Anda di halaman 1dari 4

PENGAKHIRAN KEHAMILAN

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit: Disahkan Oleh


Direktur RSU Aisena

dr. Antiono

1. Batasan Pengakhiran kehamilan untuk mengeluarkan buah kehamilan, baik janin dalam
keaddaan hidup atau mati
2. Indikasi  Abortus Tertunda (missed abortion)
 Telur kosong ( blighted ovum)
 Mola Hidatidosa
 Abortus Insipiens
 Abortus Inkomplit
 Ketuban Pecah Dini
 Kehamilan Lewat Waktu
 Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
 Kematian Janin Dalam Rahim (IUFD)
 Indikasi ibu : penyakit yang membahayakan ibu apabila kehamilan
diteruskan
A. Pengakhiran kehamilan sampai umur kehamilan 12 minggu
Persiapan :
 Keadaan umum memungkinkan yaitu HB >10% tekanan darah baik
 Pada abortus febrilis (infeksiosa), diberikan dahulu antibiotika
parenteral sebelum dilakukan kurtase tajam atau tumpul (Lihat BAB
Abortus)
 Pada abortus tertunda (missed abortion) dilakukan p-emeriksaan
laboratorium tambahan yaitu :
 Pemeriksaan trombosit
 Fibrinogen
 Wakttu pembekuan
 Waktu perdarahan
 Waktru protrombi
Tindakan
 Kuretase vacuum
 Kuretase tajam
 Dilatasi dan kuretase tajam
Pada kasus mola hidatidosa, dilakukan kuretase vacum setelah keadaan umum
memungkinkan (lihat pengelolaan penyakit trofoblas).

B. Pengakhiran kehamilan > 12minggu sampai 20 minggu


1. Misoprostol 200mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam
sesudah pemberian pertama
2. Pemasangan batang laminaria Selma 12 jam
3. Kombinasi pemasangan batang laminaria dengan misoprostol atau
pemberian tetes oksitosin 10 IU DALAM 500cc dekstrose 5% mulai
20 tetes permenit sampai maksimal 60 tetes per menit
Catatan : dilakukan kuretase bila masih terdapat sisa jaringan .
C. Pengakhiran kehamilan > 20 – 28 minggu
1. Misoprostol 100 ug intravagina, yang dapat diulangi 1kali 6jam
sesudah pemberian pertama
2. Pemasangan batang laminaria selama 12 jam
3. Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam desktrose 5% mulai 20 tetes
permenit sampai maksimal 60 tetes permenit
4. Kombinasi 1 dan 3 untuk janin hidup maupun janin mati
5. Kombinasi 2 dan 3 untuk janin mati
Catatan : dikaukan histerektomi bila upaya melahirkan pervaginam
dianggap tidak berhasil atau atas indikasi ibu, dengan sepengetahuan
konsulen
Usia kehamilan >28minggu
1. Misoprostol 50ug intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam
sesudah pemberian pertama.
2. Pemasangan metrolisa 100cc 12 jam sebelum induksi untuk
pematangan serviks tidak efektif bila dilakukan pada KPD
3. Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20
tetes permenit sampai maksimal 60 tetes untuk primi dan
multigravida, 40 tetes untuk grande multigravida sebanyak 2
labu
4. Kombinasi ketiga cara diatas.
Dilakukan SS bila upaya melahirkan pervaginan tidak berhasil atau bila
didapatkan indikasi ibu maupun janin untuk menyelesaikan persalinan.
4. Pemantauan DJJ  Dilakukan pada ibu bersalin berisiko rendah yang ditentukan saat masuk
Secara Intermiten kamar bersalin dengan admission test
 Pemantauan/ pemeriksaan harus terlatih
 Pemantauan harus dapat menginterpretasikan hasil pemantauannya sesuai
dengan panduan yang berlaku
Pada kala I :
 Pada fase laten, pemantauan DJJ secara intermitten dilakukan setiap jam
 Pemantauan dengan Doppler lebih dianjurkan daripada pemakaian
stetoskop Pinard.
 Auskultasi DJJ intermiten dilakukan minimal setiap 30 menit pada fase
aktif.
Pada kala II :
 Auskultasi DJJ dilakukan setiap 5 menit setelah kontraksi/ setelah ibu
selesai meneran
5. Pemantauan DJJ Dilakukan pada ibu hamil dengan risiko rendah
Secara Kontinyu Masalah Ibu :
 Riwayat sc sebelumnya
 Preeclampsia
 Kehamilan lewat waktu (>42 minggu)
 Ketuban pecah lama (>24jam)
 Induksi Persalinan
 Diabetes

Masalah janin :
 Pertumbuhan janin terhambat
 Kehamilan multiple prematuritas
 Oligohidramnion
 Letak sungsang
 Doppler felocimetry yang tidak normal
6. Pemantauan hasil Pembacaan hasil Pemantauan kardiotografi didasarkan pada 3 kriteria :
1. Baseline (frekuesnsi dasar denyut jantung janin
DJJ secara
2. Variabilitas (amplitude DJJ)
Elektronik 3. Ada tidaknya deselesari (penurunan DJJ pada saat adanya gerakan
janin atau kontraksi)
7. Normal Apabila ke tiga kritria masuk dalam kategori reassuring

8. Mencurigakan Apabila dua atau lebih kriteria non-reassuring atau satu atau lebih kriteria
masuk kategori abnormal
(SUSPICIOUS
Klasifikasi Pola Denyut Jantung Janin
PATOLOGIS) Denyut Variabilitas Deselerasi Akselerasi
Jantung
Dasar (dpm)
Reassuring 110-160 ≥ 5 dpm Tidak Ada Ada
Non 100-109 < 5 - ≥40 Deselerasi
Reassuring 161-180 dpm selama dini,
< 90 menit deselerasi
variable
Abnormal < 100 < 5 menit Deselerasi
> 180 Pola dpm selama variable
sinusoidal ≥ 90 menit atipik,
deselerasi
lambat,
deselerasi
memanjang
> 3 menit

*Pencatatan secara kontinyu disesuaikan dengan kondisi sarana yang tersedia

Anda mungkin juga menyukai