35.pengakhiran Kehamilan
35.pengakhiran Kehamilan
dr. Antiono
1. Batasan Pengakhiran kehamilan untuk mengeluarkan buah kehamilan, baik janin dalam
keaddaan hidup atau mati
2. Indikasi Abortus Tertunda (missed abortion)
Telur kosong ( blighted ovum)
Mola Hidatidosa
Abortus Insipiens
Abortus Inkomplit
Ketuban Pecah Dini
Kehamilan Lewat Waktu
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
Kematian Janin Dalam Rahim (IUFD)
Indikasi ibu : penyakit yang membahayakan ibu apabila kehamilan
diteruskan
A. Pengakhiran kehamilan sampai umur kehamilan 12 minggu
Persiapan :
Keadaan umum memungkinkan yaitu HB >10% tekanan darah baik
Pada abortus febrilis (infeksiosa), diberikan dahulu antibiotika
parenteral sebelum dilakukan kurtase tajam atau tumpul (Lihat BAB
Abortus)
Pada abortus tertunda (missed abortion) dilakukan p-emeriksaan
laboratorium tambahan yaitu :
Pemeriksaan trombosit
Fibrinogen
Wakttu pembekuan
Waktu perdarahan
Waktru protrombi
Tindakan
Kuretase vacuum
Kuretase tajam
Dilatasi dan kuretase tajam
Pada kasus mola hidatidosa, dilakukan kuretase vacum setelah keadaan umum
memungkinkan (lihat pengelolaan penyakit trofoblas).
Masalah janin :
Pertumbuhan janin terhambat
Kehamilan multiple prematuritas
Oligohidramnion
Letak sungsang
Doppler felocimetry yang tidak normal
6. Pemantauan hasil Pembacaan hasil Pemantauan kardiotografi didasarkan pada 3 kriteria :
1. Baseline (frekuesnsi dasar denyut jantung janin
DJJ secara
2. Variabilitas (amplitude DJJ)
Elektronik 3. Ada tidaknya deselesari (penurunan DJJ pada saat adanya gerakan
janin atau kontraksi)
7. Normal Apabila ke tiga kritria masuk dalam kategori reassuring
8. Mencurigakan Apabila dua atau lebih kriteria non-reassuring atau satu atau lebih kriteria
masuk kategori abnormal
(SUSPICIOUS
Klasifikasi Pola Denyut Jantung Janin
PATOLOGIS) Denyut Variabilitas Deselerasi Akselerasi
Jantung
Dasar (dpm)
Reassuring 110-160 ≥ 5 dpm Tidak Ada Ada
Non 100-109 < 5 - ≥40 Deselerasi
Reassuring 161-180 dpm selama dini,
< 90 menit deselerasi
variable
Abnormal < 100 < 5 menit Deselerasi
> 180 Pola dpm selama variable
sinusoidal ≥ 90 menit atipik,
deselerasi
lambat,
deselerasi
memanjang
> 3 menit