoleh data dan
informasi terkait Kedudukan dan Peran ASN yaitu Whole of Government (WoG),
Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik yang dipraktekkan oleh jajaran pegawai BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Pangkalpinang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Sebagai Calon Aparatur Sipil Negara yang berkerja pada Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Unit Pelayanan Teknis Lembaga Pemasyarakatan Perempuan
Kelas III Pangkalpinang, dengan berbekal pengalaman dan hasil pelaksanaan studi
lapangan, dengan ini menyusun rencana aktualisasi Kedudukan dan Peran PNS yang
kelak dapat diterapkan pada Unit Pelayanan Pemasyarakatan Perempuan Kelas III
Pangkalpinang.

A. WHOLE OF GOVERNMENT (WOG)


Adapun nilai-nilai Whole of Government (WoG) yang dapat diterapkan di
Unit Pelaksana Teknis Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III
Pangkalpinang adalah sebagai berikut:
1. Adanya Koordinasi dari Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III
Pangkalpinang dengan instansi dan UPT lain seperti Kepolisian Kep. Babel
dan Balai Pemasyarakatan Pangkalpiang. Ini merupakan penerapan dari nilai
Koordinasi.
2. Adanya Kolaborasi dari Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III
Pangkalpinang dengan instansi-instansi lain dalam hal pelaksanaan kegiatan
pembinaan seperti berkalaborasi dengan Asosiasi Laundry sebagai bentuk
program pembinaan di Lapas. Ini merupakan penerapan dari nilai Kolaborasi.
3. Pelaksanaan asmilasi bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Perempuan
Kelas III Pangkalpinang bertujuan untuk membaurkan para warga binaan

10
dengan masyarakat agar dapat diterima kembali dimasyarakat. Ini merupakan
penerapan dari nilai Integrasi.
4. Lembaga Pemasyarakatan Perempuan melakukan kerjasama dengan berbagai
instansi seperti Kementerian Agama, Asosiasi Laundry, hingga BLKI dalam
rangka melaksanakan pembinaan untuk mewujudkan warga binaan yang
terampil dan dapat diterima kembali dimasyarakat.
5. Penggunaan SDP (Sistem Database Pemasyarakatan) untuk mendata para
wargabinaan, sehingga data antara UPT dengan kanwil dapat di
sinkronisasikan.

B. MANAJEMEN ASN
Adapun nilai-nilai Manajemen ASN yang dapat diterapkan di Unit
Pelaksana Teknis Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Pangkalpinang
adalah sebagai berikut:
1. Adanya absensi fingerprint untuk pegawai Lapas Perempuan Kelas III
Pangkalpinang untuk meminimalisir ketidakhadiran pegawai dan untuk lebih
meningkatkan tingkat kedisiplinan para pegawai.
2. Memanajemen kinerja para pegawai lapas dengan cara pembagian kerja sesuai
dengan kemampuan pegawai agar dapat melaksanakan tugas dan fungsi dengan
baik.
3. Diadakannya pelatihan-pelatihan atau diklat untuk membantu dalam
pengembangan pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan kelas III
Pangkalpinang
4. Pemberian reward pada hari Dharma Karya Dhika untuk membantu
memotivasi para pegawai di lingkungan lapas, dan pemberian punishment
yang tegas kepada setiap pegawai di jajaran lembaga pemasyarakat yang
indisipliner.

C. PELAYANAN PUBLIK
1. Adanya Banner mengenai alur pelayanan kunjungan di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Pangkalpinang. Ini merupakan penerapan
dari nilai Transparansi.

11
2. Penerapan sistem nomor antrian elektronik, dengan cara ini akan meningkatkan
efektif dan efisien pelayanan kunjungan sehingga masyarakat akan lebih tertib
dalam berkunjung.
3. Para pegawai yang menerapkan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun)
dalam pelayanan terhadap masyarakat. Ini merupakan penerapan dari nilai
Responsif.
4. Petugas Regu Jaga/Petugas P2U harus menerapkan aturan yang sama kepada
setiap pengunjung dalam hal menegakkan aturan penggeledahan dan juga
memberikan waktu kunjungan kepada setiap pegunjung yang datang yaitu 20
menit dalam setiap kunjungan, ini merupakan penerapan dari nilai Tidak
Diskriminatif.
5. Kemudahan dalam memperoleh informasi terkait hak-hak para warga binaan
yang dalam prosesnya tidak dipungut biaya apapun. Ini merupakan penerapan
dari nilai Mudah dan Murah.
6. Adanya ruang kunjungaan yang lebih memadai untuk para pengunjung Lapas
Perempuan Kelas III Pangkalpinang sehingga pelayanan kunjungan dapat
dilakukan secara adil dan tertib.
7. Pengisian jurnal harian yang teratur dan lebih optimal oleh seluruh pegawai
Lapas Perempuan yang mencerminkan akuntabel.

12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan studi lapangan ini berisi rencana kegiatan yang telah dilakukan
di unit kerja yang dapat digunakan oleh peserta latsar dalam
mengimplementasikan Nilai-Nilai Whole of Government (WoG), Manajemen
ASN, dan Pelayanan Publik. Laporan studi lapangan ini diharapkan mampu
meningkatkan kinerja dan kempuan peserta latsar dalam menjalankan tugas
dan fungsinya sesuai profesi, yakni sebagai penjaga tahanan di Unit Pelaksana
Teknis Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Pangkalpinang.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saya menyarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Aktualisasi Whole of Government (WoG), Nilai-Nilai Manajemen ASN,
dan Pelayanan Publik diharapkan dapat diterapkan oleh ASN. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan publik.
2. Kerjasama dan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder
yang selama ini berjalan dengan baik, harus tetap dipertahankan demi
peningkatan kualitas dalam bekerja.
2. Pembaca diharapkan dapat mengembangkan tulisan ini sehingga bisa lebih
bermanfaat bagi masyarakat.

13

Anda mungkin juga menyukai